-->

Rabu, 29 Maret 2017

Desa ini Konsisten Membuat Ogoh-ogoh Berinovasi Mekanis

Desa ini Konsisten Membuat Ogoh-ogoh Berinovasi Mekanis

Balikini.Net -Sehari menjelang hari raya Nyepi, umat Hindu di Bali melaksanakan hari Pengerupukan yang jatuh pada hari Tilem atau bulan baru Sasih Kesanga dalam penanggalan kalender Saka. Saat hari Tilem Kasanga akan diadakan upacara Tawur Agung Kesanga di Pura Besakih dan di seluruh Desa Adat Pakraman di Bali. Setelah upacara selesai, maka dilaksanakan pawai ogoh-ogoh keliling wilayah Desa Adat. Ogoh-ogoh yang dibuat menyerupai raksasa besar dan menyeramkan merupakan wujud dari Bhuta Kala yang dapat menggangu kehidupan manusia. Ogoh-ogoh yang telah diarak kemudian diupacarai dan dibakar (di pralina) sebagai simbol pemusnahan segala sifat buruk Bhuta Kala agar  terciptanya kehidupan yang tentram dan baik di tahun baru Saka.

Di Banjar Penebel Kaja, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, sebuah desa Adat di lembah Gunung Batukaru, ogoh-ogoh dibuat dengan sentuhan inovasi. Berbeda dengan ogoh-ogoh pada umumnya dimana dibuat layaknya patung besar yang statis diam, di desa ini ogoh-ogoh dibuat dapat bergerak dan tampil dinamis.     Adalah Sekaa Teruna-TeruniWerdhi Stithi Bhakti yang menjadi ujung tombak pembuat ogoh-ogoh ini.

“Pada mulanya kami berkreasi dengan menambahkan unsur-unsur elektrik seperti penggunaan lampu di Ogoh-ogoh sedari tahun 1996, kemudian seiring berkembangnya talenta yang dimiliki anggota STT maka dibuatlah ogoh-ogoh yang dapat bergerak”, papar I Nengah Kesuma Jaya, sang undagi (arsitek) ogoh-ogoh di Banjar Penebel Kaja. Meskipun sudah tidak menjadi anggota Sekaa Taruna-Taruni karena sudah berkeluarga, I Nengah Kesuma Jaya tetap diberikan kepercayaan untuk meng-arsiteki pembuatan ogoh-ogoh.

Sejak dua puluh tahun berkarya bersama anggota STT dan dibantu seluruh warga Krama Banjar, tercatat berbagai kreasi telah dibuat diantaranya Ogoh-ogoh raksasa kera yang menggunakan per besi pada bagian leher sehingga dapat bergerak gemulai. Selanjutnya ogoh-ogoh naik kereta yang dapat bergerak, ogoh-ogoh Walunateng Dirah dimana ada ogoh-ogoh lain yang menari mengelilinginya dan ogoh-ogoh fragmen mecaru yang dapat berputar.

Dengan keinginan tetap berpacu dalam inovasi dan menjaga nilai tradisi, pada tahun 2016 ini STT Werdhi Sthiti Bhakti memutuskan untuk menciptakan ogoh-ogoh naik sepeda dan dihadang oleh raksasa besar. I Nengah Kesuma Jaya didampingi oleh sejumlah anak muda tim kerja utama  yaitu I Wayan Yogi (Ketua STT), Wayan Yudha Antara. Putu Kantika Padmana, Made Angga Wiguna dan Putu Yudhi Pratama. Masing-masing orang memiliki pembagian tugas tersendiri. Nengah dan Wayan Yudha dalam urusan rancang-bangun dan detail perhiasan ogoh-ogoh, Wayan Yogi membuat sistem permesinan mekanis, Putu Kantika untuk urusan konstruksi dan las, Made Angga dan Putu Yudhi dalam urusan pengrombo

Agar kuat menahan beban dan getaran, kerangka ogoh-ogoh dibuat dari besi. Sepeda yang digunakan merupakan sepeda jengki bekas dimana pada bagian roda depan dimodifikasi dan diperkuat dengan plat besi tebal. Tehnik ini digunakan untuk menjamin ogoh-ogoh tidak tumbang saat diarak dan ditarikan keliling wilayah Desa Adat.

“Pada sistem penggerak, kami menggunakan gengset 900 watt yang disambungkan dengan perangkat mesin jahit yang telah dimodifikasi, kemudian kami menggunakan regulator sebagai pengatur kecepatan gerak dari ogoh-ogoh”, terang Wayan Yogi. Karena mengangkut berbagai peralatan mesin, fondasi dasar juga diperhitungkan serius.

Saat ditarikan, ogoh-ogoh dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pun setelah berjam-jam keliling wilayah tidak terjadi kerusakan berarti yang dapat mengangu performa ogoh-ogoh tersebut ( kris adi )

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved