Bangli,Balikini.Net--. Memasuki musim pancaroba, Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai menyerang warga Kabupaten Bangli Sebanyak empat orang pengungsi asal Karangasem di posko pengungsian GOR Kubu diserang demam berdarah(DB). Satu korban terpaksa menjalani opname di RSUD Bangli .Dari empat pengungsi asal zona merah gunung agung, terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Bangli untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Dalam perawatan di Rumah Sakit, rata-rata korban awalnya mengalami panas dengan suhu tinggi.
Menurut Wadir Penunjang dan Sartas RSU Bangli I Wayan Suastika saat dikonfirmasi mengungkapkan, kedatangan4 pasien pengungsi dari posko Kubu maupun posko lain dalam kedaan kondisi mengalami panas dan demam dan pihak RSUD di IGD memberikan pertolongan. Sesuai diagnosa medis.Dari empat orang yang rata-rata balita itu yakni Kadek Ardana(5) asal Desa Subudi,Putu Krisna Satia Partama(14) Banjar Besakih Kawan,Kecamatan Rendang, mengungsi di Banjar Bebalang masuk tanggal 30 September dan pulang 5 Oktober lalu,Kadek Diah Kusuma Wardana (1,4) Banjar Kecicang,Desa Bungaya Kangin,Kecamatan Bebandem, yang sebelumnya diposko pengungsi Kayubihi,Made Suartana (3) Banjar Besakih Kawan,Kecamatan Rendang yang kini masih dirawat di Ruang Jempiring RSUD Bangli
Sementara itu,kedua orang tua Made Suartana , Ni Ketut Sari (30) saat menunggui diruang Jempiring didampingi suaminya Wayan Sri Ardana (30) menyampaikan awal dari anaknya terkena DB, saat mengungsi di GOR Kubu mengalami panas dingin,setelah dirawat di Puskesmas panasnya tidak turun, kemudian disarankan untuk melakukan cek darah,setelah itu hasilnya positif terkenan DB, namun kini sudah mulai membaik "ujarnya.
Kasi Penanggulan Penyakit Diskes Bangli I Nyoman Sudarma saat dikonfirmasi Jumat (13/10/2017) menjelaskan, penyakit demam berdarah pada musim pancaroba ini memang sangat rentan terjadi. Penderitanya juga tak hanya yang tinggal di daerah perkotaan. Namun juga berada dipedesaan berpotensi terjangkit. Dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui jika para pengungsi tersebut digigit saat mereka berada di tempat asalnya. Meski demikian pihaknya tetap akan melakukan langkah antisipasi berupa pengasapan (fogging) untuk menghindari perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk di lokasi pengungsian.Selain itu, Sudarma juga mengatakan bahwasanya pihaknya telah melakukan upaya penyuluhan bersama dengan perbekel, pihak puskesmas, serta petugas pelayanan kesehatan di masing-masing posko pengungsian, untuk selalu menjaga sanitasi di lingkungan pengungsian. Menyinggung perlunya pemberian abathe di lokasi pengungsian, Nyoman Sudarma mengatakan jika tidak perlu memberikan abathe ke lokasi pengungsian. Sebab, penampungan air di lokasi pengungsian terus digunakan oleh seluruh pengungsi. sehingga tidak terdapat air yang didiamkan,jika ada air yang tergenang harus dibersihkan"pungkasnya
Ctt " Foto Pengungsi Made Suartana Korban DB yang dirawat diruang Jempiring RSUD Bangli
Menurut Wadir Penunjang dan Sartas RSU Bangli I Wayan Suastika saat dikonfirmasi mengungkapkan, kedatangan4 pasien pengungsi dari posko Kubu maupun posko lain dalam kedaan kondisi mengalami panas dan demam dan pihak RSUD di IGD memberikan pertolongan. Sesuai diagnosa medis.Dari empat orang yang rata-rata balita itu yakni Kadek Ardana(5) asal Desa Subudi,Putu Krisna Satia Partama(14) Banjar Besakih Kawan,Kecamatan Rendang, mengungsi di Banjar Bebalang masuk tanggal 30 September dan pulang 5 Oktober lalu,Kadek Diah Kusuma Wardana (1,4) Banjar Kecicang,Desa Bungaya Kangin,Kecamatan Bebandem, yang sebelumnya diposko pengungsi Kayubihi,Made Suartana (3) Banjar Besakih Kawan,Kecamatan Rendang yang kini masih dirawat di Ruang Jempiring RSUD Bangli
Sementara itu,kedua orang tua Made Suartana , Ni Ketut Sari (30) saat menunggui diruang Jempiring didampingi suaminya Wayan Sri Ardana (30) menyampaikan awal dari anaknya terkena DB, saat mengungsi di GOR Kubu mengalami panas dingin,setelah dirawat di Puskesmas panasnya tidak turun, kemudian disarankan untuk melakukan cek darah,setelah itu hasilnya positif terkenan DB, namun kini sudah mulai membaik "ujarnya.
Kasi Penanggulan Penyakit Diskes Bangli I Nyoman Sudarma saat dikonfirmasi Jumat (13/10/2017) menjelaskan, penyakit demam berdarah pada musim pancaroba ini memang sangat rentan terjadi. Penderitanya juga tak hanya yang tinggal di daerah perkotaan. Namun juga berada dipedesaan berpotensi terjangkit. Dari penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya, diketahui jika para pengungsi tersebut digigit saat mereka berada di tempat asalnya. Meski demikian pihaknya tetap akan melakukan langkah antisipasi berupa pengasapan (fogging) untuk menghindari perkembangbiakan jentik-jentik nyamuk di lokasi pengungsian.Selain itu, Sudarma juga mengatakan bahwasanya pihaknya telah melakukan upaya penyuluhan bersama dengan perbekel, pihak puskesmas, serta petugas pelayanan kesehatan di masing-masing posko pengungsian, untuk selalu menjaga sanitasi di lingkungan pengungsian. Menyinggung perlunya pemberian abathe di lokasi pengungsian, Nyoman Sudarma mengatakan jika tidak perlu memberikan abathe ke lokasi pengungsian. Sebab, penampungan air di lokasi pengungsian terus digunakan oleh seluruh pengungsi. sehingga tidak terdapat air yang didiamkan,jika ada air yang tergenang harus dibersihkan"pungkasnya
Ctt " Foto Pengungsi Made Suartana Korban DB yang dirawat diruang Jempiring RSUD Bangli
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram