Bangli,Balikini.Net---Menjelang Perayaan Hari Raya Galungan tahun
ini tidak memberikan berkah bagi pengrajin emas dan perak di Bangli.
Terbukti sejak empat bulan lalu pemasaran kerajinan emas mengalami
penurunan hingga 40 persen. "Sejak empat bulan ini kami nyaris tidak
mendapatkan order,"ujar I Nengah Sukarta, perajin emas dan perak di Banjar
Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli Senin (23/10/2017).
Menurutnya, penyebab
turunnya animo masyarakat untuk membeli kerajinan emas dan perak akibat naiknya
harga emas di pasaran. Dimana harga emas naik mencapai Rp 580 ribu per
gram. Karena kenaikan harga emas ini, otomatis harga jual kerajinan naik.
Karenanya, banyak masyarakat yang menunda melakukan pembelian produk kerajinan
emas.Bagi yang ingin berinfestasi tentunya tetap membeli,sementara perak tidak
bisa infestasikan "Kalau sebelumnya menjelang hari raya
Galungan konsumen mengalami kenaikan. Namun perayaan tahun ini sangat
sepi,"keluhnya.
Lebih dalam
disampaikan, menjelang perayaan hari raya Galungan, konsumen lebih
dominan untuk membeli pernak-pernik upacara seperti bokor, batil dan lainnya.
Sementara untuk jenis perhiasan seperi kalung, gelang dan jenis lainnya
sangat lesu. "Kita harap kondisinya kembali membaik
sehingga perajin kami bisa bekerja seperti sebelumnya,"harapnya.
Menyinggung pemasaran
kerajinan hiasan perak, sebutnya, juga mengalami kelesuan.Karena saat ini aksesoris berbahan dasar alpaka sangat
digemari di kalangan masyarakat karena sifat dan perawatannya yang mirip sekali
dengan perak namun harga relatif lebih murah. Alpaka tidak memiliki kandungan
perak, namun warna bisa persis perak. Orang awam yang belum mengenal logam ini
pasti akan menyangka bahwa aksesoris alpaka yang dia beli berasal dari perak.
Disamping itu soal
harganya juga jauh lebih murah dari perak yang asli.Harga perak masih tetap Rp
8.500 pergram" Alpaka hanya alternatif pengganti perak sudah memiliki
sasaran pelanggan setia yang sulit berubah. Lagipula tidak semua orang
menggemari alpaka"ujarnya.
Dalam pengbuatan asesoris berbahan alpaka menggunakan cetakan jauh
lebih cepat dari pada membuat secara manual"Membuat secara manual dapat
satu, sedang dengan cetakan bisa 100 kali lipat,harganyapun juga jauh lebih
murah" ujarnya
Meski warnanya sama, sifat
alpaka yang keras membuatnya sulit “diatur” menjadi sebuah aksesoris bertekstur
halus dan sangat rapi. Lain halnya dengan perak yang ketika di desain bisa
menjadi begitu cantik dengan lekukan sempurna. Perak juga memiliki sifat yang
unik, dibandingkan dengan alpaka,karena alpaka adalah campuran antara nikel,
tembaga dan seng yang berkilau seperti perak"ungkapnya [ag/r6]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram