-->

Minggu, 22 Oktober 2017

KARTU PENGUNGSI ADALAH BENTUK PELAYANAN PRIMA PEMPROV HADAPI BENCANA GUNUNG AGUNG

 KARTU PENGUNGSI ADALAH BENTUK PELAYANAN PRIMA PEMPROV HADAPI BENCANA GUNUNG AGUNG

Denpasar ,Balikini.Net - Demi memberikan pelayanan yang prima dan optimal bagi para pengungsi Gunung Agung, Pemprov Bali telah mendistribusikan Kartu Pengungsi. Kartu yang diperuntukkan bagi sekitar 170 ribu pengungsi dari 28 desa terdampak dengan radius 12 km tersebut bertujuan untuk mengontrol para pengungsi agar lebih mudah lagi. Hal itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa ketut Lihadnyana dalam orasinya di Podium Bali Bebas  Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (22/10). Ia menambahkan untuk saat ini telah didistribusikan sekitar 150 ribu kartu, dan sisanya sedang dalam pendataan karena banyak pengungsi yang masih tinggal dengan keluarga tersebar di beberapa kabupaten/kota di Bali. Menurutnya kegunaan kartu pengungsi itu sangat banyak, yaitu untuk keperluan logistik, kesehatan hingga pendidikan bagi siswa pengungsi.

Selanjutnya ia juga menambahkan, dengan terjadinya tanggap darurat Bencana Gunung Agung, maka sebagian desa di Bali tidak bisa menggunakan dana desa dari pemerintah pusat dengan optimal. “Menghadapi hal tersebut, Pemprov Bali telah bersurat ke pemerintah pusat agar Bali mendapat pengecualian,” imbuhnya. Menurut birokrat asal Buleleng tersebut, besaran dana desa yang didapat selama ini sekitar 820 juta, alokasi dana perimbangan dari pusat yang jumlahnya krang lebih sama serta desa juga dapat 10% dari retribusi pajak kabupaten/kota. Besaran dana tersebut digelontorkan secara merata untuk 636 desa di Bali. “Karena dana desa sebagian besar untuk pembangunan desa, maka saya minta masyarakat turut aktif dalam pengawasan. Apalagi sekarang bahan material seperti pasir, koral dan batu mengalami kenaikan dampak dari bencana Gunung Agung, saya minta agar penyelenggara administrasi desa lebih cermat lagi mengeksekusi anggaran,” tandasnya.

Pembicara yang lain adalah Nyoman Artana, Kepala Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Bali. Pada pagi itu, Ia menjelaskan tentang bahaya penggunaan narkoba, karena sudah merambah ke remaja hingga anak-anak. Menurutnya, pencegahan harus dilakukan bersama, karena pemerintah selama ini telah bekerja secara optimal, namun tanpa peran aktif masyarakat terutama keluarga tentu sulit. Bahkan menuirutnya, penelitian di Kanada menyebutkan jika anak-anak yang ikut makan malam dengan keluarga di rumah potensi terjerumus dengan narkoba hanya 2%, sementara kebalikan bagi yang tidak mencapai hingga 12,8%. “Hal tersebut menunjukkan peranan keluarga sangat penting dalam pembentukan karakter anak,” jabarnya. Dia pun memberikan beberapa tips untuk menghindari anak terkena narkoba, seperti bangun ikatan emosional dengan anak, terapkan aturan yang jelas dalam rumah tangga, serta memberikan contoh kasus nyata tantang bahaya narkoba. “Jika sudah kadung terjerumus dalam narkoba, jangan ragu untuk koordinasi dengan BNN,” imbuhnya. Selain itu Ia juga menyatakan hingga saat ini BNN selalu sigap akan isu-isu pengedaran narkoba. Sperti contohnya pengedaran narkoba dalam bentuk permen yang menyasar anak kecil. Menurutnya BNN langsung menindaklanjuti melalui razia ke pasar, warung hingga pasar swalayan, namun hingga saat ini belum ditemukan. Melengkapi penjelasan Nyoman Artana, hadir pula mantanpemakai narkoba yang hingga saat ini masih menjalani rehabilitasi di BNN, Beni. Menurutnya narkoba telah menghancurkan karir hingga keluarganya, sehingga Beni mengajak generasi muda untuk menjauhi narkoba.

PB3AS pagi itu juga dimeriahkan oleh penampilan dari SMA PGRI 2 Denpasar dengan tema Narkoba No Prestasi Yes. Menurut Ketua OSIS Krisna Santosa dalam orasinya, peredaran narkoba yang semakin marak dikarenakan kurang pahamnya masyarakat terutama anak muda tentang bahaya narkoba. Ia juga mengajak anak-anak muda agar jangan menjauhi teman yang sudah kadung terkena narkoba, tapi ikut membantunya agar bisa pulih sepenuhnya. Indonesia saat ini diindikasikan sekitar 150 juta jiwa pemakai dan kira-kira 5,1 jiwa meninggal karena narkoba, jadi Ia mengajak generasi muda dari diri sendiri dulu untuk tidak tergoda oleh narkoba. Orasi Krisna Santosa juga mendapat apresiasi dari Jro Penjor. Ia kembali lagi mengingatkan generasi muda untuk terus membangun, jangan sampai bangsa ini rusak karena penerusnya menggunakan zat-zat berbahaya tersebut. hadir pula dalam kesempatan itu Lanang Sudira yang mengapresiasi langkah Pemprov Bali akan tanggap darurat bencana Gunung Agung.

Selain orasi, SMA PGRI 2 Denpasar juga menampilkan beberpa penampilan seperti paduan suara, tarian modern serta unjuk bakat. (pr/r5)





Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved