-->

Minggu, 25 Maret 2018

Badung Terus Dibobol Pasangan Mantra Kerta

Badung Terus Dibobol Pasangan Mantra Kerta

BADUNG, Balikini.Net -Mitos yang menyebutkan bahwa wilayah Badung akan dikuasai sepenuhnya oleh pasangan calon lain terpatahkan oleh kehadiran ribuan massa saat kampanye paslon cagub Bali Nomor urut dua Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra - Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) saat menggelar kampanye dialogis di Amphiteater Garuda Wisnu Kencana (GWK), Kuta, Minggu (25/3/2018). Badung Selatan bergetar oleh kehadiran ribuan massa yang memadati areal GWK. Kehadiran tokoh kharismatis yang juga sesepuh PDI Perjuangan AA Ngurah Oka Ratmadi alias Cok Rat menambah semangat massa memenangkan paslon Mantra-Kerta. Dielu-elukan ribuan massa, Cok Rat beorasi penuh semangat. Penglingsir Puri Satria itu mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin yang mengembalikan "Baliku".                               “Mari kita pilih pemimpin yang benar-benar menjaga taksu Bali. Jangan memilih pemimpin coba-coba. Jangan memilih berdasarkan uang, nanti malah ditangkap. Jangan memilih figur yang terancam ditangkap KPK,” ujarnya. 
Soal dirinya yang kukuh berjuang untuk memenangkan Mantra-Kerta, Cok Rat menegaskan,”Jangan coba-coba membeli saya... saya hanya bisa dibayar dengan kesejahteraan masyarakat.”                                                         Dalam kampanye yang dihadiri Ketua Koalisi Rakyat Bali (KRB) AA Bagus Adhi Mahendra Putra dan pimpinan partai koalisi, berbagai aspirasi dilontarkan massa. Salah satu aspirasi yang datang dari warga adalah mengenai komitmen pasangan Mantra-Kerta menolak reklamasi Teluk Benoa. 
Secara spontan Rai Mantra memberi jawaban tegas. “Sejak tahun 2013 saya telah menolak reklamasi Teluk Benoa. Berbagai kajian telah menunjukkan proyek ini tidak layak diteruskan. 
Dari awal saya sudah tegas menolak dan sudah saya sampaikan berkali-kali, tinggal bagaimana kita bergerak bersama," kata Walikota Denpasar yang sedang cuti itu.
Cawagub Ketut Sudikerta juga menegaskan hal yang sama. Menurutnya ada sejumlah dampak buruk yang timbul jika reklamasi Teluk Benoa dipaksakan. Pertama, jika reklamasi berjalan maka akan muncul akomodasi hotel baru. Dengan sendirinya akan memicu persaingan harga yang tidak sehat. “Nanti akan banting-bantingan harga, itu akan berdampak buruk bagi iklim usaha di Kuta Selatan," kata Sudikerta.                                     Kedua, menurutnya, reklamasi akan memicu berdatangannya tenaga kerja asing dalam jumlah besar. Kemudian terjadi persaingan tidak sehat dengan mssyarakat lokal.
"Nanti warga lokal malah tergusur akibat reklamasi," kata Sudikerta.                                Ketiga,  menurutnya, akan memperparah kemacetan. Dengan kondisi sekarang saja sudah macet parah. Apalagi jika adanya reklamasi. Akan semakin krodit. 
Menurut Sudikerta, jauh lebih naik jika pembangunan akomodasi baru diarahkan ke Bali Utara misalnya Buleleng. Sehingga terjadi pemerataan dan tidak terjadi penumpukan di Bali Selatan. 
"Solusinya kalau tidak teklamasi adalah kita bangun Bali Utara sehingga terjadi pemerataan. Apalagi di sana ada tanah milik pemrov yang luasnya ratusan hektar, jadi tidak perlu reklamasi," kata Sudikerta. (•/r5)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved