Derita Hidup Luh Murni di Desa Cau Blayu, Marga, Tabanan
Hidup Sebatang Keara, Tak Pernah Tersentuh Bantuan
TABANAN-Balikini.Net - Kisah hidup Luh Murni (54) asal Banjar Babakan Desa Cau Belayu, Marga, Tabanan sungguh menyayat hati. Di usia setengah abad, seharusnya ia hidup tenang di pangkuan keluarga tercinta.
Namun, Murni hidup sebatang kara di gubuk reyot yang menyeruapai kandang hewan ternak dan nyaris roboh. Sangat jauh dari kata layak huni. Himpitan ekonomi menyebabkan Murni tak bisa berbuat banyak.
Saat beristirahat di malam hari, pikirannya selalu khawatir jika 'istananya' itu roboh ditiup angin.Jika pemeritah setempat peka, mestinya Murni adalah sosok yang layak menerima bantuan bedah rumah.
Saat ditemui ketua Komunitas Iklas Berbagi I Gusti Ketut Putra , beberapa waktu lalu, Murni mengaku belum pernah menerima bantuan apa pun dari pemerintah. "Tiang ten taen nerima napi.(saya tidak pernah menerima bantuan (dari pemerintah)," kata dia bercucuran air mata.
Melihat fakta miris tersebut, Komunitas Iklas merasa iba dan memutuskan membantu Murni secara gotong royong. Komunitas Iklas berhasil mengumpulkan dana Rp 12 juta dalam waktu satu bulan. Namun dana tersebut jelas belum cukup untuk mendirikan sebuah runah layak huni.
Akhirnya atas perantara Wayan Budi Cau Belayu memperkenalkan dengan ketua Yayasan Bangkitnya Hindu (Ajik robet) dan tim. Pembangunan rumah Ni Luh Murni pun bisa dilaksanakan dengan angaran donator Rp 25 juta .[tim/wp/ar/r5]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram