-->

Senin, 03 September 2018

Bali Tourism Board Dukung “World Clean Up Day”

Bali Tourism Board  Dukung  “World Clean Up Day”

Denpasar,Balikini.Net - Masalah  sampah  tidak  hanya  milik  Negara  Indonesia  tetapi semua   negara lain di dunia.  Sampah menimbulkan kerusakan lingkungan dan berdampak  buruk pada kepariwisataan, khususnya Bali.  Masalah sampah  tidak dapat dianggap remeh jika kita mau   mewujudkan obyek wisata yang bersih. Sampah dapat membahayakan wisatawan. Sampah dapat  menimbulkan  berbagai penyakit,  polusi  udara,  polusi air termasuk air laut, dan pencemaran lingkungan lainnya, sehingga  membuat  para  wisatawan  tidak  nyaman dan enggan  untuk berkunjung ke obyek wisata yang tercemar sampah.

“World Clean Up Day” yang akan dihelat Sabtu, 15 September 2018  merupakan langkah awal  menguatkan komitmen masyarakat Bali dalam menyelamatkan Bali tercinta. "Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara Suksma Bali yakni  sebuah aksi ungkapan terima kasih dan penghargaan terhadap Ibu Pertiwi Bali, tempat bersama dianugerahkan kehidupan" ungkap Ketua Panitia Suksma Bali, Yoga Iswara, BBA, BBM, M.M, CHA.

Ketua Bali Tourism Board (BTB) yang belakangan disebut Gabungan Industri  Pariwisata Indonesia (GIPI), Ida Bagus Agung Partha Adnyana saat  menerima Panitia Suksma Bali di kantor BTB merespon positif dan mendukung kegiatan mulia ini untuk Bali. Ia menegaskan,  seluruh stakeholder dibawah GIPI akan mendukung penuh kegiatan ini. 
Pria yang akrab disapa  Gus Agung ini mengajak agar kegiatan ini bisa dilakukan serentak di seluruh Bali sehingga memberikan inspirasi bagi generasi muda, sehingga pemahaman akan pentingnya lingkungan dapat ditanamkan sejak  usia dini. Menurutnya, kedepan, Bali harus memiliki sistem olah sampah terpadu, terutama sampah plastik  karena Bali harus dikelola dengan sistem “Single Management Single Destination”.

Sekretaris GIPI,  I Gede Nurjaya menambahkan,  dewasa ini wisatawan mengharapkan dapat menikmati lingkungan hidup yang baik dan sehat di tempat mereka berkunjung. Apabila tempat obyek wisata tersebut tercemar oleh sampah, maka wisatawan akan merasa tidak nyaman dan enggan untuk berkunjung lagi. Hal inilah yang harus dijaga oleh masyarakat Bali termasuk pemerintah karena kenyamanan dan kepercayaan dari wisatawan terhadap obyek wisata adalah pondasi kuat dalam membangun pariwisata yang baik.

Di tempat terpisah, Stakeholder Pariwisata Bali seperti  PHRI, IHGMA, BHA, BVA, UHA dan UHSA telah berkoordinasi  dengan Kordinator Acara “World Clean Up Day”, I Gusti Agung Ngurah Darma Suyasa, CHA dengan menetapkan beberapa titik lokasi “World Clean Up Day” di seluruh Bali.

Menurut Darma Suyasa, target peserta di seluruh Bali  adalah 10.000 orang termasuk stakeholder parisiwata di Bali, didukung oleh LSM Lingkungan, Akademisi, birokrasi  pemerintah dan seluruh komponen masyarakat. 
Bali pada musim hujan dibanjiri sampah plastik. Selain membuat daya tarik wisata Bali menurun, berjuta ton sampah plastik tersebut dapat membahayakan kehidupan laut dan manusia. Sebanyak 80 % sampah plastik di lautan berasal dari daratan. Tempat penampungan sampah terbuka menyebabkan sampah bisa terbawa angin. Sampah dibawa oleh air sungai ke lautan. Padahal rata-rata kantong plastik digunakan hanya 25 menit. Tetapi untuk hancur dan terurai di alam dibutuhkan 500 hingga 1000 tahun. Ini adalah waktu yang sangat lama. "Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Mari kita sukseskan acara “World Clean Up Day” sebagai bentuk terima kasih kita untuk Bali" ujar Dharma Suyasa.[r4]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved