-->

Kamis, 15 November 2018

Pengelukatan Tirta Taman Pecampuan

Pengelukatan Tirta Taman Pecampuan

Pengelukatan Tirta Taman Pecampuan Pembersihan Secara Lahiriah, Batin Dan Pengobatan Segala Macam Penyakit

Bangli,Balikini.net -  Tirta Pengelukatan yang bernama Pengelukatan Tirta Taman  Campuan  dimana Taman Campuan berarti bercampurnya air yang keluar dari goa.Karena dalam goa terdapat tirta tulak wali yang diyakini bermanfaat untuk pengobatan. Karena berada dalam goa, untuk mencapainya harus masuk lewat patung mulut naga di bibir goa. Selain tirta tersebut, juga terdapat tiga tirta lainnya yakni tirta pandan yang diyakini untuk penolak bala atau marabahaya; tirta pule untuk pengobatan dan tirta bungbung untuk kelancaran ekonomi.Dalam melaksanakan penglukatan dimulai dari matur oiuning, Mesiram ring Pecampuan,Mesiram ring Gerojogan Pesiraman Dedari,Pasraman Tan Hana,Melukat ring Tirta Bolakan,Tirta Taman,Tirta Bungbung,Tirta Pandan,Tirta Tulak Wali,Tirta Utama,Nunas Tirta Wangsapada dan Muspa ring Pura Taman”Patung mulut naga baru dibuatkan belum lama ini. Kalau goanya memang sudah ada sejak lama.Demikian dijelaskan oleh Bendesa Adat Sala I Ketut Kayana didampingi Jero Mangku Suteja.

Disampaikan pula,semua itu tidak terlepas dari dasar keyakinan yang kuat,serta kepercayaan Beliau senantiasa melimpahkan anugrahnya kepada mereka yang selalu sujud dan bhakti dihadapanNya,yang didasari dengan niat yang murni dan tulus.Setiap yang melakukan Pembersihan(Melukat) ditempat tersebut, bisa memohon sesuai dengan maksud dan tujuannya sendiri.Yang dapat dimohon pada saat melakukan pengelukatan/pembersihan diri diantaranya:Pembersihan secara lahiriah,Pembersihan batin,Pengobatan segala macam penyakit, ,Memohon kemurahan rejeki,“Siapapun yang melukat dipetirtan Taman Campuhan ini ada keyakinan bisa mengarah ke hal yang lebih baik. Yang sakit, bisa sembuh,” jelasJero Mangku Suteja “Dahulu orang tua saya terkena racun, setelah dikasi air TirtaTaman Campuan kembali sehat dan racun yang ada dalam tubuh keluar melalui dubur. Oleh karena itu, petirtaan ini terbilang sangat disucikan warga.Mengingat tempat tersebut benar-benar dikeramatkan,sangat diharapkan kepada setiap pengunjung untuk hati-hati dan menjaga kesopanan,terutama dalam berpikir/berkata-kata,agar tidak terjadi sesuatu hal diluar keinginan"harapnya.Sedangkan dalam upaya manjaga dan melestarikan peninggalan leluhur dan meningkatkan kualitas speritual dalam kehidupan beragama dan berbudaya di Pura Petirtan Taman Campuhan Sala,Desa Abuan, Susut Bangl Banyu Pinaruh biasanya digunakan sebagai hari yang baik untuk melakukan pembersihan diri dengan cara melukat atau mandi di tempat pemandian yang disucikan di Bali. Kini banyak  tempat untuk melakukan kegiatan rohani lainnya seperti tempat melukat/ menyucikan diri di tempat bertuah yang diyakini memiliki kekuatan spiritual yang tak lepas karena kekuatan suci yang berasal dari Ida Sang Hyang Widi.Seperti Taman Pecampuan Sala  ribuan orang datang saat hari Banyupinaruh maupun hari suci lainnya seperti Purnama, Tilem maupun Kajeng Kliwon juga ramai pengunjungnya untuk melakukan ritual pembersihan diri.

Sementara itu Bendesa Adat Pakraman Sala Ketut Kayana mengungkapkan, masyarakat mulai banyak berkunjung melukat (melakukan pembersihan diri) ke Taman Pecampuan, Desa Pekraman Sala,Desa Abuan, Susut Bangli. Pancuran ini diyakini warga sebagai tempat melukat, menyucikan diri secara jasmani dan rohani, menghilangkan pengaruh-pengaruh buruk seperti ilmu hitam, sehingga bisa melebur leteh (kotoran).Kunjungan mencapai  ribuan orang dan mereka datang sejak pukul 05.00 Wita. Tingginya angka kunjungan ini memang tidak terlepas dari hari Banyupinaruh yang jatuh setiap enam bulan sekali. “Banyaknya pengunjung kebanyakan anak-anak muda yang dominan pada hari Bayupinaruh, Dikatakan lebih lanjut, jumlah kunjungan ditafsirkan mengalami peningkatan mencapai 25 persen. Pada Banyupinaruh sebelumnya, kunjungan mencapai sekitar  ribuan orang. Dijelaskan, di tirta Campuhan ini, pengunjung bisa melakukan semua jenis penglukatan.  “Kalau disini istimewanya pengunjung bisa melakukan semua jenis penglukatan,” terangnya.

Karena dalam goa terdapat tirta tulak wali yang diyakini bermanfaat untuk pengobatan. Karena berada dalam goa, untuk mencapainya harus masuk lewat patung mulut naga di bibir goa. Selain tirta tersebut, juga terdapat tiga tirta lainnya yakni tirta pandan yang diyakini untuk penolak bala atau marabahaya; tirta pule untuk pengobatan dan tirta bungbung untuk kelancaran ekonomi.Dalam melaksanakan penglukatan dimulai dari matur oiuning, Mesiram ring Pecampuan,Mesiram ring Gerojogan Pesiraman Dedari,Pasraman Tan Hana,Melikat ring Tirta Bolakan,Tirta Taman,Tirta Bungbung,Tirta Pandan,Tirta Tulak Wali,Tirta Utama,Nunas Tirta Wangsapada dan Muspa ring Pura Taman”Patung mulut naga baru dibuatkan belum lama ini. Kalau goanya memang sudah ada sejak lama,” jelasnya

Lebih lanjut Kayana membeberkan, di obyek wisata tirta ini terdapat sembilan pancuran. Empat buah di utara dan lima di timur. Jumlah ini sesuai pengider buana. Obyek wisata spiritual ini setiap hari banyak dikunjungi masyarakat baik dari Bangli, Gianyar, Tabanan,Klungkung. Badung, Denpasar”ujarnya.

 Pengunjung yang datang ke Tirta Pecampuan berasal dari segala usia, mulai dari balita hingga orang yang sudah lanjut usia. Membludaknya kunjungan tak membuat niat warga untuk malukat tidak surut. Dengan rasa sabar mereka menunggu giliran untuk menikmati dinginnya kucuran air.


Lestarikan Adat Dan Budaya,Desa Pakraman Sala Laksanakan Parada Ngelawang

 Guna melestarikan seni dan budaya peninggalan leluhur dan meningkatkan kualitas generasi penerus agar tetap lestari Desa Adat Pakraman Sala.Desa Abuan,Kecamatan Susut, Bangli digelar Parada Barong Ngelawang dijaba Pura Petirtaan Taman Pecampuhan Bendesa Pakraman Sala I Ketut Kayana saat ditemui disela-sela acara opera barong ngelawang menjelaskan,Pura Petirtaan Taman Pecampuhan merupakan Pura kuno peninggalan leluhur Banjar Adat Sala. Keberadaan Pura sendiri awalnya berada di bagian bawah, namun karena seringnya terkena longsor dari tebing disekitar akhirnya dilakukan pemugaran dan renopasi sehingga keberadaanya seperti saat ini. Pura Petirtaan ini dikelola oleh masyarakat Desa Adat Sala yang mana merupakan tempat pesucian para Dewa dan sekaligus merupakan tempat pemelastian bagi masyarakat Sala dan sekitarnya”jelasnya..

Lebih lanjut disampaikan, tujuan dilaksanakan parada barong ngelawang untuk melestarikan seni dan budaya, Desa Pakraman Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli Parada ngelawang ini mendapatkan sambutan yang antosias dari masyarakat setempat.Parada ngelawang yang digelar pihaknya merupakan upaya untuk lebih memperkanalkan (mempromosikan) Pura Petirtaan Taman Pecampuhan ke halayak banyak.Dengan dilaksanakan even-even budaya seperti ini tentunya yang memiliki barong-barongan diluar Banjar Adat Sala  bahkan diluar Bangli pasti akan dating berserta sanak keluarganya.  Selain itu, acara tersebut juga dipakai ajang untuk mempererat silaturahmi krama sekaha teruna-teruni sehabis Galungan, khusunya menjelang rerainan pegatwakan sebelumnya ada tradisi megobak-gobagan juga dilaksanakan ditempat ini saat Galungan“Kegiatan ini juga bermaksud untuk melestarikan adat dan budaya yang ada di Banjar Sala,”ujarnya.

Lanjut dipaparkan, untuk tahap awal karena persiapannya sangat mendadak, maka pihaknya baru bisa melaksanakan parada dengan peserta sekahan bebarongan yang ada di Banjar Sala saja.  Dimana, kali ini diikuti oleh empat sekahan baik dewasa maupun anak-anak. “Kita akan adakan evaluasi, kalau hasilnya bagus, maka parade ini akan kembali kita laksanakan enam bulan ke depan setiap Redite Paang. Kita akan mengundang peserta luar Desa Pakraman Sala untuk ikut dalam parade ini,”ungkapnya.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved