Bangli,Balikini.Net--Menjelang
datangnya hari raya suci umat Hindu yakni Galingan dan Kuningan, sebanyak 34
Kepala Keluarga (147 jiwa) pengungsi asal Banjar Besakih Kawan, Desa Besakih,
Rendang, Karangasem, berencana akan pulang kampung pada Hari Raya Galungan 10
hari mendatang. Keputusan tersebut nyatanya telah disepakati pada paruman yang
digelar seminggu yang lalu.
Hal ini diakui oleh
salah seorang tokoh adat bernama Mangku Nengah Kersa ketika dijumpai pada hari
Minggu (22/10/2017). Ungkapnya, mengenai hari raya Galungan yang jatuh pada
tanggal 1 November mendatang, telah dibicarakan dalam rapat bersama pada
seminggu yang lalu. Dalam rapat tersebut, ujar Mangku Karsa, dapat diambil
kesimpulan apabila Gunung Agung belum menunjukkan tanda-tanda erupsi hingga
Galungan mendatang, maka warga akan pulang kampung untuk melakukan
persembahyangan. “Dengan kondisi saat ini, kemungkinan persembahyangan hanya
dilakukan di rumah, Pura Dadia, serta Pura Kayangan Tiga,” sebutnya.
Mangku Karsa juga
menuturkan, dalam rapat paruman tersebut, para warga diminta untuk
mempersiapkan segala piranti upacara. Mulai dari mejejahitan, mempersiapkan
banten, sesaji, dan lain sebagainya pada hari ke tiga sebelum hari raya
Galungan. Sehingga, saat pelaksanaannya nanti, warga tinggal melakukan
persembahyangan saja di tempat-tempat tersebut. “Persembahyangan hanya
dilakukan setengah hari saja. Dan usai melakukan sembahyang, sesuai kesepakatan
harus langsung kembali ke sini (posko pengungsi GOR Kubu, Bangli).” ucapnya.
Lanjut pria yang telah
tiga minggu mengabiskan waktunya di posko pengungsian Kubu, Bangli ini, adapun
bagi warga yang tidak bisa ikut sembahyang lantaran berhalangan. Maka mereka
akan tinggal diposko untuk menjaga anak-anak. “Rencananya anak-anak akan diberi
pengertian agar mau tinggal di posko. Sebab agak beresiko pulang apabila
anak-anak juga diajak,” ujar Mangku Karsa.
Sementara saat ditanya
bilamana Gunung Agung mengalami erupsi sebelum hari raya Galungan tiba? Ucap
Mangku Kersa, karma adat sepakat akan jika perayaan Galungan dilakukan hanya di
posko pengungsian. “Harapan kami agar Gunung Agung tetap dalam situasi kondusif
saat hari raya Galungan mendatang. Disamping itu, harapan pribadi saya, agar
Gunung Agung kembali pada normal,” harapnya.
Ditempat yang sama,
senada dengan Mangku Kersa, salah seorang warga pengungsi bernama Ni Nyoman
Mandri mengaku bosan tinggal di posko pengungsian. Ini dikarenakan dirinya
tidak bisa melakukan kegiatan sehari-harinya, terlebih menjelang hari raya
Galungan awal November mendatang, besar harapannya untuk dapat merayakan di
kampung halaman. “Sampai sekarang (H-10 jelang perayaan Galungan), belum
ada menyiapkan apapun untuk keperluan Galungan. Biasanya jika dirumah sudah
mulai nyicil-nyicil nyait untuk perlengkapan upacaranya,” ujarnya(ag/r)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram