-->

Selasa, 24 Oktober 2017

Dana Pilgub Rp 229 Miliar Dinilai Gemuk, Ini Tanggapn Gubernur

Dana Pilgub Rp 229 Miliar Dinilai Gemuk, Ini Tanggapn Gubernur

Denpasar, Balikinbi.Net - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberi lampu hijau kepada DPRD Bali untuk mengoreksi dan membahas kembali anggaran Rp229 Miliar untuk Pilgub Bali, yang dinilai terlalu besar. "Terkait masih tingginya anggaran Pilgub Bali Tahun 2018, agar dibahas kembali. Di tengah kondisi keuangan nasional dan daerah, agar program/kegiatan dirancang  dengan rasional dan berupaya efisien, tanpa mengurangi makna penting dan suksesnya Pilkada," kata Pastika saat membacakan Jawaban terhadap Pandangan Umum Fraksi Atas  Ranperda tentang APBD Tahun Anggaran 2018, pada Rapat Paripurna DPRD Bali, Selasa (24/10).

Untuk diketahui, anggaran Pilgub Bali yang terlalu gemuk ini sebelumnya mendapat sorotan tajam dari fraksi Panca Bayu DPRD Bali, yang disampaikan dalam rapat paripurna pada 12 Oktober lalu. Bahkan, anggota fraksi Panca Bayu Nyoman Tirtawan melakukan interupsi saat rapat paripurna tersebut. Ia mempersoalkan anggaran Pilgub Bali yang terlalu besar, jika dibandingkan dengan anggaran Pilgub Jawa Barat.

Dikonfirmasi lebih lanjut usai rapat Paripurna, Pastika  mengaku sudah membaca secara detail anggaran Pilgub Bali tersebut. Menurut dia, memang ada beberapa anggaran yang sifatnya berlebihan. “Misalnya ada anggaran konsultasi ke Jakarta yang begitu banyak. Bahkan sampai bolak – balik ke Jakarta, miliaran jumlah anggaranya,” kata Pastika. Ia juga menyoroti anggaran sosialisasi yang mencapai Rp 14 miliar. Demikian juga anggaran Pokja yang jumlahnya sangat tinggi, sampai puluhan miliar. “Yang kayak gini masih bisa dipangkas lebih rasioanl,” tegasnya. Ia menambahkan, kendati anggaran Pilgub Bali sudah ada Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NHPD), itu bukan berarti anggaran itu tak bisa dikoreksi kembali.

Dikonfirmasi terpisah,  Nyoman Tirtawan mengaku, memang banyak pos anggaran Pilgub Bali yang junlahnya janggal, karena terlalu besar dan tidak efisien. Ia mengaku mendapatkan kabar bahwa Pokja menggelar rapat di hotel Harris Kuta dan dan menginap di sana. Menurut dia, penggunaan hotel untuk rapat Pokja itu memboroskan anggaran. “Masak acara di Bali harus menginap di hotel. Kenapa tidak minjam tempat di DPRD Bali atau di ruang pertemuan KPUD. Ini yang bisa membuat memang sengaja anggaran besar untuk bisa dihambur – hamburkan,” sodok Tirtawan.

Anggota Komisi I DPRD Bali ini menjelaskan,  KPU Jawa Barat begitu hebatnya mengelola anggaran. Dana Pilgub yang dianggarkan multi years, didepositokan. Kemudian bunganya bisa untuk menopang anggaran Pilgub. “Bahkan Bank juga membantu sponsor alat peraga sosialisasi, ujarnya. Ia menambahkan, Pilgub Jawa Barat dengan wilayah yang luas dan jumlah pemilih 32 juta jiwa, anggarannya sebesar Rp1,2 Triliun. Jumlah pemilih Pilgub Bali yang hanya sekitar 3,2 juta pemilih (10 persen dari pemilih Jawa Barat) seharusnya anggaran Pilgub Bali hanya 10 persen dari anggaran Pilgub Jawa Barat, sebesar Rp120 Miliar.

Politisi Partai NasDem asal Buleleng ini juga membandingkan dengan anggaran Pilgunmb Jawa Timur.."Pemilihnya 30 juta, anggarannya malah Rp 800 miliar. Jadi sangat aneh jika anggaran Pilgub Bali begitu besarnya,” tegas Tirtawan. Ia menambahkan, dirinya mendapat informasi bahwa jumlah pemilih di Bali menurun. Saat ini diprediksi hanya 2,9 juta. "Dengan jumlah pemilih seperti itu,anggaran Pilgub Bali sebenarnya sudah cukup dengan dengan Rp90 miliar," pungkas Tirtawan.[am/r6]


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved