-->

Kamis, 19 Oktober 2017

Faktor Koalisi Pengsruhi Keputusan PDIP Putuskan Cagub Bali,

Faktor Koalisi Pengsruhi Keputusan PDIP Putuskan Cagub Bali,


[Foto: Dr. Luh Riniti Rahayu]
Denpasar, Balikini.Net - DPP PDIP belum juga menerbitkan rekomendasi pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Bali. Padahal, DPP PDIP sudah menerbitkan rekomendasi pasangan calon yang diusungnya untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) di sejumlah daerah di Tanah Air, seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Saat mengusulkan nama-nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur Bali ke DPP PDiP pada Juli lalu, Ketua DPD PDIP Provinsi Bali I Wayan Koster sangat mengharapkan agar rekomendasi DPP bisa secepatnya turun, agar konsolidasi pemenangan bisa dimulai lebih awal. Koster ketika itu menyampaikan harapannya agar rekomendasi itu terbit sebelum 17 Agustus lalu.

DPD PDIP Provinsi Bali pada Juli lalu sudah mengusulkan ke DPP PDIP nama-nama bakal calon gubernur dan wakil gubernur Bali, hasil penjaringan Tim Nawa Sanga. Mereka yang diusulkan sebagai bakal calon gubernur adalah I Wayan Koster (Ketua DPD PDIP Provinsi Bali/anggota DPR RI), Ni Putu Eka Wiryastuti (kader/Bupati Tabanan) dan Ida Bagus Rai Dharmawijaya (nonkader/Walikota Denpasar).

Bakal Calon Wakil Gubernur juga sebanyak tiga orang, yakni Tjokorda Oka Ardhana Sukawati alias Cok Ace (nonkader/mantan bupati Gianyar),
I Putu Agus Suradnyana (Ketua DPC PDIP Buleleng/bupati Buleleng) dan I Gusti Agung Rai Wirajaya (kader/anggota DPR RI). Bakal calon gubernur dan wakil gubernur ini juga sudah mrngikuti fit and proper test di DPP PDIP.

Lantas, mengapa DPP PDIP tak kunjung menerbitkan rekomendasi paslon yang diusungnya pada Pigub Bali 2018 mendatang? Pengamat politik dari LSM Bali Sruti Dr. Luh Riniti Rahayu menegaskan, keputusan menerbitkan rekomendasi paslon yang diusung dalam Pilkada termasuk Pilgub Bali, sepenuhnya ada di tangan ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

 Menurut dia, jika rekomendasi paslon untuk Pilgub Bali itu belum turun, itu artinya Megawati masih memproses berbagai pertimbangannya. "Rekomendasi belum turun, berarti bu Mega dan tim pendukungnya masih proses pertimbangan-pertimbangannya," kata Riniti di Denpasar, Rabu (18/10).

Dosen Fisipol Universitas Ngurah Rai Denpasar ini menjelaskan sejumlah pertimbangan yang mendasari Megawati tak kunjung menerbitkan rekomendasi paslon untuk Pilgub Bali. Menurut dia, Meskipun PDIP bisa mengusung paslon sendiri dalam Pilgub Bali, namun untuk memastikan kemenangan, PDIP tetap mencari koalisi.

 "Nah, ini membutuhkan proses komunikasi dengan ketua-ketua partai di DPP. Koalisinya tentu juga menyangkut pasangan calon yang diusung di pilkada kabupaten/kota. Karena bila koalisinya berbeda antara provinsi dan kabupaten, hal ini akan membuat runyam dan gaduh. Dan proses komunikasi ini untuk Bali belum selesai," jelas Riniti.

Pertimbangan lainnya, lanjut mantan anggota KPUD Provinsi Bali ini, bahwa meskipun Bali kecil dibandingkan Pilkada Jatim, namun Bali memiliki kedudukan strategis bagi PDIP. Riniti meyakini, Megawati tak ingin Bali, yang menjadi salah satu daerah basis PDIP, kembali menelan kekalahan beruntun pada Pilgub 2018. Pada Pilgub Bali 2013, paslon yang diusung PDIP kalah tipis. Karena itu, paslon yang akan diusung dipertimbangkan dengan matang dan memiliki peluang besar untuk memenangkan tarung Pilgun Bali tersebut. "Bali sudah identik dengan basis PDIP. Nah, PDIP tentu tidak mau kalah dua kali di Bali. Karena itu, PDIP benar-benar hati-hari menurunkan rekomendasinya," pungkas Riniti.***

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved