-->

Rabu, 29 November 2017

Mengurai Benang Kusut Kemiskinan Mahasiswa Punya Peran Vital

Mengurai Benang Kusut Kemiskinan Mahasiswa Punya Peran Vital

Denpasar , Balikini.Net - Motivator kewirausahaan Nyoman Suartha menilai, mahasiswa mempunyai peran vital dalam mengurai ‘benang kusut’ kemiskinan di Indonesia. Salah satu caranya, seluruh mahasiswa wajib memiliki usaha sendiri, meski dalam skala kecil. 

Untuk mewadahi usaha mahasiswa, ia berharap seluruh perguruan tinggi membangun inkubator bisnis, yang bertujuan menelurkan bibit-bibit pengusaha mandiri dari kampus. “Inkubator itu kan alat penetas. Jadi kita rangkul mahasiswa pengusaha, dari permodalah, promosi dan pelatihan,” kata Suartha di Denpasar, Rabu (29/11) kemarin.

Sebagai impelemtasi idenya itu, Suartha yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Ngurah Rai (UNR) ini mengaku mewajibkan seluruh mahasiswanya membangun usaha, kemudian megumpulkan kartu nama usaha sebagai bukti. “Ini saya wajibkan. Saya nggak suka dengan hal-hal yang biasa,” kata dia.

Menurutnya, jika 50 persen saja dari total mahasiswa aktif (student body) di sebuah perguruan tinggi mau menciptakan usaha, kemudian aktif di inkubator bisnis, maka bisa dibayangkan benang kusut kemiskinan itu akan otomatis terurai secara luas. “Kalau mau kaya raya, ya harus jadi pengusaha,” terang suami dari akademisi Undud Prof. Suprapti ini. 

Ia juga mendorong mahasiswa agar selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi di dalam usaha yang digeluti. Sebab, kata dia, jika mengikuti apa yang sudah ada, maka usaha itu tidak akan berjalan. “Misalnya anda memulai usaha bakso, tapi bentuknya bulat, itu pasti nggak laku karena sudah biasa. Buatlah bentuk lain yang menarik,” imbaunya.

Selain memberikan mata pelajaran kewirausahaan di dalam kelas, ia juga mewajibkan peserta didiknya melakukan kunjungan industri ke sejumlah perusahaan-perusaahan berskala besar, serta sesekali waktu mengajak berekreasi dengan tujuan menumbukan mental pengusaha. 

Lebih lanjut, Suarta menjelaskan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) atau usaha mikro merupakan usaha yang paling tahan banting, karena tidak terdampak krisis nasional maupun global. Sekalipun suatu UKM mengalami gulung tikar, pemiliknya tidak akan mengalami depresi. Berbeda dengan usaha besar yang sekali jatuh, membuat pemiliknya stress. “Contohnya jualan pisang goreng. Sekarang goreng, sekarang dapat duit. Ini kan bagus banget,” pungkasnya.[bud/r7]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved