-->

Minggu, 07 Januari 2018

Pengrajin Dulang Di Bangli Sepi Pembeli

Pengrajin Dulang  Di Bangli Sepi Pembeli

Bangli,Balikini.Net--Lesunya perekonomian melanda dunia usaha sangat berpengaruh terhadap kerajinan di Bangli khususnya kerajinan dulang di Dusun Tegalasah, Desa Tembuku, Bangli yang merupakan sentra dari tahun 1986, kini satu demi satu menutup usahanya alias gulung tikar. Hal itu disebabkan lesunya pemasaran mapun daya beli masyarakat, menyusul harganya yang anjlok akibat adanya persaingan  harga antara pengusaha maupun pengerajin.Disamping itu yang berbahan dasar seperti kayu albesia juga sulit dan mahal harganya.

Seperti Pengerajin dulang di Dusun Tegalasah, Sang Byang Areni (65), Minggu (07/01/2018) kemarin mengatakan ,menumpuknya barang hasil produksi bahkan sampai rusak terutama dari bahan kayu albesia, diapun  menambahkan kalau kini usaha itu tengah mengalami masa pahit, yakni pemasarannya sangat lesu tidak seperti masa lalu.Produksi dulang ,bokor maupun sokasi sampai keluar Bali terutama didaerah tranmigrasi ,namun bekalangan ini agak jarang"jelasnya.

Lebih lanjut Areni mengungkapkan,kini akibat minimnya permintaan dulang serta produk lainnya yang merupakan modifikasi dengan membuat model terbaru. Seperti dicontohkan membuat baju kita harus menuruti mode dengan membuat disain terbaru, kalau tidak akan ditinggal pembeli"ujarnya.

Barang-barang yang dibuat dari kayu hanya pelangkiran (tempat menghaturkan sesajen kecil) itu yang agak laku,kalau dulang dari kayu masih banyak yang numpuk"ungkapnya.

Dikatakan pula usahanya kini beralih dari dulang kayu ke fiber . Pasalnya bahan gampang didapat dan peminatpun ada walaupun sedikit yang penting bisa untuk menyambung hidup dan membayar ongkos pekerja.

Ditanya jumlah  pekerja,Areni mengatakan hanya empat orang,kalau dulu sampai 30 orang pekerja.Disamping lesunya permintaan hasil kerajinan dulang  Areni mengaku persaingan harga oleh munculnya pengrajin yang dulunya mengjadi pekerja "Sekarang  sudah banyak pengrajin dulang bermunculan yang dulunya menjadi buruh, kini membuat usaha sendiri"katanya.

Dia juga mengatakan walaupun ada pengrajin yang bermunculan tetapi ada pengrajin lainnya sekitar (5-7 pengrajin) malah sudah menutup usahanya. “Kami juga tak tahu sampai kapan harus bertahan, kalau sudah merugi terpaksa kami harus tutup”, ujarnya

Ditambahkan pula ,dulang yang dibuat sekarang ada dari kayu dan dari fiber. Kalau sebelumnya yang dibuat dari fiber lebih laku, tetapi belakangan ini (sejak 3 tahun lau) minat beli menurun. Dia mengatakan dengan harga yang relative murah, juga tak kunjung kedatangan konsumen. Diakui dalam bisnis ini sudah ada saling banting harga. Hingga harga sangat jatuh. Tetapi sekarang dengan harga yang sangat rendah juga tak ada pembeli yang datang.”Sudah banting harga juga tak ada pembeli”, jelasnya.[AG/r6]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved