-->

Kamis, 08 Februari 2018

Belajar 12 Tahun Gratis, Harga Mati Program Koster Jika Terpilih

Belajar 12 Tahun Gratis, Harga Mati Program Koster Jika Terpilih

Gianyar ,Balikini.Net - Calon Gubernur Bali yang diusung PDIP, I Wayan Koster memiliki program menggratiskan wajib belajar 12 tahun bagi pelajar di Bali. Bersama Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace), Koster menjamin sekolah tanpa biaya itu bisa terealisasi jika terpilih sebagai Gubernur Bali kelak.


Di hadapan Sulinggih, akademisi dan sejumlah tokoh masyarakat itu ia mengaku sudah menghitung dengan rinci kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk memuluskan programnya kelak. 


"Wajib belajar 12 tahun gratis nanti anggaran harus disiapkan. Anggarannya ada, saya sudah hitung itu dengan detail. Per siswa membutuhkan Rp7,2 juta. Dengan jumlah pelajar kita se-Bali berarti membutuhkan anggaran Rp1 triliun. Saya sudah hitung dan itu bisa (direalisasikan)," ucap Koster di Wantilan Pura Samuan Tiga Gianyar, Kamis 8 Februari 2018.


Salam Satu Jalur yang selama ini sering disebutnya dan terpasang di baliho-baliho bukan sekadar jargon belaka. Hal itu bermakna satu kesatuan tekad dan kesamaan cara pandang dalam mengentaskan persoalan Bali ke depan. Selain sinergi komprehensif antar-kabupaten/kota se-Bali, salam satu jalur juga bermakna one iland management. "Kalau saya bilang bisa, itu nyata. Ada hitung-hitungannya dan itu akan kita realisasikan. Tolong catat ini dan tagih nanti jika saya terpilih," ujarnya.


Ia memaparkan kondisi pendidikan di Bali. Saat ini, APK untuk pendidikan tingkat dasar (SD) mencapai 105,0 persen. Sementara APK untuk pendidikan tingkat menengah (SLTP) mencapai angka 96,82 persen. Sedangkan APK utuk tingkat pendidikan atas (SLTA) mencapai 86,61 persen dan APK untuk pendidikan tinggi mencapai angka 21,61 persen.


Selain pendidikan, Koster juga memfokuskan salah satunya kepada pengentasan kemiskinan di Pulau Dewata. "Pengangguran kita buatkan program khsusus untuk menanggulangi hal itu," papar dia. Saat ini, kondisi kesejahteraan di Bali cukup baik dan ia berkomitmen untuk meningkatkannya. Jumlah penduduk miskin di Bali cukup rendah sebanyak 218,022 (5,25 persen) pada tahun 2015.


Sementara tingkat pengangguran di tahun sama berada di angka 1,99 persen. "Itu cukup rendah. Nanti tak boleh lagi ada manusia Bali yang menganggur. Semua warga Bali harus bekerja atau berusaha agar kesejahteraan mereka terjamin," harap dia.


"IPM kita juga cukup tinggi mencapai 73,27 persen pada tahun 2015. Kita akan tingkatkan terus ke depan. Dengan program wajib belajar gratis 12 tahun saya percaya IPM Bali akan semakin meningkat. Mari bersama-sama dukung program ini," ajak dia. 
[19:53, 2/8/2018] Alit Kumara: Koster: Pariwisata Tak Boleh Gerus Budaya Bali


Calon Gubernur Bali yang diusung PDIP, I Wayan Koster menegaskan pariwisata tak boleh menggerus budaya Bali. Jika budaya Bali tergerus, Koster yang berpasangan dengan Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati (Cok Ace) itu percaya Bali akan porak poranda. Sebab, kata Koster, budaya merupakan akar dari pariwisata itu sendiri. Untuk itu, budaya dan pariwisata tak bolrh saling menegasikan.


Jika terpilih menjadi Gubernur Bali Koster akan mengatur secara khusus mengenai proteksi budaya Bali. Pada saat sama, harus pula diatur dan dirumuskan program nyata bagaimana pariwisata berkontribusi terhadap keseltarian budaya Bali yang adi luhung.


"Nantinya harus dituangkan dalam legislasi dan program yang diarahkan ke sana (proteksi dan kontribusi pariwisata terhadap budaya Bali)," kata Koster di hadapan Sulinggih, akademisi dan sejumlah tokoh masyarakat di Wantilan Pura Samuan Tiga Gianyar, Kamis 8 Februari 2018.


Jika budaya rusak akibat pariwisata, Koster menilai tak ada bedanya Bali dengan daerah lain seperti Sumatera, Jakarta dan daerah lainnya. Bahkan yang lebih mengerikan, Koster menyebut jika budaya Bali rusak akibat pariwisata maka Bali akan kehilangan pendapatan yang cukup besar yang selama ini dihasilkan oleh Kabupaten Badung senilai Rp6 triliun setahun. 


"Kalau tidak mau itu terjadi, ini harus dipotret betul agar Bali bisa hidup ke depan. Pariwisata tidak boleh mengobrak-abrik hal itu (budaya). Pariwisata itu basisnya budaya Bali. Kita harus atur dengan baik agar pariwisata menghidupi kebudayaan Bali sebagai basisnya," tegas Koster.


Ia mengakui selama ini pertumbuhan ekonomi di Bali cukup tinggi. Hal itu tak lain ditopang oleh industri pariwisata yang cukup tinggi. "Pertumbuhan ekonomi Bali 77,52 persen disumbang pariwisata dalam arti luas. Itu bagus, tapi juga menimbulkan ancaman kalau pariwisata rontok, maka rontok semua. Kita tidak mau hal itu terjadi. Maka semua harus diatur dengan baik ke depan," papar dia.


Ia memaparkan kondisi perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali cukup tinggi di atas 6 persen melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. "PDRB mencapai Rp177,2 triliun pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi cukup merata degan Indeks Gini Rasio cukup rendah yakni 0,340 pada tahun 2015," ulas Koster. 


Di sisi lain, anka inflasi Bali selalu rendah. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh sektor tersier, terutama industri pariwisata yang mencapai 77,52 persen pada tahun 2015 dan terus meningkat. Untuk sektor sekunder 6,83 persen, sektor primer sebesar 15,65 persen dan terus mengalami penurunan. [tim/r5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved