-->

Sabtu, 24 Maret 2018

Dedeh Erawati Raih 4 Medali Emas Kejuaraan Dunia Masters

 Dedeh Erawati Raih 4 Medali Emas Kejuaraan Dunia Masters

Atlet lari gawang Indonesia, Dedeh Erawati saat bertanding di Amerika Serikat 

Atlet lari gawang Indonesia, Dedeh Erawati, pemegang rekor lari gawang nasional dan lari estafet 4x100 meter, kembali mencatat prestasi dengan memborong empat medali emas di kejuaraan atletik dunia yang diselenggarakan di Kanada dan Amerika Serikat. Selamat untuk Dedeh!
Indonesia kembali menoreh prestasi di ajang olahraga internasional, berkat keberhasilan atlet lari Dedeh Erawati yang berhasil meraih dua medali emas di kejuaraan USATF Masters Indoor Track and Field Championship 2018, yang diselenggarakan di negara bagian Maryland, Amerika Serikat, tepatnya tanggal 16-18 Maret lalu.
Atlet Dedeh Erawati (tengah) bersama pelatih Fahmy Fachrezzy (kiri) dan team manager Satrio Guardian (kanan) (Dok: Satrio Guardian)
Atlet Dedeh Erawati (tengah) bersama pelatih Fahmy Fachrezzy (kiri) dan team manager Satrio Guardian (kanan) (Dok: Satrio Guardian)
Ditemani oleh sang pelatih, Fahmy Fachrezzy dan team manager, Satrio Guardian, Dedeh menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia yang mengikuti kejuaraan atletik dunia di kategori Masters untuk usia di atas 30 tahun.
“Ini hadiah buat kita semua, pokoknya support­-nya, doanya, bendera merah putih bisa berkibar di sini,” papar Dedeh Erawati saat dihubungi oleh VOA baru-baru ini.
Di kejuaraan yang diikuti sekitar 16 negara ini, Dedeh berhasil mencapai garis finish di kategori 60 meter lari pendek puteri dengan kecepatan 7.97 detik dan 60 meter lari gawang puteri dengan kecepatan 9.08 detik. Sambutan yang ia dapatkan di ajang tersebut sangat luar biasa dan menambah semangatnya saat bertanding.
“Luar biasa ya sambutan di (Amerika). Mereka juga sempat bingung melihat kita terbang segini jauh hanya untuk ikut kejuaraan,” ujar perempuan kelahiran tahun 1979 ini dengan penuh semangat.
VOA Executive Lounge: Atlet Dedeh Erawati Tanding di AS ( 2)
No media source currently available
0:009:570:00
 Unduh 
Sebelum bertolak ke Amerika, Dedeh juga mengikuti kejuaraan Canadian Masters Athletics Indoor Track & Field Championships di Toronto, Kanada, tanggal 10-11 Maret, dimana ia juga berhasil membawa pulang dua medali emas untuk Indonesia di pertandingan 60 meter dan 60 meter gawang.
“Jadi pulang ke Indonesia bawa empat medali emas,” ujar pemegang rekor lari gawang nasional Indonesia, yang juga adalah pemegang rekor lari estafet 4x100 meter ini.
Di perjalanan kali ini, Dedeh sempat tertahan selama dua hari di Hongkong, karena ada badai salju yang melanda kota New York. Tantangannya tidak berhenti disitu saja, karena saat mendarat di Kanada, Dedeh langsung disambut dengan cuaca yang sangat dingin.
“Untuk pertama kalinya saya bertanding di cuaca yang dingin banget. Dan perbedaan waktu juga ya,” kenang atlet yang sudah pernah mengikuti 10 kali SEA Games dan dua kali ASIAN Games ini.
Perbedaan waktu bahkan sempat membuat Dedeh mengalami jetlag.
“Jadi beberapa hari pertama memang sempet jetlag dan ya itu, lapar tengah malam, bangun jam 2 makan terus lanjut tidur lagi,” kenang Dedeh sambil tertawa.
Atlet Dedeh Erawati raih empat medali emas di kejuaraan atletik dunia Kanada dan Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Atlet Dedeh Erawati raih empat medali emas di kejuaraan atletik dunia Kanada dan Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Hal ini tidak menurunkan semangat dan kegigihan Dedeh untuk bertanding. Ia tetap menjaga kondisinya agar tetap prima.
“Tidur sepanjang jalan, makan bagus, jangan sampai dehidrasi. Alhamdulillah semuanya lancar dan bisa meraih prestasi sesuai dengan yang ditargetkan pelatih saya,” papar perempuan kelahiran Sumedang, Jawa Barat ini.
Pola makan Dedeh di luar negeri pun tidak terganggu, mengingat sebagai pelari, ia membutuhkan nutrisi yang baik dan asupan karbohidrat yang tinggi.
“Sebenarnya kalo ‘carbo loading’ itu memang dari awal harus, dari beberapa bulan yang lalu nutrisi harus tetap terjaga, Nah, untuk mendekati pertandingan ini, yang paling kita butuhkan kan karbohidrat. Karbohidrat yang tinggi selain nasi masih ada roti dan lain-lain juga bisa kita konsumsi,” kata Dedeh.
Di sela-sela kesibukannya sebagai pegawai di Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA DKI Jakarta) dan juga sebagai mahasiswi program doctoral di Universitas Negeri Jakarta, Dedeh tetap harus meluangkan waktu untuk latihan sebagai persiapan untuk bertanding di luar negeri.
Setiap minggunya, ia melakukan latihan sebanyak sembilan sesi, dengan setiap sesi sekitar dua hingga tiga jam.
“Jadi persiapannya harus benar-benar matang, karena dalam setahun ini ada beberapa lagi pertandingan dan puncaknya nanti ada kejuaraan dunia di Spanyol bulan September. Jadi latihannya enggak pernah berhenti,” ujar Dedeh dengan gigih.
Dedeh Erawati raih empat medali emas di kejuaraan dunia Kanada dan Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Dedeh Erawati raih empat medali emas di kejuaraan dunia Kanada dan Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Dedeh mengaku keberangkatannya ke dua pertandingan di luar negeri kali ini merupakan biaya sendiri.
“Jadi kebetulan dari beberapa kali keberangkatan, kita masih biaya sendiri. Sebelum berangkat cari sponsor ke sana, ke sini, tapi ya belum dapat. Tapi kita tetap harus berangkat ke (Kanada dan Amerika),” cerita Dedeh.
Dedeh berharap, perjuangan dari para atlet Indonesia seperti dirinya bisa mendapat dukungan dari pemerintah untuk mengikuti kejuaraan di tingkat dunia. Menurutnya kejuaraan Masters seperti ini sangat berkualitas, bahkan juga diikuti oleh atlet-atlet olimpiade yang bertanding bukan hanya untuk rekreasi, tetapi untuk mengejar prestasi.
“Beberapa kejuaraan dunia sebelumnya juga medali emasnya dipegang sama saya. Jadi secara enggak langsung itu mengangkat nama Indonesia, bukan hanya di tingkat asia, tetapi justru di tingkat dunia,” jelasnya.
Sekembalinya dari Amerika, Dedeh berencana untuk melanjutkan latihan dan juga menyelesaikan desertasi untuk program doktoralnya, dan tentunya kembali masuk kerja.
Hobi Olahraga Lari Sejak Kecil
Semangat Dedeh untuk menekuni olahraga lari ternyata memang sudah tumbuh sejak kecil dan mulai latihan secara serius sejak tahun 1992 hingga sekarang.
“Nah, itu dia. Jadi waktu kecil itu kerjaan saya berantem sama adik, terus kejar-kejaran,” kata Dedeh sambil bercanda.
“Lanjut deh, dikenalkan oleh guru olahraga saya dulu di SMP di Sumedang, kemudian lanjut di Bandung, lanjut di Jakarta dan sampai sekarang lanjut terus,” tambahnya.
Atlet lari gawang Indonesia, Dedeh Erawati saat bertanding di Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Atlet lari gawang Indonesia, Dedeh Erawati saat bertanding di Amerika Serikat (Dok: Satrio Guardian)
Melihat maraknya olahraga lari di Indonesia saat ini, Dedeh turut menyemangatinya. Menurutnya, olahraga lari dan juga perlombaan maraton di luar negeri sudah biasa diikuti. Dedeh berpesan untuk tidak melupakan tujuan awal dari olahraga yang dilakukan.
“Yang pertama itu kita lari untuk sehat, jadi olahraga untuk sehat, untuk senang untuk bahagia gitu. Nah, setelah itu kalau misalkan kita punya target, berarti kan kita harus latihan yang continue paling enggak bisa tiga sampai empat kali per minggu. Jadi kalau misalkan latihannya continue, terus pola makan, istirahat dan lain-lainnya teratur, ditambah program yang sesuai, Insha Allah itu goal-nya pasti tercapai,” ujarnya menutup wawancara dengan [sub/ VOA].

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved