-->

Rabu, 28 Maret 2018

'' Hari Keluarga Bumi '' Sedunia Ditetapkan Di Karangasem

'' Hari Keluarga Bumi '' Sedunia Ditetapkan Di Karangasem

Karangasem,Balikini.Net  - Guna mewujudkan keserasian dan keselarasan yang harmoni bagi semua mahluk yang hidup di Planet Bumi, Presiden The World Peace Committee terpanggil menetapkan adanya ”Hari Keluarga Bumi" . Kabupaten Karangasem pun akhirnya terpilih menjadi lokasi penetapan Hari Keluarga Bumi dengan ditandai penadatanganan prasasti oleh Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani dan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, di Objek Wisata Putung,Karangasem,Bali, Selasa (27/3/2018) 


Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Sekda Kabupaten Karangasem I Gede Adnya Mulyadi,  Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Karangasem, Tokoh I Gusti Made Tusan,  Dandim 1623,Ketua Pengadilan Kab. Karangasem, Jajaran Pengurus Komite Perdamaian Dunia, Para Staf Ahli Bupati, Asisten, Kepala OPD, Kepala Bagian di Lingkungan Pemda Karangasem, Para Camat dan Perbekel se-Kab. Karangasem, Pimpinsn BuMN/BUMD se- Kab. Karangasem, Ketua PHRI Provinsi dan Kabupaten, Ketua ASITA Provinsi dan Kabupaten, pelaku pariwisata, Bendesa Adat se-Kabupaten Karangasem serta masyarakat sekitar. 


Acara bertaraf Internasional ini diawali dengan pengalungan bunga dari Bupati kepada Presiden Perdamaian Dunia dan rombongan lainnya. Acara dibuka dengan meriah melalui sajian kreatifitas tarian dari Gus Teja perwakilan dari Presiden INLA. Lalu dilaksanakan pula  penyerahan piagam penghargaan dari Presiden Perdamaian Dunia kepada Bupati Karangasem sebelum penandatangan Prastasti. Selanjutnya, dibagian akhir pengenaan slayer dan pin The World Peace Commite dari Presiden Perdamaian Mr. Djuyoto kepada Bupati Mas Sumatri, Wakil Bupati Artha Dipa,  Sekda dan prebekel Duda Timur I Gede Pawana.



Bupati Mas Sumatri dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof. Dr. Djuyoto Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia)  beserta istri Jully Tjindrawan,  untuk menetapkan Hari Keluarga Bumi di Kabupaten Karangasem. 


Bupati Mas Sumatri berharap, melalui kegiatan ini, Kabupaten Karangasem nantinya dapat semakin berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia. Sebelumnya juga telah dilaksanakan penetapan Bali sebagai Pulau Perdamaian pada tanggal 27 Desember 2011. 


Ia menegaskan, perdamaian dunia sudah selayaknya diciptakan bersama dan merupakan harapan bersama. Mewujudkan perdamaian dunia  dapat dimulai dengan saling menghargai, dan saling menghormati antar umat beragama. Dan hal ini sudah dapat diwujudkan di Kabupaten Karangasem, dengan harmonisnya hubungan 

antar umat beragama. 


Namun, masyarakat dihimbau tetap waspada terhadap semua ancaman yang dapat memecah belah 

persatuan. Komunikasi antar umat beragama harus terus dibangun. Sehingga paham-paham radikal dapat dicegah.


"Kiranya momen penetapan hari keluarga bumi menuju perdamaian dunia pada hari ini, dapat pula kami gunakan sebagai ajang promosi pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan di Kabupaten Karangasem," ujarnya. 


Sementara itu, Presiden Dunia HE Mr Djuyoto Suntani juga menyatakan, atas nama masyarakat Internasional 202 Negara maka diselenggarakan ”Hari Keluarga Bumi" sebagai penjabaran secara Universal ajaran Trihita Kirana. 


Mr Djuyoti juga menyampaikan alasan memilih Kabupaten Karangasem sebagai lokasi penetapan Hari Keluarga Bumi. Diantaranya, dari Aspek Spiritual, Kabupaten Karangasem Bali Indonesia memiliki aspek spiritil yang tinggi. Ibukota Kabupaten Karangasem bernama “Almapura", berasal dari kata “Alam” dan “Pura”. Dalam bahasa Sanskerta kuno Alam adalah jagad raya, sedangkan Pura adalah Kota. “Alampura" artinya Ibukota bagi Alam Semesta, Ibukota jagad raya. Seperti nama ”Singapura" artinya Kota Singa. Almapura atau Alampura artinya Kota Alam Semesta. Karena itu di Ibukota Jagad Raya ini ditetapkan ”Hari Keluarga Bumi”. Hari Keluarga bagi Alam Semesta. 


Kedua, aspek Budaya. Dulu ketika Jawa dan Bali masih nyambung dalam Satu Daratan dikenal dengan nama ”Pulau Panjang". Di Pulau Panjang ini tempat asal mula manusia di muka Bumi jutaan tahun silam. Di Jawa ditemukan Fosil-fosil manusia purba jutaan tahun silam di Trinil Jawa Tengah. Yang di Bali terdapat di Karangasem sehingga orang mengatakan dengan sebutan “Ajeg Bali", ”Bali Mula” atau asal manusia-manusia Bali. Sebenarnya Karangasem bukan hanya sekadar asal mula Manusia Bali, tapi tempat asal usul Umat Manusia Bumi jutaan tahun silam yang kemudian menyebar ke seluruh di Planet Bumi. 


Ketiga, aspek Geografis. Dari aspek geografis Karangasem memilik Gunung Agung sebagai Gunung Vulkanik Besar Great Mountain Inti Bumi yang menjaga keselarasan semesta. Gunung merupakan Mahluk Purba di Bumi yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam semesta. Manusia Purba dulu tinggal di gua-gua kaki gunung yang mencari hidup pada dinamika Gunung. Gunung Agung merupakan Gunung Vulkanik yang hidup hingga sekarang. 


Keempat, aspek Religiusitas, di Kabuapaten Karangasem Bali, Indonesia, terdapat Pura Agung Besakih, Pura Paling Besar yang setia mengawal Konsep kehidupan sempurna dalam ajaran Trihita Kirana, yaitu menjaga hubungan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan Alam semesta serta manusia dengan Yang Maha Kuasa, Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa. 


Kelima, aspek Demografi. Pulau Bali Indonesia oleh dunia lnnternasional dikenal sebagai ”Pulau Dewata" dan ”Pulau Perdamaian” karena nilai-nilai Para Dewa tertanam dalam kehidupan masyarakat. Kabupaten Karangasem secara demografi terletak di Ujung Timur pulau Bali. Artinya Karangasem yang paling awal mendapat Cahaya Matahari untuk menerangi Pulau Dewata. 


Keenam, aspek Sosial. Sebagian besar Masyarakat di Kabuapaten Karangasem hingga kini setia menjaga nilai-nilai tradisional yang melambangkan ke-sehati-an hubungan antar semua mahluk hidup di Planet Bumi. Komunikasi antar sesama penghuni Planet Bumi tetap terjaga dengan baik oleh sebagian masyarakat Karangasem Bali lndonesia. 


Tujug, aspek Mutasi dan Siklus Kehidupan. Kehidupan di alam semesta selalu berdasar pada siklus, silih berganti yang dikenal dengan Teori Mutasi Sosial. Jika dulu wilayah Karangasem merapakan salah satu tempat yang dihuni Manusia Purba jutaan sialam, pada masa depan Karangasem menjadi Tempat Kunjungan Utama manusia dari seluruh dunia, Magnet yang menarik umat manusia dari seluruh dunia berkunjung ke Karangasem adalah untuk melihat ”Prasasti Hari Keluarga Bumi" di Kabupaten Karaangasem Bali indonesia. 


Kedelapan, aspek Filosofis. Dilihat dari sudut pandang filosofis Karangasem memiliki beragam kekayaan alam semesta. Dari seluruh kekayaan semesta itu menjadi modal spirit bagi semua manusia untuk 

menghargai sesama mahluk hidup serta menghargai hakekat kehidupan di Planet Bumi. 


Kesembilan, aspek Etika dan Tata Krama. Lokasi penetapan "Hari Keluarga Bumi” dipilih di suatu temnpat yang masyarakatnya setia menjaga Etika dan Tata Krtama dalam kehidupan. Tanpa mengurangi rasa hormat tempat-tempat lain di seluruh dunia, masyarakat Karangasem Bali lndonesia, termasuk yang setia menjaga tata nilai Etika dan Tata Krama dalam kehidupan sehari-hari. 


Mr Djuyoto juga menyebutkan, bahwa Hari Keluarga Bumi (Earthly Family Day) ditetapkan oleh Presiden the World Peace Committee 202 Negara pada hari Selasa 27 Maret 2018. Dasar dan alasan Pemilihan waktu adalah hari Selasa menurutnya disebut juga Sela-selaning Manungso. Hari Yang kosong bagi umat manusia, Hari Ground Zero atau Blank Spot bagi manusia dan seluruh mahluk hidup di alam semesta. Nama ”Selasa” maknanya sela-selasanya kahidupan, waktu istirahat. Pada zaman dulu dulu, tiap hari Selasa semua orang tidak boleh melakukan aktivitas. Secara spiritual tiap hari Selasa semua Mahluk hidup juga istirahat. 


Kemudian, tanggal 27 merupakan hitungan Angka Tertinggi, yaitu hitungan 2 + 7 = 9. Sembilan merupakan Angka Tertinggi. Hari Keluarga Bumi ditetapkan pada hitungan tanggal pada angka tertinggi. Kenapa Memilih pada tanggal 27 dan bukan 18 yang sama-sama berjumlah "9"? Karena Angka 2 adalah angka Keseimbangan, sedangkan angka 7 adalah angka kesuksesan. 


Sedangkan, ditetapkan Tahun 2018, jika dihitung sama 2 + 0 + 1 + 8 = 21. Total jumlah Angka 21 yang merupakan dari ”dua arah keseimbangan" menuju "Satu Tujuan Hidup", tujuan hidup kehiduan yang damai sejahtera menuju sesembahan Syang Hyang Wiudhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa. 



Beberapa keuntungan Karangasem terpilih menjadi lokasi  ditetapkan "Hari Keluarga Bumi” (Earthly Family Day) yaitu Kabupaten Karangasem mendapat keuntungan super besar dari seluruh sektor kehidupan. Masyarakat Kabupaten Karangasem mendapat nilai tambah (selling point) yang maha tinggi dalam hal image, citra baik, brain, nama, sosial, ekonomi, wisata, budaya, spirit, gengsi, martabat, kehormatan, harga diri, dan lainlain sepanjang zaman. Semua berdampak positif sehingga nama Karangasem dikenal di seluruh dunia dan melegenda sepanjang zaman yang mendatangkan sumber devisa tanpa batas bagi seluruh Masyarakat Karangasem mendapat kesejahteraan yang luar biasa untuk selamanya. Karangasem pada masa depan setelah ditetapkan ”Hari Raya Bumi” kelak benar-benar menjadi Ibukota Alam Semesta. [krs/r5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved