-->

Minggu, 04 Maret 2018

Sejarah Membuktikan, Kader PDIP tidak Pernah Jadi Gubernur Bali

Sejarah Membuktikan, Kader PDIP tidak Pernah Jadi Gubernur Bali

DENPASAR,Balikini.Net -Mantan Komisioner KPU Pusat I Gusti Putu Arta mengingatkan bahwa sejarah membuktikan jika kader PDIP tidak pernah menjadi pemimpin di Bali. Padahal, PDIP selalu memenangkan Pemilu di Bali dengan perolehan suara mayoritas. Sementara yang lawan PDIP saat ini adalah figur yang sudah berpengalaman di birokrasi, sudah sering menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah. Hal ini disampaikan Putu Arta usai acara temu kader Partai Nasdem di Lapangan Renon Denpasar, Sabtu (3/3) malam. Bukti sejarah inilah yang menyebabkan perjuangan PDIP dan koalisinya untuk merebut kemenangan di Pilgub kali ini sangat dahsyat. "Pengalaman saya menjadi konsultan politik selama 5 tahun menunjukkan, sekarang kompetisinya jauh lebih keras dan dahsyat. Ini sangat berbeda. Indikasinya adalah kedua Paslon punya target untuk menang. Bagi kubu PDIP, karena belum pernah menjadi Gubernur Bali, maka ini menjadi tantangan, dan tidak ada rumusnya untuk kalah. Maka ini pertarungan akan keras, sampai di level saksi," ujarnya.

Hingga saat ini, menurut Arta, posisi kedua Paslon berdasarkan hasil survei dari 6 lembaga survei, posisinya masih di level margin error di angka 5 persen. Walau demikian, pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta masih unggul sedikit sekitar 1 persen lebih. Semuanya masih bergerak secara dinamis. "Posisi sekarang kedua paslon masih di level margin error. Itu yang saya lihat kemarin dari 6 lembaga survei. Masih sama ketat dan kuat. Walau dari sisi prosentase Rai Mantra atau Mantra-Kerta sudah salip. Tetapi nyalipnya hanya 1 persen lebih. Sementara margin error-nya 5 persen. Jadi semuanya masih berpeluang," ujarnya. Kesimpulannya, kompetisi dalam Pilgub Bali kali ini tidak jauh berbeda dengan Pilgub sebelumnya dimana Paslon yang menang tetapi kemenangannya sangat tipis.  

Mempertimbangkan pertarungan yang keras dan dahsyat sampai ke akar rumput atau di tingkat TPS, maka Partai Nasdem akan menyiapkan saksinya yang sudah terdidik dan terlatih melalui Komisi Saksi Nasional. Bahkan, Nasdem akan membayar sendiri honor saksinya mulai dari pendidikan dan pelatihan sampai saat bekerja di TPS. "Kalau KRB ada saksi silahkan saja. Setiap partai politik juga sudah siapkan saksi, silahkan saja. Jika diperlukan oleh calon, Nasdem sudah siap. Nasdem tidak akan membebankan biaya saksi pada Paslon. Jika Paslon butuh 1 orang per-TPS, Nasdem akan siapkan. Jika Paslon butuh 2 orang per-TPS, Nasdem juga siap. Berapa saksi yang diperlukan, Nasdem sudah siapkan," ujarnya. Hingga saat ini seluruh Indonesia ada sudah dilatih 2.550.000 orang saksi. Seluruh Indonesia sudah dilatih di seluruh provinsi, dan tinggal Papua dan Aceh yang akan dilatih dalam bulan ini. Sekarang ini, saksi sangat penting. Kompetisinya jauh lebih dahsyat. Untuk di Bali, ada 6800 TPS. Nasdem menyiapkan 3 saksi per-TPS. Namun dipastikan partai lain pun punya saksi. "Pokoknya kalau butuh satu orang, kita siap, kalau butuh 2 orang juga kita siap, supaya kawal seluruh TPS yang ada di Bali," ujarnya.(•)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved