-->

Rabu, 28 November 2018

DPRD Bali Minta Kisruh Dwijendra Dengan Sikap Dewasa

DPRD Bali Minta Kisruh Dwijendra Dengan Sikap Dewasa

Denpasar,balikini.net-Persoalan sekolah dibawah Yayasan Dwijendra akhirnya bergulir ke DPRD Bali. Kisruh tersebut mengakibatkan aktivitas belajar mengajar siswa ditiadakan. 

Menyikapi hal itu, DPRD Bali melalui Komisi IV sangat prihatin dengan kisruh di Yayasan Dwijendra hingga mengorbankan siswa. “Kami prihatin dengan masalah ini, Yayasan Dwijendra yang dibangun oleh tetua kita dengan harapan mampu memajukan dunia pendidikan, malah seperti ini jadinya,” ujar Ketua Komisi IV Nyoman Parta.

Menurutnya, persoalan tersebut sangat tidak mencerminkan pendidikan yang baik. Apalagi, sampai memberhentikan kegiatan belajar mengajar. “Yang pasti, apa yang terjadi saat ini jelas tidak mendidik. Polemic internal Yayasan, malah membuat proses belajar mengajar terganggu, bahkan saya info malah perkuliahan distop sementara,” terangnya. 

Guna mengetahui apa yang terjadi dan memberikan solusi, pihaknya akan memanggil Yayasan Dwijendra agar datang ke DPRD Bali. “Saya sudah hubungi (memanggil), agar datang ke DPRD Bali besok (hari ini). Agar tahu duduk masalahnya,” tandasnya. 

Sejatinya, lanjutnya, persoalan apapun yang menimpa Yayasan Dwijendra, jangan sampai mengganggu ataupun menghentikan kegiatan pendidikan. “Kami meminta, tidak ada alasan lagi untuk menghentikan perkuliahan. Proses pendidikan mesti berjalan, jangan sampai dihentikan. Kami tidak mau proses belajar mengajar terganggu dengan polemik ini,” tegasnya. 

Politusi asal Guwang Gianyar ini meminta kepada semua pihak yang berpolemik agar bersikap dewasa dan kepala dingin dalam menyelesaikan masalah. Apalagi, masalah menyangkut pendidikan. “Selesaikan dengan dewasa, demi dunia pendidikan Bali, demi Yayasan Dwijendra. Bagaimana tetua – tetua Bali yang sangat perhatian dengan pendidikan membangun Yayasan ini, sekarang untuk merawat saja malah ribut,” pintanya.

“Sekali lagi kami mohon jangan sampai terhenti perkuliahan, jangan ada pihak yang sampai menggembok kampus,” ujarnya.  Kasus ini dipicu terkait dengan polemic internal Yayasan Dwijendra. Yayasan memutuskan Ketua Yayasan Made Sumitra Candra Jaya diberhentikan, dan digantikan oleh Ketua Yayasan I Ketut Wirawan. Namun Sumitra Candra tidak mau meninggalkan Yayasan dan tetap bertahan. Untuk mengantisipasi masuknya Pengurus baru, sampai ada langkah – langkah untuk menutup kampus. Dp/r2

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved