-->

Kamis, 08 November 2018

Pembukaan Konferensi Pariwisata Internasional di Universitas Udayana

Pembukaan Konferensi Pariwisata Internasional di Universitas Udayana

Denpasar,Balikini.Net - Potensi Pariwisata Kaum Millenial Perlu Digarap Serius, demikian Kesimpulan muncul dari pemaparan Menteri Pariwisata yang disampaikan oleh Prof. Dr. I Gde Pitana, MSc. selaku Staf Ahli Kemenpar.

Gaya hidup generasi millennial selain menjadi tantangan tersendiri bagi Pariwisata Bali juga memberikan peluang yang sangat potensial bagi pengembangan pasar pariwisata. Gaya hidup kaum millennial bukan hanya kontoversial, tetapi juga anomali bagi perilaku pasar pariwisata Bali. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi khusus  didalam kebijakan pengembangan kepariwisataan Bali agar bisa mendongkrak pendapatan daerah.

Demikian antara lain mengemuka dalam pembukaan The Second Bali International Tourism Conference Millenial Tourism dengan tema “Creative Strategies Towards Sustainable Tourism Develompment in the Millennial Era” di Aula Fakultas Kedokteran Univ. Udayana, Rabu, 8 Nopember 2018. Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Sc atas nama Menteri Pariwisata, Arief Yahya memaparkan sejumlah alasan kenapa kita perlu menggarap segmen kaum millennial. Dikatakan, pada tahun 2020, diprediksi akan ada potensi 300 juta penduduk millennial China yang akan melakukan perjalanan wisata di seluruh dunia. Segmen pasar pariwisata millennial dalam 10 tahun kedepan akan mencapai 75 % dari pasar global. Pola pikir kaum millenial menyebabkan disrupsi dibidang perjalanan wisata, kaum milleinial mampu membuat perubahan dibidang teknologi di masyarakat dan berbagai ciri khas generasi millenial yang membutuhkan strategi dalam pemasaran pariwisata. Dikatakan, khusus Indonesia pada tahun 2020 akan memiliki penduduk millennial (usia15-34 tahun) mencapai 82 juta jiwa. Ini adalah potensi  pasar pariwisata  yang sangat besar. Angka ini menempati urutan ke-3 terbesar di Asia. Dia menambahkan, generasi millennial memiliki karakter digital dan gaya hidup berteknologi, mereka berorientasi pengalaman, advocators, gemar berpetualang. 

Gubernur Bali, diwakili oleh Wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si (Cok Ace) mengatakan, kontribusi hotel dan restoran mencapai 23 % terhadap PDRB Bali. Angka tersebut  belum termasuk sumbangan yang diperoleh dari daya tarik atau obyek wisata, fasilitas penunjang seperti Spa, kesenian, water sport, pertunjukan pada tahun 2017, jumlah turis asing yang datang ke Bali lebih dari 5 juta jiwa. Kedatangan wisatawan asing ke Bali mengalami peningkatan rata-rata 15 % per tahun selama 10 tahun terakhir.  Wagub Tjok Ace menambahkan, era millenial bukan saja bersifat kontroversial tetapi juga sebuah anomali terhadap upaya pengembangan pariwisata selama ini yang dikerjakan secara konvensional.  “Pariwisata budaya Bali dikembangkan berbasis masyarakat, sedangkan pariwisata millennial itu dikembangkan berbasis teknologi” ujar Cok Ace.  Berkaitan dengan pariwisata, ia merujuk hasil penelitian Universitas Indonesia yang mendapatkan bahwa ada pergeseran karakteristik dari knowledge to exprerinces (dari pengetahuan ke pengalaman). Oleh karena itu, gaya hidup millennial yang gemar mengalami sendiri merupakan potensi yang perlu digarap secara serius dalam kebijakan pengembangan kepariwistaan Bali. 
Sementara itu Chairman of Organizing Committee, Ir. Anak Agung Putu Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc, Ph.D dalam laporannya mengaku sangat bangga dengan tingginya partisipasi semua pihak dalam seminar pariwisata internasional tersebut. “Kami  bangga dengan tingginya partisipasi para pakar pariwisata dalam seminar ini. Kita akan membahas lebih dari 75 prrsentasi di dalam seminar ini, baik dari narasumber dalam maupun luar negeri” ungkap Agung Suryawan.  Agung Suryawan berterima kasih atas kehadiran keynote speaker Dr. Chris Bottril yang juga Chairperson PATA Board Member yang datang jauh dari Canada.  Agung Suryawan juga sangat mengapresiasi kehadiran para pembicara undangan seperti :  Prof. Noel Scott Griffith University, Prof. Xu Honggang of Sun Yat Sen Unioversity; Prof. Dr. IKG Bendesa from Udayana University; dan  Mr. Oliver Libutzki – Associate Vice President of Agoda. Agung Suryawan berharap, seminar dapat mensharing hal-hal yang bermanfaat bagi strategi  pengembangan kepariwisataan Bali dan Indonesia. Melalui Wagub Tjok Ace, Agung Suryawan berharap, Pemprov Bali memberikan dukungan terhadap riset-riset pariwisata sehingga akan memberikan data yang akurat bagi pengembangan pariwisata Bali. 
Hal senada disampaikan Dekan Fakultas Periwisata, Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si. Menurut Sunarta, pasar kaum millennial merupakan segmen pasar potensial bagi kepariwisataan yang membutuhkan strategi khusus agar mampu memberikan kontirbusi bagi pendapatan daerah. Konferensi internasional ini berlangsung selama 3 hari dari 8 hingga 10 Nopember 2018. Hasil-hasil dari konferensi ini akan disampaikan kepada pemerintah dan berbagai stakeholders pariwisata. (*).

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved