-->

Kamis, 14 Februari 2019

Komisi IV Kritik P2TP2A

Komisi IV Kritik P2TP2A

DENPASAR,Balikini.Net -Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta menghardik dan menyindir beberapa anggota Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak baik provinsi maupun kabupaten dan kota di Kantor DPRD Bali. Hal ini disampaikan Parta saat dengar pendapat Komisi IV DPRD Bali dengan para stakeholder perlindungan anak dalam menyikapi kasus pedofilia di Bali yang melibatkan seorang pemimpin Ashram Bali. Kritik yang sama juga disampaikan kepada kepada Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Peremupan dan Anak (P2TP2A) di seluruh Bali.

Dalam pertemuan tersebut Parta mengeritik beberapa komisioner yang tidak proaktif melakukan berbagai advokasi kasus-kasus yang berhubungan dengan kekerasan perempuan dan anak. "Para komisioner perlindungan anak ini dibiayai uang dari APBD. Mereka memiliki kewenangan yang besar dalam mengadvokasi kasus-kasus yang dialami perempuan dan anak. Jangan berbicara politik lagi di komisi perlindungan perempuan dan anak. Percuma saja anda digaji dengan APBD," ujarnya dengan nada tinggi.

Parta juga kembali menghardik salah satu anggota P2TP2A dari Kabupaten Klungkung yang dalam penjelasan mengatakan jika pihaknya tidak menemukan kasus pedofilia di Ashram di Klungkung. Sementara kasus itu sudah terjadi tahun 2008, kemudian mencuat tahun 2015 dan kembali lagi terjadi di tahun 2019 ini. "Apa pun itu hitam atau putih, anda harus membela anak yang menjadi korban. Jangan menjadi corong pelaku. Semua mengatakan, kasus pedofilia itu ada, tetapi P2TP2A Klungkung bilang tidak ada dan semuanya aman-aman saja. Ini maksudnya apa," tandasnya. 

Parta mengeluhkan para komisioner yang tidak proaktif dalam mengadvokasi kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Padahal lembaga yang dibentuk tersebut memiliki kewenangan yang besar untuk menangani berbagai kasus kekerasan anak di Bali. Apalagi kasus pedofilia yang bisa mengancam kehilangan generasi Bali. "Dalam berbagai penelitian ilmiah, kita tahu bahwa korban pedofilia akan berubah menjadi pelaku pedofilia karena jiwanya dan mentalnya sudah dirusak oleh pelaku waktu dia masih kecil karena sering menjadi korban," ucap dia. Dp/r2

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved