Bali Kini - Ilmu
leak tak selamanya berkonotasi negatif. Ilmu yang dikembangkan dari ajaran
Tantra Baerawa ini ternyata bisa digunakan untuk membangkitkan kecantikan atau
Inner Beauty, seperti apa lelakunya?
Selama ini leak cenderung
berkonotasi negatif. Leak dianggap sebagai ilmu sihir atau black magic yang
dapat mengubah pikiran orang sesuai pikiran si penyihirnya. Orang yang
mempraktikkan ilmu leak akan dapat mengubah wujudnya menjadi seperti bhutakala
atau binatang. Karena itu, penekun ilmu leak sering dikucilkan dari kehidupan
sosial masyarakat di Bali, bahkan tidak jarang diteror atau dibunuh. Sebab,
menekuni ilmu leak di Bali dianggap sebagai sebuah kejahatan, kendati tanpa
bukti.
Konotasi negatif tersebut
berasal dari cerita yang mendiskriditkan keberadaan ilmu leak, sebagai ilmu
sesat. Dalam lontar Durga Purana Tatwa, seperti disebutkan Prof. Dr. Ngurah
Nala, MPH, cerita cerita tentang ilmu
leak tersebut bermula dari kisah istri raja Dirah, Maya Kresna yang dikhianati
suaminya. Sang suami sangat suka mencari wanita-wanita cantik untuk pelampiasan
hawa nafsunya. Maya Kresna kemudian memuja Bhatari Durga dan Kalika Maya di
kuburan. Ia memohon agar suaminya kembali ke pangkuannya dan mencintai dirinya
sedangkan wanita-wanita simpanan suaminya agar diberi penyakit dan mati.
Permohonan Maya Kresna dikabulkan dan dia dianugerahi ilmu leak Calonarang. Ia
dapat mengubah wujudnya menjadi sosok Bhatara Durga. Namun sebagai gantinya, ia
harus mempersembahkan kakak perempuannya yang sulung, anak kandungnya, suami
dan seorang berkasta brahmana, kestria, waisia dan sudra sebagai tumbal. Tidak
hanya itu, setelah menekuni ilmu leak, timbul keinginan dalam dirinya untuk
memakan hati, ginjal, jantung, paru dan organ tubuh orang yang sudah mati.
Karena cerita itulah akhirnya
ilmu leak dikultuskan sebagai ilmu sesat atau black magic. Namun sebenarnya
tidak demikian. Ilmu itu tergantung dari pribadi orang yang mengamalkannya.
Kalau untuk tujuan baik, ilmu itu akan menjadi baik atau sebaliknya.
Prof. Nala menambahkan, leak
ada yang baik dan jahat. Leak yang baik disebut leak sari, leak petak atau leak
putih yang diturunkan Dewa Brahma, sedangkan ilmu leak yang jahat disebut leak
pamoroan, leak badeng atau leak selem.
Mangku Teja Kandel dari Desa
Bangbang, Bangli berpendapat, leak adalah sebuah ilmu kaweruhan sebagai
anugerah Tuhan untuk meningkatkan spiritual guna mencapai moksa – terbebasnya
atma dari ikatan duniawi. Namun pelaksanaannya tergantung manusia itu sendiri.
Kalau dibawa ke kiri ia akan menyakiti, sebaiknya bila dibawa ke kanan, ia
dapat digunakan untuk kemuliaan.
Hal itu terbukti dari
beberapa ilmu leak yang ditulis dalam lontar yang dapat digunakan untuk
kepentingan positif. Salah satunya adalah membangkitkan inner beauty.
Kecantikan Dari Dalam
Inner beauty adalah kecantikan
yang muncul dari dalam sebagai pancaran aura. Aura adalah pancaran cahaya tubuh
sebagai medan energi elektromagnetik yang mengelilingi sekujur tubuh manusia.
Bentuk aura berlapis-lapis, tetapi berhubungan satu sama lainnya. Aura paling
dalam disebut aura eterik, kemudian aura astral/emosional, aura mental dan yang
paling luar disebut aura spiritual. Aura berhubungan erat dengan emosional
pribadi manusia sehingga kepadatan, kejernihan, dan daya tarik aura
masing-masing orang berbeda. Aura akan berkembang seiring perbaikan moralitas
dan perubahan watak. Berkembangnya aura akan menjadi kekuatan inner beauty.
Pancaran aura diakibatkan
gerakan cakra dalam tubuh. Ada tujuh cakra mayor yang terdapat dalam tubuh
yaitu cakra muladara yang terletak di tulang ekor, cakra swadistana (seks) di
atas kemaluan, cakra manipura di pusar, cakra anahata di jantung, cakra visudha
di tenggorokan, cakra ajna di antara kedua alis, dan cakra mahkota di ujung
kepala. Sedangkan di wajah terdapat 14 titik cakra minor, di antaranya terletak
di dahi empat titik, di pipi kiri dan kanan empat titik, di bawah mata dua
titik, di hidung dan bibir dua titik, di dagu dua titik. Untuk membangkitkan
cakra ini dibutuhkan energi, tetapi tidak sembarang orang bisa melakukan. Dibutuhkan orang yang mengerti dan
profesional tentang cakra untuk mengaktifkan aura tersebut. Salah satunya
adalah dengan transfer energi melalui ilmu leak.
Rajah dan Mantra
Ada beberapa ilmu leak yang
bisa digunakan untuk membangkitkan inner beauty yang ditulis dalam lontar-lontar
pangiwa dan kawisesan. Pentransferan ilmu tersebut, selain menggunakan lelaku,
juga dalam bentuk rajah dan mantra. Rajah bisa berupa gambar atau huruf-huruf
magis yang ditulis di kertas, lempengan emas, perak atau tembaga, atau ditulis
langsung di bagian tubuh seseorang.
Menurut salah seorang penekun
lontar ilmu leak, I Made Pasek, ilmu leak untuk membangkitkan inner beauty
ditulis dalam lontar Campur Tala. Kata lelaki dari Jl. Pekandelan, Krobokan,
Badung ini, ilmunya disebut Guna Semara Tantra.
Adapun lelakunya dengan ritual khusus memakai sesaji. Ritual
dilakukan pada hari tertentu yang disebut Lulut (menurut kalender Bali), oleh
orang yang profesional di bidangnya. Sarana lainnya adalah tebu ireng, madu dan
pakaian dalam wanita.
Dengan tebu ireng sebagai
alat tulis dan madu sebagai tintanya, bagian gigi dirajah dengan huruf magis Ung dan Mang. Lidah juga dirajah huruf
magis Ongkara Merta, sedangkan kedua tangan dirajah huruf Ang dan Ah. Sementara itu, pakaian dalam
dirajah gambar kepala laki-laki dijepit kaki wanita. Saat merajah juga
dirafalkan mantra-mantra gaib oleh orang yang profesional ini. Rajah disertai
mantra ini akan membangkitkan kekuatan diri seseorang sehingga tampak cantik di mata lawan jenisnya.
Ada sebuah pantangan bagi yang menekuni lelaku ini, pakaian dalam yang telah
dirajah tidak boleh dicuci karena kekuatannya akan hilang saat dicuci. Pakaian
ini dipakai manakala diperlukan untuk menarik satu orang lawan jenis secara
lebuih khusus.
Rerajahan lain yang bisa
digunakan untuk membangkitkan inner beauty adalah rajah Ratna Mangali. Tentang
ilmu dan lelakunya, menurut Pasek, ditulis dalam lontar Aji Piolas. Yang
menggunakan rerajahan ini, katanya, akan mampu menarik dan memikat setiap hati
pria. Rerajahannya berwujud wanita cantik yang ditulis di kertas. Kemudian
rerajahan itu dibakar lalu dimakan
disertai sesaji dan mantra-mantra gaib dari yang mentransfer dan memberi
energi rerajahan itu. Setiap makan, minum dan mandi nama rerajahan itu “Ratna
Manggali” harus disebut agar selalu menyertai. Dalam kurun waktu 11 hari
setelah melaksanakan lelaku itu, inner beauty akan memancar dari dalam tubuh.
Si pemakai rerajahan ini akan tampak bagai Dewi Ratna Manggali, anak
Walunatengdirah.
Ajian lain sebagai pembangkit
inner beauty adalah Pangasih Jagat yang ditulis dalam lontar Aji Kawisesan.
Sesuai isi lontar tersebut, kata Pasek, memakai sarana air putih dan bunga lima
warna (merah, kuning, hijau, putih, dan hitam). Air dan bunga itu diberi
mantra-mantra dan dimohonkan kekuatan kepada Bhatara Guru.
Adapun mantranya berbunyi:
“Om idep aku rumawak bhatara Iswara, rumawak ring sariranku, sang jaya semara
tejan awak sariranku, wastu wong kabeh asing ring awak sariranku …”. Setelah
mantra-mantra dirafalkan, air suci diperciki ke kepala sebanyak lima kali,
diminum lima kali dan dipakai membasuh muka sebanyak lima kali. Suarna [sb/r5]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram