-->

Senin, 05 Maret 2018

Perangi Narkoba Dharma Pertiwi Daerah “J”

Perangi Narkoba Dharma Pertiwi Daerah “J”
Gelar Ceramah Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba

Denpasar,Balikini.Net - Pemerintah menyatakan perang besar terhadap narkoba dan narkoba adalah merupakan salah satu dari tiga musuh besar bangsa ini selain korupsi dan radikalisme. Penggunaan narkoba dapat merubah tatanan kehidupan seorang, termasuk merubah fungsi sosial dan jati diri ke arah yang buruk, sehingga penyuluhan, pembinaan dan pengenalan bahaya narkoba  sangat penting untuk dilakukan.
Dalam upaya  mendukung program pemerintah untuk memerangi narkoba, Dharma Pertiwi Daerah J dibawah pimpinan Ibu Ketua, Ny. Riza Benny Susianto, menggelar ceramah dengan tajuk “ Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba” pada Senin (5/3) di Aula Udayana, Makodam IX/Udayana

Kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 54  Dharma Pertiwi, yang tepatnya jatuh pada tanggal 6 Maret 2018. Ceramah diikuti oleh anggota Dharma Pertiwi, kurang lebih berjumlah 500 orang perwakilan jajaran Dharma Pertiwi Daerah J dari unsur Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri dan Via Ardya Garini dengan nara sumber dari BNN Provinsi Bali , Bapak  Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa.  
Sebelum ceramah dimulai Ibu Ketua dalam pengantarnya menyampaikan bahwa narkoba merupakan ancaman senyap dan nyata yang sebenarnya lebih berbahaya dari semua kejahatan jika dilihat dari segi dampaknya dan penyalahgunaan narkoba di Indonresia saat ini sangat marak khususnya dikalangan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini

Untuk mengetahui seperti apa bahaya penyalahgunaan narkoba itu dan bagaimana cara menghindarinya maka pada kesempatan yang baik ini kita bersama-sama akan mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Penceramah dari BNN Provinsi Bali tentang Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba. Mari kita simak dan dengarkan dengan sungguh-sungguh dan tanyakan jika ada hal-hal yang belum jelas sehingga dipahami dan nantinya dapat meneruskan informasi ini kepada anggota lainnya maupun keluarga masing-masing. Demimian ajak Ibu Ketua.

Selanjutnya ceramah disamapaikan oleh pemateri Bapak Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa dari BNN Provinsi Bali dan seluruh peserta sangat antusias mendengarkan dan mengikuti pemaparan yang disampaikan oleh pembawa materi terbukti ketika bibuka ruang tanyajawab cukup banyak peserta yang mengajukan pertanyaan menandakan antusias peserta mengikuti meteri yang disampaikan oleh nara sumber. 

Pada kesempatan ceramah ini hadir juga Pembina Harian Dharma Pertiwi Aster Kasdam IX/Udayana, Kolonel Inf Kadek Subawa mendampingi Ibu Ketua. (pen/r4)

Selasa, 12 Desember 2017

Komunitas Ikhlas Berbagi, Galang Gerakan Seribu Rupiah untuk Masyarakat Bali

Tabanan , Balikini.Net – Meliat kondisi salah satu warga I Gusti Ketut Putra asal Desa Cau Belayu Marga Membuat Komunitas Ikhlas Berbagi sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin menyisihkan rezekinya agar dapat bermanfaat bagi orang lain  memberikan bantuan kursi roda Selasa 12/12   .
Komonitas yang baru memiliki 25 orang anggota yang berasal dari berbagai daerah di Bali ini selalu memelakukan gebrakan yang di jalankan dengan penuh kasih sayang  membantu bagi mereka yang sangat membutuhkan .
Pada awal kemunculannya komunitas ini dengan dengan beberapa anggota dari beberapa daerah di Bali berhasil mengumpulkan dana tujuh juta rupiah yang kemudian digunakan untuk membantu masyarakat yang cacad fisik dan telantar .  

Menurut  Ajik Putra selaku pendiri Komunitas Ikhlas Berbagi berharap semakin banyak donatur yang ikut bergabung  ,, saya berharap bagi yang peduli terhadap saudara - saudara kita yang kurang mampu kita harapkan ikut peduli menyinsihkan seribu rupiah  tiap orang pasti kita semakin banyak masyarakat kurang mampu  dapat merasakan manfaat dari keberadaan komunitas ini ,, ujarnya .[ar/r6]


Jumat, 01 Desember 2017

Refleksi HUT ke XV Pascasarjana UNHI, Alumni Tembus 1.865 Orang

Denpasar, Balikini. Net- Diusianya yang ke 15 tahun, Program Pascasarjana Unhi telah menelurkan 1.865 magister dan doktor yang telah tersebar di seluruh negeri, untuk mengisi sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang pengembangan agama Hindu. Demikian dikatakan Direktur Program Pascasarjana Unhi Prof. Dr. Putu Gelgel, SH.,MH., saat merayakan puncak HUT ke-15 lembaga, di kampus setempat, Kamis (30/11).

Dari sekian alunmi yang tersebar pihaknya  ingin mengecek alumni, apakah sudah bekerja atau belum. "Ya perlu adanya pelacakan alumni apa masih menganggur  atau sudah bekerja, sebagai laporan akreditasi. Paparnya.

Lanjut Gelgel diusia yang ke XV ini mahasiswa pascasarjana UNHI berjumlah  621 orang. Karena ada perubahan regulasi, jumlah dosen tetap berjumlah 27orang. Terdiri dari 8 orang guru besar dan 19 doktor dan 9 orang pegawai.

Adapun perkuliahan sudah diupayakan berjalan dengan tertib, disiplin, dan pemerataan , tidak ada Matakuliah yang diberikan kurang dari 12 kali pertemuan dalam satu semester, seluruh dosen juga diusahakan  dilibatkan dalam perkuliahan maupun ujian-ujian.

Disamping melakukan kuliah reguler, Pasca UNHI juga melakukan kuliah umum,  dan melakukan seminar-seminar guna menambah wawasam akademik para mahasiswa. Tak kalah penting, ada beberapa penelitian juga dilakukan yakni ada 9 penelitian dilakukan dalam tahun 2017, baik oenelitian kelompok maupun individu. Penelitian-penelitian tersebut dibiayai dari Hibah Dikti, Kemenag, RAB Unhi dan Pascasarjana. Nantinya hasil penelitian tersebut disebar kepada para dosen guna mempublikasikan ke jurnal Nasional maupun Internasional.

Disamping Penelitian, ditahun 2017 ada 4 buku yang diterbitkan oleh Pascasarjana. "Kami targetkan minimal 4 buah buku terbit setiap tahun dan tahun depan harus lebih banyak" tegasnya

Selain buku, Jurnal Dharma Smerthi juga terbit setiap lima bulan sekali. Kedepan tak sekedar terbit, Jurnal Pascasarjana ditingkatkan statusnya menjadi Jurnal Terakreditasi.

Turut hadir Rektor Unhi  Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A., menyampaikan  selamat hari jadi yang ke XV dan diusia le 15 tahun, Unhi sudah banyak menyumbang kepada negara, namun bukan berupa uang. Melainkan 1865 orang alumni yang memiliki SDM yang berdaya saing. Harapan kedepan bisa melahirkan 2 program Pasca S2 Ekonomi dan Tehnik dan Akreditasi Meningkat. Ujarnya.



Serangkain HUT yang ke XV ini, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan. Diawali mulai hari Senin tanggal 13 November 2017, melaksanakan Tirtayatra ke Pura Dalem Balingkang, Sabtu (18/11)Melakukan Seminar Hasil Penelitian, Selasa (21/11) kegiatan Studium Generale tentang Antrhopologi Pendidikan oleh Prof. Gede Wija, P, Hd., Sabtu (25/11) melakukan Yoga Massal dan Cek Kesehatan, dan yang terakhir Minggu (26/11) melakukan Pengabdian ke Posko Pengungsi di Desa Sukahet, Sidemen.

Diakhir penutup acara, beberapa alumni turut memeriahkan HUT ini, menghibur  dengan Bondres. Suasanapun kembali ramai, sorak dan  tepuk tangan membuat suasana berubah.[bud/r5]


Rabu, 29 November 2017

Mengurai Benang Kusut Kemiskinan Mahasiswa Punya Peran Vital

Denpasar , Balikini.Net - Motivator kewirausahaan Nyoman Suartha menilai, mahasiswa mempunyai peran vital dalam mengurai ‘benang kusut’ kemiskinan di Indonesia. Salah satu caranya, seluruh mahasiswa wajib memiliki usaha sendiri, meski dalam skala kecil. 

Untuk mewadahi usaha mahasiswa, ia berharap seluruh perguruan tinggi membangun inkubator bisnis, yang bertujuan menelurkan bibit-bibit pengusaha mandiri dari kampus. “Inkubator itu kan alat penetas. Jadi kita rangkul mahasiswa pengusaha, dari permodalah, promosi dan pelatihan,” kata Suartha di Denpasar, Rabu (29/11) kemarin.

Sebagai impelemtasi idenya itu, Suartha yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Ngurah Rai (UNR) ini mengaku mewajibkan seluruh mahasiswanya membangun usaha, kemudian megumpulkan kartu nama usaha sebagai bukti. “Ini saya wajibkan. Saya nggak suka dengan hal-hal yang biasa,” kata dia.

Menurutnya, jika 50 persen saja dari total mahasiswa aktif (student body) di sebuah perguruan tinggi mau menciptakan usaha, kemudian aktif di inkubator bisnis, maka bisa dibayangkan benang kusut kemiskinan itu akan otomatis terurai secara luas. “Kalau mau kaya raya, ya harus jadi pengusaha,” terang suami dari akademisi Undud Prof. Suprapti ini. 

Ia juga mendorong mahasiswa agar selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi di dalam usaha yang digeluti. Sebab, kata dia, jika mengikuti apa yang sudah ada, maka usaha itu tidak akan berjalan. “Misalnya anda memulai usaha bakso, tapi bentuknya bulat, itu pasti nggak laku karena sudah biasa. Buatlah bentuk lain yang menarik,” imbaunya.

Selain memberikan mata pelajaran kewirausahaan di dalam kelas, ia juga mewajibkan peserta didiknya melakukan kunjungan industri ke sejumlah perusahaan-perusaahan berskala besar, serta sesekali waktu mengajak berekreasi dengan tujuan menumbukan mental pengusaha. 

Lebih lanjut, Suarta menjelaskan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) atau usaha mikro merupakan usaha yang paling tahan banting, karena tidak terdampak krisis nasional maupun global. Sekalipun suatu UKM mengalami gulung tikar, pemiliknya tidak akan mengalami depresi. Berbeda dengan usaha besar yang sekali jatuh, membuat pemiliknya stress. “Contohnya jualan pisang goreng. Sekarang goreng, sekarang dapat duit. Ini kan bagus banget,” pungkasnya.[bud/r7]

Senin, 06 November 2017

Bencana Meningkat, Pakar Desak Negara-negara Lebih Cepat Kurangi Emisi

Bonn , Balikini.Net - Dengan bencana alam seperti badai, banjir dan dampak-dampak lain akibat perubahan yang semakin merusak, semakin mendesak untuk setiap negara meningkatkan target pengurangan emisi, bila mereka ingin pemanasan global tetap dalam ambang batas aman, kata para pakar menjelang pertemuan iklim PBB yang dimulai Senin (6/11).

Sekitar 163 negara telah menyerahkan rancangan bagaimana kontribusi mereka untuk memenuhi tujuan perjanjian iklim Paris yang membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celsius di atas level sebelum masa industri.

Namun apabila semua rancangan itu disatukan kemungkinan akan menyebabkan kenaikan suhu sebanyak 3 derajat pada abad ini, menurut PBB.

Nicholas Nuttal, Juru Bicara dari Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim mengatakan rencana-rencana nasional yang diajukan sebelum pertemuan Paris "sudah diketahui tidak bisa memenuhi tujuan-tujuan jangka panjang Kesepakatan Paris."

Tahun ini telah terjadi banyak kondisi cuaca ekstrim yang telah lama diperingatkan oleh para ahli, antara lain banjir besar di Asia, badai-badai yang merusak di Karibia dan Amerika Serikat, dan kebakaran lahan di California dan selatan Eropa.

Dalam upaya mengurangi emisi dan mencegah dampak yang lebih buruk, "kita berpacu dengan waktu," kata Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD, minggu lalu.

"Kita harus menanamkan bahwa melindungi lindungan adalah tidak hanya bisnis yang bagus, tapi juga kebijakan yang bagus," kata Gurria.

Ketika 195 negara bertemu di Bonn, Jerman untuk pembicaraan iklim PBB, mereka kan membuat aturan untuk menerapkan kesepakatan Paris, termasuk beberapa isu yang kadang-kadang masih memicu perdebatan seperti misalnya bagaimana pengurangan emisi gas yang mengubah iklim, bisa dilaporkan dan diperiksa oleh negara lain.

Tetapi waktu tidak banyak. Emisi global gas pengubah iklim harus meningkat pada 2020 atau tiga tahun lagi dari sekarang untuk menjaga agar tingkat pemanasan berada di ambang batas aman, menurut World Resources Institute.

Camilla Born, penasihat senior untuk E3G, lembaga penelitian iklim bermarkas di London mengatakan: "Kita harus menunjukkan peningkatan ambisi pada 2020, bila ingin tetap pada jalur untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang tersebut."

"Ini tugas yang lebih luas dan dalam dari yang pernah kita lihat sebelumnya. Ini bukan hanya pembicaraan mengenai menaikkan target-target. Hal ini tentang menyusun ekonomi kita secara berbeda.

"Kita bergerak ke arah sana, namun kita butuh bergerak lebih cepat," kata Born kepada Thomson Reuters Foundation. "Ini bukan kesepakatan yang sudah tuntas, tapi kita masih punya banyak bahan untuk mewujudkannya," kata dia.

Sumber pendanaan

Banyak negara berkembang berencana untuk membatasi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim bergantung pada penerimaan dana yang cukup untuk menerapkannya.

Negara-negara yang makmur telah berjanji menggalang dana 100 miliar dolar setahun untuk pendanaan iklim pada 2020, untuk membantu negara berkembang mengatasi dampak dari perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun negara-negara berkembang membutuhkan lebih dari 4 triliun dolar untuk menerapkan rencana mereka, menurut Least Developed Countries (LDC) Group yang mewakili 47 negara termiskin di dunia.

"Negara-negara LDC dan negara berkembang lainnya tidak bisa melakukan tindakan yang ambisius untuk menangani perubahan iklim atau untuk melindungi diri mereka dari dampak-dampak (perubahan iklim) kecuali seluruh negara memenuhi janji-janji yang telah mereka buat," kata Gebru Jember Endalew, ketua grup yang berasal dari Ethiopia.

"(Kami) menghadapi tantangan unik dan belum pernah terjadi sebelumnya yaitu membawa masyarakat keluar dari kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa mengandalkan bahan bakar fosil," kata dia.

Grup ini mendorong pembicaraan Bonn untuk menghasilkan lebih banyak bantuan tunai untuk membiayai perubahan-perubahan yang diperlukan. Untuk menjalankan rencana aksi iklim saja, negara-negara yang paling tidak maju membutuhkan setidaknya 200 miliar untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang semakin memburuk, termasuk musim kering yang lebih keras dan banjir yang lebih parah, kata Endalew.

Banyak negara-negara paling miskin di Afrika, Asia, Karibia dan Pasifik telah menyaksikan kerusakan akibat banjir, badai, kekeringan dan naiknya permukaan air laut.

Dengan dampak-dampak tersebut yang mengikuti kenaikan suhu global sebanyak 1,2 derajat celsius, banyak negara-negara miskin dan organisasi-organisasi yang mewakili kelompok paling rentan di dunia, mendesak agar batas kenaikan suhu tidak hanya ditahan di bawah 2 derajat, tapi lebih ambisius lagi yaitu 1,5 derajat celcius. [sub/voa/ fw/au]

Minggu, 03 September 2017

Ajasmara Saksikan upacara “Pasupati” Pusaka di Puri Agung Karangasem

Karangasem(balikini.net)  –Ada yang berbeda saat prosesi
“Pasupati” pusaka di Puri Agung Karangasem siang tadi, dimana dalam kesempatan tersebut nampak salah seorang aktor tersohor ibukota Anjasmara Prasetya terlihat duduk ditengah-tengah keluarga besar Puri dan mengenakan pakaian adat Bali.
“Ia Anjasmara tadi datang bersama keponakan saya, tetapi terkait
tujuannya datang ke Karangasem saya kurang tau, kabarnya akan yoga
besok,” ujar Anak Agung Gede Mudita salah satu pengelingsir Puri Agung
Karangasem

Aktor tampan yang belakangan ini mulai aktif menekuni yoga tersebut terlihat sangat antosias ketika menyaksikan prosesi tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kabarnya esok hari pria pemeran Cecep tersebut akan melaksanakan yoga di salah satu lokasi yang berada
di Kabupaten Karangasem.

Kedatangan Anjasmara ke Kabupaten Karangasem bukanlah yang pertama kalinya, beberapa waktu lalu, dirinya juga sempat datang ke Karangasem dan bermalam di sebuah Villa yang ada di daerah Sidemen.(tawan)

Selasa, 29 Agustus 2017

Denpasar (balikini.Net) – Ratusan pemuda selasa pagi 29 /8 /17 memenuhi Depan Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar,dalam aksinya  mereka mengelar Longmarch dengan tema "Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila"
Kegiatan  dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-72, diselenggarakan oleh  Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila, yang terdiri dari HMI, PMKRI, KMHDI, HIKMAHBUDHI, GMKI, Paskibra Bali, Pramuka dan pelajar/mahasiswa di Denpasar .

Sebelum mereka melaku aksi Para peserta parade berkumpul di sisi barat lapangan renon, dimana para peserta mengenakan pakaian adat Nusantara dan pramuka. Selain itu, para peserta juga membawa panji-panji kebangsaan diantaranya poster Garuda Pancasila, bendera merah putih  serta spanduk yang berisi tulisan "Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila .

Selanjutnya, para peserta parade menyampaikan pernyataan sikap dan diakhiri dengan penandatangan spanduk oleh seluruh peserta parade dan masyarakat sekitar sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang telah menerbitkan Perppu No. 2 tahun 2017 tentang Ormas.

Adapun isi pernyataan sikap, antara lain :
1. Mendukung tegaknya consensus Nasional; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bheneka Tunggal Ika.
2. Menanamkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan.
3. Merefleksikan Nilai-nilai perjuangan pahlawan nasional dan Tokoh-tokoh lokal
4. Menolak pelemahan KPK dalam bentuk apapun dan mendesak KPK dalam menuntaskan  kasus korupsi
5. Menuntut ketegasan pemerintah dalam pelecehan lambang Negara. 
Setelah mereka melakukan orasi dan pembacaan sikap mereka pun membubarkan diri dengann tertib  (wis/r6)

Minggu, 20 Agustus 2017

Gelar Rapat Pimpinan, PSI Bali siapkan Proses Pencalegan

Denpasar (Balikini.Net) - Usai merampungkan segala berkas sebagai syarat verifikasi Komisi Pemilihan Umum sebagai calon peserta pemilu, Partai Solidaritas Indonesia Dewan Pimpinan Wilayah Bali mempersiapkan proses pendaftaran bakal calon anggota legislatif. Rapat pimpinan yang di hadiri oleh Pimpinan Wilayah dan Daerah se-Bali ini membahas mengenai proses pendaftaran bacaleg yang akan segera dilangsungkan.
Ketua DPW PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto menyebutkan bahwa PSI sudah pasti akan menjadi peserta pemilu 2019 mengingat segala kesiapan verifikasi KPU sudah diselesaikan. Sehingga kerja selanjutnya adalah mempersiapkan proses pendaftaran bacaleg yang akan diusung oleh PSI Bali. “Administrasi mengenai verifikasi KPU sudah kami rampungkan, sementara kami akan mempersiapkan proses bacaleg PSI,” ungkapnya, Minggu (20/8).
Pada pertemuan yang diadakan di Samani Resto, Penatih tersebut dirumuskan bahwa Bacaleg PSI nantinya akan terdiri dari internal dan eksternal partai. Hal tersebut sesuai dengan arahan dan pedoman dari Dewan Pimpinan Pusat PSI. “Bacaleg nantinya bisa beberapa pengurus yang sudah memenuhi syarat, serta kami akan membuka pendaftaran secara terbuka.” Imbuhnya.
Terkait kapan dilangsungkannya pendaftaran secara terbuka, pihaknya menyatakan masih menunggu jadwal serentak yang akan ditetapkan oleh DPP. “Sementara, inventarisir Bacaleg masih dilakukan secara internal. Untuk eksternal kami masih menuggu jadwal,” katanya.
Terkait Caleg pihaknya juga menegaskan bahwa Caleg PSI nantinya harus sesuai dengan DNA PSI yaitu menebar Kebajikan dan merawat Keragaman. “Caleg dari PSI nanti tentu harus memiliki sikap dan komitmen terhadap perilaku anti korupsi dan intoleransi, keberpihakan terhadap perempuan, serta isu lingkungan,” tandas Bro Adi. (ps/r6)



Senin, 12 Juni 2017

AGAMA UNTUK HIDUP

AGAMA UNTUK HIDUP

oleh: Made Mangku Pastika

( Balikini,Net ) - Hari minggu (11/6) yang lalu, saya diundang untuk memberikan keynote speech pada pembukaan “World Hindu Wisdom Meet 2017” di Denpasar, yang dihadiri cendikiawan Hindu dari berbagai negara di dunia. Pertemuan ini sangat penting dan strategis, yang turut menentukan perjalanan Hindu dalam percaturan global. Penyelenggaraan pendidikan hindu, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia Hindu akan sangat menentukan eksistensi agama Hindu ke depan. Pada era globalisasi saat ini, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena sosial yang mendegradasi keluhuran ajaran agama mulai merebak, mulai dari konflik antar umat, sampai pada gerakan radikalisme. Kita harus melakukan langkah nyata untuk menyelamatkan Hindu, serta turut menjaga harmoni keberagaman di muka bumi.

Saya menyampaikan “kerisauan” saya atas kondisi Hindu saat ini. Bukan untuk menggurui para cedikiawan atau bahkan rohaniwan yang hadir, tetapi semata-mata “membangunkan dan menyadarkan” kita semua bahwa Hindu berada dalam tantangan global yang sangat kompleks.

Saya memulai dari gambaran sering terjadinya konflik antar umat Hindu, tidak hanya di Bali, tetapi juga di luar Bali, bahkan hampir di seluruh dunia. Hal ini terjadi karena umat Hindu masih memahami agama pada tingkat ritual atau upacara. Umat belum memahami betul unsur susila (etika) dan tatwa (filsafat), apalagi mampu melaksanakannya. Padahal agama terdiri atas tiga unsur sebagai satu kesatuan, tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu: tatwa (filsafat), susila (etika), dan upacara (ritual).

Pada tataran tatwa (filsafat), sumber tatwa agama Hindu adalah Weda. Weda adalah sumber ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan material (aparavidya) dan spiritual (paravidya) yang juga merupakan penjabaran “natural law” meliputi seluruh aspek kehidupan, yang tidak dapat dibantah kebenarannya. Weda adalah sebuah ajaran dharma, kebenaran yang universal, sekaligus abadi (sanatana dharma). Hanya dalam proses internalisasi kepada umat, metode yang diterapkan mungkin kurang tepat, sehingga belum mengarah pada terbangunnya kemauan dan kemampuan umat untuk mempraktikkan ajaran Hindu dalam kehidupan nyata, apalagi mampu membuatnya menjadi Hindu.

Dalam tatwa, secara universal semua manusia di muka bumi percaya adanya Tuhan, adanya atman, adanya hukum karma, adanya kelahiran kembali, dan percaya moksa.  Dengan demikian, tatwa bagi agama Hindu adalah nilai-nilai kebenaran universal.

Pembelajaran agama Hindu secara berjenjang harus diarahkan agar umat mengetahui (to know), kemudian mampu mempraktikkan dalam hidup (to do), setelah itu barulah untuk menjadi Hindu (to be). Semua praktik konsepsi Hindu juga mengarah pada tiga tahapan tersebut, seperti: catur asrama: mulai dari Brahmacari, Grahasta, Wanaprasta, sampai pada Bhiksuka.

Pada tataran susila (etika), Hindu sudah mengajarkan tata susila dalam berbagai konsep seperti: Tri kaya parisudha, Tri hita karana, Vasudewa kutumbakam, Tat wam asi, serta desa, kala, patra. Di samping konsep tersebut, tentu masih banyak konsep yang sudah diimplementasikan sebagai nilai etika Hindu.

Pada tingkat upacara, “kulit luar” dari agama, sangat tergantung pada desa, kala, patra. Inilah yang membedakan Hindu di Bali dengan Hindu di luar Bali, bahkan Hindu di seluruh dunia.

Pada akhir tahun 2016 yang lalu, saat Konferensi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama di Bali, seorang pemuka agama Islam dari Medan bertanya kepada saya, “Apakah berbeda agama Hindu di Medan dengan agama Hindu di Bali?” Saya menjawab “berbeda, karena unsur upacaranya itu”. Bahkan di Bali saja, ada paling sedikit “1.488 agama Hindu” yang berbeda,  karena ada 1.488 desa pakraman, yang dengan otonominya masing-masing memiliki konsep upacara walaupun tetap mengacu pada tatwa Weda.

Ketiga unsur ini, tatwa, etika dan upacara, harus diajarkan dan diterapkan seluruh umat secara utuh dalam kehidupan beragama. Orang belum beragama, kalau hanya memahami dan melaksanakan satu atau dua unsur tersebut. Oleh karena itu, Hindu mengajarkan umat untuk menempuh jalan sesuai dengan kemampuan menuju atau menyembah Tuhan, melalui catur marga, yaitu bhakti marga melalui upacara, karma marga melalui etika, serta jnana dan raja marga melalui Tatwa.

Menghadapi zaman global, yang menurut Prof. Rhenald Kasali, bercirikan 3S, yaitu: speed, surprise, and suddenshift, ada pertanyaan besar, “Apa yang sedang terjadi?” dan  “Mengapa Hindu kelihatannya berangsur-angsur menghilang?”

Di zaman global ini, umat Hindu harus dapat hidup, memenuhi kebutuhan hidupnya dan mewujudkan kesejahteraan hidup, berlandaskan ajaran agama. Ajaran agama dan ilmu harus mampu membuat umat untuk “hidup”. Tanpa mampu untuk itu, agama akan ditinggalkan. Kita harus berhenti berdebat dan berhenti berkonflik. Mari kita buat agama menjadi praktis, Mari kita jabarkan ajaran Weda untuk dipedomani umat, sekaligus mampu mewujudkan kehidupan umat menjadi lebih baik. Ajaran Hindu adalah bersifat universal, sehingga harus mampu menjadi jembatan, baik jembatan antar agama atau keyakinan, maupun jembatan antar generasi Hindu. Kita harus hindari Hindu yang menjadi sekat, yang mengkotak-kotakkan dan memisahkan antar umatnya, atau bahkan memisahkan umatnya dengan umat lain di muka bumi.

Tantangan bagi para guru-guru, para rohaniwan, dan para cendikiawan Hindu saat ini adalah:

“Bagaimana mengajarkan kepada umat Hindu  agar tidak hanya tahu dan paham ajaran Hindu, tetapi juga dapat mempraktikkan, dan pada akhirnya dapat menjadi Hindu yang sesungguhnya?”

Diperlukan pola pendidikan yang tepat, serta diperlukan tauladan dari para rohaniwan, dari para cendikiawan, serta dari semua yang sudah merasa Hindu.

Penyelenggaraan pendidikan yang terintegrasi, antara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pembinaan karakter dan budi pekerti berdasar nilai-nilai Hinduism, harus mulai dikembangkan. Sekolah-sekolah atau perguruan tinggi Hindu harus memiliki pola pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya umat, serta mampu menerapkan ajaran Hinduism, sehingga akan melahirkan lulusan yang tidak hanya pintar menyebarkan ajaran Hindu dan memberikan pencerahan kepada sesama, tetapi juga mampu membuat lulusannya “menjadi Hindu”, dan pada akhirnya mampu membuat umat hidup dan sejahtera, serta mampu bersaing dalam zaman globalisasi ini. Pola pendidikan pasraman, sangat tepat dikembangkan pada semua jenjang sekolah, sebagaimana yang saya terapkan pada SMAN dan SMKN Bali Mandara di Buleleng.  

Agama ditinggalkan  juga karena masih dipandang sebagai dogma atau doktrin, belum dipahami sebagai sumber ilmu, dan sumber kehidupan. Hindu akan ditinggalkan umatnya apabila tidak memberikan manfaat nyata bagi kehidupan umatnya. Sebagaimana ilmu marketing, produk akan diterima konsumen apabila produk itu good, useful, reliable, applicable, practical, dan easy, compact, pretty serta attractive. Inilah sebetulnya penjabaran filosofi “satyam, shivam, sundaram” dalam kekinian.

Memang, agama bukan produk, tetapi dengan mengkemas ritualnya sebagai sesuatu yang tidak memberatkan dan dapat dicintai umatnya, maka Hindu akan semakin berkembang dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan umatnya dan bagi perdamaian dunia.  Semoga!

Minggu, 19 Maret 2017

Bupati Mas Sumatri Presentasikan "Karangasem The Spirit of Bali"

Balikini.Net  - Dalam upaya memperkenalkan berbagai potensi wisata kepada dunia, Kabupaten Karangasem melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem mengikuti Table Top Nusa Penida Travel Mart 2017, Jumat (10/03/2017) kemarin  di Museum I AM Bali, Monumen Bajra Sandi, Denpasar. Menariknya, Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri, dalam kesempatan tersebut, mempresentasikan langsung seluruh potensi pariwisata, seni dan budaya dengan keindahan alam yang dimiliki Kabupaten Karangasem, dengan tagline "Karangasem the Spirit of Bali".
Mas Sumatri dalam presentasinya mengatakan, Karangasem memiliki beraneka ragam seni, budaya dan tempat wisata yang telah dikenal oleh dunia. "Kami memiliki Pura Besakih, Gunung Agung, Taman Ujung, Tirta Gangga, pemandangan bawah laut yang indah untuk diving dan snorkling serta potensi wisata lainnya yang sangat menarik untuk dikunjungi", jelasnya. Dikatakannya, semua potensi wisata tersebut tersebar di delapan kecamatan yang ada di Kabupaten yang terletak paling timur Pulau Bali.

Mas Sumatri menambahkan, Karangasem saat ini menitikberatkan pariwisata spiritual berbasis desa adat dan kearifan lokal. "Keberadaan Pura Besakih yang berada di Kaki Gunung Agung, Pura Andakasa, Pura Lempuyang pula ada di Karangasem, semua itu  menjadikan Karangasem adalah sebagai Hulunya  atau Kepalanya Pulau Bali,  sehingga menjadikan Kabupaten Karangasem sebagai Spirit of Bali", terang Bupati. 

Lanjut dikatakan, dari Karangasem The Spirit of Bali, dengan tanah sucinya di Pura Besakih menyebabkan sejumlah fibrasi positif yang nantinya akan menjadi daya tarik Kabupaten Karangasem,”Jadi tidak akan lengkap kalau umat Hindu pada khususnya dan Non Hindu pada umumnya kalau tidak berkunjung ke Karangasem,”kata Bupati
Mas Sumatri kembali menuturkan, secara menyeluruh  Kab. Karangasem terdiri dari 8 Kecamatan 75 Desa dan 3 Kelurahan serta 190 Desa Adat. Masing-masing kecamatan di Kab. Karangasem memiliki potensi  khas, dari tagline “Karangasem The Spirit of Bali” memunculkan fibrasi  pengembangan pariwisata  berbasis desa adat, salah satunya  pengembangan taman Tuhan di kaki Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang yang merupakan juga tempat  Pura terbesar Pura Besakih. Dibalik kebesaran dan Tanah Suci di Pura Besakih  ternyata menyebarkan fibrasi  yang luar biasa yakni sejumlah bunga menarik dan unik yang hanya bisa tumbuh di bebukitan tandus. Bunga itu adalah bunga Kasna, bunga yang disebut bunga Abadi,”Taman Tuhan ini adalah anugerah, selain bunga Abadi, juga tumbuh bunga Gumitir,”jelasnya.
“Itu baru potensi satu kecamatan saja, belum lagi kecamatan lainnya seperti, Kecamatan Selat yang memiliki emas hitam, batu cadas hasil dari muntahan Gunung Agung yang bisa dimanfaatkan oleh warganya untuk menghasilkan yang memiliki nilai spiritual tinggi. Kec. Sidemen dengan  kerajinan tradisional warisan leluhur, Kain Tenun Endek dan Songket. Kecamatan Manggis dengan Pelabuhan Rakyatnya. Kecamatan Karangasem  ada Taman Ujung, Tirta Gangga dan kawasan Candidasa, Kecamata Abang  dan Kec. Kubu dengan panorama bawah lautnya untuk diving dan snorkling serta di Kec. Kubu  ada Buah Mete dengan berbagai olahannya dan Kec. Bebandem sebagai agro wisata perkebunan Salak yang buahnya akan menjadi salah satu maskot Karangasem juga akan didaftarkan ke  FAO sebagai salah satu buah Warisan Budaya Dunia,”paparnya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Mas Sumatri mengajak semua peserta yang hadir untuk berkunjung dan melihat potensi Karangasem secara langsung. "Saya mengundang para peserta semua pada bulan Mei mendatang untuk bisa bersama-sama berkunjung ke Kabupaten Karangasem, dimana kami akan mengadakan acara seperti ini untuk lebih memperkenalkan lebih dekat kekayaan alam dan potensi wisata yang kami miliki", tandasnya.
Ajang yang mempertemukan antara "buyer" dan "Seller" ini akan berlangsung hingga tanggal 12 Maret 2017 mendatang. Table Top Nusa Penida Travel Mart 2017 mempertemukan 40 seller lokal dan 80 buyer yang merupakan para travelagent dari dalam maupun luar negeri. Acara yang akan digelar hingga 12 Maret mendatang ini dihadiri pula oleh Kementerian Pariwisata RI Jualita, Asisten bidang Administrasi Umum Kabupaten Karangasem I Wayan Purna, dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung I Nengah Sukasta sebagai pihak penyelenggara.*
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved