-->

Selasa, 12 Juni 2018

Pemkab Karangasem Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1439 H Pupuk Kedamaian, Rajut Toleransi

AMLAPURA, Balikini.Net - Bupati Karangasem I GA Mas Sumatri dan Wakil Bupati I Wayan Artha Dipa mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah kepada segenap umat Muslim di Karangasem dan di Bali pada umumnya.

Mas Sumatri mengharapkan, melalui memontum Idul Fitri tercipta kedamaian dalam hati, setelah sebulan penuh melakukan pengendalian diri melalui ibadah puasa. Sehingga toleransi antar-umat beragama semakin kuat demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Orang nomor satu di Bali bagian timur itu juga mengapresiasi warga Muslim di Karangasem yang relatif tidak pernah berbenturan dengan penganut agama lain, baik karena faktor SARA maupun politik. Bupati mengharapkan kondusifitas yang baik itu harus tetap dijaga sepanjang masa.

Di tengah terpaan ancaman terorisme beberapa waktu lalu, Mas Sumatri mengajak seluruh umat beragama di Karangasem hidup rukun, saling menghargai, menghormati dan berdampingan. Karena bagaimana pun, bangsa ini dibangun oleh beberapa kaum. “Bangsa Indonesia ditakdirkan beragam, dari suku, agama, golongan dan bahasa. Perbedaan itu adalah kekayaan kita yang harus kita syukuri,” sebut Bupati Mas Sumatri di Karangasem, Selasa (12/6).

Lebih lanjut, ia juga mengingatkan, Idul Fitri yang berbarengan dengan hajatan Pemelihian Gubernur Bali, 27 Juni mendatang, dapat berlangsung dengan damai dan meminta umat Muslim tidak terjebak dalam politik SARA yang sangat sensitive. “Jika isu agama mulai dimainkan, maka tatanan kehidupan bisa rusak,” imbuh dia.

Ia mengaku tidak menginginkan Bali seperti daerah-daerah lain yang terpancing politisasi agama sebagai komoditi ‘jualan’ dalam pilkada. Meskipun potensi seperti itu tetap ada, namun melalui semangat persatuan, ‘jualan’ isu agama tidak akan mempan. “Ini momentum luar biasa bulan Juni 2018. Umat Hindu merayakan Galungan dan Kuningan, saudara-saudara Muslim merayakan Ramadhan dan Idul Fitri, sekaligus pilkada serentak. Kita damai-damai saja di Bali,” ucapnya.

Kepada umat Muslim Karangasem yang melakukan mudik (pulang kampung) ke daerahnya masing-masing, Mas Sumatri meminta agar berhati-hati di jalan, menyiapkan kendaraan dengan baik, mengutamakan keselamatan, memanfaatkan layanan yang diberikan pemerintah atau swasta serta dianjurkan tidak mengendarai sepeda motor jarak jauh. “Intinya utamakan keselamatan. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin,” pungkas bupati didampingi wakil bupati karangasem.*

Minggu, 27 Mei 2018

Sudikerta Sambangi Rumah Pembuat Gitar Terkenal Dunia

Denpasar, Balikini.Net - Calon Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 dari Koalisi Rakyat Bali (KRB) I Ketut Sudikerta mengunjungi rumah pembuat gitar bernama I Wayan Tuges, Guwang, Sukawati, Gianyar, Minggu (27/5). Dalam kunjungan tersebut, Sudikerta didampingi oleh

 Ketua DPD Golkar Gianyar, Tim KRB Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar, serta tim relawan. Kunjungan kali ini bertujuan untuk mendengar aspirasi dari salah satu pengerajin gitar di Gianyar dan juga sebagai wujud penghormatann dan penghargaan terhadap para pelaku seni di Bali. "Pak Tuges merupakan salah satu pengerajin yang ada di Desa Sukawati, Gianyar. Meski umur Beliau sudah hampir mencapai 70 tahun, beliau masih tetap berkarya membuat gitar," ujar Sudikerta.


Tuges telah memproduksi setidaknya ratusan gitar. Gitar-gitar buatannya tersebut merupakan hasil tangannya sendiri atau handmade, mulai dari gitar ukulele hingga gitar listrik. Gitar hasil karya Pak Tuges bisa dikatakan dapat bersaing dengan merk-merk manca negara seperti Ibanez, Gibson, Yamaha, dan gitar merk terkenal lainnya. Tidak hanya gitar, Pak Tuges juga memproduksi karya seni lainnya seperti karya seni pahat.


Saat dikonfirmasi Pak Tuges menyampaikan bahwa beliau ingin hasil karyanya dapat diketahui dan diminati oleh warga lokal. Tuges juga berkeluh kesah bahwa karyanya lebih mudah untuk dipasarkan di luar negeri daripada di Bali sendiri. "Hasil karya saya malah lebih dikenal di luar negeri dari pada di Indonesia," ujar Tuges.


Sudikerta menerima dengan baik aspirasi dari Tuges. Kedepannya para pengerajin akan diberikan permodalan untuk menunjang usahanya, dan dibantu dari segi promosinya. Dalam program kerja Nawacandra yang diusung oleh Mantra-Kerta juga terdapat program untuk mensejahterakan para seniman dan akan memberikan insentif agar menunjang kesejahteraan para seniman tersebut. Kunjungan tersebut diakhiri dengan menyanyi bersama Sudikerta bersama membawakan sebuah lagu yang berjudul "Selem-Selem Manis"[*]

Senin, 19 Maret 2018

UNHI Bangun Kerjasama dengan ITB

UNHI Bangun Kerjasama dengan ITB
Prof. Damriyasa: Semoga Prodi Farmasi Segera Terealisasi--kecil

DENPASAR-Balikini.Net - UNIVERSITAS Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar terus berupaya membangun kerjasama antarperguruan tinggi untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satunya adalah membangun kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) – salah satu perguruan tinggi negeri ternama dan unggulan di Indonesia. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UNHI dan ITB dilakukan pada tanggal 15 Maret 2018. Acara penandatanganan kerjasama (MoU) diawali dengan pembacaan nota kesepahaman yang dilanjutkan dengan penandatanganan kerjasama kedua belah pihak.
Rektor Universitas Hindu Indonesia Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, MS yang didampingi Wakil Rektor III Dr. I Wayan Muka, ST. MT usai penandatangan MoU menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan ITB bisa melaksanakan kerjasama dengan UNHI. 
Ada beberapa poin kerjasama yang dilakukan antara UNHI dan ITB. Kerjasama tersebut meliputi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu: bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. “Saya sangat berterimakasih kepada ITB karena telah bersedia bekerjasama dengan UNHI. Kerjasama antara UNHI dan ITB meliputi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” jelas Prof. Damriyasa. 
Prof. Damriyasa menambahkan, kedepan Unhi akan melakukan kerjasama pada program prioritas seperti penelitian, pertukaran dosen, kemahasiswaan dan mengharapakan bantuan ITB dalam merealisasikan pendirian Prodi Farmasi. Selain itu juga memperkuat prodi kesehatan berbasis pengobatan herbal. “Poin ini juga menjadi konsen UNHI. Semoga segera bisa terealisasikan,” paparnya. 
Sementara itu, Rektor ITB yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Ir. Bermawi Priyatna Iskandar, MSc., PhD dalam sambutannya juga menyatakan rasa terimakasih dan bersyukur dapat bekerjasama dengan Unhi Denpasar. 
Pada dasarnya ITB sebagai PTN unggulan di Indonesia ini adalah milik Negara, sehingga menjadi kewajiban untuk kerjasama dengan PTN dan PTS termasuk UNHI Denpasar. Kedepan diharapkan ada tindak lanjut dari MoU ini dengan aktifitas nyata dibidang masing. “ITB di samping terkenal bidang teknologinya, juga mengembangkan bidang sains, Seni, sosial humaniora yang sangat maju di Indonesia,” paparnya. [wp/r3war]

Senin, 05 Maret 2018

Perangi Narkoba Dharma Pertiwi Daerah “J”

Perangi Narkoba Dharma Pertiwi Daerah “J”
Gelar Ceramah Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba

Denpasar,Balikini.Net - Pemerintah menyatakan perang besar terhadap narkoba dan narkoba adalah merupakan salah satu dari tiga musuh besar bangsa ini selain korupsi dan radikalisme. Penggunaan narkoba dapat merubah tatanan kehidupan seorang, termasuk merubah fungsi sosial dan jati diri ke arah yang buruk, sehingga penyuluhan, pembinaan dan pengenalan bahaya narkoba  sangat penting untuk dilakukan.
Dalam upaya  mendukung program pemerintah untuk memerangi narkoba, Dharma Pertiwi Daerah J dibawah pimpinan Ibu Ketua, Ny. Riza Benny Susianto, menggelar ceramah dengan tajuk “ Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba” pada Senin (5/3) di Aula Udayana, Makodam IX/Udayana

Kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke 54  Dharma Pertiwi, yang tepatnya jatuh pada tanggal 6 Maret 2018. Ceramah diikuti oleh anggota Dharma Pertiwi, kurang lebih berjumlah 500 orang perwakilan jajaran Dharma Pertiwi Daerah J dari unsur Persit Kartika Chandra Kirana, Jalasenastri dan Via Ardya Garini dengan nara sumber dari BNN Provinsi Bali , Bapak  Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa.  
Sebelum ceramah dimulai Ibu Ketua dalam pengantarnya menyampaikan bahwa narkoba merupakan ancaman senyap dan nyata yang sebenarnya lebih berbahaya dari semua kejahatan jika dilihat dari segi dampaknya dan penyalahgunaan narkoba di Indonresia saat ini sangat marak khususnya dikalangan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa ini

Untuk mengetahui seperti apa bahaya penyalahgunaan narkoba itu dan bagaimana cara menghindarinya maka pada kesempatan yang baik ini kita bersama-sama akan mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh Penceramah dari BNN Provinsi Bali tentang Pola Hidup Sehat Tanpa Narkoba. Mari kita simak dan dengarkan dengan sungguh-sungguh dan tanyakan jika ada hal-hal yang belum jelas sehingga dipahami dan nantinya dapat meneruskan informasi ini kepada anggota lainnya maupun keluarga masing-masing. Demimian ajak Ibu Ketua.

Selanjutnya ceramah disamapaikan oleh pemateri Bapak Brigjen Pol I Putu Gede Suastawa dari BNN Provinsi Bali dan seluruh peserta sangat antusias mendengarkan dan mengikuti pemaparan yang disampaikan oleh pembawa materi terbukti ketika bibuka ruang tanyajawab cukup banyak peserta yang mengajukan pertanyaan menandakan antusias peserta mengikuti meteri yang disampaikan oleh nara sumber. 

Pada kesempatan ceramah ini hadir juga Pembina Harian Dharma Pertiwi Aster Kasdam IX/Udayana, Kolonel Inf Kadek Subawa mendampingi Ibu Ketua. (pen/r4)

Selasa, 12 Desember 2017

Komunitas Ikhlas Berbagi, Galang Gerakan Seribu Rupiah untuk Masyarakat Bali

Tabanan , Balikini.Net – Meliat kondisi salah satu warga I Gusti Ketut Putra asal Desa Cau Belayu Marga Membuat Komunitas Ikhlas Berbagi sebagai wadah bagi siapa saja yang ingin menyisihkan rezekinya agar dapat bermanfaat bagi orang lain  memberikan bantuan kursi roda Selasa 12/12   .
Komonitas yang baru memiliki 25 orang anggota yang berasal dari berbagai daerah di Bali ini selalu memelakukan gebrakan yang di jalankan dengan penuh kasih sayang  membantu bagi mereka yang sangat membutuhkan .
Pada awal kemunculannya komunitas ini dengan dengan beberapa anggota dari beberapa daerah di Bali berhasil mengumpulkan dana tujuh juta rupiah yang kemudian digunakan untuk membantu masyarakat yang cacad fisik dan telantar .  

Menurut  Ajik Putra selaku pendiri Komunitas Ikhlas Berbagi berharap semakin banyak donatur yang ikut bergabung  ,, saya berharap bagi yang peduli terhadap saudara - saudara kita yang kurang mampu kita harapkan ikut peduli menyinsihkan seribu rupiah  tiap orang pasti kita semakin banyak masyarakat kurang mampu  dapat merasakan manfaat dari keberadaan komunitas ini ,, ujarnya .[ar/r6]


Jumat, 01 Desember 2017

Refleksi HUT ke XV Pascasarjana UNHI, Alumni Tembus 1.865 Orang

Denpasar, Balikini. Net- Diusianya yang ke 15 tahun, Program Pascasarjana Unhi telah menelurkan 1.865 magister dan doktor yang telah tersebar di seluruh negeri, untuk mengisi sumber daya manusia (SDM) khususnya di bidang pengembangan agama Hindu. Demikian dikatakan Direktur Program Pascasarjana Unhi Prof. Dr. Putu Gelgel, SH.,MH., saat merayakan puncak HUT ke-15 lembaga, di kampus setempat, Kamis (30/11).

Dari sekian alunmi yang tersebar pihaknya  ingin mengecek alumni, apakah sudah bekerja atau belum. "Ya perlu adanya pelacakan alumni apa masih menganggur  atau sudah bekerja, sebagai laporan akreditasi. Paparnya.

Lanjut Gelgel diusia yang ke XV ini mahasiswa pascasarjana UNHI berjumlah  621 orang. Karena ada perubahan regulasi, jumlah dosen tetap berjumlah 27orang. Terdiri dari 8 orang guru besar dan 19 doktor dan 9 orang pegawai.

Adapun perkuliahan sudah diupayakan berjalan dengan tertib, disiplin, dan pemerataan , tidak ada Matakuliah yang diberikan kurang dari 12 kali pertemuan dalam satu semester, seluruh dosen juga diusahakan  dilibatkan dalam perkuliahan maupun ujian-ujian.

Disamping melakukan kuliah reguler, Pasca UNHI juga melakukan kuliah umum,  dan melakukan seminar-seminar guna menambah wawasam akademik para mahasiswa. Tak kalah penting, ada beberapa penelitian juga dilakukan yakni ada 9 penelitian dilakukan dalam tahun 2017, baik oenelitian kelompok maupun individu. Penelitian-penelitian tersebut dibiayai dari Hibah Dikti, Kemenag, RAB Unhi dan Pascasarjana. Nantinya hasil penelitian tersebut disebar kepada para dosen guna mempublikasikan ke jurnal Nasional maupun Internasional.

Disamping Penelitian, ditahun 2017 ada 4 buku yang diterbitkan oleh Pascasarjana. "Kami targetkan minimal 4 buah buku terbit setiap tahun dan tahun depan harus lebih banyak" tegasnya

Selain buku, Jurnal Dharma Smerthi juga terbit setiap lima bulan sekali. Kedepan tak sekedar terbit, Jurnal Pascasarjana ditingkatkan statusnya menjadi Jurnal Terakreditasi.

Turut hadir Rektor Unhi  Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A., menyampaikan  selamat hari jadi yang ke XV dan diusia le 15 tahun, Unhi sudah banyak menyumbang kepada negara, namun bukan berupa uang. Melainkan 1865 orang alumni yang memiliki SDM yang berdaya saing. Harapan kedepan bisa melahirkan 2 program Pasca S2 Ekonomi dan Tehnik dan Akreditasi Meningkat. Ujarnya.



Serangkain HUT yang ke XV ini, ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan. Diawali mulai hari Senin tanggal 13 November 2017, melaksanakan Tirtayatra ke Pura Dalem Balingkang, Sabtu (18/11)Melakukan Seminar Hasil Penelitian, Selasa (21/11) kegiatan Studium Generale tentang Antrhopologi Pendidikan oleh Prof. Gede Wija, P, Hd., Sabtu (25/11) melakukan Yoga Massal dan Cek Kesehatan, dan yang terakhir Minggu (26/11) melakukan Pengabdian ke Posko Pengungsi di Desa Sukahet, Sidemen.

Diakhir penutup acara, beberapa alumni turut memeriahkan HUT ini, menghibur  dengan Bondres. Suasanapun kembali ramai, sorak dan  tepuk tangan membuat suasana berubah.[bud/r5]


Rabu, 29 November 2017

Mengurai Benang Kusut Kemiskinan Mahasiswa Punya Peran Vital

Denpasar , Balikini.Net - Motivator kewirausahaan Nyoman Suartha menilai, mahasiswa mempunyai peran vital dalam mengurai ‘benang kusut’ kemiskinan di Indonesia. Salah satu caranya, seluruh mahasiswa wajib memiliki usaha sendiri, meski dalam skala kecil. 

Untuk mewadahi usaha mahasiswa, ia berharap seluruh perguruan tinggi membangun inkubator bisnis, yang bertujuan menelurkan bibit-bibit pengusaha mandiri dari kampus. “Inkubator itu kan alat penetas. Jadi kita rangkul mahasiswa pengusaha, dari permodalah, promosi dan pelatihan,” kata Suartha di Denpasar, Rabu (29/11) kemarin.

Sebagai impelemtasi idenya itu, Suartha yang juga dosen Fakultas Ekonomi Universitas Ngurah Rai (UNR) ini mengaku mewajibkan seluruh mahasiswanya membangun usaha, kemudian megumpulkan kartu nama usaha sebagai bukti. “Ini saya wajibkan. Saya nggak suka dengan hal-hal yang biasa,” kata dia.

Menurutnya, jika 50 persen saja dari total mahasiswa aktif (student body) di sebuah perguruan tinggi mau menciptakan usaha, kemudian aktif di inkubator bisnis, maka bisa dibayangkan benang kusut kemiskinan itu akan otomatis terurai secara luas. “Kalau mau kaya raya, ya harus jadi pengusaha,” terang suami dari akademisi Undud Prof. Suprapti ini. 

Ia juga mendorong mahasiswa agar selalu mengedepankan kreativitas dan inovasi di dalam usaha yang digeluti. Sebab, kata dia, jika mengikuti apa yang sudah ada, maka usaha itu tidak akan berjalan. “Misalnya anda memulai usaha bakso, tapi bentuknya bulat, itu pasti nggak laku karena sudah biasa. Buatlah bentuk lain yang menarik,” imbaunya.

Selain memberikan mata pelajaran kewirausahaan di dalam kelas, ia juga mewajibkan peserta didiknya melakukan kunjungan industri ke sejumlah perusahaan-perusaahan berskala besar, serta sesekali waktu mengajak berekreasi dengan tujuan menumbukan mental pengusaha. 

Lebih lanjut, Suarta menjelaskan, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) atau usaha mikro merupakan usaha yang paling tahan banting, karena tidak terdampak krisis nasional maupun global. Sekalipun suatu UKM mengalami gulung tikar, pemiliknya tidak akan mengalami depresi. Berbeda dengan usaha besar yang sekali jatuh, membuat pemiliknya stress. “Contohnya jualan pisang goreng. Sekarang goreng, sekarang dapat duit. Ini kan bagus banget,” pungkasnya.[bud/r7]

Senin, 06 November 2017

Bencana Meningkat, Pakar Desak Negara-negara Lebih Cepat Kurangi Emisi

Bonn , Balikini.Net - Dengan bencana alam seperti badai, banjir dan dampak-dampak lain akibat perubahan yang semakin merusak, semakin mendesak untuk setiap negara meningkatkan target pengurangan emisi, bila mereka ingin pemanasan global tetap dalam ambang batas aman, kata para pakar menjelang pertemuan iklim PBB yang dimulai Senin (6/11).

Sekitar 163 negara telah menyerahkan rancangan bagaimana kontribusi mereka untuk memenuhi tujuan perjanjian iklim Paris yang membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celsius di atas level sebelum masa industri.

Namun apabila semua rancangan itu disatukan kemungkinan akan menyebabkan kenaikan suhu sebanyak 3 derajat pada abad ini, menurut PBB.

Nicholas Nuttal, Juru Bicara dari Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim mengatakan rencana-rencana nasional yang diajukan sebelum pertemuan Paris "sudah diketahui tidak bisa memenuhi tujuan-tujuan jangka panjang Kesepakatan Paris."

Tahun ini telah terjadi banyak kondisi cuaca ekstrim yang telah lama diperingatkan oleh para ahli, antara lain banjir besar di Asia, badai-badai yang merusak di Karibia dan Amerika Serikat, dan kebakaran lahan di California dan selatan Eropa.

Dalam upaya mengurangi emisi dan mencegah dampak yang lebih buruk, "kita berpacu dengan waktu," kata Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD, minggu lalu.

"Kita harus menanamkan bahwa melindungi lindungan adalah tidak hanya bisnis yang bagus, tapi juga kebijakan yang bagus," kata Gurria.

Ketika 195 negara bertemu di Bonn, Jerman untuk pembicaraan iklim PBB, mereka kan membuat aturan untuk menerapkan kesepakatan Paris, termasuk beberapa isu yang kadang-kadang masih memicu perdebatan seperti misalnya bagaimana pengurangan emisi gas yang mengubah iklim, bisa dilaporkan dan diperiksa oleh negara lain.

Tetapi waktu tidak banyak. Emisi global gas pengubah iklim harus meningkat pada 2020 atau tiga tahun lagi dari sekarang untuk menjaga agar tingkat pemanasan berada di ambang batas aman, menurut World Resources Institute.

Camilla Born, penasihat senior untuk E3G, lembaga penelitian iklim bermarkas di London mengatakan: "Kita harus menunjukkan peningkatan ambisi pada 2020, bila ingin tetap pada jalur untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang tersebut."

"Ini tugas yang lebih luas dan dalam dari yang pernah kita lihat sebelumnya. Ini bukan hanya pembicaraan mengenai menaikkan target-target. Hal ini tentang menyusun ekonomi kita secara berbeda.

"Kita bergerak ke arah sana, namun kita butuh bergerak lebih cepat," kata Born kepada Thomson Reuters Foundation. "Ini bukan kesepakatan yang sudah tuntas, tapi kita masih punya banyak bahan untuk mewujudkannya," kata dia.

Sumber pendanaan

Banyak negara berkembang berencana untuk membatasi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim bergantung pada penerimaan dana yang cukup untuk menerapkannya.

Negara-negara yang makmur telah berjanji menggalang dana 100 miliar dolar setahun untuk pendanaan iklim pada 2020, untuk membantu negara berkembang mengatasi dampak dari perubahan iklim dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun negara-negara berkembang membutuhkan lebih dari 4 triliun dolar untuk menerapkan rencana mereka, menurut Least Developed Countries (LDC) Group yang mewakili 47 negara termiskin di dunia.

"Negara-negara LDC dan negara berkembang lainnya tidak bisa melakukan tindakan yang ambisius untuk menangani perubahan iklim atau untuk melindungi diri mereka dari dampak-dampak (perubahan iklim) kecuali seluruh negara memenuhi janji-janji yang telah mereka buat," kata Gebru Jember Endalew, ketua grup yang berasal dari Ethiopia.

"(Kami) menghadapi tantangan unik dan belum pernah terjadi sebelumnya yaitu membawa masyarakat keluar dari kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan tanpa mengandalkan bahan bakar fosil," kata dia.

Grup ini mendorong pembicaraan Bonn untuk menghasilkan lebih banyak bantuan tunai untuk membiayai perubahan-perubahan yang diperlukan. Untuk menjalankan rencana aksi iklim saja, negara-negara yang paling tidak maju membutuhkan setidaknya 200 miliar untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang semakin memburuk, termasuk musim kering yang lebih keras dan banjir yang lebih parah, kata Endalew.

Banyak negara-negara paling miskin di Afrika, Asia, Karibia dan Pasifik telah menyaksikan kerusakan akibat banjir, badai, kekeringan dan naiknya permukaan air laut.

Dengan dampak-dampak tersebut yang mengikuti kenaikan suhu global sebanyak 1,2 derajat celsius, banyak negara-negara miskin dan organisasi-organisasi yang mewakili kelompok paling rentan di dunia, mendesak agar batas kenaikan suhu tidak hanya ditahan di bawah 2 derajat, tapi lebih ambisius lagi yaitu 1,5 derajat celcius. [sub/voa/ fw/au]

Minggu, 03 September 2017

Ajasmara Saksikan upacara “Pasupati” Pusaka di Puri Agung Karangasem

Karangasem(balikini.net)  –Ada yang berbeda saat prosesi
“Pasupati” pusaka di Puri Agung Karangasem siang tadi, dimana dalam kesempatan tersebut nampak salah seorang aktor tersohor ibukota Anjasmara Prasetya terlihat duduk ditengah-tengah keluarga besar Puri dan mengenakan pakaian adat Bali.
“Ia Anjasmara tadi datang bersama keponakan saya, tetapi terkait
tujuannya datang ke Karangasem saya kurang tau, kabarnya akan yoga
besok,” ujar Anak Agung Gede Mudita salah satu pengelingsir Puri Agung
Karangasem

Aktor tampan yang belakangan ini mulai aktif menekuni yoga tersebut terlihat sangat antosias ketika menyaksikan prosesi tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kabarnya esok hari pria pemeran Cecep tersebut akan melaksanakan yoga di salah satu lokasi yang berada
di Kabupaten Karangasem.

Kedatangan Anjasmara ke Kabupaten Karangasem bukanlah yang pertama kalinya, beberapa waktu lalu, dirinya juga sempat datang ke Karangasem dan bermalam di sebuah Villa yang ada di daerah Sidemen.(tawan)

Selasa, 29 Agustus 2017

Denpasar (balikini.Net) – Ratusan pemuda selasa pagi 29 /8 /17 memenuhi Depan Monumen Bajra Sandhi Renon, Denpasar,dalam aksinya  mereka mengelar Longmarch dengan tema "Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila"
Kegiatan  dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-72, diselenggarakan oleh  Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila, yang terdiri dari HMI, PMKRI, KMHDI, HIKMAHBUDHI, GMKI, Paskibra Bali, Pramuka dan pelajar/mahasiswa di Denpasar .

Sebelum mereka melaku aksi Para peserta parade berkumpul di sisi barat lapangan renon, dimana para peserta mengenakan pakaian adat Nusantara dan pramuka. Selain itu, para peserta juga membawa panji-panji kebangsaan diantaranya poster Garuda Pancasila, bendera merah putih  serta spanduk yang berisi tulisan "Gerakan Masyarakat Bali Pembela Pancasila .

Selanjutnya, para peserta parade menyampaikan pernyataan sikap dan diakhiri dengan penandatangan spanduk oleh seluruh peserta parade dan masyarakat sekitar sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang telah menerbitkan Perppu No. 2 tahun 2017 tentang Ormas.

Adapun isi pernyataan sikap, antara lain :
1. Mendukung tegaknya consensus Nasional; Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bheneka Tunggal Ika.
2. Menanamkan Nilai-nilai Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan.
3. Merefleksikan Nilai-nilai perjuangan pahlawan nasional dan Tokoh-tokoh lokal
4. Menolak pelemahan KPK dalam bentuk apapun dan mendesak KPK dalam menuntaskan  kasus korupsi
5. Menuntut ketegasan pemerintah dalam pelecehan lambang Negara. 
Setelah mereka melakukan orasi dan pembacaan sikap mereka pun membubarkan diri dengann tertib  (wis/r6)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved