-->

Sabtu, 25 November 2023

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Pada Pewintenan dan Metatah Masal PHDI, Tercatat 416 Orang Peserta Ikuti Kegiatan Itu

 


Ket Foto: Walikota Denpasar, I.G.N Jaya Negara saat ngayah nyangging pada Pewintenan dan Metatah Masal PHDI di Pura Agung Loka Natha.



Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah nyangging pada serangkaian karya Pewintenan dan Metatah Masal yang digelar oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Pura Agung Loka Natha, Kecamatan Denpasar Utara, pada Sabtu (25/10) pagi. Terkonfirmasi sejumlah 204 orang mengikuti upacara Metatah Masal, dan 212 orang lainnya mengikuti serangkaian karya Menek Kelih, Pewintenan Saraswati, dan Sapu Leger.



Walikota Denpasar, Jaya Negara, pada kesempatan itu hadir bersama Ketua DPRD Kota Denpasar I Gusti Ngurah Gede,

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, dan Sekertaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana.


Dalam kesempatan itu Jaya Negara mengatakan, Metatah merupakan prosesi upacara yang memiliki arti untuk memanusiakan manusia sesuai dengan hakikatnya, serta memelihara hubungan yang harmonis antara umat manusia dengan sang pencipta.



"Sebagai manusia kita semua tidak terlepas dari siklus hidup mulai dari kandungan, hingga beranjak mamasuki usia dewasa, serta astungkara membawa kebijaksanaan sesuai dengan kodrat sebagai manusia, demikian yang mendasari makna dari prosesi Metatah," ungkap Jaya Negara.



Sementara itu, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka menyampaikan, pelaksanaan upacara ini secara bersama-sama dimaknai sebagai upaya menghapus stigma upacara dan Yadya di Bali ini menelan biaya yang besar dan cenderung menjadi beban.



"Penyelenggaraan upacara ini, merupakan wujud implementasi jiwa gotong royong dan kebersamaan sebagai budaya yang sejak lama tertanam dalam masyarakat di Bali yang dikenal sebagai spirit Vasudhaiva Kutumbakam, sehingga para peserta hanya perlu berpunia semampunya tanpa ada batasan besaran yang harus diberikan," ujar I Made Arka. (Gita/H)


Rabu, 22 November 2023

Angel Hearts Bali Foundation Gelar Upacara Mepandes Bersama Krama Bangli


Bangli, Bali Kini -
Sebagai bentuk kepedulian Yayasan Angel Hearts Bali terhadap kehidupan sosial anak asuh dan Hindu Bali lainnya, dari keluarga prasejahtera yang kesulitan melakukan upacara khususnya upacara mepandes, karena terkendala alasan kondisi ekonomi serta masih kurangnya kegiatan- kegiatan sosial keagamaan, maka untuk membantu memberikan solusi atas permasalahan tersebut Yayasan Angel Hearts Bali menggelar upacara mepandes bersama Krama Bangli.


Dengan mengusung tema "Melalui Upacara Mepandes Bersama Krama Bangli, Yayasan Angel Hearts Bali dan Yayasan Komunitas Sosial dan Penggiat Sosial Bali Hadir Untuk Melayani, Berbagi dan Berbakti", upacara dipusatkan di Kabupaten Bangli tepatnya di Wantilan Desa Adat Kubu, Kecamatan Bangli, diikuti oleh 206 orang peserta yang berasal dari Kabupaten Bangli, Buleleng, Karangasem dan Klungkung.



Upacara tersebut dihadiri oleh Assisten I Sekda Kabupaten Bangli, I Made Ari Pulasari, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Bangli, Ny. Ida Ayu Suardini Giri Putra, perwakilam Dinas Sosial P3A Provinsi Bali dan perwakilan Dinas Sosial Kabupaten Bangli, Ketua MDA Kabupaten Bangli, Perwakilan PHDI Kabupaten Bangli, perwakilan WHDI Kabupaten Bangli, Camat Bangli, Lurah Kubu serta undangan lainnya.



Ketua Panitia Upacara Mepandes Bersama, I Wayan Juni Artayasa,S.Pd.M.Si.CMC., dalam laporannya menyampaikan, bahwa tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberikan kesempatan dan membantu anak-anak yatim/piatu, anak-anak dari keluarga prasejahtera dan keluarga tidak mampu lainnya di Bangli untuk dapat melaksanakan upacara Mepandes bersama tanpa perlu memikirkan biaya besar yang biasanya diperlukan untuk upacara tersebut, membantu program pemerintah dalam mengatasi dan mengentaskan masalah-masalah sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya demi mewujudkan kesetaraan sosial dalam sumber daya manusia di Bali serta memberikan rangsangan kepedulian bagi pribadi, organisasi maupun institusi lainnya di Bali untuk bergerak dan berbagi mengatasi permasalahan-permasalahan sosial di Bali.


Pihaknya menambahkan bahwa kegiatan Upacara Mepandes bersama karma Bangli ini tidak lepas dari ide-ide cemerlang Ibu Linda Anugerah dan Bapak Eddy Martamulia selaku Pendiri Yayasan Angel Hearts Bali, yang telah mengabdikan waktu,, tenaga, pikiran dan materi untuk selalu berbagi kepada masyarakat bali, khususnya kepada masyarakat Bangli yang belum sempat melaksanakan Mepandes di tempat masing-masing, dikarenakan oleh berbagai kendala.


"Suatu kebahagiaan yang sangat besar bagi kami selaku Panitia Penyelenggara, karena merasakan respons yang sangat positif dari masyarakat Bangli tercinta ini, sehingga Peserta yang mengikuti Upacara Mepandes kali ini, tidak hanya yang berusia remaja, tetapi banyak juga peserta dewasa, bahkan yang sudah berkeluarga, bagi kami hal ini sungguh sangat luar biasa". "Imbuhnya".


Pihaknya berharap dengan adanya kepedulian, sinergitas, dan kebersamaan semua pihak, diharapkan semua kendala akan mendapatkan solusi dengan baik, sehingga dimasa mendatang akan terwujud masyarakat Bali, khususnya Bangli yang sejahtera seutuhnya, sekala maupun niskala.


Bupati Bangli dalam sambutannya yang disampaikan oleh Assisten I Sekda Kabupaten Bangli, I Made Ari Pulasari mengatakan, Upacara Potong Gigi yang dalam bahasa Bali sering pula disebut dengan mepandes, mesangih atau metatah merupakan ritual keagamaan yang harus dilaksanakan oleh semua umat Hindu di Bali, khususnya bagi yang telah menginjak masa remaja. 


Dalam ajaran ini terkandung nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang sedang dibutuhkan pada masa remaja sebagai sarana dalam pembentukan kepribadian anak yang merupakan kelanjutan dari pembentukan di masa bayi dalam kandungan, dengan harapan lahirnya anak yang suputra (anak yang baik). Oleh karena itu, sifat-sifat keraksasaan tersebut perlu dinetralisir dan dikendalikan, agar nantinya dapat tercapainya tujuan, yaitu diharapkan sifat-sifat keraksasaan dapat berubah menjadi sifat-sifat kebaikan. Upacara potong gigi adalah ritual yang sudah dilaksanakan sejak dahulu kala dan terus berkembang sampai saat ini. Dan biasanya di Bali upacara potong gigi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan upacara Ngaben, pernikahan, dan Ngeresi.


Pelaksanaan Upacara Mepandes merupakan tanggung jawab orang tua bagi putra putrinya, tapi dalam kondisi, keadaan maupun situasi yang belum memungkinkan sehingga upacara ini belum dapat dilaksanakan sehingga sangat dibutuhkan kehadiran Pemerintah maupun pihak non pemerintah untuk pelaksanaanya. Dalam kesempatan ini disampaikan terimakasih dan apresiasi atas kehadiran Yayasan Angel Heart Bali, Yayasan Komunitas Sosial lainnya, Jajaran Desa Adat Kubu dan pihak lain atas kepeduliannya sehingga acara Mepandes bersama ini dapat terselenggara dengan baik, yang tentunya kegiatan ini sangat membantu masyarakat kita.


Terdapat banyak hal yang mesti dilaksanakan untuk membangun Bangli yang lebih Maju yang tentunya akan terwujud dengan keterlibatan semua pihak, harapannya keperdulian dan kehadiran pihak non Pemerintah seiring waktu berjalan akan terus bertumbuh dan bertumbuh. "Harapnya"[rls]

Senin, 17 April 2023

Bupati Tabanan Kembali Serahkan Program Unggulan Semara Ratih Kepada Kedua Mempelai


Tabanan Bali Kini  –
Sebagai salah satu wujud perhatian Pemerintah serta ungkapan turut berbahagia, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M menghadiri undangan Pawiwahan dari Made Nurjaya dan Putu Rizka yang berlangsung di Jalan Sriwijaya, Dajan Peken, Tabanan, Senin (17/4). 

 

Yang menarik kali ini yakni, Bupati Sanjaya Kembali menyerahkan program Semara Ratih kepada kedua mempelai, sebab program ini merupakan terobosan dan inovasi terbaik yang diinisiasi oleh Tabanan. Nampak turut mendampingi Bupati, yakni Kadis Capil, Kepala Bappeda, serta Kabag Umum yang siang itu disambut dengan hangat oleh pihak keluarga. 

 

Program Semara Ratih, sebagai salah satu inovasi dalam melakukan pelayanan kependudukan di Kabupten Tabanan khususnya dalam Pencatatan Perkawinan, di mana, sebelum melangsungkan perkawinan atau pra perkawinan, kedua mempelai akan terlebih dahulu mendapatkan konseling. Termasuk di antaranya konseling terkait pengecekan kesehatan, tradisi, adat istiadat, budaya, ajaran keagamaan, sistem reproduksi, keamanan dan sosialisasi administrasi dokumen kependudukan. 

 

Sebagai salah satu program unggulan yang diadopsi dari program desa, inovasi Semara Ratih ini secara terintegrasi mampu menggelorakan semangat dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya dokumen kependudukkan, terutama akta perkawinan, kartu keluarga dan KTP– elektronik. Hal ini tentunya dengan tujuan untuk mempercepat kepemilikan dokumen kependudukan, meningkatkan kualitas perkawinan dan terwujudnya konservasi lingkungan yang baik. 

 

“Hari ini saya menyerahkan sebuah program di Kabupaten Tabanan, yang mana program ini telah menginspirasi Kabupaten/Kota di Bali dan sudah dilirik oleh Kementerian BKKBN Pusat, karena program ini sangat luar biasa. Program ini bukan hanya memberikan akta secara langsung, tapi ketika sebelum melakukan Pawiwahan seperti sekarang ini, diawali dulu oleh sebuah program yang namanya konseling. Ceritanya calon mempelai nanti dilihat bagaimana situasi dan kondisinya apa layak melakukan sebuah perkawinan, bagaimana kondisi kesehatannya, nanti akan ada tim khusus yang mengecek kedua mempelai” dipaparkan oleh Bupati Sanjaya saat menyerahkan dokumen program samara ratih siang itu. 

 

Tak hanya melibatkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil saja, namun konseling nanti juga akan melibatkan pihak puskesmas khususnya dalam pemeriksaan dan pelayanan kesehatan. “Nanti setelah konseling, akan mendapat rekomendasi, diserahkan ke Capil dan nanti akan mendapat rekomendasi Kembali apakah layak melakukan pernikahan” lanjutnya.

 

Menurut Sanjaya, terobosan program ini merupakan hal yang luar biasa, dan tentunya akan terus dilakukan perbaikan dalam penyempurnaannya. Pihaknya pun mengharapkan, program ini nantinya mampu menjadi pilot project untuk Bali secara keseluruhan. Sanjaya juga merekomendasikan konseling kepada puskesmas tentang bagaimana usia produktif pernikahan dan bagaimana kondisi Kesehatan yang tepat untuk memperoleh keturunan. 

 

Di kesempatan itu, dokumen samara ratih langsung diserahkan oleh Bupati Sanjaya, sekaligus mengucapkan selamat kepada kedua mempelai, dan berharap agar keduanya selalu berbahagia dalam mengarungi bahtera pernikahan. Ucapan tersebut disambut sangat baik oleh pihak keluarga. Kedua mempelai pun menyatakan bahwa banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti program samara ratih, sekaligus mengucap terima kasih kepada kehadiran jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan khususnya Bapak Bupati Sanjaya yang secara langsung hadir saat itu.[rls]



Senin, 13 Maret 2023

Presiden Jokowi Resmikan Penataan Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih

 

BALIKINI.NET | BALI — Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meresmikan penataan fasilitas kawasan suci Pura Agung Besakih di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, pada Senin, 13 Maret 2023. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menekankan pentingnya merawat Pura Agung Besakih yang sangat disucikan oleh umat Hindu, tidak hanya umat Hindu di Bali, tetapi di seluruh Nusantara.

"Pura yang suci ini harus kita jaga, harus kita rawat dengan penuh hormat sehingga umat Hindu dan pengunjung yang datang ke Pura Agung Besakih bisa merasakan aura kesuciannya, karena dengan terjaganya kesucian, terjaga kebersihan, terjaga kerapian sekaligus menjadi tempat yang indah," ujar Presiden Jokowi.

Selain itu, Pura Agung Besakih juga selalu dipadati oleh pengunjung apalagi jika ada upacara besar, terutama Upacara Bhatara Turun Kabeh yang diselenggarakan tiap sasih kadasa. Presiden menilai, kedatangan umat dan pengunjung yang makin banyak tanpa diimbangi dengan penataan dan antisipasi ke depan akan menimbulkan kesemrawutan dan ketidaknyamanan.

"Oleh sebab itu, tahun 2021 saya perintahkan dan saya minta ke Pak Menteri PUPR--Pak Basuki--untuk melakukan penataan di kawasan Pura Besakih ini besama-sama dengan Gubernur Provinsi Bali yang dilakukan di dua area yaitu area Bencingah dan area Manik Mas, dengan membangun berbagai infrastruktur pendukung agar masyarakat makin nyaman saat bersembahyang dan Pura Agung Besakih tetap terjaga kesuciannya," jelasnya.

Kepala Negara pun menekankan bahwa pembangunan fasilitas yang bagus dan megah lebih mudah dibandingkan mengelola dan merawatnya. Untuk itu, Presiden berpesan agar fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah pusat dan provinsi tersebut dapat diikuti dengan pengelolaan yang baik dan profesional.

"Harus disiapkan manajemen dengan kompetensi yang baik sehingga mampu menjembatani berbagai kepentingan yang ada. Libatkan Desa Besakih dan Desa Adat Besakih, beri kesempatan kepada masyarakat juga untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi," tandasnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), penataan Pura Agung Besakih menelan anggaran sebesar Rp600,1 miliar (APBN Rp378,4 miliar dan APBD Rp221,7 miliar). Penataan meliputi pembangunan gedung parkir, pembangunan 267 kios besar dan 198 kios kecil, pembangunan pedestrian, hingga berbagai fasilitas umum seperti toilet, Bale Pesandekan, Bale Gong, dan area bermain anak. 

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Bali I Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, dan Bupati Karangasem I Gede Dana. 


Karangasem, 13 Maret 2023
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Sabtu, 18 Februari 2023

Kodam IX/Udayana Mengucapkan Selamat Memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1444 H


Keluarga Besar Kodam IX/Udayana Memperingati Isra Miraj 1444 H

Selamat memperingati Isra Miraj 1444 H pada Sabtu, 18 Februari 2023. Semoga keberkahan, kebaikan, dan keridhaan Allah SWT selalu menyertai kita.

Isra merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa. Kemudian, Rasulullah SAW meneruskan perjalanan Miraj dari Masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha.

Sidratul Muntaha disebutkan sebagai tempat di langit yang bersifat gaib, tidak mungkin dijangkau oleh pancaindera manusia, dan bahkan tak dapat dijangkau oleh akal pikiran.

Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW mengenal tanda-tanda keagungan Allah SWT. Begitu juga dengan kekuasaan dan kasih sayang-Nya kepada semua makhluk.

Maka dari itu, Isra Miraj menjadi peristiwa yang agung bagi Nabi Muhammad SAW karena mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya sebagai pengemban tugas pembawa rahmat bagi alam semesta.

Hal ini tertuang pula dalam surah Al-Isra sebagai berikut.

سُبۡØ­َٰÙ†َ ٱلَّØ°ِÙŠٓ Ø£َسۡرَÙ‰ٰ بِعَبۡدِÙ‡ِÛ¦ Ù„َÙŠۡÙ„ٗا Ù…ِّÙ†َ ٱلۡÙ…َسۡجِدِ ٱلۡØ­َرَامِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ ٱلۡÙ…َسۡجِدِ ٱلۡØ£َÙ‚ۡصَا ٱلَّØ°ِÙŠ بَٰرَÙƒۡÙ†َا Ø­َÙˆۡÙ„َÙ‡ُÛ¥ Ù„ِÙ†ُرِÙŠَÙ‡ُÛ¥ Ù…ِÙ†ۡ Ø¡َايَٰتِÙ†َØ¢ۚ Ø¥ِÙ†َّÙ‡ُÛ¥ Ù‡ُÙˆَ ٱلسَّÙ…ِيعُ ٱلۡبَصِيرُ

Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Dalam perjalanan Isra Miraj ini, Nabi Muhammad SAW dan umatnya diperintahkan untuk menjalankan salat lima waktu sehari. Hal ini pun yang kemudian menjadikan seluruh Muslim di dunia wajib melaksanakan salat lima waktu.

Selasa, 25 Oktober 2022

KARYA PANGRATEP LAN NYATUR DI PURA PEDARMAN SANGGING

Gianyar , Bali Kini -Mahasubhaya Sangging Bali melaksanakan karya Pangratep lan Nyatur Purnama Kelima di Pura Pedharman Sangging Besakih, yang puncaknya dilaksanakan pada Anggara Pon wuku Ukir, 8 November 2022.



Ketua Panitia karya, Jro Dalang Wayan Martana Sangging, SE., MM., menguraikan, upacara keagamaan ini merupakan rangkaian dari Karya Agung lima tahun yang lalu   yaitu Ngenteg Linggih yang sekarang disebut upacara Nyatur atau Pengeratep Karya.


Disebutkan pula, rangkaian upacara ini akan diawali dengan nuasen karya, yang diawali dengan mareresik atau bersih bersih di seputaran area suci Pura Pedarman Sangging Kegiatan ini juga dirangkai masang wastra lan uparengga, dilanjutkan dengan upacara Negtegang Karya, 3 November 2022.


Selanjutnya pada Saniscara Ukir, 5 November 2022 dilaksanakan Mapiuning ke Batare Kawitan Sangging lan Nuwur Tirta  ring Ratu Lingsir  Pura Batu Madeg dan Paramawisesa di Pura Penataran Besakih.


Dan dilaksanakan upacara pecaruan, ngingsah, nyangling, masegeh agung, nedunan Ida Bhatara lan leluhur dan dilanjutkan dengan ritual Melasti Ngubeng.


Keesokan harinya, Redite Umanis Ukir, 6 November 2022 dilaksanakan Makalayas dilanjutkan dengan upacara Ngeligihang disertai Ngaturan Ayaban, Nunas Panugrahan utawi Mejayan jaya pengayah sami.


Sehari menjelang dilaksanakan puncak karya Pangratep, Nyatur Purnama Kelima ring Pura Pedharman Sangging di Besakih, diawali rangkaian upacara Ngelunguang Leluhur ke Pura Penataran dengan diiringi seluruh Krama Sangging dari berbagai daerah di Bali dan sekitarnya.


Setelah seluruh prosesi usai di Pura Penataran Agung Besakih, semua pralingga sesuhunan yang diikutkan dalam ritual ini, akan kalinggihang dengan diawali katuran Segehan Agung, sebelum memasuki area suci jeroan Pura Kawitan Sangging. Dengan diakhiri katuran ayaban, dilanjutkan dengan puncak karya keesokan harinya.


Pada puncak karya akan dilaksanakan upacara Pangratep, Nyatur Purnama Kelima ring Madya jeroan Pura Pedharman Sangging di Besakih. 


Dengan diiringi berbagai jenis tari pewalian upacara yang merupakan rangkaian Karya Agung sebelumnya ini, akan diikuti seluruh Krama Pasetonan Mahasubhaya Sangging Bali dan warga Sangging dari berbagai daerah di tanah air. Karena upacara ini masuk katagori langka dan agung, sekaligus sebagai ajang silaturahmi pasemetonan Mahasubhaya Sangging di tanah air.[sudar/r2]

Senin, 24 Oktober 2022

Karya Tawur Agung Nilapati Pura Batur Puncak Sari Banjar Pengukuh Desa Peguyangan Kangin

 Walikota Jaya Negara Ngayah Nopeng

Denpasar, Bali Kini - Bertepatan dengan Soma Pon Sinta, Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara Ngayah Mesolah Topeng Arsa Wijaya serangkaian Karya Tawur Agung Nilapati, Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu serta  Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin, Senin (24/10).



Sebelum upacara, di awali dengan  alunanSelonding, Gong Bheri tarian Rejang Dewa, Wayang Lemah, Topeng Keras, Topeng Tua, Topeng Penasar, Topeng Arsa Wijaya, dan Topeng Sidakarya.


Walikota Jaya Negara  mengatakan, pelaksanaan Puncak Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna , Nyurud Ayu serta Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini adalah salah satu bentuk untuk  meningkatkan sradha bhakti  umat Hindu Kepada Ida SangHyang Widi Wasa. Apalagi di komunitas masyarakat seperti Banjar, perlu diapresiasi  bagaimana membangun sradha bhakti masyarakat melalui upakara yang dilaksanakan.


“Mengenai pelaksanaannya yang berjalan dengan semangat bergotong royong yang dilandasi spirit Vasudaiva Kutumbakam, Pemkot Denpasar apresiasi di mana muncul kemandirian dan kesadaran masyarakat sehingga manfaat yang kita peroleh dalam penyelenggaraan upacara keagamaan yang dikenal dengan istilah Tri Guna Karya serta Satwika Karya dapat kita peroleh dengan baik” kata Jaya Negara.


Walikota Jaya Negara juga mengharapkan setelah dilaksanakannya Upacara Karya Tawur Agung Nilapati Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung Menawa Ratna, Nyurud Ayu dan Metatah di Pura Batur Puncak Sari, Banjar Pengukuh Peraupan Desa Peguyangan Kangin ini seluruh umat terutama penyungsung dan pengempon dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


“Tentu pelaksanaan Yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap kedepan upacara Yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal- hal negatif dilingkungan desa setempat,” katanya.


Manggala Karya, I Ketut Nurjana mengatakan upacara ini di gelar karena telah rampungya pamugaran Pura Batur Puncak Sari secara keseluruhan. Dimana upacara sudah di mulai sejak 25 September 2022 lalu dengan matur piuning nanceb tetaring. Dan pada hari ini 24 Oktober 2022 merupakan puncak karya.


“Kami sangat berterimakasih dengan hadirnya Bapak Walikota IGN Jaya Negara, sekaligus memberikan punia dan menandatangani  prasasti pura. Dengan berlangsungnya upacara ini ke depannya dapat merubah pola pikir masyarakat, bahwa semua tempat yang kita sucikan itu harus dan wajib dijaga, baik keindahan  kebersihan maupun kesuciannya,” katanya.


Ketut Nurjana menambahkan upacara serta persembahyangan ini dipuput Ida Pandita Mpu Yoga Daksana Pramitha dari Griya Batur Sari Peraupan. (ays/r3)

Kamis, 04 November 2021

Wali Kota Jaya Negara Tangkil Dalam Upacara Padudusan di Pura Luhur Dalem Mutering


 Teks Foto : Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede menghadiri Upacara Pedudusan Alit, Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman, Kamis (4/10).


Denpasar ,Bali Kini - Upacara Pedudusan Alit digelar di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, Desa Adat Kesiman yang bertepatan dengan Rahinan Sugihan Jawa, Tilem Sasih Kalima, Kamis (4/10). Pelaksanaan upacara digelar dengan disiplin prokes yang ketat dan tampak kehadiran warga masyarakat desa setempat melaksanakn persembahyangan.


Tampak hadir pada pelaksanaan upacara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua DPRD Denpasar, I Gusti Ngurah Gede. Dalam kehadiran tersebut Jaya Negara berbaur dengan masyarakat desa setempat melaksanakan persembahyangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Putra Bajing, dari Griya Tegal Jingga, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur. Tampak hadir pula Camat Denpasar Timur Wayan Herman, Bendesa Adat Kesiman Jero Mangku Ketut Wisna dan tokoh masyarakat desa setempat.


Wali Kota Jaya Negara didampingi Kabag Kesra Setda Denpasar, Made Raka Purwantara disela-sela menghadiri pelaksanaan upacara Pedudusan Alit pura setempat mengharapkan kepada masyarakat untuk selalu disiplin menerapkan  prokes dalam melindungi diri dan sesama. Terlebih dalam pelaksanaan upacara agama yang saat ini dilaksananakan di Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Desa Adat Kesiman yang telah melaksnakan disiplin prokes. “Semoga dengan pelaksanaan upacara ini harapan kita bersama Ida Sang Hyang Widi Wasa dapat memberikan berkah kepada kita semua dan kerahayuan jagat dalam siatuasi pandemi saat ini,” kata Jaya Negara  sembari mengucapkan Selamat Hari Suci Galungan 10 Nopemberi 2021 dan Hari Suci Kuningan pada 20 Nopember. Momentum ini hendaknya dimanfaatkan masyarakat khususnya umat Hindu untuk menjadikan Hari Suci Galungan dan Kuningan untuk senantiasa selalu meningkatkan srada bhakti kehadapan Ida Shang Hyang Widi Wasa.


Sementara Ketua Panitia Pelaksaan Upacara Pedudusan Alit Pura Luhur Dalem Mutering Jagat Kesiman, Made Kartika menyampaikan pelaksanaan Upacara Pedudusan Alit dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Hal ini sekaligus disertai dengan upacara Penuwuran Mangku Prakulit, sebagai pendukung dalam pelaksanaan setiap upacara keagamaan di pura yang ada. “Upacara yang dilaksankan kali ini sudah dilaksnakan sejak tanggal 25 Oktober dari upacara matur piuning hingga pada puncak karya saat ini dilaksananakan Upacara Pedudusan Alit, dan penuwuran pemangku sebanyak 30 orang dari pemangku pengiring dari pura pengerob di Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya.


Lebih lanjut disampaikan 31 Banjar Adat di Desa Adat Kesiman yang menjadi pengempon Pura Luhur Dalem Mutering Jagat, dan Upacara Pedudsan Alit ini didukung penuh Bendesa Adat Kesiman. “Kami selaku panitia juga mencoba untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik. Jadi setiap ada masyarakat yang hadir untuk melakukan persembahyangan dilakukan pengcekan di depan Pura Dalem Mutering Jagat Kesiman,” ujarnya. (Pur/3)

Minggu, 20 Desember 2020

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

Kaskostrad Tutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad

BALI KINI ■ Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kaskostrad) Mayjen TNI Ainurrahman menutup Latihan Pembentukan Taipur VIII Kostrad TA 2020 di Lapangan Sub Detasemen Pemeliharaan Daerah Latihan (Subdenharrahlat) Kostrad Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, kemarin.

Tujuan pembentukan latihan Taipur ini adalah untuk melatih dan membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit Taipur yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi di berbagai bentuk medan baik di rawa laut, hutan gunung dan perkotaan. 

Dalam amanatnya, Kaskostrad membacakan amanat Pangkostrad mengatakan, jika  sasaran dari latihan yang ingin dicapai adalah terwujudnya prajurit Taipur Kostrad yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi lawan gerilya, pertempuran pemukiman dan perkotaan, pertempuran jarak dekat, tugas intelijen sandhi yudha serta intelijen tempur aspek laut.

“Sebagai prajurit yang telah dilatih dan memiliki kualifikasi khusus, sungguh saya menaruh harapan yang besar pada kalian semua, agar selepas latihan ini, setiap prajurit Taipur memiliki tanggung jawab moral untuk senantiasa memelihara dan mengembangkan kemampuan yang sudah diperoleh selama latihan dengan sebaik-baiknya," katanya. 

"Karena dengan berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, sebagai prajurit Taipur kalian telah mempunyai modal dasar yang cukup guna menyongsong tugas-tugas yang akan datang,” ungkap Pangkostrad.

Untuk itu, lanjut Pangkostrad, pelihara dan tingkatkan terus kemampuan yang telah kalian peroleh selama mengikuti latihan. Prajurit Taipur merupakan kebanggaan Kostrad yang selalu siap kapanpun dan dimanapun ditugaskan untuk menjaga kehormatan Kostrad dengan meraih keberhasilan dalam setiap penugasannya.

Dalam kesempatan ini, tampak hadir Mantan Menhan RI Ryamizard Ryacudu, beliau adalah penggagas sekaligus pendiri satuan Taipur pada tahun 2001, pada saat menjabat sebagai Panglima Kostrad dengan tujuan agar Kostrad memiliki satuan khusus dengan kualifikasi khusus yang mampu melaksanakan operasi pengintaian dan eksekusi langsung di sasaran.

Satuan Taipur tersebut selain memiliki kemampuan tempur khusus juga dilengkapi dengan peralatan tempur khusus, seperti alat selam tempur close circuit, kendaraan bawah air dan berbagai jenis senjata canggih lainnya. (Pen/R-01).

Sabtu, 09 Mei 2020

Memaknai Tumpek Uye Sebagai Perwujudan Kasih terhadap Binatang

Denpasar,BaliKini.Net - Tumpek Uye atau yang lazim disebut Tumpek Kandang sebagai tradisi Hindu Bali, dilaksanakan setia 6 bulan sekali pada Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali-Jawa.

Mengutip dari web.parisadahindudharma bahwa diantara sekian banyak hari raya Hindu di Bali, satu di antaranya adalah hari untuk memuja keagungan Tuhan Yang Maha Esa melalui pemeliharaan atas ciptaan-Nya berupa binatang ternak atau peliharaan. 

Umat Hindu di Bali menyebut hari itu adalah hari Tumpek Kandang atau Hari Tumpek Uye. Pada hari ini umat Hindu membuat upacara memuja keagungan Tuhan Yang Mahaesa sebagai Siva atau Pasupati, yang memelihara semua makhluk di alam semesta ini. 

Pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa ini diwujudkan dengan memberikan upacara selamatan terhadap semua bintang, khususnya binatang ternak atau piaraaan.

Bagi mereka yang bukan masyarakat Bali tentunya bertanya. Kenapa orang Bali bisa memuja binatang ? Menurut tokoh muda spiritual Bali, Jro Paksi bahwa pertanyaan itu sangat wajar, karena terkesan memuja binatang. Tetapi tidaklah binatang yang di puja. Lalu.?

Dijelaskannya, di Bali selain hari Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, terdapat juga lima jenis Tumpek yang lain, yaitu Tumpek Bubuh atau Tumpek Wariga yakni upacara selamatan (upacara) untuk tumbuh-tumbuhan.

Kemudian ada Tumpek Landep, selamatan untuk senjata, Tumpek Kuningan, selamatan untuk gamelan, Tumpek Wayang, selamatan untuk wayang dan Tumpek Krulut, selamatan untuk unggas. 

Namun, demikian Jro Paksi menyebut bahwa tradisi upacara selamatan untuk unggas ini kini digabungkan pada hari Tumpak Uye ini. Sehingga di tumpek Krulut dijadikan simbol ke agungan sang angkasa.

Menurutnya, Tumpek Kandang pada hakekatnya untuk memuja Tuhan Yang Mahaesa, Siwa yang disebut Rare Angon yang  menggembala makhluk. 

"Jadi, dalam setiap upacara tumpek yang dipuja adalah Tuhan Yang Mahaesa. Tentu bukan memuja binatang, atau  tumbuh-tumbuhan, senjata berupa besi, gamelan dan sebagainya," ungkal Jro.

Dengan demikian hendaknyalah manusia selaras dan hidup hamonis dengan alam semesta, khususnya bumi ini dan dengan ciptaan-Nya yang lain, termasuk tumbuh-tumbuhan dan binatang.

Terlebih di tengah pandemi saat ini, lanjut Jro bagaimana manusia diharuskan untuk menjaga diri kita (disiplin jaga kesehatan), lingkungan dan semua mahluk dimuka bumi ini.

"Dalam ajaran Hindu, semua makhluk diyakini memiliki jiwa yang berasal dari Tuhan Yang Mahaesa. Sebagaimana dikutip dari Yajurveda XVI.48, isinya "Berbuatlah agar semua semua makhluk hidup berbahagia," jelasnya.

Tuhan Yang Mahaesa dapat mengambil wujud-wujud tertentu sebagai yang didambakan oleh umat manusia. Ia hadir berwujud atau tidak berwujud (Sarupa atau Nirrupa), personal atau impersonal sesuai dengan kemampuan manusia. 

Dari semua ulasan tersebut, demikian Jro Paksi dari Pererepan  Sari, Denpasar menyebut bahwa intinya adalah ELING atau mengingat. Makna dari tumpek Kandang adalah eling ring wid atau kulit kita atau asal muasal kita. 

"Kita sering lupa dengan asal kita. Lupa siapa kita, mengabaikan orang tua dan leluhur. Mengabaikan alam ini. Jadi saatnya di era kekinian dalam kondisi pandemi saat ini, kita tersadarkan untuk ingat sang pencipta dengan menjaga alam lingkungan beserta ciptanya," pungkasnya. (Ar/R5)
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved