-->

Minggu, 03 September 2017

Dua Penggali Batu Tertimbun Longsor, Satu Meninggal

Dua Penggali Batu Tertimbun Longsor, Satu Meninggal

Tejakula (balikini.net) -  Musibah longsor yang menelan satu korban jiwa di Dusun Alapsari, Desa Pacung Kecamatan Tejakula, Minggu (3/9/2017) berawal dari, tiga orang warga Desa Pacung, diantaranya Ketut Sutarsana, Komang Kardiasa, dan Nengah Bangkit, sedang melakukan aktivitas mencari batu pilah memakai alat linggis, betel dan palu, di tanah yang seluas dua hektar milik Ketut Mandra yang dikontrakan oleh Komang Supariasa warga Desa Pacung.

Berdasarkan informasi dan data yang dikumpulkan menyebutkan, musibah itu terjadi saat ketiganya kembali bekerja usai beristirahat untuk mengumpulkan batu-batu pilah, saat itu Sutarsana dan Kardiasa sedang berada di tengah-tengah lokasi penggalian batu. Sedangkan, Bangkit mengangkut batu pilah hasil galian ke lokasi lainnya. Saat Bangkit baru saja berjalan keluar lokasi galian, tiba-tiba terjadi longsor di lokasi pencarian batu, langkah pertolongan dilakukan dengan memanggil warga yang bersama-sama berupaya melakukan evakuasi, namun kondisi korban terjepit diantara bebatuan.

“Hanya teman saya yang Kardiasa masih bisa berkomunikasi saat itu, tapi dia masih di dalam karena tertimbun bebatuan saat itu,” ujar Nengah Bangkit yang baru satu tahun bekerja di lokasi penggalian batu itu.

Warga yang mendengar kejadian itu, langsung menuju ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap kedua korban yang tertimbun. Butuh waktu yang cukup lama untuk warga bisa mengevakuasi korban yang tertimbun bebatuan dengan alat seadanya dibantu oleh aparat terkait. “Saya selamat, karena saat itu saya sedang memikul batu pilah dipindahkan keluar, setelah baru keluar dari tempat pencarian batu pilah ada dua meter, batu tebing diatas langsung longsor,” ungkap Bangkit.

Sutarsana tewas di lokasi saat terjadi longsor, karena terjepit bebatuan besar dan membuat badannya remuk mulai dari dada hingga kaki. Warga pun masih berupaya untuk bisa mengeluarkan korban yang masih hidup dan korban yang meninggal dunia, melibatkan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

Bahkan untuk mengevakuasi korban, batu-batu yang menimbun pun harus dipotong, agar memudahkan petugas BPBD dan warga mengeluarkan korban dari dalam timbunan longsor. “Kendala itu batu besar dan batu pilah banyak. Sekarang yang mati itu, kemungkinan nanti jam 12 malam baru bisa karena posisi korban dibawah dan terjepit dari dada ke bawah,” ujar salah seorang warga setempat ikut mengevakuasi, Nengah Wastima.

Sementara Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila mengatakan, medan di lokasi longsor memang cukup berat. Sehingga, dari BPBD Buleleng tidak bisa memasukan alat berat ke lokasi longsor, yang akhirnya membuat proses evakuasi terkendala. Karena kendala itu, kata dia, BPBD Buleleng langsung menghubungi Basarnas karena lokasi longsor ada korban jiwa.

“Kondisi tebing tinggi dan medannya berat. Kami sudah mengevakuasi yang selamat, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Yang satu warga meninggal masih menunggu hasil survey dan kajian Basarnas. Basarnas sudah kesini, hari ini bisa dievakuasi tapi tergantung hasil kajian dari Basarnas. Sekarang ini, kami masih berupaya mengevakuasi korban yang meninggal,” jelas Susila.

Hingga saat ini, korban Kardiasa yang kondisinua masih hidup usai tertimbun batu sudah berhasil dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami patah tulang dan luka luka. Sedangkan korban yang meninggal dunia masih dievakuasi bersama BNPB, anggota Polsek Tejakula dan dibantu warga setempat. (KLIK.S -as )

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved