Laporan Reporter : Jero Ari
Denpasar , Bali Kini - Rangkaian menuju Galungan harga pokok bumbu masih terlihat setabil di pasaran. Hanya saja yang dikawatirkan harga daging babi yang dimungkinkan akan melonjak.
Sebagaimana umat Hindu dalam merayakan Galungan, biasanya sudah sibuk membeli babi untuk sarana upacara dan dikonsumi sebagaimana tradisi penampahan Galungan.
Saat ini harga babi hidup per kilo masih di kisaran Rp 40 ribu rupiah. Dimana Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali berharap dalam beberapa hari jelang Penampahan Galungan, harga babi bisa baik menjadi Rp 45 ribu per kilonya.
Ketua GUPBI Bali, I Ketut Hari Suyasa saat diwawancarai mengatakan, harga Rp 40 ribu di peternak belum bisa mendapat untung. Pengakuannya untuk biaya operasional per kilo, masih di kisaran Rp 40 ribuan.
"Harga saat ini masih di bawah Rp 45 ribu, berharap saat hari raya bisa mencapai Rp 45 ribu. Sehingga memberikan sebuah harapan baik di hari raya untuk peternak," paparnya.
Dalam enam bulan belakangan ini, harga babi jatuh dan sempat di titik Rp 35 ribu, kemudian perlahan mulai merangkaka naik dan kini stagnan di harga Rp 40 ribu.
Suyasa menambahkan, di beberapa wilayah desa adat di Bali salah satunya di Tabanan membuat kesepakatan harga disaat hari raya. "Keputusan adat bisanya kisaran menjadi Rp 43 ribu sampai Rp 45 ribu, tergantung kualitas babinya," ujarnya.
Terkait dengan stok babi saat ini dan jelang Galungan stok masih sangat aman, apalagi populasi babi di Bali ada pada kisaran 1,6 juta hingga 2 juta ekor.
Dipastikannya hingga saat ini tidak ada laporan kejadian serius terkait kesehatan babi potong. Dan pihaknya berharap tak ada penyakit atau wabah yang menjangkiti babi. Meski begitu, permasalahan di lapangan, peternak mengeluhkan tingginya harga pakan babi.
Bahkan menurutnya 75 persen biaya produksi peternak babi ditentukan oleh harga pakan. Suyasa juga menyinggung terkait dengan program ketahanan pangan yang masih pada tataran wacana.
Bali memiliki peternak babi terbesar di Indonesia sebagai warga yang menjalankan kearifan lokal. Bahkan dikaitkan peternakan babi jadi ujung tombak ketahanan pangan di Bali.
"Namun hingga saat ini babi belum jadi perhatian serius pemerintah Bali dalam hal menjalankan peternakan babi," sentil Suyasa, mengakhiri
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram