-->

Senin, 22 Desember 2025

Okupansi Hotel di Karangasem Turun 30–40 Persen, PHRI Harap Pasar Lokal Dongkrak Akhir Tahun

Okupansi Hotel di Karangasem Turun 30–40 Persen, PHRI Harap Pasar Lokal Dongkrak Akhir Tahun


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini — Tingkat hunian hotel di Kabupaten Karangasem mengalami penurunan tajam hingga 30–40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terasa signifikan jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu, dan berdampak pada hampir seluruh hotel di wilayah Karangasem.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karangasem, I Wayan Kariasa, saat ditemui pada Senin, 22 Desember 2025, mengatakan bahwa kondisi tersebut cukup berat bagi pelaku usaha perhotelan.

“Jika dibandingkan periode Desember tahun lalu, okupansi hotel di Karangasem turun sekitar 30 hingga 40 persen,” ujarnya.

Menurut Kariasa, pelaku usaha berharap wisatawan lokal dan domestik dapat membantu meningkatkan tingkat hunian menjelang akhir tahun, khususnya pada periode 31 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, yang biasanya didominasi oleh pemesanan last minute.

“Kami berharap akhir tahun ini bisa terbantu oleh wisatawan domestik dan lokal yang biasanya melakukan booking mendadak. Untuk itu, hotel-hotel menyiapkan paket promo dengan harga yang lebih ekonomis, khususnya untuk pasar lokal,” jelasnya.

Meski tingkat hunian menurun, Kariasa menegaskan bahwa tidak ada karyawan yang dirumahkan akibat kondisi tersebut. Hak-hak pekerja tetap dijaga, termasuk hak cuti.

Selain faktor pasar, penurunan okupansi juga dipengaruhi oleh pengelolaan informasi dan isu keamanan yang berkembang di media sosial. Maraknya unggahan terkait bencana, kecelakaan, hingga tindakan kriminal, baik yang melibatkan wisatawan maupun warga lokal, dinilai berdampak pada citra pariwisata Karangasem.

Isu pengelolaan sampah yang belum tertangani secara optimal juga menjadi perhatian serius. Padahal, Karangasem memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wellness dan healthy tourism yang mengedepankan kenyamanan, kebersihan, dan keamanan.

Salah satu pelaku usaha, Ariras Hotel yang memiliki 19 kamar, turut merasakan dampak penurunan tingkat hunian tersebut.

Kariasa berharap pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah konkret untuk menangani persoalan-persoalan tersebut.

“Kami berharap pemerintah bisa bergerak cepat mencari solusi, baik terkait pengelolaan sampah, keamanan, maupun pengendalian informasi di media sosial, agar kepercayaan wisatawan kembali meningkat,” pungkasnya. (Ami)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved