-->

Selasa, 14 Oktober 2025

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara Penyineban Karya Pedudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Puri Agung Jero Kuta


Ket. Foto

Walikota Denpasar Jaya bersama Penglingsir Puri Agung Jero Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko Ngurah saat melakukan persembahyangan dalam Upacara Penyineban Karya Pedudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Puri Agung Jero Kuta, Senin (13/10). 


Laporan Reporter : Win 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Penyineban Karya Padudusan Agung Mamungkah Ngenteg Linggih Tawur Balik Sumpah Makrama yang digelar Puri Agung Jro Kuta, Senin (13/10). 



Karya Agung di Puri Agung Jero Kuta ini dimulai sejak tanggal 23 Agustus lalu, diikuti dengan berbagai rangkaian upacara dan prosesi lainnya, yakni Upacara Tawur Balik Sumpah Utama pada 30 September, dan Puncak Karya Padudusan Agung serta Ngenteg Linggih pada 6 Oktober lalu yang bertepatan Purnama Kapat. 


Dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra 

Telaga dari Griya Telaga Gulingan Sanur, usai persembahyangan, karya Penyineban ini juga diisi dengan prosesi Nuek Bagia Pulakerti yang mengisyaratkan rangkaian karya telah berakhir. 



Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Penglingsir Puri Agung Jero Kuta, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau Turah Joko, mengharapkan setelah dilaksanakannya karya ini seluruh umat khususnya keluarga besar Puri Jro Kuta dapat terus meningkatkan rasa persatuan antara sesama umat serta menjadi pedoman bagi masyarakat. 


"Tentu pelaksanaan yadnya ini sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Kami berharap ke depan upacara yadnya ini dapat memberikan energi positif yang dapat memancarkan hal positif bagi umat serta menetralisir hal- hal negatif," katanya.



Sementara itu, Manggala Karya, I Gusti Ngurah Bagus Manu Raditya, menjelaskan sebelum upacara Penyineban, pada 11 Oktober lalu telah dilaksanakan prosesi Nyenuk, yang melibatkan krama atau warga dari tiga lingkungan, yakni Banjar Balun, Banjar Panti Gede, dan Banjar Belong Gede. Ritual nyenuk dalam tradisi Hindu di Bali merupakan wujud rasa syukur atas lancarnya upacara besar seperti Karya Padudusan Agung.



"Ini merupakan penutup rentetan karya, di mana pada 11 Oktober lalu, telah dilaksanakan prosesi Nyenuk. Kamu mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan Pemerintah Kota Denpasar dan juga masyarakat Kota Denpasar, sehingga Karya Padudusan Agung di Puri Jero Kuta ini dapat berlangsung dengan lancar," katanya. 

Minggu, 21 September 2025

Denpasar Bangkit" Jadi Momentum Hari Puputan Badung ke-119


Laporan Reporter Jero Ari 

Denpasar , Bali Kini - Peringatan hari Puputan Badung ke-119 dilaksanakan upacara yang dipimpin oleh Penglingsir Puri Pemecutan di Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Sabtu (20/9). Perwakilan Panglingsir Puri se-Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Ketut Parwa didaulat menjadi pembina upacara yang diikuti sejumlah murid dan SKPD Denpasa. 

Dalam kesempatan itu, Ia menceritakan bahwa Puputan Badung bukan hanya pertempuran, melainkan simbol keberanian rakyat Badung saat itu yang tak ternilai. "Itu adalah semangat juang rakyat Bali yang harus senantiasa kita kenang, pelajari, dan wariskan kepada generasi muda," ujar AA Ngurah Parwa. 

Dalam kesempatan itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan peringatan Puputan Badung sebagai cermin refleksi diri. Menurutnya, meski hidup di zaman berbeda, tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini tidak kalah berat. 

"Ancaman terhadap budaya, penyalahgunaan teknologi, hingga krisis moral disebut sebagai bentuk penjajahan baru yang harus dihadapi bersama. Karena itu, semangat Puputan harus terus menyala di dada setiap generasi," ungkapnya. 

Ia juga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para veteran dan tokoh masyarakat yang menjadi saksi perjalanan panjang bangsa ini. "Tanpa perjuangan dan pengabdian mereka, kita tidak akan sampai di titik ini," imbuhnya.

Selain itu juga mengajak seluruh masyarakat menjaga warisan sejarah bukan hanya lewat upacara, tetapi juga melalui tindakan nyata lewat belajar dengan sungguh-sungguh, bekerja jujur, mengabdi dengan sepenuh hati, serta menjaga persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan awalnya peringatan ini akan dikolaborasikan dengan event Mahabandana. Namun dikarenakan ada banjir, pelaksanaannya dilakukan dengan apel pada pagi hari. "Di tengah suasana dampak bencana kami dari Pemkot tetap jaga semangat masyarakat di Denpasar," paparnya.

Dengan semangat Puputan Badung pihaknya yakin Denpasar akan bangkit dalam waktu sesingkat-singkatnya. Selain upacara juga ada atraksi seni Mahabandana mengisahkan perjuangan rakyat Badung yang dibawakan sejumlah seniman tari, penampilan berjudul Mageh Ing Keraton yang digarap Naluri Manca.

Selasa, 16 September 2025

Upacara Karya Pura Merajan Nyuhungan Dalem Miyukut Banjar Adat Serangen, Desa Ped


Laporan Reporter  : Tim Lpt Hms

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria bersama Camat Nusa Penida Kadek Yoga Kusuma menghadiri rangkaian Upacara Dewa Yadnya "Karya Melaspas Ngenteg Linggih, Mapedudusan Alit, Resi Gana Manca Rupa di Pura Merajan Nyuhungan Dalem Miyukut Banjar Adat Serangen, Desa Ped Kecamatan Nusa Penida,  Senin (15/9). Upacara ini bertujuan untuk mensucikan seluruh area pura yang beberapa pelinggihnya selesai direnovasi.


Bupati Satria dan Camat Nusa Penida dalam kehadirannya menghaturkan sembah bakti dan dilanjutkan dengan penyerahan punia kepada ketua panitia Karya Agung ini.


"Dumogi labda karya, sida sidaning don dan seluruh rangkaian upacara karya ini bisa dilalui serta berjalan lancar dengan semangat gotong royong seluruh pengempon pura. Astungkara semua umatnya akan dikaruniai kerahayuan, kemakmuran dan keselamatan," ujar Bupati Satria. 

Senin, 15 September 2025

Hadiri Upacara Ngaben Massal di Nusa Penida, Bupati Satria Serahkan Bantuan Sesajen


Laporan : Tim lpt 

Klungkung , Bali kini -Bupati Klungkung, I Made Satria kembali menyerahkan bantuan Sesajen Ngaben Massal sebesar Rp. 150 juta rupiah saat menghadiri Puncak Karya Pelebon Masa Kenimbulan, Asti Wedana dan Mendak Nuntun di Desa Adat Batumulapan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Minggu (14/9). 


“Jadi hari ini saya menyerahkan bantuan Sesajen Ngaben Masa, dimana bantuan ini merupakan program dari kepedulian dan bentuk perhatian Pemerintah Daerah (Pemkab) Klungkung kepada masyarakat, sehingga dari program ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat terutama disaat menggelar upacara adat Ngaben Massal ini,” ujar Bupati Satria.


Bupati Satria juga menyampaikan bahwa sebelumnya dirinya juga sudah menyerahkan bantuan program ngaben masa ini di Desa Adat Tusan, Kecamatan Banjarangkan. Selain itu, hal terpenting yang ditekankan Bupati agar krama bisa memperkuat kerukunan pasemetonan untuk bersama-sama ngayah dengan niat tulus ikhlas sehingga upacara dapat berjalan lancar. “Mari perkuat pasemetonan dan gotong royong ngayah dengan niat tulus ikhlas sehingga upacara nanti berjalan lancar lan labda karya,” harapnya. 


Bendesa Adat Batumulapan, I Made Sutarsa menyampaikan bahwa Karya Pelebon Masa Kenimbulan, Asti Wedana dan Mendak Nuntun di Desa Adat Batumulapan ini mengupacarai sebanyak 34 sawe dan Puncak Upacara dilaksanakan hari ini tanggal 14 September 2025 bertepatan dengan rahina Redite Wage, Landep. 


Rabu, 10 September 2025

Bupati Sanjaya hadiri Upacara Pemelaspasan di Desa Adat Buahan, Tabanan


Laporan : Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini  – Sebagai wujud dukungan Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menghadiri Upacara Pemelaspasan Bangunan Bale Kidung, Bale Pawedan, Bale Manik Galih, Gedong Simpen, Penyengker serta bangunan lainnya, sekaligus prosesi Mendem Dasar di Natar Pura Puseh, Desa Adat Buahan, Kecamatan/Kabupaten Tabanan, Minggu (7/9). Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, pimpinan Perangkat Daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan, Jero Bendesa Adat, tokoh masyarakat serta krama Desa Adat Buahan.


Melali sambrama wacananya, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasinya terhadap pelaksanaan Dewa Yadnya ini sebagai bentuk nyata upaya merestorasi bangunan suci. Ia menilai karya arsitektur yang dihasilkan masyarakat Buahan sangatlah agung dan sarat nuansa klasik khas Bali. “Tiang tadi bersama Pak Wakil dan Pak DPR melihat suasananya agung pisan, becik pisan. Tidak salah semeton desa adat Buahan memiliki arsitek dan undagi yang hebat-hebat. Suasananya klasik, ini bisa disebut gaya Bali klasik,” ungkapnya.


Lebih lanjut, Politisi asal Dauh Pala tersebut menekankan bahwa semangat gotong royong yang ditunjukkan masyarakat Buahan merupakan wujud komitmen dalam menjaga kelestarian adat dan tradisi. Ia menyebutkan bahwa sejak dahulu, desa adat di Bali telah memiliki konsensus untuk menjaga keberadaan Tri Kahyangan—Pura Puseh, Desa, dan Dalem Prajapati—sebagai pusat spiritual dan sosial masyarakat. “Ini sudah menjadi konsensus dan kesepakatan di Bali jauh sebelum Republik Indonesia merdeka, tepatnya di Pura Samuan Agung, Gianyar. Sejak saat itu, desa pakraman terbentuk sebagai wadah kebersamaan masyarakat dalam menjaga tradisi dan adat leluhur,” tambah Sanjaya.


Lebih lanjut, Ia juga mengingatkan kembali sejarah Kota Tabanan yang berakar dari Desa Buahan. “Desa Buahan selalu disebutkan bahwa dari sinilah asal kota Tabanan maka dari itu tiang hadir hari ini di Desa Buahan ngupasaksi Yadnya pemlaspasan niki. Dumogi apa yang diharapkan karma niki yangi dalam rangka untuk melestarikan pelestarian adat agama, tradisi dan budaya niki betul-betul memiliki nilai sejarah yang sangat luar biasa. banggalah kita selaku warga Buahan yang memiliki warisan-warisan budaya yang adiluhung, sampai saat ini yang masih tetap dipertahankan,” tegas Sanjaya.


Di kesempatan yang sama selaku Bendesa Adat Buahan, I Wayan Muliada menyampaikan, rangkaian upacara pemelaspasan ini puncaknya jatuh pada 7 September 2025. Pelaksanaan upacara Dewa yadnya ini merupakan wujud gotong royong krama desa Buahan yang terdiri dari 635 KK. Melalui kesempatan tersebut Wayan Muliada juga sampaikan ucapan terima kasih mewakili seluruh krama kepada Bupati dan jajaran 

Sabtu, 06 September 2025

Ratusan Peserta Ikuti Mepandes Massal di Jembrana, Wujudkan Spirit Kebersamaan dan Kepedulian


Laporan : Ajb Tim Lpt 

Jembrana Bali Kini – Ratusan umat Hindu mengikuti rangkaian upacara Mepandes Massal (Metatah) dan Manusa Yadnya yang digelar secara gratis di Pasraman Santi Yadnya, Banjar Tegalasih, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jumat (5/9). Kegiatan ini terselenggara atas inisiatif Yayasan Angel Hearts Bali sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, khususnya mereka yang kurang mampu.

Upacara ini dipuput oleh tiga sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Manubawa Manuaba, Ida Pandita Empu Nabe Jaya Reka Kusuma, dan Shri Bhagawan Siddhananda Saraswati.

Rangkaian upacara dimulai sejak Kamis (4/9), meliputi beberapa prosesi penting dalam tradisi Hindu Bali seperti Suddhi Wadhani, Upacara Tiga Bulanan, Mepetik, Otonan, Mesayut Ketusan, Menek Kelih, dan Mepasar, yang diikuti oleh peserta yang belum pernah melaksanakannya sebelumnya. Tercatat, jumlah peserta keseluruhan mencapai 178 orang, dengan rincian, Mepandes (Metatah) 135 peserta, Tiga Bulanan 6 peserta, Mepetik 69 peserta, Otonan 14 peserta, Menek Kelih 73 peserta, Suddhi Wadhani 5 peserta

Puncak acara Mepandes digelar sejak pukul 06.00 WITA dan ditutup dengan pertunjukan Topeng Sidakarya sebagai penutup upacara.

Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasinya kepada panitia serta seluruh peserta. Ia menilai kegiatan ini sebagai wujud nyata kepedulian sosial dan pelestarian adat istiadat Bali.

“Saya sangat bangga dan bahagia karena acara Manusa Yadnya ini telah diikuti hampir 300 orang. Ini membuktikan bahwa inisiatif Yayasan Angel Hearts Bali sangat bermanfaat bagi masyarakat, bahkan sebelum pemerintah daerah merencanakan kegiatan serupa,” ujar Bupati Kembang.

Sementara itu, Ketua panitia, I Putu Fery Priyandana, berharap kegiatan Mepandes Massal ini dapat terus berlanjut ke depannya.

“Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin sebagai bentuk penguatan nilai-nilai religius serta mempererat rasa persaudaraan di tengah masyarakat Jembrana,” ujarnya.

Jumat, 05 September 2025

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Metatah Massal Banjar Tunjung Sari


Teks Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara Ngayah Nyanggingin serangkaian Karya Mapetik, Menek Kelih dan Metatah Masal yang digelar di Banjar Tunjung Sari, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Jumat (5/9) pagi. 


Laporan Reporter : Eka 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara Ngayah Nyanggingin serangkaian Karya Mapetik, Menek Kelih dan Metatah Masal yang digelar di Banjar Tunjung Sari, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Jumat (5/9) pagi. 


Karya Manusa Yadnya yang digelar ini turut dihadiri Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, IB. Alit Surya Antara, Camat Denpasar Utara, Wayan Yusswara, Perbekel serta tokoh masyarakat setempat. 


Terlihat sejak pagi ratusan warga tampak memadati area Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi Metatah Massal. Diiringi lantunan kidung dan suara gender, satu per satu rangkaian Metatah dilaksanakan secara khidmat. 

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam kesempatan tersebut menyampaikan, prosesi mepandes yang merupakan upacara manusa yadnya ini wajib dilakukan oleh umat Hindu khususnya pada anak yang baru beranjak dewasa. Sehingga, selain merupakan sebuah kewajiban, upacara mepandes atau metatah ini merupakan sebuah upacara untuk mentralisisr sifat buruk yang ada pada diri manusia atau yang dalam Hindu disebut Sad Ripu.

"Metatah massal mencerminkan sifat menyama braya atau Vasudhaiva Kutumbakam untuk bergotong royong melakukan wujud bhakti kepada Sang Pencipta. Dan dengan pelaksanaan ini tentu kami berharap kedepannya dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya sehingga kehidupan tetap harmonis," kata Jaya Negara.

Sementara itu, Ketua Panitia Wayan Dana menyampaikan terima kasih atas dukungan Walikota Jaya Negara. Ia menyebutkan, upacara Manusa Yadnya ini diikuti oleh 42 peserta mapetik, 61 peserta menek kelih, dan 104 peserta metatah.


“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Pemkot Denpasar. Bantuan yang diberikan sangat membantu meringankan beban krama,” tutupnya. 

Wali Kota Jaya Negara Nyangging Peserta Metatah Massal di Desa Pemecutan Kelod


Laporan Reporter : Ayu 

Denpasar, Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menghadiri sekaligus menjadi panyangging dalam pelaksanaan Metatah Massal yang digelar Pemerintah Desa Pemecutan Kelod, Jumat (5/9) di Pura Dalem Ulunsuan, Banjar Abiantimbul, Denpasar Barat. Kegiatan ini juga turut disaksikan oleh Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.


Perbekel Desa Pemecutan Kelod, I Wayan Tantra, menjelaskan bahwa kegiatan metatah massal ini dilaksanakan dalam rangka melestarikan kearifan lokal, sesuai dengan Permendagri Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Asal Usul Desa. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan membantu masyarakat, khususnya umat Hindu, yang kurang mampu dalam melaksanakan yadnya.


“Metatah massal kali ini diikuti oleh 112 peserta dari 15 banjar yang ada di Desa Pemecutan Kelod. Karena di masing-masing banjar juga memiliki program yadnya di pura, maka kegiatan ini tidak bisa dilakukan setiap tahun. Pelaksanaannya menyasar banjar yang belum memiliki program serupa,” jelasnya.


Lebih lanjut, Tantra berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut sehingga masyarakat semakin banyak yang bisa terbantu. “Harapan kami sebagai pemerintah desa, setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat benar-benar menyentuh masyarakat secara luas,” ujarnya.


Sementara itu, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi sekaligus berterima kasih kepada Pemerintah Desa Pemecutan Kelod atas terselenggaranya kegiatan yadnya ini.


“Tentu pelaksanaan metatah massal ini sangat bermanfaat, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berkelanjutan sehingga semakin banyak warga yang mendapatkan manfaatnya,” kata Jaya Negara. 

Jumat, 29 Agustus 2025

Desa Batumadeg Nusa Penida Segera Miliki Sekolah PAUD Negeri


Laporan Reporter : Dearna 

Klungkung , Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria melakukan peletakan batu pertama pembangunan Unit Sekolah Baru PAUD di dusun Saren Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Kamis (28/8). Dana pembangunan gedung ini bersumber dari Kemendikdasmen pusat senilai Rp 1,6 miliar.

" Kami selaku Pemerintah Daerah Kabupaten Klungkung sangat berharap dengan dibangunnya sekolah ini akan semakin meningkatkan minat warga untuk menyekolahkan anak anaknya yang berusia dini untuk belajar dan bermain disekolah," ujar Bupati Made Satria.

Sementara itu Sekertaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga I Nyoman Sukadana menyampaikan pembangunan dilakukan diatas lahan seluas 10 are. Bantuan tidak hanya pada gedung dengan 2 ruang kelas, ruang guru, UKS, toilet namun juga dilengkapi ruang jaga, tembok penyengker, aula, meubelair serta APE indor dan APE outdor.

Turut hadir Camat Nusa Penida, Kabid Paud, Kepala desa, kadus Saren, Jero Bendesa serta tokoh masyarakat.

Minggu, 24 Agustus 2025

Ajang Pelestarian Warisan Leluhur dan Gali Potensi Lokal - Tanah Lot Art & Food Festival Ke 6


Laporan : Tim Lpt Hms 

Tabanan , Bali Kini  - Suasana meriah menyelimuti kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot, Desa Beraban, Kediri, Tabanan, Jumat (22/8), saat digelarnya pembukaan Tanah Lot Art & Food Festival Ke 6 Tahun 2025. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., melalui Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, hadir secara resmi membuka festival seni, budaya, dan kuliner yang sudah menjadi agenda tahunan kebanggaan masyarakat Tabanan ini.

Acara pembukaan tersebut dihadiri oleh jajaran pejabat penting Kabupaten Tabanan, mulai dari Ketua DPRD Kabupaten Tabanan beserta anggota, Ida Tjokorda Anglurah Tabanan, Danrindam IX Tabanan, jajaran Forkopimda, serta 

Ny. Budiasih Dirga, yang mewakili Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan. Turut hadir para asisten Setda, kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Penglingsir Puri, dan Manager DTW Tanah Lot.

Kehadiran masyarakat pun begitu antusias, memadati kawasan acara memberi warna tersendiri dalam mendukung event budaya besar yang mengangkat potensi daerah, baik dari segi seni maupun ekonomi kreatif dengan tema tahun ini “Parajyana Samudrasya Adiswara”. Memiliki makna persembahan dan pengorbanan terhadap kekuatan samudra menuju keharmonisan, keagungan, dan kemuliaan Tanah Lot.

Selama lima hari penuh, mulai 21–25 Agustus 2025, festival ini akan menampilkan beragam pertunjukan bernuansa seni, budaya, dan tradisi adat Bali. Mulai dari parade budaya, tari-tarian, hingga festival musik yang dipersembahkan oleh puluhan desa se-Kabupaten Tabanan. Tak hanya itu, pengunjung juga dimanjakan dengan festival kuliner yang menghadirkan aneka makanan lokal serta pameran UMKM kesenian yang menampilkan kreativitas masyarakat.

Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wabup Dirga, Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi besar terhadap terselenggaranya festival ini yang setiap tahun ke tahun semakin inovatif. “Saya atas nama pribadi dan selaku kepala daerah, memberikan apresiasi atas diselenggarakannya event festival Tanah Lot ini yang menampilkan tradisi, budaya, dan kuliner tradisional. Sudah tentu hal ini turut mampu meningkatkan perekonomian, khususnya masyarakat sekitar," ujarnya.

Wabup Dirga juga menyampaikan arahan Bupati Sanjaya, sekaligus menegaskan bahwa Pura Tanah Lot telah dikenal luas hingga ke mancanegara sebagai destinasi wisata ikonik. Hal ini diharapkan harus terus dipertahankan, dan adanya festival tanah lot ini mampu menjaga nilai-nilai tersebut. “Pura ini berdiri di atas batu karang besar yang menjorok ke laut dan saat air pasang, pura terlihat seolah-olah terapung. Pura dengan arsitektur khas Bali ini didukung dengan keberadaan Pura Batu Bolong, Batu Mejan, dan pura-pura lainnya yang ada di sekitar kawasan pantai,” imbuhnya. 

Dengan mengambil tema ‘Prayajana Samudrasya Adiswara’, pihaknya berharap Pura Tanah Lot sebagai Kahyangan Jagat tetap dijaga taksu dan kesuciannya, sehingga bisa memberikan berkah bagi masyarakat yang mencari nafkah di wewidangan Pura Luhur Tanah Lot. Hal ini sesuai dengan visi Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana dalam Bali Era Baru di Kabupaten Tabanan, Tabanan Era Baru, Aman, Unggul dan Madani (AUM).

Pada kesempatan tersebut, Wabup Dirga juga menyampaikan pesan dan harapan Bupati, agar festival ini kedepannya bisa berkembang menjadi event pariwisata berskala internasional. “Saya sangat berharap akan ada event-event pariwisata di Tanah Lot yang benar-benar mampu menarik wisatawan mancanegara, selain tentunya wisatawan domestik. Untuk itu, saya meminta kepada manajemen DTW Tanah Lot agar selalu melakukan terobosan strategis dan inovasi sehingga Tanah Lot bisa tetap menjadi tujuan wisata religius di tingkat internasional,” pungkasnya.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan antusiasme masyarakat, Tanah Lot Art & Food Festival #6 tahun ini dipastikan menjadi momentum penting dalam menguatkan pariwisata Tabanan. Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan dan promosi wisata, tetapi juga pengingat bahwa seni, budaya, dan warisan leluhur adalah pondasi penting dalam membangun daerah menuju masa depan yang lebih gemilang. Adapun berkah yang dihasilkan dari hal tersebut tentunya akan memberikan manfaat positif bagi masyarakat.

Selasa, 19 Agustus 2025

Waikota Jaya Negara Hadiri Karya Panileman Baligia Punggel Griya Gede Delod Pasar Intaran Sanur

 


Ket. Foto :Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Panileman Baligia Punggel di Griya Gede Delod Pasar Intaran, Sanur, Selasa (19/8).


Laporan Reporter : Wir 

Denpasar, Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Panileman Baligia Punggel di Griya Gede Delod Pasar Intaran, Sanur, Selasa (19/8). Upacara ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya Bali serta penguatan spiritualitas masyarakat.


Hadir juga dalam kesempaan tersebut Wakil Waikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, Sekda Kota Denpasar, IB. Alit Wiradana serta para undangan lainnya. Dalam kesempatan tersebut, para undangan turut menyaksikan prosesi Mapurwa Datsina, sebagai salah satu tahapan penting dalam rangkaian yadnya.


Terlihat sejak pagi masyarakat sudah memadati Bale Peyadnyan untuk mengikuti upacara Mapurwa Daksina atau prosesi ritual mengelilingi atau mengitari suatu tempat (bale peyadnyan) dari arah timur (purwa) ke selatan (daksina) sebanyak tiga kali. 


Walikota Jaya Negara yang ditemui di sela-sela kegiatan, mengapresiasi Karya Panilema Baligia Punggel ini yang melibatkan ratusan pengiring, dan tentu dapat meringankan beban masyarakat.

"Upacara seperti ini adalah warisan budaya luhur yang patut kita jaga dan lestarikan bersama. Selain membangun hubungan spiritual dengan leluhur, yadnya juga memperkuat keharmonisan sosial di masyarakat,” ujar Jaya Negara. 


Sementara Manggala Karya, IB Mayun mengatakan, karya Atma Wedana Baligia Punggel masal di Griya Gede Delod Pasar Intaran Sanur ini memang rutin di adakan setiap 5 tahun sekali. Tahun ini  diikuti 508  Puspa dari berbagai daerah. 

“Kami  mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Denpasar terutama Bapak Walikota dan Wakil Walikota karena sudah berkenan hadir dan memberikan doa dan dukungan kepada karya ini, semoga upacara ini bisa terus kami laksanakan untuk masyarakat kedepannya,” ungkap IB Mayun.

Sabtu, 16 Agustus 2025

Jaga Kelestarian Ekosistem, Bupati Sanjaya Tebar Benih Ikan Nila di Ulun Danu Beratan


Laporan : Tim Lpt Hms

Tabanan , Bali Kini – Dalam rangka memeriahkan HUT ke - 80 Kemerdekaan RI, sekaligus upaya menjaga kelestarian lingkungan, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E, M.M, menghadiri kegiatan Penebaran Benih Ikan Nila yang dilaksanakan di kawasan wisata The Rusa by The Lake, Ulun Danu Beratan, Desa Adat Kembang Merta, Candikuning, Baturiti, Tabanan, Jumat (15/8). Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian Pemerintah Kabupaten Tabanan terhadap kelestarian sumber daya alam, khususnya ekosistem perairan di wilayah Bedugul.


Bupati Sanjaya hadir langsung didampingi Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, Perangkat Daerah terkait, Bendesa Adat Kembang Merta beserta prajuru, tokoh masyarakat, dan perwakilan sekaa teruna. Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasinya kepada seluruh masyarakat dan stakeholder terkait yang telah mampu melestarikan perairan lokal sebagai sumber ketahanan pangan, baik sebagai sumber mata air ataupun sumber pangan lokal.


Komang Sanjaya juga menyampaikan, bahwa penebaran benih ikan ini tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan seremonial, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk menjaga kelestarian lingkungan, keberlanjutan ekosistem perairan dan meningkatkan potensi perikanan air tawar di Kabupaten Tabanan. “Hari ini saya berada di bedugul tepatnya di danau beratan, baru saja habis melakukan kegiatan bersih bersih di areal danau dengan masyarakat Candikuning bersama bendesa dan tokoh-tokoh yang punya usaha di sekitar danau dan menebar ikan sebanyak 10 ribu lebih bibit ikan, di Danau Beratan," ujarnya.


Hal ini dilakukan tiada lain untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih yang juga sejalan dengan program Gubernur Bali yaitu Bali Bersih, sekaligus juga menjaga Tabanan tetap bersih. Sanjaya juga berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkelanjutan demi terjaganya ekosistem Danau Beratan. “Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Semoga penebaran benih ikan hari ini membawa manfaat yang besar, baik bagi kelestarian alam maupun kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. 

Kamis, 14 Agustus 2025

Bupati Satria Hadiri Upacara Pitra Yadnya Ngaben Masal dan Nyekah Masal Banjar Adat Kelodan Nyalian


Laporan : Tim Lpt Klungkung 

Bali Kini - Bupati Klungkung, I Made Satria menghadiri Upacara Pitra Yadnya Ngaben Masal dan Nyekah Masal Banjar di Banjar Adat Kelodan Desa Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Kamis (14/8). 

Bupati Satria mengapresiasi Ngaben masal yang dilaksanakan dengan rasa persaudaraan serta gotong royong yang masih terjalin erat diantara masyarakat Banjar Adat Kelodan Nyalian ini. “Semoga semangat gotong royong dan rasa persaudaraan yang sudah tertanamkan terus dipupuk sehingga tetap terlaksana upacara ngaben masal untuk untuk meringkan beban masyarakat, harap Bupati Satria.

Minggu, 10 Agustus 2025

Upacara Baligia Puri Agung Karangasem Pecahkan Rekor MURI, Dihadiri 45 Sulinggih


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

KARANGASEM, Bali Kini – Rangkaian Upacara Karya Baligia Utamaning Utama, Puri Agung Karangasem menggelar kembali prosesi  Metirta Yatra sekaligus Rsi Yadnya, pada Sabtu, (9/8/2025). Upacara Tirta Yatra dan Rsi Yadnya yang dilaksanakan di Taman Tirtagangga ini digadang-gadang menjadi upacara Tirta Yatra terbesar di Bali karena dipuput oleh sulinggih terbanyak. Momen ini pun mengantarkan upacara Baligia yang digelar oleh keluarga kerajaan ini tercatat dalam rekor MURI Indonesia. 

Terdapat 45 sulinggih dari berbagai daerah hadir memimpin puja dalam upacara ini. Jumlah tersebut memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai upacara Atma Wedana Karya Baligia Utamaning Utama dengan Puja yang dihantarkan oleh sulinggih terbanyak. Sertifikat MURI ditandatangani langsung oleh Ketua Umum MURI, Prof. Dr. (H.P) KP Jaya Suprana.

Prawartaka Karya, A.A. Made Kosalia, mengungkapkan bahwa awalnya direncanakan 54 sulinggih akan memuput upacara. Namun, karena ada beberapa yang berhalangan hadir, maka hanya 45 sulinggih saja yang dapat hadir. Meski begitu, prosesi tetap berlangsung khidmat dan menjadi momen bersejarah bagi keluarga besar Puri Agung Karangasem.

“Dari awal, kami mengadakan upacara untuk semeton angga Puri yang telah meninggal dan di-pelebon. Tanggal 8 kemarin kami sudah melinggihang Ida di merajan, dari Dewa Pitara menjadi Dewa Pratista. Beliau yang kami upacarakan ini sudah menyatukan antara lanang dan istri yang telah meninggal menjadi Betara di Rong Tiga di masing-masing merajan keluarga,” jelas Kosalia.

"Tercatat di MURI karena ini merupakan upacara skala terbesar yang dipuput oleh 45 pedanda (sulinggih) dan merupakan pertama kalinya kita laksanakan di Bali. Pencatatan dalam rekor MURI ini tentu menjadi sebuah kenangan yang abadi pada angga Puri Agung Karangasem dalam rangka mensucikan keluarga-keluarga kami yang telah meninggal," Tambah Kosalia. 

Upacara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, seperti Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Pusat, Penglingsir Desa Kerta Mengwi, dan Penglingsir Puri Klungkung. Tirta Yatra kali ini digelar secara besar-besaran. Simbol penyucian keluarga besar Puri sekaligus warisan budaya yang diabadikan dalam catatan sejarah MURI.

Kamis, 07 Agustus 2025

Kontingen Budaya Kota Denpasar Suguhkan Penampilan Tarian Janger di Karnaval Budaya Nusantara Rakernas ke-XI JKPI

 


Ket foto :

Kontingen Budaya Kota Denpasar berfoto bersama dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dan Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, usai menyuguhkan penampilan Tarian Janger pada gelaran Karnaval Budaya Nusantara, serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2025, yang digelar di sepanjang kawasan Jalan Malioboro, Rabu (6/8) malam. 

Laporan Reporter : Agus 

Yogyakarta, Bali Kini - Kontingen Budaya Kota Denpasar menyuguhkan penampilan Tarian Janger pada gelaran Karnaval Budaya Nusantara, serangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2025, yang digelar di sepanjang kawasan Jalan Malioboro, Rabu (6/8) malam. 

Penampilan para duta Budaya Kota Denpasar yang juga membawakan tarian Kecak, dan Baris Tanda itu, sukses mengundang tepuk tangan penonton yang telah memadati kawasan tersebut sejak sore hari. 

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa juga tampak berada di tengah ribuan masyarakat untuk ikut menyaksikan performa para penari secara total berjumlah 26 orang tersebut.

Ditemui di sela kegiatan berlangsung, Wawali Arya Wibawa menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya kepada seluruh duta budaya Kota Denpasar yang telah memberikan penampilan terbaiknya malam itu. 

Keikutsertaan Pemerintah Kota Denpasar pada pelaksanaan Karnaval Budaya Rakernas ke-XI JKPI ini, kata Wawali Arya Wibawa merupakan realisasi dari semangat untuk ikut serta merajut keberagaman budaya dari seluruh daerah Nusantara, dan juga sebagai modal untuk melanjutkan pembangunan di Indonesia.

“Saya kira ini hal positif, karena daerah-daerah di Indonesia, termasuk Kota Denpasar dapat saling bertukar dan berbagi wawasan serta potensi masing-masing,“ ujarnya. 

Sebagai sebuah wilayah yang memiliki penduduk heterogen, Kota Denpasar sendiri, sebut Arya Wibawa, adalah kot yang memiliki misi untuk memajukan seni budaya dan kreativitas, dengan tetap mempertahankan eksistensinya terhadap warisan budaya tradisi yang sudah ada terdahulu. 

"Karnaval ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan potensi budaya kota Denpasar kepada masyarakat Nusantara, sehingga dapat meningkatkan potensi dan kunjungan wisata di Denpasar,” kata Arya Wibawa lagi. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara didampingi Kepala Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman, Ni Wayan Sriwitari, pada kesempatan yang sama menyampaikan, pihaknya pada Rakernas JKPI tahun ini, sengaja menampilkan Tarian Janger, sebuah tarian yang sudah ada sejak tahun 1930 dan, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). 

"Tarian ini biasanya bersifat hiburan dan adapula yang bersifat sebagai rangkaian dalam upacara yadnya dengan ciri khasnya yakni menari serta bernyanyi yang dibawakan oleh muda-mudi. Melalui spirit Vasudhaiva Kutumbhakam, kami ingin menularkan semangat kebersamaan pada masyarakat dalam upaya menjaga warisan budaya Kota Denpasar," ungkapnya.

Sebagai informasi, seluruh rangkaian Rakernas ke-XI JKPI tahun 2025 ini, berlangsung dari tanggal 5-9 Agustus. Saat dikonfirmasi, Direktur Eksekutif JKPI Nanang Asfarinal menyampaikan, setidaknya terdapat 59 pemerintah daerah hadir pada rangkaian kegiatan Rakernas ini.

Lebih jauh Nanang Asfarinal mengemukakan, JKPI yang telah berdiri sejak tahun 2018 lalu itu, hingga saat ini telah memiliki anggota sebanyak 75 kota yang tersebar di seluruh Indonesia.

Hal ini menurutnya, dapat menjadi modal dasar untuk menguatkan langkah bagi pemerintah kota untuk memaknai dan melestarikan warisan peninggalan budaya sehingga mendapatkan kontribusi positif.

"Melalui Rakernas ini, saya mengajak seluruh kepala daerah, mari kita saling bersinergi dan menyumbangkan ide gagasan, agar upaya pelestarian warisan budaya ini bisa optimal, bahkan warisan budaya bisa menjadi penggerak ekonomi," katanya. 

Minggu, 03 Agustus 2025

Senin, 4 Agustus 2025, Prosesi Pelebon Ibunda Walikota Jaya Negara Digelar,

 


Ket foto : Suasana persiapan jelang Puncak Upacara Pelebon Ni Jero Samiarsa, Ibunda Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara di Kawasan Jero Gede Penatih, pada Minggu (3/8).
 


Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Puncak Karya Pelebon Ni Jero Samiarsa, Ibunda Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara akan digelar sesuai dengan adat dan dresta setempat pada Senin (4/8). Berbagai persiapan pun tampak terus dilaksanakan menyongsong puncak upacara yang akan digelar di Setra Desa Peninjoan, Jalan Padma. 

Di kawasan Jero Gede Penatih, berbagai piranti upakara turut disiapkan. Selain banten, juga tampak Bade Batur Sari, Petulangan Lembu Istri Hitam, Ogoh-Ogoh Cupak, serta piranti lainya yang akan digunakan untuk Puncak Karya Pelebon. 

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat dikonfirmasi Minggu (3/4) mengatakan bahwa segala persiapan terus dioptimalkan menjelang Puncak Karya. Dimana, persiapan ini dilaksanakan secara bergotong royong bersama seluruh elemen masyarakat, baik warga Banjar Saba, Braya, Semeton hingga pengayah-pengayah yang secara sukarela hadir. 

"Pertama harapan kami upakara ibunda kami ini bisa berjalan lancar, dan yang kedua kami mengucapkan terima kasih atas doa dan bantuan semua pihak dalam mensukseskan Upakara ini, terima kasih, dan semoga berjalan lancar," ujar Jaya Negara. 

Pihaknya juga mohon permakluman serta memohon maaf kepada masyarakat yang biasa beraktivitas di kawasan Jalan Padma, Penatih, terlebih puncak acara akan berlangsung pada Hari Senin. Sehingga sudah pasti akan menimbulkan kepadatan serta krodit berlalu lintas. 

"Kami sekeluarga mohon maaf, bilamana dalam prosesi ini mengganggu aktivitas masyarakat, atas permakluman tersebut kami menyampaikan terima kasih," ujarnya. 

Jaya Negara mengenang sosok sang ibu sebagai sosok perempuan tangguh yang membesarkan anak-anaknya setelah sang suami wafat tahun 1986. Untuk menghidupi keluarga, beliau aktif sebagai serati banten, pekerjaan yang ditekuninya selama bertahun-tahun dan turut memberdayakan delapan orang pekerja banten.

"Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan, doa dan ucapan duka cita semua pihak, semoga ibunda kami mendapatkan tempat terbaik, rahayu," ujar Jaya Negara. 

Jero Samiarsa berpulang di usia 90 tahun. Almarhum menikah dengan Gusti Ngurah Gde Sutedja dan memiliki 9 orang anak. Dari 9 anak, tiga di antaranya terjun ke dunia politik dan sukses. IGN Jaya Negara menjadi Wali Kota Denpasar, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menjadi Menteri PPPA Periode Tahun 2019-2024, dan I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya menjadi anggota DPRD Provinsi Bali.

Sementara itu, Kadishub Kota Denpasar, I Ketut Sriawan menambahkan, dalam mendukung kelancaran pelaksanaan Puncak Upakara Pelebon ini, akan dilaksanakan pengalihan arus lalu lintas, utamanya di Kawasan Jalan Padma yang menjadi pusat mobilitas berlangsungnya upakara. Dimana, penutupan Jalan Padma akan dilaksanakan pada Hari Senin (4/8) mulai Pukul 06.00 Wita hingga pelaksanaan upakara usai. Sehingga masyarakat yang biasa melintas diharapkan mencari jalan alternatif. 

"Kami mohon permakluman serta mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, dan kami imbau masyarakat agar mencari jalur alternatif untuk sementara waktu," ujarnya

Kamis, 31 Juli 2025

Jaga Keindahan Wajah Kota, Sat Pol PP Denpasar Kembali Tertibkan Spanduk Kadaluarsa.


 Ket foto : Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Denpasar saat menggelar penertiban dengan menyasar wilayah di sepanjang Jalan Suli, Denpasar, Kamis (31/7).  

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kota Denpasar menggelar penertiban dengan menyasar menyasar wilayah di sepanjang wilayah di sepanjang Jalan Suli, Denpasar, Kamis (31/7).  Dimana, alat praga promosi berupa spanduk kadaluarsa yang terpasang di fasilitas umum turut ditertibkan. Dalam giat tersebut, sebanyak 10 buah sepanduk turut ditertibkan. Hal tersebut dilaksanakan guna menjaga kebersihan serta keindahan wajah kota. 

Kepala Satpol PP Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Bawa Nendra, menjelaskan bahwa penertiban tersebut bertujuan untuk menjaga keindahan dan ketertiban fasilitas umum di wilayah Kota Denpasar. Sehingga suasana wajah kota menjadi lebih rapi dan indah serta tidak mengganggu aktivitas masyarakat. 

“Dalam penertiban kali ini, kami berhasil menertibkan alat praga promosi yang dipasang tidak sesuai dengan tempatnya, dan banyak dijumpai sudah kadaluarsa,” ungkapnya

Bawa Nendra menambahkan, penertiban ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memastikan Denpasar tetap menjadi kota yang tertib, aman, dan nyaman bagi masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat Perda Nomor 1 Tahun 2015 tentang ketertiban umum. 

“Kami mengimbau seluruh masyarakat dan pelaku usaha untuk mematuhi aturan terkait pemasangan reklame ataupun alat praga promosi lainya di fasilitas umum demi menjaga keindahan kota,” tegasnya. 

Satpol PP Kota Denpasar berharap dengan adanya penertiban ini, masyarakat dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan, kenyamanan, dan ketertiban di ruang publik.

Selasa, 22 Juli 2025

Wawali Arya Wibawa Ngupasaksi Upakara Ngeratep Pelawatan di Pura Dalem Tegeh Gumi.


Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri sekaligus ngupasaksi Upakara Ngeratep, Melaspas dan Pasupati Sesuhunan Linggian Pelawatan Ida Ratu Ayu Kalantaka, Kalanjaya dan Ratu Rarung di Pura Dalem Tegeh Gumi, Desa Adat Denpasar bertepatan dengan Anggarakasih Prangbakat, Selasa (22/7). Upakara tersebut dilaskanakan setelah proses perbaikan pelawatan rampung dikerjakan. 

Tampak hadir Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, AA Putu Gede Wibawa, Ketua PHDI Kota Denpasar, I Made Arka, Bendesa Adat Denpasar, AA Alit Wirekusuma, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, IB Alit Surya Antara, Camat Denpasar Barat, IB Made Purwanasara, serta undangan lainya. 

Klihan Pura Dalem Tegeh Gumi, I Wayan Cika dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa Upakara Ngeratep, Melaspas dan Pasupati Sesuhunan Linggian Pelawatan Ida Ratu Ayu Kalantaka, Kalanjaya dan Ratu Rarung di Pura Dalem Tegeh Gumi dilaksanakan setelah proses ngodakin, atau renovasi tuntas dikerjakan. 

Dikatakan Cika, upakara ini dilaksanakan guna melengkapi seluruh rangkaian prosesi. Dimana, harapannya dapat menjadi bentuk syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Dimana seluruh rangkaian upacara dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. 

"Harapan kami dengan berlangsungnya upacara ini dapat memberikan kesehatan, keselamatan serta kerahayuan kepada seluruh umat," ujarnya. 

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan bahwa, pelaksanaan Upakara Ngeratep, Melaspas dan Pasupati Sesuhunan Linggian Pelawatan Ida Ratu Ayu Kalantaka, Kalanjaya dan Ratu Rarung di Pura Dalem Tegeh Gumi ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya krama untuk menjadikan ini sebagai sebuah momentum dalam menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

"Dengan pelaksanaan upacara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana," ujar Arya Wibawa. 

Senin, 21 Juli 2025

Baligia Utama Puri Karangasem: Lembu Putih, 104 Puspa, dan Harmoni Lintas Umat Warnai Upacara Sakral


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini - Puncak Karya Baligia Utama Puri Agung Karangasem berlangsung sakral di kawasan spiritual dan historis Taman Sukasada Ujung, Banjar Ujung, Tumbu, Kabupaten Karangasem, pada Minggu, 20 Juli 2025. Upacara ini merupakan bagian dari rangkaian panjang upacara Atma Wedana Utama atau Baligia, yang menjadi bentuk bakti kepada leluhur dan upaya pelestarian warisan budaya luhur Bali.

Dalam upacara ini, terdapat 104 puspa/sekah yang disucikan, termasuk 17 puspa dari Puri yang melibatkan nama-nama seperti Pengelingsir Prof. A.A. Agung Gede Putra Agung dan Anak Agung Istri Agung Raka Padmi. Sekah lainnya berasal dari berbagai daerah, termasuk Karangasem dan Lombok.

Keunikan Karya Baligia Utama ini tak hanya terlihat dari skala dan jumlah peserta, tetapi juga keterlibatan aktif lintas umat. Braya Muslim Karangasem turut berpartisipasi dalam gotong royong kebersihan, pengamanan lingkungan, hingga membuka stand minuman di area Nista Mandala. Mereka menjadi bagian dari keberlangsungan upacara, menunjukkan bahwa keharmonisan umat beragama bukan sekadar toleransi, melainkan bentuk nyata kebersamaan.

Karya ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti para Pengelingsir Puri se-Bali, Tokoh Keraton Nusantara, Pasemetonan Puri dan Angga Brahmana Griya, tokoh adat, tokoh masyarakat, hingga Ida Tjokorda Mengwi XIII. Keikutsertaan mereka menguatkan posisi Baligia sebagai pewaris nilai bakti, kesucian, dan keseimbangan antara sekala dan niskala.

Pengelingsir, Manggala Puri, sekaligus Pengerajeg Karya Baligia, Anak Agung Bagus Parta Wijaya bersama Prawartaka Karya Anak Agung Made Kosalia menegaskan, Baligia adalah momentum menyucikan roh leluhur (atma) agar mencapai Siwa Loka dan bersatu dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menjadi Dewa Pitara. Upacara ini dilandaskan pada lontar suci Baligia.

Pelaksanaan Atma Wedana Utama menekankan bahwa tubuh manusia terdiri atas tiga unsur utama, yaitu Stula Sarira (badan kasar), Suksma Sarira (badan halus), dan Antahkarana Sarira (roh). Bila Ngaben menyucikan unsur kasar (Panca Maha Bhuta: Pertiwi, Apah, Teja, Bayu, dan Akasa), maka Baligia menyucikan unsur halus (Panca Tan Matra: Sabda, Sparsa, Rupa, Rasa, dan Ghanda).

Rangkaian panjang ritual dimulai sejak 22 Desember 2024 dengan pelaksanaan Parum Besar dan Upacara Ngaku Ngagem oleh seluruh Angga Puri dan Ida Pedanda Bhagawanta Sulinggih Siwa–Buda. Dilanjutkan dengan Bumi Sudha dan Nangiang Piadnyan (penyucian dan pembangunan altar suci) pada 14 Maret 2025.

Tahapan berikutnya termasuk Mendak Tirta, Ngajum, Ngulapin, Melaspas Padma, hingga Mapurwa Daksina. Puncak Karya Utama, yakni Utpeti, dilangsungkan pada 20 Juli 2025 sebagai simbol bangkitnya roh suci menuju alam Siwa Loka.

Prosesi diawali dengan Mepandes atau Metatah, yang dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Griya Bungaya dan Ida Pedanda Gede Wayahan Putra Sebali (Lombok), dibantu oleh empat sangging yaitu Ida Bagus Gede Diksa. Setelah itu, dilaksanakan Ngajum Betara Lingga Griya Sidemen oleh perwakilan Angga Puri, dengan Pemuput Karya Ida Pedanda Gede Pengajaran dari Griya Sidemen. Betara Lingga Griya Sidemen mependak di Pertigaan Tumbu sebelum upacara dilanjutkan.

Selesai Melaspas Padma atau Bukur, prosesi Mapurwa Daksina berlangsung. Seluruh sarana upakara mengitari Bale Piyadnyan sebanyak tiga kali, dipimpin Lembu Putih di depan, diikuti Puspa Sangge, Puspa Lingga, Puspa Angga Puri dan sekah pengiring. Prosesi Napak Titi Mamah Kebo pun dilaksanakan, diikuti oleh peserta metatah, menek kelih, dan mekupak.

Puncak Karya/Utpeti meliputi beberapa tahapan penting seperti Natak Tiis Ngayab, Mesolsolan, serta Mejaya-jaya untuk peserta Metatah, Menek Kelih, dan Mekupak. Upacara ini dipimpin oleh tujuh sulinggih, yaitu Ida Pedanda Ketut Pidada dari Griya Belong, Ida Pedanda Istri Ngurah dari Griya Sudi Katon, Ida Pedanda Gede Pengajaran dari Griya Sidemen, Ida Pedanda Gede Putra Tamu dari Griya Bungaya, Ida Pedanda Nyoman Karang Manuaba dari Griya Kecicang, Ida Pedanda Gede Putra Lusuh dari Griya Suci Celit Selat, serta Ida Pedanda Gede Swabawa Karang Adnyana dari Griya Jelantik Karang Budakeling.

Sementara itu, pelaksanaan upacara Memutru Saji dilakukan oleh Ida Pedanda Gede Meranggi dari Griya Pendem. Sedangkan Memutru Adi Parwa dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Pidada Punia dari Griya Pidada Karangasem. “Warisan terbesar kepada anak cucu bukanlah uang atau kekayaan materi, tetapi adat dan budaya dari leluhur yang harus dilestarikan,” tutup Pengerajeg Karya Baligia, Anak Agung Bagus Parta Wijaya

Resi Bojana Baligia: Wujud Terima Kasih dan Harmoni Spiritual di Puri Agung Karangasem


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Rangkaian Upacara Baligia Utama di Puri Agung Karangasem pada Senin (21/7/2025) dilanjutkan dengan digelarnya Resi Bojana, sebuah upacara persembahan sebagai ungkapan terima kasih kepada Ide Pedande Sulinggih Siwa-Buda, baik lanang maupun istri, yang telah menjadi pemuput upacara. 100 sulinggih lanang dan istri yang telah memuput acara hadir dalam momen sakral ini.

Resi Bojana tak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada para sulinggih, tetapi juga menandai berakhirnya rangkaian upacara Baligia secara harmonis dan penuh rasa syukur. Kehadiran para sulinggih suci dimaknai sebagai simbol kesucian dan keseimbangan spiritual.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula para undangan, terdiri dari Tokoh masyarakat, Kerabat keluarga Besar Puri dari seluruh Bali hingga raja Nusantara, berbagai tokoh penting lainnya seperti  budayawan, tokoh etnis, tokoh politik, tokoh pariwisata, hingga tokoh nasional lainnya. Kehadiran mereka membangkitkan kembali suasana mewah khas kerajaan dalam balutan nuansa spiritual dan adat Bali yang kuat.

Beberapa tokoh yang turut hadir di antaranya: Ni Luh Djelantik, aktivis yang tengah naik daun, I Ketut Putra Ismaya Jaya, tokoh politik Bali, Ibu Ayu Heni Losan, istri dari Menteri BUMN Erick Thohir. KGPAA Mangkunegoro X, pemimpin Mangkunegaran. Paduka YM SPDB Pangeran Edward Syah Pernong selaku Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 Kepaksian Pernong Lampung, yang juga dalam kesempatan tersebut menyampaikan pidatonya.

Tak hanya para tokoh nasional dan adat, pejabat tinggi negara juga tampak menghadiri acara ini.

Sementara itu, pengusaha Kaori Wini yang hadir menjadi undangan, menyoroti pentingnya pelestarian makna dari upacara Baligia. Ia menyebut bahwa generasi muda harus mengetahui dan memahami nilai-nilai yang tersirat dalam upacara ini, bukan hanya melihat sisi kemewahan atau keramaian semata. “Baligia adalah tatanan sakral. Pertanyaannya: apakah dari tahun ke tahun ada peran aktif dari masyarakat dan desa adat? Ini yang harus dijaga agar warisan ini tetap hidup,” ujarnya.

Upacara Baligia tidak hanya menjadi ritual adat, tapi juga momentum spiritual dan budaya yang mempersatukan seluruh elemen masyarakat Bali dan Nusantara, sekaligus menjadi refleksi akan pentingnya menjaga warisan leluhur secara bermakna.

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved