-->

Bali Kini

Ads

Kabar Denpasar

Kabar Tabanan

Kabar Klungkung

Kabar Jembrana

Senin, 22 Desember 2025

Okupansi Hotel di Karangasem Turun 30–40 Persen, PHRI Harap Pasar Lokal Dongkrak Akhir Tahun


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini — Tingkat hunian hotel di Kabupaten Karangasem mengalami penurunan tajam hingga 30–40 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terasa signifikan jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu, dan berdampak pada hampir seluruh hotel di wilayah Karangasem.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Karangasem, I Wayan Kariasa, saat ditemui pada Senin, 22 Desember 2025, mengatakan bahwa kondisi tersebut cukup berat bagi pelaku usaha perhotelan.

“Jika dibandingkan periode Desember tahun lalu, okupansi hotel di Karangasem turun sekitar 30 hingga 40 persen,” ujarnya.

Menurut Kariasa, pelaku usaha berharap wisatawan lokal dan domestik dapat membantu meningkatkan tingkat hunian menjelang akhir tahun, khususnya pada periode 31 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, yang biasanya didominasi oleh pemesanan last minute.

“Kami berharap akhir tahun ini bisa terbantu oleh wisatawan domestik dan lokal yang biasanya melakukan booking mendadak. Untuk itu, hotel-hotel menyiapkan paket promo dengan harga yang lebih ekonomis, khususnya untuk pasar lokal,” jelasnya.

Meski tingkat hunian menurun, Kariasa menegaskan bahwa tidak ada karyawan yang dirumahkan akibat kondisi tersebut. Hak-hak pekerja tetap dijaga, termasuk hak cuti.

Selain faktor pasar, penurunan okupansi juga dipengaruhi oleh pengelolaan informasi dan isu keamanan yang berkembang di media sosial. Maraknya unggahan terkait bencana, kecelakaan, hingga tindakan kriminal, baik yang melibatkan wisatawan maupun warga lokal, dinilai berdampak pada citra pariwisata Karangasem.

Isu pengelolaan sampah yang belum tertangani secara optimal juga menjadi perhatian serius. Padahal, Karangasem memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wellness dan healthy tourism yang mengedepankan kenyamanan, kebersihan, dan keamanan.

Salah satu pelaku usaha, Ariras Hotel yang memiliki 19 kamar, turut merasakan dampak penurunan tingkat hunian tersebut.

Kariasa berharap pemerintah daerah dapat segera mengambil langkah konkret untuk menangani persoalan-persoalan tersebut.

“Kami berharap pemerintah bisa bergerak cepat mencari solusi, baik terkait pengelolaan sampah, keamanan, maupun pengendalian informasi di media sosial, agar kepercayaan wisatawan kembali meningkat,” pungkasnya. (Ami)

BNNK Karangasem Tetapkan 11 Desa Bersinar dan Jalin 28 Kerja Sama Stakeholder

Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini — Penyalahgunaan narkoba masih menjadi ancaman serius dan masuk dalam Misi Asta Cita ke-7 serta Program Prioritas Nasional ke-6. Menyikapi hal tersebut, BNN Kabupaten Karangasem terus memperkuat strategi pencegahan dan penanganan melalui kolaborasi lintas sektor sepanjang tahun 2025.

Hal itu disampaikan dalam press release akhir tahun BNNK Karangasem yang digelar pada Senin, 22 Desember 2025, dan dihadiri oleh Kepala Kesbangpol Kabupaten Karangasem serta sejumlah wartawan. Press release tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNNK Karangasem, Alvin Andrew Dias.

Sepanjang 2025, BNNK Karangasem mencatat telah menjalin 28 dokumen kerja sama dengan berbagai stakeholder sebagai bentuk penguatan kolaborasi dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Dalam bidang pencegahan, BNNK Karangasem telah menetapkan 11 desa/kelurahan sebagai Desa Bersinar (Bersih Narkoba). Selain itu, dilaksanakan 108 kegiatan sosialisasi P4GN yang menjangkau 8.363 orang, terdiri dari masyarakat umum, pegawai, serta siswa sekolah.

Program pendidikan P4GN juga menyasar 27 sekolah dengan total 4.383 siswa-siswi sebagai peserta. Sementara itu, kegiatan deteksi dini melalui pemeriksaan tes urine telah dilaksanakan sebanyak 35 kali, menjangkau 1.504 orang, guna mendeteksi potensi penyalahgunaan narkoba sejak dini.

Pada sisi penanganan, BNNK Karangasem mencatat 8 klien menjalani rehabilitasi rawat jalan, 1 klien program Intervensi Medis Berbasis (IMB), serta 15 klien pasca-rehabilitasi. Selain itu, terdapat 626 pelayanan surat keterangan hasil pemeriksaan narkotika yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam mendukung intervensi berbasis masyarakat, BNNK Karangasem mengoperasikan 6 unit Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) dengan 5 orang agen pemulihan. Dua lokasi layanan berada di RSUD Karangasem dan Klinik Pratama BNNK Karangasem.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Kabupaten Karangasem, menyampaikan bahwa kegiatan pencegahan dan deteksi dini juga telah dilaksanakan di sejumlah wilayah, meliputi Kecamatan Selat, Sidemen, Manggis, dan Kubu. Dari 275 sampel pemeriksaan tes urine yang dilakukan, seluruh hasil dinyatakan negatif, dan pelaksanaan kegiatan berjalan dengan aman dan lancar.

Kepala BNNK Karangasem, Alvin Andrew Dias, menegaskan bahwa sinergi lintas sektor akan terus diperkuat hingga tahun 2025 dan seterusnya.

“Tujuan utama kami adalah memastikan pelaksanaan tugas pencegahan berjalan optimal. BNNK Karangasem akan terus bersinergi dengan seluruh stakeholder untuk menghadirkan layanan pencegahan dan penanganan narkoba secara berkelanjutan,” tegasnya. (Ami)

Sidak Tes Urine di Cicang Islam, Lima Orang Direhabilitasi Tanpa Proses Hukum

Laporan Reporter: Gusti Ayu Purnamiasih
KARANGASEM, Bali Kini - Kegiatan sidak tes urine yang dilaksanakan di wilayah Cicang Islam menghasilkan tindak lanjut berupa rehabilitasi terhadap lima orang. Seluruhnya menjalani rehabilitasi hingga rawat jalan, tanpa dikenakan proses hukum.

Kepala BNNK Karangasem, Alvin Andrew Dias, mengatakan kegiatan tersebut tidak berhenti sampai di sini dan akan terus dilakukan secara berkelanjutan.

> “Ke depan kegiatan seperti ini akan tetap kami jalankan secara simultan dengan melibatkan stakeholder terkait. Tidak hanya tes urine, tetapi juga edukasi kepada masyarakat tetap kami lakukan,” ujar Alvin saat ditemui dalam pers rilis, Senin (22/12/2025).



Ia mengakui, hingga saat ini angka masyarakat yang secara sukarela melapor diri masih tergolong rendah. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh minimnya kesadaran serta ketakutan akan proses hukum.

 “Banyak pecandu merasa dirinya baik-baik saja, ditambah kurangnya kesadaran masyarakat dan rasa takut untuk melapor. Padahal, melapor diri itu tidak diproses hukum, justru kami arahkan ke rehabilitasi,” tegasnya.

Alvin juga menekankan pentingnya peran keluarga, teman, dan kerabat dalam membina serta mengingatkan agar pengguna narkoba berani melapor diri.

“Kami harapkan keluarga dan lingkungan terdekat bisa saling mengingatkan dan mendampingi. Kami jamin, bagi yang melapor diri tidak ada proses hukum,” jelasnya.

Saat ini, BNNK Karangasem telah menjalin kerja sama dengan 28 mitra melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang melibatkan instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, serta komponen masyarakat.

Salah satu program yang dijalankan adalah IKAN (Integrasi Kurikulum Anti Narkoba) bekerja sama dengan Kementerian Agama dan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan.

“Program IKAN kami terapkan mulai dari PAUD sebagai upaya pencegahan dini agar generasi muda memiliki pemahaman tentang bahaya narkoba sejak awal,” tutup Alvin. (Ami)

Budayakan Peduli Sesama, Komunitas Sekaa Liang Berbagi Sembako di Kabupaten Karangasem

Laporan tim: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini — Semangat kepedulian sosial terus ditunjukkan oleh Komunitas Sekaa Liang melalui aksi nyata berbagi sembako kepada warga kurang mampu di Kabupaten Karangasem. Mengusung tema “Budayakan Peduli Sesama”, komunitas ini kembali turun langsung ke masyarakat pada Minggu (21/12/2025).

Kegiatan sosial tersebut dilaksanakan dengan menyasar berbagai wilayah di Kabupaten Karangasem. Pada hari itu, Komunitas Sekaa Liang bergerak menyalurkan bantuan ke sejumlah kecamatan, di antaranya Kecamatan Manggis, Kecamatan Abang, Kecamatan Karangasem, dan Kecamatan Bebandem. Secara keseluruhan, kegiatan ini merupakan bagian dari program sosial yang menjangkau delapan kecamatan se-Kabupaten Karangasem.

Ketua Komunitas Sekaa Liang, Wayan Muliastra, menyampaikan kepada media bahwa komunitas yang dipimpinnya secara konsisten aktif dalam kegiatan sosial dan seni. Komunitas Sekaa Liang beranggotakan masyarakat Karangasem yang berasal dari berbagai wilayah, khususnya di Kecamatan Karangasem.

“Sumber dana kegiatan ini murni berasal dari dana pribadi pengurus dan anggota yang dikumpulkan secara sukarela. Dana tersebut kemudian dialokasikan untuk membantu masyarakat kurang mampu di Kabupaten Karangasem,” ungkapnya.

Selain bergerak di bidang sosial, Komunitas Sekaa Liang juga aktif dalam kegiatan donor darah serta kerap tampil sebagai pengisi acara hiburan pada berbagai event di Kota Karangasem. Hal ini menjadi wujud kontribusi komunitas dalam bidang kemanusiaan dan pelestarian seni.

Pada kegiatan kali ini, bantuan sembako yang disalurkan berupa beras, telur, minyak goreng, dan mi instan. Bantuan tersebut diberikan kepada 15 orang penerima yang tersebar di beberapa wilayah di Karangasem, berdasarkan informasi dan pendataan dari relawan Komunitas Sekaa Liang. Kegiatan dimulai sejak persiapan keberangkatan pukul 08.00 Wita dan berakhir sekitar pukul 18.00 Wita.

“Bantuan ini bukan hanya soal materi, tetapi juga sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kepada para penyandang disabilitas dan lansia. Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban serta memberikan semangat hidup,” tambah Wayan Muliastra.

Salah satu kisah yang menyentuh datang dari penerima bantuan di Desa Seraya Tengah. Istri Made Selamat mengungkapkan bahwa keluarganya selama ini belum pernah mendapat perhatian atau bantuan dari pemerintah. Lokasi rumah yang jauh dari pemukiman penduduk menjadi salah satu kendala. Pada kesempatan tersebut, Komunitas Sekaa Liang juga didampingi oleh Yayasan Ki Kopang Seraya dalam penyerahan bantuan sembako.

Melalui kegiatan ini, Komunitas Sekaa Liang menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan berbagi kepada sesama. Seperti slogan yang mereka gaungkan, “Kami Ada Untuk Anda,” kepedulian sosial diharapkan dapat terus tumbuh dan menjadi budaya di tengah masyarakat Karangasem. (Ami)

Minggu, 21 Desember 2025

Bendesa Adat se-Denpasar Sepakat, Desa Adat Ikut Berkontribusi Olah Sampah di Sumber.

 foto  : Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Paruman Rutin Bendesa Adat se-Kota Denpasar di Wantilan Pura Dalem lan Kahyangan Desa Adat Sesetan, Minggu (21/12). 

Laporan Reporter : Agus
Denpasar, Bali kini ,  Dukungan pemangku kepentingan dalam optimalisasi pengolahan sampah berbasis sumber di Kota Denpasar terus mengalir. Kali ini, Bendesa Adat se-Kota Denpasar menyatakan kesepakatan untuk ikut berkontribusi dalam mendukung penanganan sampah. Hal tersebut diungkapkan Ketua Parum Bendesa se-Kota Denpasar, AA Ketut Wirya saat Paruman Rutin Bendesa Adat se-Kota Denpasar di Wantilan Pura Dalem lan Kahyangan Desa Adat Sesetan, Minggu (21/12). 

Lebih lanjut dijelaskan, permasalahan sampah merupakan masalah bersama. Sehingga peran desa adat sangatlah penting, utamanya dalam memberikan sosialisasi, hingga menggugah peran serta masyarakat dalam penanganan sampah. 

Agung Wirya menjelaskan, Desa Adat sebagai benteng budaya Bali, dalam kesehariannya senantiasa berkaitan dengan aktivitas adat dan keagamaan. Hal tersebut juga menghasilkan sampah, meski sampah yang dihasilkan masih didominasi golongan organik. Hal inilah yang akan dioptimalkan dalam pengolahan sampah upakara berbasis sumber. 

"Kita ketahui bahwa sampah ini merupakan masalah bersama, yang juga kita hasilkan bersama, jadi untuk optimalisasi penanganan oleh pemerintah, kami di desa adat siap berkontribusi, terutama dalam pengolahan sampah organik berbasis sumber, seperti halnya sisa canang, upakara dan banten-banten," ujarnya. 

Hal senada disampaikan Bendesa Adat Yangbatu, I Nyoman Supatra, pihaknya mengatakan bahwa desa adat berkomitmen untuk ikut andil dalam penanganan sampah, terutama yang dihasilkan oleh desa adat dan aktivitas adat, agama dan budaya. Hal ini ditunjukkan dengan masifnya pembangunan teba moderen di pura kahyangan tiga, pura-pura sungsungan desa adat, dan telajakan desa adat. 

"Semoga ini bisa mengurangi volume sampah yang harus ditangani pemerintah, sehingga penanganan sampah bisa lebih produktif dan cepat," ujarnya. 

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Bendesa Adat se-Kota Denpasar. Tentunya hal ini menjadi semangat untuk terus bekerja bersama dalam penanganan persampahan. 

"Pemerintah tidak diam, segala inovasi dan strategis terus digalakkan, dan saat ini masih terus bahu menbahu mengoptimalisasi pengolahan dari hulu, tengah dan hilir agar bisa optimal menangani sampah," ujar Arya Wibawa. 

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar, I Wayan Butuantara, Kadis Kebudayaan, Raka Purwantara, Plt. Kepala Inspektorat Kota Denpasar, Putu Wisnu Wijaya Kusuma, Parum Bendega, Parum Pekaseh dan Forum Perbekel/Lurah se-Kota Denpasar. Dalam kesempatan tersebut turut diserahkan secara simbolis bantuan kendaraan operasional bagi Bendesa Adat dan 4 Pilar Sabha Upadesa. 

Sekretaris I TP PKK Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa, Buka Pelatihan Cipta Menu Bergizi Berbahan Pangan Lokal.

Ket foto : Sekretaris I TP PKK Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa, Buka Pelatihan Cipta Menu Bergizi Berbahan Pangan Lokal di SMK PGRI 3 Denpasar Minggu (21/12)


LAPORAN REPORTER: AYU 
DENPASAR, BALI KINI - Sekretaris I Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, didampingi Penjabat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar, Ny. Gusti Ayu Putu Swandewi Eddy Mulya, secara resmi membuka Pelatihan Cipta Menu Bergizi Seimbang dan Aman Berbahan Pangan Lokal untuk Balita, Remaja, dan Lansia. Kegiatan tersebut ditandai dengan penyematan apron dan topi koki kepada peserta, bertempat di SMK PGRI 3 Denpasar, Minggu (21/12).

Usai pembukaan, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa meninjau hasil olahan pangan yang dipamerkan oleh kader PKK Desa Sumerta Kelod. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Sumerta Kelod dalam rangka memperingati Hari Ibu ini turut dihadiri Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kota Denpasar Tresna Yasa, Camat Denpasar Timur Ketut Sri Karyawati, Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Denpasar Ni Putu Ayu Agustin Karisma Dewi, Kepala Puskesmas Denpasar Timur I, serta undangan terkait lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Desa Sumerta Kelod yang secara konsisten melaksanakan pelatihan cipta menu bergizi seimbang dan aman berbahan pangan lokal. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak serta kesehatan seluruh anggota keluarga.

“Memasak bukan hanya soal mengenyangkan, tetapi bagaimana kita memahami kandungan gizi dalam setiap menu yang disajikan. Dengan pemahaman gizi yang baik, kualitas hidup keluarga dapat meningkat dan diharapkan Kota Denpasar semakin bebas dari stunting,” ujarnya.

Ia juga menekankan bahwa ibu memiliki peran strategis sebagai tonggak utama dalam keluarga. Oleh karena itu, para kader yang mengikuti pelatihan diharapkan mampu mengaplikasikan serta menyebarluaskan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat di lingkungan masing-masing.

Selain isu gizi dan pencegahan stunting, Ny. Ayu Kristi juga mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam pengelolaan sampah. Ia menegaskan bahwa rumah tangga merupakan salah satu penghasil sampah terbesar, sehingga ibu-ibu diharapkan mampu memilah dan meminimalisir sampah sejak dari sumbernya.

Sementara itu, Perbekel Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana, menjelaskan bahwa pelatihan ini rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Ibu sekaligus menjadi rangkaian Festival Desa Sumerta Kelod. Kegiatan pencegahan stunting ini juga selalu berkolaborasi dengan SMK PGRI 3 Denpasar.

“Pelatihan ini diikuti oleh 10 banjar, masing-masing banjar diwakili 10 orang peserta. Harapannya, ilmu yang diperoleh dapat diterapkan di rumah tangga masing-masing sehingga keluarga mampu mengolah makanan bergizi secara mandiri dan tidak selalu bergantung pada makanan siap saji,” jelasnya.

Ia menambahkan, selain pencegahan stunting, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi pengelolaan sampah rumah tangga. Ibu-ibu sebagai garda terdepan di keluarga diharapkan mampu membentuk tim kecil dalam rumah tangga untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMK PGRI 3 Denpasar, Ni Putu Ayu Agustin Karisma Dewi, mengaku senang dapat berkolaborasi dengan Desa Sumerta Kelod. Dalam pelatihan ini, pihak sekolah mensinergikan kegiatan dengan jurusan kuliner serta menghadirkan tiga narasumber kompeten yang memahami komposisi dan nilai gizi dari menu yang disajikan.

“Kami berharap sinergitas ini dapat terus berlanjut ke depannya dan memberikan dampak positif, baik bagi sekolah maupun masyarakat desa,” pungkasnya. 

Penyalaan Api Suci Buka Gelaran Denfest ke-18,

Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dan Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede serta Forkopimda Kota Denpasar saat menyalakan api suci sebagai penanda pembukaan Denfest ke-18 di Kawasan Monumen Puputan Badung, Denpasar, Sabtu (20/12). 

Momentum Mulat Sarira, Jadi Model Festival Olah Sampah Mandiri Hingga Kuatkan UMKM Lokal.

Laporan : Tim Lpt 
Denpasar,  Bali Kini - Gelaran tahunan bertajuk Denpasar Festival kembali gelar untuk ke-18 kalinya. Penyalaan api suci dalam balutan inaugurasi pembukaan oleh Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa dan Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede ini menjadi penanda dibukanya event berkonsep street festival di Kawasan Jalan Gajah Mada, Jalan Veteran dan Monumen Puputan Badung, Denpasar, Sabtu (20/12). Dimana, festival ini menjadi wahana mulat sarira, jadi model featival dengan pengolahan sampah mandiri, memperkuat budaya serta berdayakan UMKM lokal. 

Mengusung tema Mulat Sarira, Hening Jiwa, Eling Rasa, rangkaian pembukaan festival yang akan berlangsung dari 20-23 Desember ini diawali oleh penampilan Tri Utami dan Dewa Budjana. Dilanjutkan dengan sajian apik inaugurasi berlatar Monumen Puputan Badung. Dalam kemasan acara hikmad dan khusuk, garapan ini diiringi alunan musik dan gerakan tari yang digarap oleh Palawara Musik Company. Mengangkat pesan sastra Cokorda Mantuk Ring Rana, dalam relevansinya dengan kebangkitan kesadaran serta penyiapan kota yang layak dan berjati diri, bagi generasi ke generasi. 

Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota DPD RI Perwakilan Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Forkopimda Kota Denpasar, Panglingsir Puri se-Kota Denpasar, Pimpinan OPD, Tokoh Masyarakat serta undangan lainya. Tampak pula Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoha Adi Putra, I Wayan Mariyana Wandhira dan Made Oka Cahyadi Wiguna, Pj. Sekda Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa. 

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menjelaskan bahwa pelaksanaan Denfest sebagai festival rakyat merupakan upaya Pemkot Denpasar dalam menghadirkan hiburan serta menjadi puncak apresiasi bagi UMKM di Kota Denpasar. Dimana, dari serangkaian panjang proses pembinaan dan pengembangan UMKM, diharapkan Denfest mampu menjadi wahana promosi pelaku usaha dan perajin Denpasar untuk lebih dikenal masyarakat. 

“Harapan kami secara berkesinambungan Denfest menjadi wahana kreatifitas di berbagai bidang, mulai dari seni, ekraf, teknologi, desain, modeling dan lain sebagainya yang mampu meningkatkan daya saing dan mendukung kemajuan ekonomi di Kota Denpasar,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, secara umum Mulat Sarira disini bermakna sebagai introspeksi diri. Sejalan dengan usia Denfest yang ke-18, dimana memasuki pintu gerbang kedewasaan, yang juga ditandai dengan tumbuhnya kesadaran, rasa eling dan mawas diri. Denfest dihadirkan di tengah masyarakat sebagai sebuah ruang kota dengan jati diri yang lekat dengan nilai tradisi, budaya, dan semangat Vasudhaiva Kutumbhakam, yakni menyama braya. 

Berkaitan dengan pencanangan Denfest ke-18 sebagai role model Festival Zero Waste, Walikota Jaya Negara menekankan bahwa Pemerintah Kota Denpasar, menggandeng 18 Komunitas Lingkungan yang akan ikut terlibat dalam rangkaian kegiatan Denfest ke-18 ini. Nantinya, seluruh sampah yang dihasilkan selama pelaksanaan festival akan dipilah dan dikelola langsung di lokasi, termasuk pengolahan menjadi eco enzyme serta pemanfaatan mesin pengepresan plastik untuk sampah anorganik.

"Jadi sampah yang dihasilkan dalam pelaksanaan Denfest ke-18 ini akan diolah dan dibersihkan langsung di arena Denfest, sehingga sampahnya tidak keluar dan selesai di sumber (hulu)," ujarnya. 

Ditanbahkan Jaya Negara, sejumlah komunitas pemerhati dan pencinta lingkungan turut dilibatkan sebagai volunteer, tidak hanya membantu proses pengelolaan sampah, tetapi juga mengedukasi pengunjung mengenai praktik pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. 

"Melalui upaya ini, Denpasar Festival diharapkan menjadi event percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Denpasar, dan kita akan memberikan reward bagi pengunjung atau masyarakat yang mamu membuang sampah sesuai dengan tempatnya," ujar Jaya Negara.

Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Luh Putu Ryastiti mengatakan, sebagai salah satu festival yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui sinergi ekonomi kreatif, Denfest ke-18 melibatkan sebanyak 174 pelaku UMKM yang telah lolos seleksi dan kurasi. Diantaranya produk kuliner dan kopi, kerajinan, aneka sandang, industri logam, fesyen, kriya, dan juga agro.

Dikatakan Ryastiti, ratusan UMKM tersebut akan tersebar di 3 zona pelaksanaan di sekitar kawasan Catur Muka. Zona pertama adalah, zona lapangan yang meliputi Lapangan Puputan dan Wantilan Museum Bali. Zona ini mencakup ragam acara diantaranya Inaugurasi pembukaan, panggung musik, panggung budaya, serta juga diperuntukkan untuk UMKM dari kategori kuliner kekinian. Wantilan Museum Bali akan menjadi lokasi pelaksanaan workshop dan lomba fotografi. 

Zona kedua adalah Zona Gajah Mada, yakni Patung Catur Muka dan juga sepanjang Jalan Gajah Mada bagian barat. 
Zona ini diperuntukkan bagi stand UMKM kuliner heritage dan kopi, dan khusus di Patung Catur Muka akan menjadi arena bagi gelaran fashion show dan cosplay walk parade. Sementara itu, zona terakhir adalah zona Jalan Veteran, yang akan diperuntukkan bagi stand UMKM fashion, kriya, dan agro. 

Selain itu, pada pelaksanaan kali ini berbagai pementasan diwadahi oleh panggung musik di bagian utara timur dan panggung budaya di bagian selatan. Festival ini didukung oleh 30 grup musik dan 16 penampilan budaya yang akan memeriahkan penyelenggaraan Denpasar Festival ke-18 selama 4 hari.

"Denfest adalah milik publik. Denfest adalah bentuk komitmen Pemerintah Kota Denpasar yang didukung oleh semua pihak untuk berkontribusi menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan pengembangan kreativitas di era modernisasi saat ini," ujar Ryastiti. 

Penyineban Sanghyang Jaran di Pura Ambengan Digelar Bertepatan Tilem Sasih Keenam


Laporan tim: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini —Pengempon Pura Ambengan bersama Krama Banjar Timbul menggelar prosesi penyineban Sanghyang Jaran di Pura Ambengan, Desa Adat Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, bertepatan dengan rahina Tilem Sasih Keenam.
Prosesi sakral tersebut berlangsung khidmat sebagai penutup rangkaian sesolahan Sanghyang Jaran yang dipimpin oleh Jero Mangku Putu Geriana Kauh. Dalam prosesi ini, Sanghyang Jaran mesolah terakhir kali sebelum disineb kembali ke stana-Nya.
Sesolahan Sanghyang Jaran dilaksanakan oleh tiga orang yang dilinggihi, I Gusti Gede Sari, I Gusti Nengah Kaler, serta Ni Gusti Putu Wati yang merupakan satu-satunya wanita yang dilinggihi dan mesolah Sanghyang Jaran di Pura Ambengan.

Prosesi penyineban ini bertepatan dengan rahina Tilem Sasih Keenam, yang diyakini sebagai waktu pelaksanaan pemarisuda jagat, yakni upaya penyucian alam semesta beserta isinya, baik secara skala maupun niskala
Pengempon Pura Ambengan, I Gusti Gede Purna, menyampaikan bahwa prosesi ini merupakan wujud sraddha dan bhakti krama ring Betara Hyang Geni Jaya yang ber-Stana di Pura Ambengan sekaligus bentuk pelestarian tradisi sakral warisan leluhur yang dapat vakum selama 68 tahun dibangkitkan kembali.
“Penyineban ini menjadi rangkaian akhir sesolahan Sanghyang Jaran yang dilaksanakan bertepatan dengan Tilem Sasih Keenam sebagai momentum pemarisuda jagat. Harapannya, umat dan alam semesta senantiasa dianugerahi kerahayuan serta terhindar dari segala bentuk gangguan,” ujarnya, pada Minggu (21/12/2025). 

Ia juga menambahkan bahwa pelaksanaan ritual ini tidak hanya sebagai wujud sraddha dan bhakti kepada Betara Hyang Geni Jaya yang ber-Stana di Pura Ambengan, namun sekaligus menjadi sarana mempererat kebersamaan krama Banjar Timbul dan Pengempon Pura Ambengan dalam menjaga kelestarian adat, budaya, dan tradisi sakral yang ada.

Dengan terlaksananya prosesi penyineban ini, masyarakat berharap tercipta keharmonisan antara parhyangan, pawongan, dan palemahan, sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran Tri Hita Karana.

Jumat, 19 Desember 2025

TNI Bangun Jembatan Gantung 80 Meter Untuk Percepat Mobilitas Warga Sukabumi

Laporan Reporter : Tim Lpt 
Sukabumi , Bali Kini - Kepala Badan Logistik (Kabalog) TNI Mayjen TNI Lin Nofrianto meninjau langsung progres dan kesiapan pembangunan jembatan gantung di Desa Sirnasari, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (6/12/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan seluruh tahapan pekerjaan berjalan sesuai rencana dan standar operasional yang telah ditetapkan.

Jembatan gantung tersebut akan menjadi infrastruktur vital yang menghubungkan Kampung Bojong Koneng, Desa Mekar Mukti, Kecamatan Waluran, dengan Kampung Citaropong, Desa Sirnasari, Kecamatan Surade. Dengan panjang sekitar 80 meter, jembatan ini diharapkan mampu mempercepat mobilitas masyarakat serta mendukung kelancaran aktivitas sosial dan ekonomi di dua wilayah tersebut.

Dalam peninjauan itu, Kabalog TNI menyampaikan bahwa pembangunan jembatan darurat ini merupakan bentuk kehadiran TNI dalam membantu percepatan pemulihan akses warga. Kabalog TNI menegaskan bahwa seluruh personel bekerja maksimal agar pembangunan dapat diselesaikan tepat waktu dan aman untuk digunakan.

"Pembangunan jembatan yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat adalah perintah langsung dari bapak Panglima TNI. Ini sangat penting karena kemaren sudah ada jembatan disini namun dengan arus yang besar putus. Ini kita sudah mulai, tadi juga sudah saya sampaikan kepada reka-rekan di wilayah, kita kerja semaksimal mungkin, malampun kita kerjakan, ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita," ujar Mayjen TNI Lin Nofrianto.

Selain mempermudah aktivitas sehari-hari, kehadiran jembatan gantung ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membuka kembali jalur distribusi masyarakat, serta meningkatkan akses menuju sekolah, fasilitas kesehatan, dan pusat pelayanan publik lainnya

Hapus Kesan Seremonial, Bupati Jembrana Instruksikan Seluruh Agenda OPD Wajib Berbasis Pelestarian Lingkungan

LAPORAN: TIM LPT 
JEMBRANA , BALI KINI – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, semakin mempertegas komitmennya dalam menjaga kelestarian alam di Bumi Makepung. Tak sekadar retorika, komitmen tersebut diwujudkan melalui arahan konkret untuk mengubah budaya seremonial di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga satuan pendidikan menjadi aksi nyata pelestarian lingkungan.

Hal itu ditegaskan Bupati Kembang saat melakukan aksi penanaman pohon di SD Negeri 3 Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, pada Jumat (19/12/2025). Bersama para guru dan siswa, Bupati menanam bibit pohon pada area senderan sekolah sebagai langkah mitigasi bencana.

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan, Bupati memberikan instruksi tegas agar sekolah-sekolah di Jembrana mulai meninggalkan praktik seremonial yang tidak ramah lingkungan. Kegiatan seremonial itu bisa diganti dengan kegiatan kegiatan pelestarian lingkungan berbasis edukasi seperti gotong royong, bersih bersih pantai atau menanam pohon. 
"Kita harus merubah budaya acara seremonial agar lebih ramah lingkungan. Misalnya saat memperingati HUT, jangan ada pelepasan balon tapi kita ganti dengan pelepasan burung, dekorasi mewah tidak perlu mending ganti dengan beli bibit pohon lalu ditanam bersama dan rutin laksanakan gotong royong," ungkap Bupati Kembang.

Bupati berharap perubahan ini dapat membentuk karakter siswa yang mencintai lingkungan sejak dini. Menurutnya, kegiatan yang sederhana, murah, dan efisien jauh lebih berdampak besar bagi bumi daripada acara mewah yang justru menyisakan sampah.
"Kita ingin lingkungan sekolah menjadi benteng pertahanan pertama dalam menghadapi perubahan iklim, sekaligus menciptakan ruang belajar yang sejuk dan nyaman bagi anak-anak kita," pungkasnya.

Menyikapi tren pengurangan dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah, Bupati Kembang meminta jajarannya untuk lebih kreatif dan efisien dalam pengelolaan infrastruktur. Salah satunya dengan mengganti penggunaan beton dengan vegetasi alami di area rawan longsor.

"Jangan sedikit-sedikit meminta pagar beton ke Pemkab. Tanaman jika ditata dengan baik, akan jauh lebih indah dan mampu menahan longsor dengan akar yang kuat. Kita bisa belajar dari konsep vila-vila yang tetap asri dan kokoh karena memanfaatkan tanaman," ujar Bupati Kembang. 

Breaking News

warmadewa

warmadewa

Kabar Internasional

Kabar Karangasem

Kabar Tabanan

Kabar Nasional

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved