-->

Selasa, 28 Juni 2016

Gelap Terang Warna Pendidikan Anak Ditentukan Keluarga

Gelap Terang Warna Pendidikan Anak Ditentukan Keluarga



balikini
Balikini.Net -"Saya ingin memberikan pemahaman bahwa seorang ibu, harus merasa bahagia dahulu untuk kemudian dapat mencetak anak yang cerdas," kata Amalia Prabowo (Jakarta Selatan), ketika mengawali membuka kisah hidupnya yang penuh warna, dalam mengarungi hari-hari bersama anaknya yang terlahir dengan kondisi tak normal.
     Kalimat ini merupakan refleksi batin seorang ibu, yang pada mulanya merasa dunianya runtuh ketika mendapati buah hatinya, Aqil, divonis mengalami disleksia. Aqil mengalami gangguan syaraf pada otak yang mengakibatkan anak ini kesulitan membaca, menulis dan berhitung.
     Namun alih-alih meratap dan menyerah pada nasib, dengan langkah tegak Amalia Prabowo memilih menyingsingkan lengan serta berjuang sekuat tenaga untuk mendampingi Aqil mengikuti terapi demi terapi. Perempuan ini begitu telaten melatih mengenalkan huruf dan angka, dan membantu menyalurkan bakat terbaik anak, hingga kemudian perjuangan itu membuahkan hasil manis.
     Aqil akhirnya bisa mengenali huruf dan angka. Bahkan, nama Aqil kini kian terangkat dengan kemampuan melukisnya yang istimewa. Berkat pendampingan dan peran orang tua, sekarang Aqil menjalani hidup tak ubahnya anak-anak normal lain: mengenyam pendidikan dan terus memupuk kemampuan melukisnya.
     Kisah ini merupakan salah satu potret realita di masyarakat, bagaimana peran aktif dan dukungan keluarga dapat mengantarkan seorang anak menorehkan jejak kesuksesan di bidang pendidikan. Tak mengherankan apabila disebutkan, peran keluarga merupakan pilar utama untuk menopang proses tumbuh kembang pembentukan karakter dan pendidikan seorang anak.
      Ketika menghadiri acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXII Presiden Jokowi mengatakan, keluarga memiliki peranan sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Pola asuh orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya, merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berkualitas sebagai penerus bangsa.
     Presiden Jokowi melanjutkan, melalui wadah sebuah keluarga, akan dibentuk dasar-dasar karakter manusia. Terutama karakter dan kepribadian anak-anak generasi penerus bangsa, sebagai penerima estafet dari kepemimpinan bangsa. 
     Dia menyatakan,  dalam sebuah keluarga, terdapat proses pembangunan kualitas manusia dalam artian secara utuh. Mencakup segi kesehatan, pendidikan, keterampilan, sikap, karakter, dan lainnya.
     "Kualitas manusia memang amat ditentukan oleh kualitas keluarga," kata Presiden Jokowi.
     Keluarga memainkan peranan yang sangat penting untuk membentuk perkembangan kepribadian dan pendidikan anak. Peranan inilah yang kelak di kemudian hari, menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan anak untuk menorehkan jejak sukses pada masa depannya. Terkait dengan ini, maka setiap orang tua dalam keluarga hendaknya mengoptimalkan peranan untuk semaksimal mungkin mendampingi proses pertumbuhan seorang anak, dengan tidak menyerahkan pengasuhan pada pihak lain.
     Merujuk resolusi Majelis Umum PBB, fungsi utama keluarga ialah sebagai wahana untuk mengasuh, mendidik, mengembangkan kemampuan anak agar dapat menjalankan fungsinya di masyarakat dengan baik, serta berperan membangun lingkungan yang sehat guna tercapainya kehidupan sejahtera.

            Permainan Tebak Gambar


     Suasana pembelajaran di dalam rumah, memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan intelektual dan sosial anak-anak. Guna tercapainya suasana belajar yang kondusif, maka perilaku dan aspirasi orang tua amat dibutuhkan untuk membuat suasana rumah menjadi nyaman dan menyenangkan bagi si anak. Dengan demikian, suasana belajar menjadi 'cair' dan mengasyikkan untuk anak-anak.
     Pada masa awal pembelajaran, orang tua dalam keluarga dapat membacakan kisah-kisah yang patut diteladani untuk menjadi contoh baik dan membangun karakter seorang anak. Membaca bersama, kisah dongeng sebagai pengantar tidur, hingga permainan menebak gambar serta angka, bisa menjadi hiburan yang edukatif. Alhasil, proses mengenyam fase awal pendidikan tidak menjadi sesuatu yang membosankan bagi anak. Melalui pembelajaran yang menyenangkan, maka intelektual dan sikap sosial anak-anak akan berkembang secara positif serta menakjubkan. Masa-masa belajar bersama ini, dapat memupuk rasa kebersamaan, keeratan batin orang tua dan anak, serta membuat komunikasi dua arah dapat berjalan maksimal.
     Sewaktu menghadiri kegiatan Parents Gathering dengan tema 'Mendidik Anak Dengan Cinta' di GOR Kebo Iwa Gianyar, Bali, Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Dr Seto Mulyadi Psi MPsi menyatakan, semua anak di dunia pada dasarnya adalah anak yang cerdas. Hanya saja tergantung cara para orang tua dalam memberikan pendidikan di dalam keluarga, karena keluarga merupakan pendidikan yang efektif pada anak sejak usia dini.
     Peran orang tua di lingkungan keluarga sangatlah penting bagi pembentukan karakter seorang anak. Keluarga merupakan interaksi pertama yang dirasakan oleh setiap anak. Melalui pendidikan dalam keluarga, anak sejak dini ditanamkan akan nilai-nilai positif dan efektif dalam suasana yang gembira.
     "Dunia anak itu kan dunia bermain, selain itu seorang anak hendaknya diarahkan untuk belajar kreatif karena itu merupakan kunci sukses menghadapi perilaku anak," kata lelaki yang akrab dipanggil Kak Seto.
     Lebih lanjut, Kak Seto menekankan pada orangtua dan sekolah wajib membangun kegiatan pendidikan yang menyenangkan. "Pendidikan adalah hak seorang anak, orang tua berkewajiban mendidik anak dengan kasih sayang," katanya.
     Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan kumpulan dari keluarga-keluarga yg yang menyebar pada lebih dari 12.000 pulau yg ada di Nusantara. Jika saja fondasi keluarga-keluarga di seluruh kepulauan Nusantara ini kuat, maka Indonesia dapat tampil menjadi negara yang tangguh. Hal ini yang membuat peran keluarga dalam memperkuat pendidikan anak, tidak bisa diabaikan begitu saja.
     Ki Hajar Dewantara menegaskan, sesungguhnya keluarga adalah pusat pendidikan. Orang tua barangkali bisa saja mendelegasikan pengajaran pada kaum ahli, tetapi pendidikan anak tetaplah menjadi tanggung jawab orang tua. Peranan orang tua tidak tergantikan, baik oleh sekolah ataupun lembaga pendidikan.
     Peran keluarga yang berkualitas, akan menjadi mercusuar bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan terbaik, sehingga meninggalkan lembaran kegelapan menuju hari terang menyambut masa depan.
     Seperti pernah dikatakan RA Kartini dalam Habis Gelap Terbitlah Terang: 'tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam' Demikianlah salah satu penggalan ungkapan RA Kartini, yang di sepanjang hidupnya tiada henti memperjuangkan pentingnya pendidikan. (Tri Vivi ).

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved