-->

Selasa, 09 Agustus 2016

Lestarikan Seni dan Budaya Lewat Okokan

Lestarikan Seni dan Budaya Lewat Okokan

Balikini.Net - Kabupaten Tabanan memiliki beragam seni dan budaya yang mampu mendongkrak sektor pariwisata. Karena itu, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti berkomitmen untuk melestarikan seni dan budaya di Tabanan salah satunya dengan mengukuhkan Okokan Brahma Diva Kencana, Desa Adat Kediri, Banjar Delod Puri, Tabanan, Senin (8/8) malam. Hadir pula dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Tabanan I Made Suartha, Camat Kediri I Gst.  Agung Alit Adiatmika, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata I Wayan Adnyana,  unsur Muspika,Penglisir Puri serta para tokoh masyarakat Kediri. 
Bupati Eka dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi atas semangat yang di miliki banjar Delod Puri ini, dirinya berharap  dengan semangat dan persatuan yang dimiliki mampu membangun dan mengembangkan tradisi turun temurun yang dimiliki Desa Adat Kediri. “Ini merupakan kebudayaan yang harus tetap dilestarikan,  karena  dengan budaya Negara kita di kenal dengan  budaya Negara kita maju,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan para generasi muda serta masyarakat harus ikut mendukung dan mencintai budayanya, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Banjar Delod Puri, karena hal ini akan berdampak pada sektor pariwisata yang tentunya juga mendongkrak perekonomian warga. “ Mudah-mudahan setelah dikukuhkan, kesenian okokan ini akan dilirik oleh para wisatawan sehingga bisa mendongkrak perekonomian warga sesuai dengan ajaran Bung Karno lewat ekonomi kerakyatannya,” imbuhnya.

Ini sangat luar biasa artinya  khususnya masyarakat banjar Delod Puri memiliki prestasi yang akan membawa kesusksesan buat warganya.  di kukuhkan okokan ternyata  sudah mulai dilirik oleh dunia  pariwisasata, “ayo semangat kita tunjukkan bahwa okokan  mempunyai nilai jual dan bisa memberikan dampak ekonomi kerakyatan sesuai ajaran  Bung Karno bahwa kita harus pro rakyat, yaitu ekonomi kerakyatan,”ungkap Bupati Eka.

Gusti Ngurah Adnyana selaku Ketua Okokan mengatakan okokan merupakan ciri khas dari Desa Adat Kediri, yang biasa hadir saat Desa Kediri mengalami kesusahan akibat gerubug atau hama tanaman. Kemudian di kembangkan menjadi kesenian Okokan yang rutin di pentaskan di bulan Maret setiap tahun menjelang Hari Raya Nyepi tepatnya saat pengrupukan.

Dirinya menambahkan keberadaan okokan ini didasarkan atas keinginan dan semangat kami sehingga dapat membentuk okokan ini dengan berpedoman diantaranya keanggotaan bersifat aktif, semua warga banjar delod puri dapat menjadi anggota sekaa, membentuk organisasi sekaa yang dikelola dengan administrasi yang baik dan terbuka, membantu program pembangunan Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Kebudayaan dan pariwisata, khususnya menampung dan menyalurkan bakat seni yang ada di Banjar Delod Puri.” Dengan diselenggarakannya  acara ini Banjar Delod Puri berkeinginan agar sekaa okokan ini langsung bisa direstui dan dibuatkan piagam pengesahan,”ungkapnya.

Sementara Bendesa Adat  Kediri Anak Agung Ngurah Panji Wisnu  menambahkan  keberadaan okokan  di Kediri, karena tradisi warisan turun temurun. Tektekan di Kediri berbeda dengan tektekan di desa- desa  lainnya, karena  tradisi ini  mengandung unsur seni budaya dan sakral. Tektekan Kediri  memiliki fungsi sakral yaitu dengan penangluk merana yang ada kaitannya dengan pertanian. Sarana pokok dalam melaksanakan tektekan yang ada dikediri diantaranya okokan , kulkul, dan kendang tetabuhan. Kesepakatan  dalam menyambut hari raya nyepi , akan menyelenggrakan tradisi okokan  yaitu pada saat pengrupukan, ini telah berjalan semenjak 3 tahun lalu. “Semoga kerahayuan jagat dan desa dengan  memargi antar labda karya dengan adanya  tektekan ini, “terangnya.[tb/r6]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved