-->

Minggu, 12 Maret 2017

Keraton Kawitan Amerta Bumi Ngaturang Bendu Guru Piduka Di Pura Hulundanu Batur Songan

Keraton  Kawitan Amerta Bumi Ngaturang Bendu Guru Piduka Di Pura Hulundanu Batur Songan

Balikini.Net - Serangkaian penobatan Sri Angling Prabu Punta Jayanegara Cakra Buana Girinata bersama sang permaisuri Kanjeng Raden Dinar Retno Jenoli Mahesti di Keraton Kawitan Amerta Bumi ,Kendal, Semarang  Jawa Tengah digelar ritual ngaturang Guru Bendu Piduka di Tri Khayangan Jagat Pura Hulundanu Batur Desa Songan Kintamani.Tujuannya untuk mohon doa restu dan sebagai permintaan maaf secara niskala sekaligus untuk menyucikan diri atau mawinten sebelum yang bersangkutan dinobatkan  sebagai Sultan di Keraton Kawitan Amerta Bumi.Hal yang menarik dalam prosesi penyucian diri dilakukan sesuai Agama Hindu Bali dan dipuput seorang sulinggih Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba  dan sebelah pemangku setempat.Ada keunikan dan menarik dengan mengambil angka 11 yakni Sabtu (11/03/2017) jam 11 dipuput oleh 11 Pemangku . Hadir dalam kesempatan tersebut sebagai upasaksi Raja Klungkung Ida Dalem Semaraputra  bersama sejumlah Penglingsir Puri Se Bali. Selain itu  hadir pula Sultan bersama Kanjeng dari Lombok dan Jakarta.
Menurut  Sri Angling Prabu Punta Jayanegara Cakra Buana Girinata usai ritual kepada awak media mengungkapkan,pelaksanaan upacara  Bendu Guru Piduka di Pura Trikayanganjagat Hulundanu Batur Songan  merupakan bagian dari rangkaian abiseka atau penobatan  sebagai Sultan atau raja di Keraton Kawitan Amarta  Bumis ebagai prosesi panjang sejak tahun 1997 yang rencananya dilaksanakan tanggal 18 Maret mendatang, disamping itu sebagai bentuk ungkapan permintaan maaf sekaligus mohon doa restu kehadapan leluhur dan Tuhan Yang Maha Esa yang berstana di Hulundanu Batur"ungkapnya.
Disampaikan pula alasan prosesi tersebut dimana keyakinannya bahwa Desa Danuh dalam manifestasinya sebagai  Dewi Kemakmuran kalau di Jawa Dewi Sri beliaulah  sumber kahidupan, tanpa beliau kita ini tidak akan berarti apa-apa"ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan keraton kawitan berarti mengawali babat Alas Katul, karena berdirinya keraton diawali babat alas, seperti  jaman Majapahit polanya selalu babat alas tarik kemudian Keraton Mataram  babat alas mentau .Deminian juga sebelum  berdirinya Keraton Kawitan Amerta Bumi tahun 1997 babat alas  Kendal "jelasnya.
Lanjut disampaikan sebelum abiseka pada hekekatnya pada cerita wayang purwa itu adalah sesaji raja Soya yang disaksikan oleh 100 Raja dan disahkan oleh brahmana raja, kalau itu bisa dilaksanakandengan baik maka segala permohonannya akan dikabulkan.oleh karena itu diharapkan dengan pelaksanaan prosesi ini seluruh umat mendapatkan kedamaian,kemakmuran,keselamatan tanpa membedakan suku agama dan ras untuk mewujudkan kesejahtraan masyarakat yang berkeadilan sosial"harapnya.
Sementara itu Raja Puri Klungkung yang bergelar Ida Dalem Semara Putra,menyampaikan ungkapan  apresiasinya yang dilakukan oleh umat yang notabene non Hindu dari luar Bali,bagaimana kebudayaan kita dihormati hal ini selaku upasaksi ada yang ngaturan  Bendu Guru Piduka di Pura Trikayanganjagat Hulundanu Batur Songan dan pembersihan diri"ujarnya.[AG/r5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved