Balikini.Net - Serangkaian penobatan
Sri Angling Prabu Punta Jayanegara Cakra Buana Girinata bersama sang permaisuri
Kanjeng Raden Dinar Retno Jenoli Mahesti di Keraton Kawitan Amerta Bumi ,Kendal,
Semarang Jawa Tengah digelar ritual
ngaturang Guru Bendu Piduka di Tri Khayangan Jagat Pura Hulundanu Batur Desa Songan
Kintamani.Tujuannya untuk mohon doa restu dan sebagai permintaan maaf secara
niskala sekaligus untuk menyucikan diri atau mawinten sebelum yang bersangkutan
dinobatkan sebagai Sultan di Keraton Kawitan
Amerta Bumi.Hal yang menarik dalam prosesi penyucian diri dilakukan sesuai Agama
Hindu Bali dan dipuput seorang sulinggih Ida
Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba
dan sebelah pemangku setempat.Ada
keunikan dan menarik dengan mengambil angka 11 yakni Sabtu (11/03/2017) jam 11
dipuput oleh 11 Pemangku . Hadir dalam kesempatan tersebut sebagai upasaksi
Raja Klungkung Ida Dalem Semaraputra bersama sejumlah Penglingsir Puri Se Bali.
Selain itu hadir pula Sultan bersama
Kanjeng dari Lombok dan Jakarta.
Menurut Sri Angling Prabu Punta Jayanegara Cakra
Buana Girinata usai ritual kepada awak media mengungkapkan,pelaksanaan upacara Bendu Guru Piduka di Pura Trikayanganjagat
Hulundanu Batur Songan merupakan bagian
dari rangkaian abiseka atau penobatan sebagai
Sultan atau raja di Keraton Kawitan Amarta Bumis ebagai prosesi panjang sejak tahun 1997
yang rencananya dilaksanakan tanggal 18 Maret mendatang, disamping itu sebagai
bentuk ungkapan permintaan maaf sekaligus mohon doa restu kehadapan leluhur dan
Tuhan Yang Maha Esa yang berstana di Hulundanu Batur"ungkapnya.
Disampaikan pula alasan prosesi
tersebut dimana keyakinannya bahwa Desa Danuh dalam manifestasinya sebagai Dewi Kemakmuran kalau di Jawa Dewi Sri
beliaulah sumber kahidupan, tanpa beliau
kita ini tidak akan berarti apa-apa"ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan keraton
kawitan berarti mengawali babat Alas Katul, karena berdirinya keraton diawali
babat alas, seperti jaman Majapahit
polanya selalu babat alas tarik kemudian Keraton Mataram babat alas mentau .Deminian juga sebelum berdirinya Keraton Kawitan Amerta Bumi tahun
1997 babat alas Kendal "jelasnya.
Lanjut disampaikan sebelum abiseka
pada hekekatnya pada cerita wayang purwa itu adalah sesaji raja Soya yang
disaksikan oleh 100 Raja dan disahkan oleh brahmana raja, kalau itu bisa
dilaksanakandengan baik maka segala permohonannya akan dikabulkan.oleh karena
itu diharapkan dengan pelaksanaan prosesi ini seluruh umat mendapatkan
kedamaian,kemakmuran,keselamatan tanpa membedakan suku agama dan ras untuk
mewujudkan kesejahtraan masyarakat yang berkeadilan sosial"harapnya.
Sementara itu Raja Puri Klungkung
yang bergelar Ida Dalem Semara Putra,menyampaikan ungkapan apresiasinya yang dilakukan oleh umat yang
notabene non Hindu dari luar Bali,bagaimana kebudayaan kita dihormati hal ini
selaku upasaksi ada yang ngaturan Bendu Guru Piduka di Pura Trikayanganjagat Hulundanu Batur
Songan dan pembersihan diri"ujarnya.[AG/r5]
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram