-->

Senin, 12 Mei 2025

Tradisi Unik Ngerebong di Pengerebongan Kesiman


Laporan Reporter : Jero Ari 

Denpasar , Bali kini - Ngerebong adalah sebuah pangilen yang dilaksanakan di Pura Agung Petilan untuk menciptakan keseimbangan dunia. Tradisi ini sudah dipatenkan sejak tahun 1937, namun telah dilaksanakan dengan kapasitas yang lebih kecil di area Kerajaan atau Puri Kesiman.


Sebagaimana dikatakan salah satu tokoh sekaligus budayawan Desa Kesiman, I Gede Anom Ranuara, bahwa ada beberapa rangkaian yang wajib dilaksanakan sehubungan dengan Ngerebong. Yakni Ngerebek yang dilaksanakan pada Umanis Galungan, dilanjutkan dengan Pamendakan Agung pada Paing Kuningan, dan terakhir adalah Ngerebong.


Tradisi ini melibatkan semua Mangku Pepatih yang merupakan wilayah Desa Kesiman terdahulu. Dahulu diyakini Puri Kesiman memiliki wilayah yang sangat luas, hingga ke Desa Sanur dan Pemogan. “Jadi, yang tangkil ke Pura Agung Petilan saat pelaksanaan pangerebongan adalah Sesuhunan yang merupakan warih Puri Kesiman,” tutur Anom Ranuara.


Dalam pelaksanaan Ngerebong, yang unik adalah Keris, Ngurek dan Penjor yang megah. Dalam tradisi ini, sejumlah pamedek trance (kasurupan) dengan menusukkan keris ke tubuhnya. Bahkan ada yang menusukkan di bagian matanya.

Selasa, 06 Mei 2025

Bupati Satria Percepat Pembangunan Pelabuhan Pesinggahan


Laporan Reporter : Dear /Tim Lpt Klungkung 

Bali Kini - Bupati Klungkung I Made Satria didampingi Wakil Bupati Tjokorda Gde Surya Putra dan Sekertaris Daerah Anak Agung Gede Lesmana memimpin rapat percepatan pembangunan pelabuhan Pesinggahan Kecamatan Dawan, bertempat di ruang rapat Widya Mandala,  Kantor Bupati Klungkung,  Senin (5/5). Rapat ini bertujuan untuk menentukan langkah langkah yang perlu dilakukan dan dokumen apa saja yang harus disiapkan, guna mempercepat pembangunan pelabuhan yang merupakan penyanding pelabuhan Mentigi Nusa Penida.


"Pembangunan Pelabuhan Pesinggahan merupakan salah satu program unggulan prioritas Pemkab Klungkung lima tahun kedepan. Pelabuhan ini bertujuan untuk mewujudkan kesamaan harga dan pemerataan pembangunan antara Klungkung Daratan dan Kepulauan Nusa Penida. Saya mengajak semua stakeholder untuk seriuskan persiapan percepatan pembangunan pelabuhan ini." Ujar Bupati Made Satria.



Lebih lanjut Bupati Satria meminta kejelasan aset lahan lebih dulu. Dibutuhkan setidaknya lahan seluas 3 s/d 5 hektar dalam membangun sebuah pelabuhan yang layak. Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan supaya percepat koordinasi dengan Kantor Pertanahan dalam rangka mempercepat proses sertifikasi lahan dilokasi rencana pembangunan.


Demikian pula Feasibility Study atau Studi Kelayakan sebagai pondasi dalam merubah RTRW.  Pihaknya meminta

Dinas Perhubungan untuk segera mereview FS tersebut mengingat FS Pelabuhan Pesinggahan yang sudah disusun pada tahun 2017  adalah untuk pelabuhan Pengumpan Lokal sehingga perlu dilakukan Review.


Sementara itu Wabup Tjok Surya dalam kesempatannya meminta segera dibentuk satuan tugas untuk menentukan siapa berbuat apa, sehingga percepatan pembangunan bisa diwujudkan. "Ini merupakan gerbang kita menuju pemerataan pembangunan dan peningkatan PAD," ujar Tjok Surya.

Minggu, 02 Maret 2025

FGD Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban Bahas Pelestarian Warisan Budaya untuk Generasi Mendatang


Laporan Reporter ; I Gusti Ayu Purmamiasih

Karangasem, Bali Kini – Rangkaian Festival, Museum Pustaka Lontar Dukuh Penaban menggelar Forum Group Discussion (FGD)  pada Sabtu (1/3/2025) bersama para ahli, dan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari budayawan, sastrawan, seniman, serta aktivis lontar. Acara yang di inisiasi oleh Yayasan Karya Bhuana Lestari ini, menyoroti pentingnya menjaga kelestarian naskah lontar agar tetap relevan bagi generasi mendatang. Acara ini menghadirkan empat narasumber yang ahli dalam bidangnya, yakni Sugi Lanus, Adi Wicaksono, Made Adnyana Ole, serta Jero Penyarikan Duuran Batur/I Ketut Eriadi Ariana.


 Adi Wicaksono mengkritisi fenomena masyarakat yang lebih mementingkan tren visual di media sosial yang cepat berlalu. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai dalam lontar harus diaktualisasikan secara konsisten dan jangka panjang agar tetap hidup dalam budaya dan praktik masyarakat.


Sementara, Jero Penyarikan Duuran Batur, I Ketut Eriadi Ariana menjelaskan bahwa tata kelola khazanah lontar harus berbasis pada tiga pilar utama, yaitu perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Perlindungan mencakup konservasi, inventarisasi, pengarsipan, dan digitalisasi, sementara pengembangan berfokus pada kajian naskah, apresiasi teks, dan alih media. Pemanfaatan lontar diarahkan pada penguatan karakter, inovasi, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.


Jero Penyarikan menekankan bahwa pelestarian lontar tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan memerlukan kolaborasi berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, masyarakat adat, komunitas, dan pemerintah. Dukungan regulasi dari pemerintah sangat diharapkan agar upaya pelestarian dapat berjalan secara sistematis dan berkelanjutan.


Sementara, Ketua Yayasan Karya Buana Lestari, I Nengah Suarya berharap diskusi tersebut dapat meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lontar sebagai bagian darid identitas budaya. "Dengan sinergi antara berbagai elemen masyarakat, lontar dapat terus lestari dan beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai budayanya," Tandasnya. 

Kamis, 27 Februari 2025

Garapan Tangi Gati Ibu Negari Puncaki HUT ke-237 Kota Denpasar

 


Ket foto : Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede serta Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat mengikuti Rangkaian Inaugurasi HUT ke-237 Kota Denpasar di Dharma Negara Alaya pada Rabu (27/2). 


Walikota Jaya Negara Komitmen Wujudkan Percepatan Peningkatan Infrastruktur, Penanganan Sampah, Hingga Gangguan Kamtibmas. 


Denpasar, Bali Kini - Garapan Inaugurasi bertajuk Tangi Gati Ibu Negari menjadi sajian pemuncak Peringatan HUT ke-237 Kota Denpasar yang digelar di Dharma Negara Alaya Kota Denpasar pada Kamis (27/2). Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menegaskan komitmennya dalam mendukung percepatan peningkatan infrastruktur perkotaan, penanganan sampah, penanganan banjir, penanganan kemacetan hingga mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). 


Sebelum mengikuti rangkaian inaugurasi, Peringatan HUT ke-237 Kota Denpasar dilaksanakan dengan apel yang dipimpin langsung Gubernur Bali, Wayan Koster. Selanjutnya, turut dilaksanakan peninjauan Parade Ngelawar,  SENJA DENPASAR (Santai Kulineran Jalan-Jalan di Denpasar), Denpasar Job Fair serta pameran teknologi informasi serangkaian Denpasar Teknologi Informasi dan Komunikasi Festival (D’TIK Fest) Tahun 2025. Dalam kesempatan tersebut, turut dianugrahkan Penghargaan Parama Budaya, Kerti Budaya dan Penghargaan Sanggar Seni di Kota Denpasar. 


Disela kegiatan, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menjelaskan bahwa HUT ke-237 Kota Denpasar mengusung tema Bergerak Bersama Menuju Denpasar Maju. Dimana, hal ini menjadi momentum dalam mendukung peecepatan pembangunan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. 


"HUT ke-237 Kota Denpasar sekaligus menjadi awal pengabdian di periode kedua, tentu menjadi momentum untuk mendukung percepatan pembangunan menuju kesejahteraan rakyat Kota Denpasar," ujarnya. 


Lebih lanjut dijelaskan, beberapa sektor utama akan menjadi prioritas dalam melanjutkan program kerja pembangunan di Kota Denpasar. Yakni peningkatan infrastruktur perkotaan, penanganan sampah, penanganan banjir, penanganan kemacetan hingga mengatasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).


"Untuk infrastruktur, selain peningkatan kualitas jalan kota, gorong-gorong dan drainase, beberapa pembangunan juga akan disinergikan dengan Pemerintah Provinsi Bali, kita berdua akan melanjutkan pekerjaan, terutama permasalahan sampah, kemacetan dan infrstruktur, termasuk pendidikan dan kesehatan yang muaranya pada peningkatan kualitas SDM, mari bersinergi untuk mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Makmur, Aman, Jujur dan Unggul (MAJU)," ujarnya. 



Ditambahkan Jaya Negara, pelaksanaan HUT ke-237 Kota Denpasar dikemas apik dengan tetap mempedomani Intruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran. Sehingga, kegiatan yang biasanya digelar secara parsial, kini digabung menjadi satu dalam balutan D’TIK Fest serangkaian HUT ke-237 Kota Denpasar. 


“Tentu Inpres tentang efisiensi menjadi pedoman, sehingga pelaksanaannya digabung menjadi satu dari lintas OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar,” ujarnya. 


Lebih lanjut dijelaskan, fokus pelaksanaan kegiatan HUT ke-237 Kota Denpasar kali ini dikemas dengan prinsip pelayanan publik, serta berbaga kegiatannya wajib memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Sehingga, dari pelaksanaannya tidak hanya ceremonial, melainkan bagaimana memberikan pelayanan bagi masyarakat Kota Denpasar. 


“Bukan hanya menampilkan event terkait inovasi dalam dunia teknologi, informasi dan komunikasi semata, namun juga hadirkan beragam event yang mengoptimalkan manfaat festival ini bagi masyarakat, jadi fokus kita adalah pelayanan publik, memberikan kemudahan serta kebermanfaatan bagi masyarakat, salah satunya adalah penguatan sektor UMKM, pelaksanaan Job Fair, hingga pelayanan publik bagi masyarakat,” ujar Jaya Negara.  


Sementara, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana didampingi Kadis Kominfos Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Adhi Mertha menjelaskan bahwa, memasuki usia ke 13, D’TIK Fest merupakan ajang kolaborasi dalam mengenalkan dan mengedukasi teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat menumbuhkan dan mendorong pembangunan di Kota Denpasar yang berkelanjutan.


Dikatakannya, D’TIK Fest yang kali ini mengangkat tema "Information and Communication Technology for Sustainability" ini memadukan berbagai event lintas OPD. Seperti halnya memfasilitasi Start Up yang ada di Kota Denpasar, Civitas Akademika yang bergerak di bidang TIK dengan berbagai inovasinya, Layanan Pelayanan Publik dan Inovasi Smart City, memfasilitasi e-Sport, memfasilitasi UMKM Kota Denpasar melalui SENJA (Santai Kulineran Jalan-Jalan), memfasilitasi Dog Festival dan Kontes Ikan Mas Koki, memfasilitasi yowana untuk melestarikan budaya tradisi ngelawar dan memberikan ruang inovasi bagi generasi muda dalam pembuatan ogoh-ogoh, serta job fair untuk memfasilitasi informasi lowongan kerja bagi masyarakat Kota Denpasar.


Lebih lanjut dijelaskan, kolaborasi antar Perangkat Daerah dengan semangat Vasudhaiva Kutumbakam, menghadirkan event sebagai berikut yakni Dinas Kominfo dengan kegiatan Mandala Blockchain Academy, Seminar Digital Trust, Workshop Bali AI Connect, Coding Academy dan Seminar Kebiasaan Digital, aneka lomba seperti e-Sport, Lomba Logo, Lomba Website Instansi dan Lomba Video Potensi Desa-Kelurahan, Expo dari 50 Penyaji Layanan Publik dan TIK, serta aneka hiburan dan pertujukan seni dan budaya. 


Sementara Diskop dan UMKM menghadirkan SENJA DENPASAR (Santai Kulineran Jalan-Jalan di Denpasar) dengan melibatkan 50 UMKM Kota Denpasar berlokasi di Lapangan Lumintang sisi selatan. Selanjutnya untuk Disnaker hadir dengan kegiatan Job Fair yang siap memfasilitasi Lowongan sebanyak 5.999 dari 30 Perusahaan. Sementara itu, Dinas Pertanian juga hadir dengan Weekend Dog Festival berupa Lomba Anjing Sehat, Dog Fashion Show hingga Vaksinasi Rabies dan Sterilisasi. 


Tak hanya itu, dari Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan dengan Kontes Ikan Mas Koki yang melibatkan asosiasi Ikan Mas Koki Bali. Selaian beberapa kegiatan diatas, beberapa OPD juga turut hadir memberikan pelayanan, seperti halnya Pelayanan Pajak dari Bapenda Kota Denpasar, Pelayanan Administrasi Kependudukan dari Disdukcapil Kota Denpasar, serta pelayanan lainya di bawah naungan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. 


“Semoga dengan hadirnya bergam event yang dikemas dalam satu gabung ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, baik untuk mendapat pelayanan, serta mencari pekerjaan, termasuk juga mendukung penguatan sektor UMKM di Kota Denpasar,” ujarnya. (Ags).


Jumat, 15 November 2024

Pj Gubernur Bali Ajak Anggota DPD RI Dapil Bali ‘Ngrombo’ Selesaikan Sejumlah Persoalan Krusial di Bali


Denpasar , Bali Kini -
Penjabat (Pj) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, mengajak anggota DPD RI perwakilan Bali untuk turut serta ‘ngrombo’ menyelesaikan sejumlah persoalan krusial yang dihadapi Pulau Dewata. “Bali bersyukur sekali punya anugerah yang luar biasa, alam, dan budaya. Ida Sang Hyang Widhi Wasa sedang tersenyum ketika menciptakan Bali, indah luar biasa, dan kita harus menjaganya bersama. Namun, di sisi lain, ada potensi persoalan yang harus diselesaikan bersama pula,” kata Pj Gubernur saat menerima tiga anggota DPD RI Dapil Bali, yaitu Ni Luh Djelantik, IGN Arya Wedakarna, dan I Komang Merta Jiwa, di Ruang Tamu Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Selasa (5/11) pagi.


Pj Gubernur menambahkan, meskipun secara statistik Bali memiliki angka di atas rata-rata nasional dalam pertumbuhan ekonomi, pembangunan SDM, ditambah angka stunting dan kemiskinan terendah secara nasional, namun Bali tetap memerlukan dukungan dari banyak pihak. “Kemiskinan ekstrem dan stunting, contohnya, tidaklah elok jika di Bali, yang menjadi tempat orang berwisata dan bersenang-senang, masih ada yang mengalami kemiskinan ekstrem atau stunting,” ujarnya.


Selain itu, Mahendra Jaya juga memaparkan upaya-upaya terkini yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah di Bali yang masih menjadi kendala, terutama di kawasan Sarbagita. Ia juga mendorong branding produk-produk Bali, menghidupkan kembali sektor pertanian, serta membahas isu-isu terkait pariwisata. “Jadi, banyak hal yang bisa kita lakukan dan banyak hal yang perlu dilakukan, serta terus melakukan perbaikan-perbaikan. Saya sangat mengapresiasi dukungan yang telah diberikan selama ini,” imbuhnya.


Sementara itu, I Komang Merta Jiwa menyampaikan apresiasinya bahwa di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Mahendra Jaya, situasi Bali tetap kondusif meskipun dalam masa-masa gelaran akbar pemilu, baik pilpres maupun pilkada. “Kami hadir di sini siap memberikan pandangan agar anggota DPD Dapil Bali kompak memperjuangkan kepentingan daerah,” kata Merta Jiwa. “Ke depan, kita perlu berkolaborasi, sesuai dengan salah satu pernyataan Ketua DPD RI bahwa semua elemen harus berkolaborasi. Kami bersama mengawal berbagai permasalahan masyarakat Bali dan instansi terkait,” tandas Merta Jiwa.


Turut hadir mendampingi Pj Gubernur Bali, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali I Wayan Serinah, Asisten Bidang Administrasi dan Umum I Dewa Putu Sunartha, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGW Samsi Gunarta, Kepala Bappeda Provinsi Bali I Wayan Wiasthana Ika Putra, dan Kepala Dinas Kominfos Provinsi Bali Gede Pramana.[rl/pro]

Rabu, 18 September 2024

Pura Segara Giri Simora Perekat 13 KK Warga Hindu Bali di Kabupaten Kaimana, Papua Barat


Papua Barat , Bali kini -
Pura memiliki multi fungsi, selain tempat beribadah bagi Umat Hindu tetapi juga fungsi sosial  atau perekat bagi warga Bali beragama Hindu. Warga Hindu yang bermukim di luar Bali memanfaatkan pura tidak saja untuk tempat persembahyangan namun juga memperat tali persaudaraan dan kebersamaan. Hal inilah menjadi spirit bagi 13 KK warga Hindu Bali yang bermukim di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat mendirikan Pura Segara Giri Simora. “Pura Segara Giri Simora menjadi tempat kami berkumpul pada setiap Purnama, kami sembahyang bersama dan mesimakrama (sosialisasi),” tutur pemangku Pura Segara Giri Simora Ketut Nitiyasa.

Kehadiran warga Bali sebulan sekali juga menjadi “obat” atas kerinduan dengan suasana di Bali, tutur Guru SMA asal Desa Dauh Waru Kabupaten Jembrana itu, karena mereka bisa bersendagurau, maupun berbagi cerita dan lungsuran sembari membahas hal-hal penting untuk dikerjakan selaku umat sedharma dalam memelihara palemahan dan menyelenggarakan upacara keagamaan di pura tersebut. “Eh Purnama, bulan depan siapa yang bertugas bikin banten,” celetuk Ketut Nitiyasa disela-sela perbincangan dengan tim peneliti Pusat Unggulan Pariwisata Unud usai persembahyangan Rahina Purnama Sasih Ketiga pada Selasa (17/9/2024). Seorang ibu pun langsung unjuk tangan sebagai tanda siap menunaikan tugas menyiapkan sarana upakara pada rahina purnama sasih kapat mendatang.

Pura ini dibangun secara bertahap sejak tahun 2018, lanjut Ketut  Nitiyasa yang mengaku merantau di Kaimana sejak tahun 1993, dan menghabiskan dana sekitas Rp. 1 M. Sebagian besar biaya didapatkan atas bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kaimana dan punia dari warga Bali yang mengemban tugas kenegaraan di kota yang dikenal karena lagu berjudul “Senja di Kaimana” yang dipopulerkan penyanyi Alfian Tahun 1990-an. Ditambahkan, ide membangun Pura Segara Giri Simora tercetus ketika AKBP I Nyoman Sugiartha menjabat Kapolres Kaimana Mulai Tahun 2014. “Pak Nyoman Sugiartha menghimpun kami warga Bali untuk berkumpul dan mengadakan tanah seluas 20 x 40 meter persegi dengan harga Rp. 50 Juta, namun baru dibayar Rp. 30 Juta dari punia (sumbangan sukarela) pak Nyoman Sugiarta namun yang bersangkutan keburu pindah tugas,” tutur Ketut Nitiyasa. Selanjutnya pelunasan pembelian tanah senilai Rp. 20 juta, tambah bapak dua anak itu, dilaksanakan secara urunan (swadaya) warga Bali lainnya yang menetap di Kaimana. Tanah seluas itu dibangun sebagai areal utama mandala Pura Segara Giri Simora dan candi bentar. 

Selanjutnya, areal palemahan pura diperlebar saat AKBP I Ketut Widiarta, S.IK., MH pada tahun 2021. “Pengadaan lahan atas punia Pak Ketut Widiarta kami gunakan untuk membangun jaba tengah dan areal parkir,” jelasnya. Ditegaskan, areal Pura Segara Giri Simora sudah bersertifikat hak milik atas nama PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Kabupaten Kaimana. Dijelaskan, bangunan fisik Pura Giri Simora dimulai Tahun 2018 atas bantuan Pemkab Kaimana senilai Rp. 600 juta kala itu, dan setiap tahun ditingkatkan bangunanya dengan sumber pendataan yang sama. Pura ini dibangun dengan mendatangkan tukang langsung dari Bali dan ada tiga tukang yang secara bergantian mengerjakannya. “Piodalan Pura Segara Giri Simora pada rahina Purnama Sasih Keulu,” tuturnya.

Dr. I Made Sarjana, SP., M.Sc. mengaku mengetahui keberadaan Pura Segara Giri Simora pada tahun 2021. “Kebetulan saya ditugaskan mempresentasikan laporan studi kelayakan Teluk Triton sebagai destinasi pariwisata ada di Kota Kaimana saat Hari Raya Kuningan dan saya ingin sembahyang diantarlah saya oleh salah seorang staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana ke Pura Segara Giri Simora ini,” tutur Dosen Fakultas Pertanian Unud itu. Dia mengaku sangat kagum dengan pelinggih dan penyengker Pura Segara Giri Simora yang megah  serta kebersihan palemahan pura yang terjaga dengan baik. Areal tempat warga untuk bersembahyang dikeramik, katanya, sehingga sangat nyaman bagi warga Hindu yang akan beribadah. Dr. Agus Muriawan Putra, S.STPar., M.Par yang juga seorang pemangku (pemuka agama) di Desa Wangaya Gede, Tabanan menjelaskan bahwa aura magis areal Pura Segara Giri Simora sangat terasa. “Setiap bertugas ke Kaimana, saya pasti berdoa memohon restu agar kami dijauhkan dari mara bahaya dan segala kegiatan berjalan lancer di pura ini. Kami bersyukur berbagai kegiatan kami berjalan sesuai rencana, dan saya meyakini itu atas anugrah Ida sesuhunan sane melinggih iriki<” tuturnya seraya menyampaikan salut dan terima kasih kepada warga Bali di Kaimana walau jumlahnya sedikit sudah mampu membangun pura semegah itu. 

Sementara itu, I Made Sukana, S.STPar., M.Par menyampaikan dupa sebagai punia untuk memperlancar kegiatan persembahyangan. Dalam obrolan singkat dengan warga yang hadir dalam persembahyangan terungkap pengadaan dupa menjadi sedikit hambatan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan upacara keagamaan di Kaimana. “Kalau bunga dan banten atau canang kami buat semampunya menggunakan bahan-bahan lokal dan pengetahuan ibu-ibu yang relatif terbatas dalam membuat canang,” tutur Ketut Nitiyasa. Ditambahkan, 13 KK warga Bali tersebut sebagian memang lahir dan besar di Kaimana, sedangkan orang tuanya ada yang berasal dari Desa Besan (Klungkung), Desa Munduk (Buleleng), Desa Selabih (Tabanan), Desa Dauh Waru (Jembrana) dan lain-lain. Dalam persembahyangan rahina purnama ketiga, mereka kedatangan seorang warga baru yakni Agung Restu Anggara seorang anggota TNI AD asal Kecamatan Susut, Kapaten Bangli yang baru pindah tugas dari Kota Kupang, NTT. (ri/*) 

.

 


© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved