-->

Selasa, 11 Juli 2017

Eksistensi Pura Dan Sejarah Nusantara

Eksistensi Pura Dan Sejarah Nusantara

Balikini.Net - Pura tua yang terdapat di Bali adalah peninggalan arkeologis penting yang dibangun pada periode yang sama dengan sebaran candi-candi di seluruh nusantara. Secara kuantitas, sebaran peniggalan pura tua di Pulau Bali adalah yang terbesar jumlahnya serta tersebar secara merata di seluruh wilayah Pulau Bali, dan melampaui jumlah seluruh situs di nusantara yang terdata. Karena itu data terpadat dan terlengkap dari sejarah nusantara terdapat di Pulau Bali. Adanya kegiatan-kegiatan yang merusak data-data arkeologis nusantara baik melalui renovasi maupun penambahan/pengurangan/perubahan detail-detail pada pura tua, menyebabkan data-data penting sejarah nusantara terancam hilang seiring waktu. Karena itu gerakan penyelamatan dan konservasi pura tua yang ada di Bali menjadi hal yang sangat penting dan harus segera dilaksanakan secara masiv oleh semua kalangan yang berkompeten.

Salah satu data terpenting yang telah berhasil diungkap melalui data-data perlambang pada pura tua di Bali adalah kejelasan mengenai tokoh Raja Udayana, seorang Maharaja dari Bali yang juga menurunkan raja-raja yang berkuasa di Jawa. Data mengenai Raja Udayana adalah salah satu kunci untuk memahami data sejarah yang terkait dengan nusantara. Data tersebut akan disajikan secara singkat pada makalah ini sebagai bahan kajian mengenai pentingnya nilai pura tua yang ada di Bali. Juga akan disajikan hasil kajian di Pura Kawitan Dalem Ketut Kresna Kepakisan Desa Bungkulan, Buleleng yang merupakan peninggalan arkeologis yang sangat penting terkait dengan data-data perlambang yang menyimpan kunci pengungkapan sejarah nusantara di Pura tersebut.

Data-data yang terdapat pada pura tua dan seluruh peninggalan arkeologis nusantara termasuk candi, petirtan, dan tempat suci lainnya dapat dipahami dengan metodologi baca perlambang (ikonografi) yang sangat akurat dan konsisten diterapkan di seluruh situs peninggalan nusantara, dan untuk memahami data perlambang tersebut hanya bisa dilakukan dengan mempelajari pura tua yang ada di Bali yang merupakan data utama dari sejarah seluruh nusantara.

Hasil analisis  Team Surya Majapahit mendapatkan data Raja Udayana memiliki nama lengkap

"Shri Dharmadayana Marakatapangkaja Stanatunggadewa". "Shri Darmadayana" memiliki arti bahwa Raja Udayana yg menjalankan pemerintahan dengan Dharma. "Marakatapangkaja" dapat diterjemahkan dengan meraket atep pangkaja yg artinya menyatu berkumpul diutara yg menjurus kepada salah satu desa tepat di utara Bali. Desa yang dimaksud yakni desa Bungkulan yg merupakan sebutan atau nama lain dari marakarapangkaja stanatungga dewa. Sedangkan "Stanatunggadewa" memiliki arti tempat berstananya para dewa atw asal usulnya para dewa.

Jika dikupas secara menyeluruh artinya: Raja Udayana yg menjalankan pemerintahan dgn Dharma yg berasal dari Bungkulan yg merupakan tempat tinggalnya para Dewa yg arah tata letaknya tegak lurus di Utara Bali.

Berikutnya untuk menelusuri kebenaran tersebut maka harus dibuktikan dan diuji dgn mencari dan menemukan bukti-bukti yang dimaksudkan. Hingga ditemukanlah sebuah pura kawitan yg menggunakan nama putra mahkota beliau yg sekaligus pelanjut tahta kekuasaan beliau yakni Pura kawitan "Dalem Ketut atau Anak Wungsu". Pura kawitan tersebut merupakan pura pusat kawitan dinasti Dalem Kepakisan yg letaknya persis diutara pulau Bali dan berdekatan dengan pedharman beliau dan leluhur para raja nusantara lainnya.

bukti2 lainnya yg menandakan kebenaran beliau sebagai pembentuk serta penerus kerajaan Majapahit pun lengkap diterakan didalamnya hingga sekaligus mengungkap tabir misteri Gajah Mada dan biografinya yg sesungguhnya yang tidak lain adalah Raja Udayana.

(Iwan /r6 /der )

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved