-->

Sabtu, 26 Juni 2021

Panen Porang, Tamba minta konsistensi harga beli

Panen Porang, Tamba minta konsistensi harga beli


Bali Kini , Jembrana -
Ditanam setahun yang lalu, tanaman porang budidaya organik Kelompok tani  Damuh merta dess Ekasari Kecamatan Melaya siap dipanen perdana. Dihadiri oleh Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, panen perdana porang organik yang digadang gadang  siap masuk pasar eksport tersebut juga mengundang Anggota DPR RI Komisi IV, Made Urip, Jumat (25/6) di Desa Ekasari, Kecamatan melaya.


Bupati Jembrana, I Nengah Tamba mengapresiasi dan menyatakan siap mendukung langkah petani untuk budidaya porang. “kita akan suport apa yang dikerjakan petani hari ini, mudah-mudahan ini bisa menjadi komoditi yang menguntungkan petani”. Ujar tamba


Berkaca dari maraknya praktek menambah berat panen dengan cara-cara yang dianggap curang, Dihadapan para petani, bupati tamba meminta agar petani bekerja jujur dan menghindari langkah-langkah curang hanya untuk mengejar berat hasil panen yang lebih besar. Serta meminta stakeholder untuk memberikan kepastian harga bagi para petani. “petani harus jujur, jangan curang-curang karena itu yang akan merusak kita ke depan. Untuk stakeholder saya minta agar konsisten, jangan harga dipermainkan, jika nanti saya dengar harga jatuh, saya tidak akan tinggal diam” tegas tamba.


Sementara Ketua kelompok tani damuh merta, Wayan Gede Nasa menjelaskan, bagaiamana awalnya kelompok didesanya itu mulai berbudidaya porang .

Porang mulai dilirik warganya , lantaran sering melihat penduduk luar bali yang masuk hutan dan berburu porang. Pihaknya lalu menggali informasi tentang manfaat dan potensi pasar tanaman porang. “ternyata ada perusahan yang siap membeli dengan harga yang lumayan tinggi, katanya untuk bahan makanan, akhirnya kita memutuskan untuk membudidayakan porang dengan bekerjasama dengan perusahaan tersebut” ujarnya.


Nasa juga mengungkapkan bahwa selama satu tahun menanam porang dengan luas area 3 hektar, baru 2 hektar yang siap dipanen dengan estimasi hasil 2,8 ton per hektar. “untuk satu hektar lahan dapat ditanam maksimal 15 ribu bibit, yang akan menghasilkan umbi rata-rata 5 sampai 7 kilogram per pohon. hasilnya nanti akan diekspor antara lain ke cina, jepang dan thailand," tutupnya.(adi )

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved