-->

Senin, 24 November 2025

Bupati Kembang Apresiasi Yayasan Dharma Laksana Lestarikan Kesenian Lokal, Lewat Pementasan Tari Jegog Tempo Dulu


Laporan Reporter  : Ajb Tim Lpt 

Jembrana, Bali Kini  – Upaya pelestarian kesenian lokal Jembrana kembali ditunjukkan oleh yayasan blabla dengan menampilkan pementasan Pementasan Tari Jegog Tempo Dulu resmi dibuka di Wantilan Pura Dalem Baluk, Minggu (23/11). 

Bupati yang hadir langsung pada kesempatan itu, mengapresiasi luar biasa akan pementasan kesenian tersebut. Apalagi kesenian jegog hanya ada satu-satunya di Bali.
“Saya mengapresiasi pementasan kesenian jegog ini. Penampilan para seniman juga luar biasa. Semoga dengan langkah semakin semakin memperkuat dalam upata pelestarian jegog dan juga sebagai ajang promosi wisata di Kabupayen Jembrana,” ungkapnya.


Bupati Kembang juga menegaskan bahwa pelestarian seni budaya tidak bisa berjalan tanpa sinergi semua pihak. “Ini bukan sekadar hiburan dan pertunjukan, tetapi upaya kita melestarikan adat, tradisi, dan budaya. Ini adalah kerja bersama pemerintah, sekaa seni, dan para pecinta seni,” ujarnya.


Sementara itu, Ketua Sanggar Tari Bali Satya Laksana, I Putu Dartawan, menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan “sebuah perjalanan waktu” untuk menghidupkan kembali roh dan semangat jegog, salah satu warisan budaya Bali Barat yang sarat nilai. Ia menyebut, jegog tempo dulu memiliki filosofi mendalam yang mengekspresikan kesederhanaan, kerukunan, serta keterampilan para seniman masa lalu dalam menarikan gerakan yang energik, spontan, dan penuh makna.
“Tujuan utama pementasan ini adalah pelestarian menjaga keahlian bentuk-bentuk tari dan tabuh jegog yang kini mulai jarang dipentaskan,” ujar Dartawan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi edukasi bagi generasi muda agar memahami sejarah seni jegog serta menjadi bentuk penghormatan kepada para sesepuh dan maestro yang telah mendedikasikan hidupnya untuk kesenian ini.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Balai Pelestarian Budaya Wilayah 15 atas dukungan moral dan fasilitasi yang diberikan. Ia berharap pementasan ini dapat memberi kesan mendalam serta membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap seni tradisi. “Mari kita nikmati setiap instrumen bambu yang memukau dan setiap gerakan tari yang penuh daya magis,” ajaknya.

Minggu, 23 November 2025

Mekepung Lampit 2025 , Ajang pelestarian atraksi unik tradisi budaya Jembrana


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt 
Jembrana , Bali Kini - Tradisi budaya khas Jembrana kembali ditampilkan dengan penuh semangat melalui Lomba Mekepung Lampit Tahun 2025 yang resmi dibuka langsung oleh Bupati Kembang pada Minggu (23/11) di Subak Pecelengan Pedukuhan, Banjar Kebebeng, Desa Mendoyo Dangintukad, Kecamatan Mendoyo. 

Turut hadir juga Wakil Bupati Jembrana, Ketua DPRD kabupaten Jembrana, Forkopimda, Sekretaris Daerah kabupaten Jembrana, Para Asisten Sekda dan Para Pemimpin OPD, Sekretaris Dewan, Camat serta undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa Mekepung Lampit bukan sekadar lomba, tetapi merupakan upaya kita semua untuk merawat budaya, menjaga kebersamaaan dan sekaligus juga menumbuhkan rasa gembira di tengah-tengah masyarakat. 

"Mekepung lampit ini sudah menjadi tradisi dari jaman ke jaman sejak dahulu sehingga setiap periode demi periode kepemimpinan berganti, tentu pemimpinnya dan kita semua juga harus mempertahankan tradisi ini", ujar Bupati Kembang. 

Lebih lanjut, Bupati kembang juga berharap semoga dengan upaya semuanya dalam menjaga tradisi, merawat budaya, dan apa yang diwariskan oleh leluhur ini bisa terus dipertahankan. 

Suasana pembukaan semakin meriah ketika Bupati Kembang dan juga Wakil Bupati Ipat turun langsung ke arena, ikut serta dalam atraksi Mekepung Lampit. 

Dengan penuh antusias, Bupati Kembang menaiki lampit di tengah sawah berlumpur yang diikuti juga oleh Wakil Bupati. Penampilan Bupati dan Wakil Bupati ini sontak disambut tepuk tangan dan sorakan meriah dari warga yang memenuhi area persawahan. 

"Ternyata seru sekali, melebihi ekspektasi. Jika belum pernah menjadi joki, maka belum tahu sensasinya, bagaimana nikmatnya jadi joki Mekepung Lampit. Kalau sudah Mekepung Lampit pasti akan ketagihan," jelas Bupati usai melakukan atraksi Mekepung Lampit dengan antusiasme tinggi. 

Aksi Bupati tersebut menjadi simbol kuat dukungan Pemerintah Daerah terhadap pelestarian budaya lokal, sekaligus memberi semangat kepada seluruh peserta lomba.

Lomba Mekepung Lampit 2025 di Subak Pecelengan diikuti oleh 38 peserta dari berbagai sekaa di wilayah Jembrana. Masyarakat tampak memadati lokasi sejak pagi, menikmati suasana sawah berlumpur yang menjadi ciri khas Mekepung Lampit.

Acara ini juga menjadi ajang mempererat silaturahmi antarpetani sekaligus bentuk syukur atas keberhasilan panen dan kelestarian sistem subak. 

Pemerintah Kabupaten Jembrana terus berkomitmen menjaga tradisi Mekepung baik Mekepung Darat maupun Mekepung Lampit sebagai daya tarik budaya, wisata, serta identitas lokal. (Humas Jembrana)

Sabtu, 22 November 2025

Bupati Kembang Tinjau Perbaikan Ruas Jalan Lelateng–Pengambengan

Laporan Reporter : Ajb Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini – Usai melaksanakan persembahyangan bersama di Pura Segara Desa Pengambengan, Sabtu (22/11), Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan bersama Wakil Bupati IGN Patriana Krisna (Ipat) turun langsung meninjau progres perbaikan jalan penghubung antara Kelurahan Lelateng dan Desa Pengambengan.

Dalam peninjauan tersebut, Bupati Kembang memastikan proyek renovasi Jalan Awen yang juga dikenal sebagai ruas Jalan Lelateng–Pengambengan berjalan sesuai rencana. Proyek peningkatan jalan ini telah dimulai sejak Oktober 2025 dan ditargetkan rampung dalam waktu tiga bulan, tepatnya pada 15 Desember 2025.

Ruas jalan sepanjang kurang lebih 2,5 kilometer itu tengah dikerjakan dengan sejumlah peningkatan fisik. Di antaranya pelebaran badan jalan menjadi 6 meter, perataan permukaan jalan, serta pengerukan dan penataan saluran irigasi di sisi kiri–kanan jalur tersebut.

Bupati Kembang menegaskan, perbaikan jalan penghubung ini merupakan salah satu infrastruktur vital yang diharapkan mampu memperlancar mobilitas warga, termasuk aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Lelateng dan Pengambengan. “Kami ingin memastikan pekerjaan berjalan lancar, tepat waktu, dan hasilnya bisa segera dirasakan masyarakat,” ujarnya. 

Jumat, 21 November 2025

Kamis, 20 November 2025

Bupati Kembang Lantik 1.453 PPPK Paruh Waktu, Ingatkan Tantangan Fiskal Tahun 2026

Laporan Reporter : Ajb Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini  – Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan melantik 1.453 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja Paruh Waktu (PPPKPW) formasi 2025 di Taman Pecangakan, Kantor Bupati Jembrana, Senin (17/11). Pelantikan ini sekaligus menjadi momentum istimewa menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang jatuh dua hari lagi.
Didampingi Wabup IGN Patriana Krisna, Bupati Kembang mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada umat Hindu. Ia berharap perayaan kemenangan dharma atas adharma membawa vibrasi positif bagi seluruh jajaran aparatur pemerintah dan masyarakat Jembrana.

Di hadapan ribuan pegawai yang hadir, Bupati Kembang menegaskan pentingnya pemahaman bersama terkait kondisi keuangan daerah pada Tahun Anggaran 2026. Ia mengungkapkan bahwa alokasi Transfer ke Daerah (TKD) dari Pemerintah Pusat akan mengalami penurunan sangat signifikan.  “Penurunan TKD tahun depan mencapai Rp99,4 miliar dibanding tahun 2025. Ini angka yang sangat besar dan tentu berdampak bagi Jembrana yang kapasitas fiskalnya terbatas,” ujarnya.

Sejumlah pos pendanaan strategis dipastikan hilang pada 2026, antara lain DAU Pendidikan sebesar Rp31,6 miliar,
DAU Kesehatan Rp11,5 miliar,DAU PPPK Rp14,1 miliar, yang selama ini menjadi penopang pembiayaan layanan dasar dan pembayaran gaji PPPK.
Selain itu, DAU block grant turut menyusut Rp13,1 miliar, insentif fiskal Rp14,6 miliar juga tidak lagi dialokasikan, serta pendapatan dari pajak kendaraan bermotor dan bagi hasil pajak provinsi turun sekitar Rp33 miliar.  Menghadapi tekanan fiskal tersebut, Bupati menegaskan perlunya perubahan pola pikir seluruh aparatur. “Kita harus menggunakan anggaran dengan super-super ketat. Tidak ada pemborosan, mulai dari belanja ATK, BBM, makan minum, pemeliharaan gedung dan kendaraan, hingga belanja besar,” tegasnya.


Ia juga meminta seluruh perangkat daerah mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanpa menaikkan tarif yang berpotensi membebani masyarakat. Potensi PAD yang belum tergarap diminta dimaksimalkan, termasuk meminimalkan kebocoran pendapatan.
Meski berada dalam tekanan fiskal, Pemkab Jembrana berkomitmen mempertahankan program-program pro rakyat seperti rumah singgah, fasilitas PMI, antar jemput pasien, santunan kematian, uang penunggu pasien, bedah rumah, bedah warung, dan sejumlah program prioritas lainnya. Hanya saja, akan dilakukan penyesuaian pada volume kegiatan maupun nominal bantuan.
“Pemkab juga berupaya menjaga kesejahteraan ASN, terutama agar TPP tidak tergerus penurunan TKD. Selain itu, pemerintah tetap memperjuangkan nasib tenaga Non ASN agar mendapat kepastian status,”jelasnya. 

Lebih lanjut, Bupati Kembang mengungkapkan bahwa pada tahun ini Pemkab Jembrana telah mengangkat 601 pegawai Non ASN menjadi PPPK Penuh Waktu. Sementara itu, sebanyak 1.453 pegawai Non ASN lainnya yang telah mengabdi minimal dua tahun diusulkan dan kini resmi menjadi PPPK Paruh Waktu per 1 Oktober 2025.
Namun, keterbatasan anggaran membuat pemerintah sementara hanya mampu memberikan gaji setara dengan yang diterima sebelumnya. “Kami mohon maaf karena belum bisa meningkatkan penghasilan. Ke depan, dengan peningkatan PAD, astungkara dapat dirumuskan skema gaji yang lebih baik,” kata Bupati Kembang.

Bupati juga mengingatkan soal etika kerja di lingkungan Pemkab Jembrana. Semua unsur ASN—baik PNS, PPPK Penuh Waktu, PPPK Paruh Waktu, maupun tenaga outsourcing—diminta bekerja solid tanpa merasa lebih tinggi dari yang lain.
“Jangan ada yang memperlakukan PPPK atau outsourcing seenaknya. Saya dan Pak Wakil juga tenaga kontrak, hanya saja masa kontraknya lima tahun dan bisa diperpanjang,” ujarnya.

Ia meminta seluruh pegawai menghindari perintah-perintah yang di luar tugas kedinasan, seperti menyuruh menjemput anak atau membeli makan siang.
Bupati menegaskan bahwa kinerja akan menjadi tolok ukur utama. Bagi PNS, kinerja akan berpengaruh pada promosi dan mutasi, sementara bagi PPPK menjadi dasar perpanjangan kontrak.
“Tidak ada tempat bagi mereka yang tidak memberikan hasil nyata,” tegasnya. (Humas Jembrana)

Bupati Kembang Mengecam Keras Aksi Pencoretan Bendera Merah Putih, Serahkan Kasus Sepenuhnya pada Kepolisian

Laporan Reporter : Ajb  Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini – Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, menyampaikan pernyataan tegas terkait insiden penurunan dan pencoretan Bendera Merah Putih yang terjadi di wilayahnya yang terjadi pada Selasa (18/11) malam. Ia menyatakan penyesalan mendalam sekaligus mengecam keras tindakan yang dinilai sebagai pelecehan terhadap lambang kedaulatan negara.

Dalam pernyataannya, Bupati Kembang Hartawan didampingi Kapolres Jembrana AKBP AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati, Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Sy Ghafur Thalib serta Kasat Pol PP dan Kaban Kesbangpol Jembrana menekankan pentingnya makna Bendera Merah Putih bagi bangsa Indonesia, Rabu (19/11).

"Saya menyesalkan sekaligus juga mengecam tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab menurunkan bendera Merah Putih dan mencoret-coret. Bagi saya, bendera Merah Putih itu bukan sekadar kain, tapi adalah simbol kedaulatan, sejarah, juga perjuangan. Jadi ini adalah sesuatu yang menurut saya sudah melecehkan lambang negara," ujarnya.

Menyikapi insiden tersebut, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah mengambil langkah koordinatif dengan aparat keamanan dan menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian.

"Maka dari itu, kami pemerintah daerah berkoordinasi dengan Kapolres, Dandim, dan seluruh aparat untuk bisa membantu menyelesaikan persoalan ini. Kami serahkan sepenuhnya kepada Ibu Kapolres terhadap kasus ini," tegasnya.

Pihaknya juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Jembrana untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi. Ia memastikan bahwa seluruh aparat telah bekerja keras menangani kasus ini.

"Saya juga berharap kepada masyarakat Jembrana, jangan terprovokasi, tetap tenang itu, karena semua persoalan ini kita sudah tangani bersama, dan dari pihak kepolisian sudah bekerja keras untuk itu," kata Bupati Kembang.

Sebagai tindak lanjut jangka panjang, Bupati Kembang berkomitmen untuk memperkuat kesadaran kebangsaan, khususnya di kalangan generasi muda Jembrana.

"Ke depan tentu kita akan bersama-sama melakukan edukasi ke masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami, mengetahui bagaimana wawasan kebangsaan," jelasnya.

 Terakhir, Ia menggarisbawahi Bendera Merah Putih sebagai simbol yang harus dijaga dan dihormati oleh semua warga negara.

"Bendera Merah Putih itu simbol negara, lambang kedaulatan. Di situ simbol persatuan juga. Ada sejarah, ada nilai-nilai perjuangan. Jadi harus betul-betul sebagai generasi muda, penerus perjuangan ini, harus betul-betul kita pahami, kita hayati, dan tentu kita harus selalu kobarkan semangat perjuangan para pendiri bangsa kita," tutupnya.

Mengenai perkembangan penyelidikan, Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi sejumlah petunjuk.

"Sudah kita lakukan pendalaman terhadap petunjuk-petunjuk yang kita peroleh," ujar Kapolres, mengisyaratkan keseriusan pihak kepolisian dalam mengungkap pelaku di balik tindakan ini. 
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved