-->

Sabtu, 24 Juli 2021

Soal Pembunuhan di Denpasar, Begini Kronologisnya

 Soal Pembunuhan di Denpasar, Begini Kronologisnya



Bali Kini ,Denpasar - Gede Budiarsa (34) pria yang diliat warga dibantai dipinggir jalan hingga tewas oleh sejumlah orang dengan tampang sangar. Kini mulai dalam proses penyidikan pihak
kepolisian.


Korban tewas yang diketahui berasal dari Buleleng itu, ditegaskan Kasatreskrim Polresta Denpasar, Kompol Mikael Hutabarat bahwa peristiwa itu tidaklah seperti yang berkembang di media sosial bahwa adanya perang antar ormas.


Peristiwa berdarah yang terjadi di depan Jalan Gunung Kalimutu sebelah barat Pasar Monang-maning atau simpang Jalan Subur- Jalan Kalimutu, Tegal Harum, Denpasar Barat, dikatakan Kasat Reskrim adalah urusan antara debitur sama kreditur.


"Ini bukan antar ormas tapi pribadi masing-masing. Ini urusan antara debitur sama kreditur, masalah tarik menarik motor," katanya meluruskan informasi yang berkembang di medsos.


Dirinya juga menegaskan jika pelaku penebasan bukanlah berasal dari Ambon, Maluku seperti informasi yang beredar luas di masyarakat.


"Pelaku utamanya sudah kami tangkap, dia bukan dari Ambon tapi dari Bali, Wayan S namanya. Dia yang bawa parang dan menebas korban," jelasnya.


Dipastikannya bahwa saat ini sudah dalam proses penyidikan dan ada beberapa orang saksi yang sudah dimintai keterangan pascakejadian di tengah situasi pandemi saat ini.


Dari informasi yang digali media, peristiwa ini terjadi berawal dari kakak korban yang dicegat oleh salah seorang anggota Mata Elang (ME) saat melintas di Jalan Raya Kuta. Kakak korban berinisial DH saat itu membawa motor Lexi. 


Dimana motor yang dikendari kakak korban ditarik oleh salah seorang anggota ME lantaran keriditnya macet. Hari itu juga, DH langsung mencari korban untuk diajak menyelesaikan masalah motornya yang ditarik oleh ME.


Dengan berboncengan keduanya menuju ke di Jalan Gunung Patuha, Denpasar tempat kontor ME. Setibanya di markas ME, korban Budiasa langsung menghardik salah satu anggota ME. Bahkan sempat ada salah seorang anggota ME yang kena tinju tangan korban.


Kedua kakak beradik ini sebenarnya juga seorang debkolektor. Menurutnya tidak dibenarkan debkolektor menarik motor secara paksa sebelum ada kekuatan hukum tetap di pengadilan. Kegaduhan itu mematik reaksi anggota lainnya di markas ME.


Hingga berbuntut terjadi pengroyokan. DH dan korban yang kuwalahan mengahdapi serangan massa, berusaha kabur. Dimana saat itu korban diserang dengan sajam dan lemparan batu. 


Saat kejadian itu DH, berhasil kabur dengan menggunakan Gojek. Sementara adiknya, Budiarsa yang berusaha untuk kabur terus dikejar hingga sampai di TKP dan ditebas hingga tewas.


Dalam kejadian tersebut, Budiarsa yang bekerja sebagai sekuriti di salah satu restoran mengalami luka robek pada bagian di leher, kepala dan dada serta lengannya patah saat mencoba menangkis pedang. Sementara kakaknya, DH mengalami luka robek dibagian kepala tempurung atas.[ar/5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved