-->

Senin, 11 Agustus 2025

Wabup Pandu: Semua Desa Harus Bergerak, Sampah Dikelola dari Sumbernya

 Wabup Pandu: Semua Desa Harus Bergerak, Sampah Dikelola dari Sumbernya

Laporan Reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Pemerintah Kabupaten Karangasem terus mengakselerasi Gerakan Bali Bersih Sampah (GBBS) melalui pengelolaan sampah berbasis sumber. Komitmen ini ditegaskan Wakil Bupati Karangasem, Pandu Prapanca Lagosa, saat memimpin Rapat Koordinasi dan Arahan Bupati Karangasem tentang percepatan GBBS di Ballroom Gedung Pusat Seni dan Kerajinan Tradisional, Amlapura, Senin (11/8/2025).

Wabup Pandu mengungkapkan, sebelum terbitnya SK Nomor 757, penumpukan sampah masih menjadi masalah di TPA Linggasana dan Butus. Setelah kedua TPA resmi ditutup, penanganan sampah kini difokuskan langsung dari sumbernya.

“Semua desa harus bergerak, jangan hanya membuat proposal TPS3R tanpa realisasi. Mari belajar dari desa yang sudah berhasil,” tegasnya.

Dalam rapat tersebut, tiga desa mendapat perhatian khusus: Sengkidu, Tumbu, dan Nongan. Desa Sengkidu ditunjuk sebagai desa percontohan, sehingga studi banding pengelolaan sampah cukup dilakukan di desa-desa lokal tersebut tanpa perlu keluar daerah.

Saat ini, Karangasem memiliki 19 TPS3R, dengan 14 unit aktif dan 5 unit tidak aktif. Pandu menawarkan solusi mengintegrasikan TPS3R dengan tebe modern—teknologi pengolahan sampah organik di tingkat banjar. “Di setiap banjar bisa dibuat tebe modern, asalkan tidak ada selembar plastik yang tercampur. Sampah plastik dan residu dipisahkan untuk pengelolaan lanjutan,” jelasnya.

Pemkab Karangasem menyiapkan anggaran Rp500 juta per desa untuk pembangunan TPS3R di 78 desa. Dalam penguatan regulasi, Dinas Lingkungan Hidup akan fokus menyediakan sarana-prasarana dan sosialisasi, sementara Dinas Pariwisata dan Dinas PMD menguatkan pararem desa adat terkait pengelolaan sampah.

Pengalaman tiga desa menjadi sorotan.

Desa Sengkidu telah mengelola sampah sejak 2010 dengan sinergi pemerintah desa dan desa adat, didukung aturan mengikat dan kerja sama pihak ketiga. Prinsipnya: perencanaan matang, pelaksanaan konsisten, dan pertanggungjawaban jelas.

Desa Tumbu menekankan aksi nyata dengan memanfaatkan lahan desa untuk mengolah sampah residu, menghindari prosedur yang berbelit.

Desa Nongan yang mulai mengelola sampah sejak 2022 di lahan 22 are, melibatkan partisipasi warga meski edukasi masih menjadi tantangan. Upaya ini berhasil mengurangi keluhan warga terkait sampah plastik.

Pandu juga mendorong sektor pariwisata, khususnya hotel, untuk mengelola sampah dari sumbernya. Ia mengapresiasi lomba inovasi pengelolaan sampah tingkat desa yang digelar Dinas PMD sebagai pemicu semangat desa dalam menjaga lingkungan.

“Pengelolaan sampah yang baik adalah bagian dari yadnya untuk Ibu Pertiwi, wujud nyata dari Tri Hita Karana. Mari kelola sampah dari sumbernya demi Karangasem yang bersih, indah, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (Ami)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved