-->

Kamis, 01 Juli 2021

PERANAN BUDAYA BALI DALAM MEMPERKENALKAN BUDAYA DAN TRADISI BALI KEPADA PARA WISATAWAN


Penulia :  Ahmad Baghir Hasan Pratama (Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta) 


Bali Kini - Peranan budaya dalam masyarakat Bali sudah sangat kuat bagi kehidupan masyarakatnya. Budaya dan tradisi sudah menjadi warisan luluhur, dan tentunya harus dilestarikan dan dijaga, karena merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan budaya dan tradisi Bali kepada khalayak khususnya para wisatawan berbagai daerah, kota, bahkan negara.


Sejumlah tradisi unik yang disuguhkan menjadi sebuah atraksi dan sebagai suguhan bagi wisatawan yang liburan ke Bali.  Perkembangan pariwisata Indonesia tidak lepas dari tumbuh kembang Pariwisata Bali karena perkembangan pariwisata memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan seni, budaya, dan tradisi Bali baik secara langsung maupun tidak. Selain itu, memperkenalkan budaya dan tradisi unik Bali bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam di Indonesia, karena pengembangan pariwisata di Indonesia tidak lepas dari potensi yang sudah dimiliki Indonesia untuk mendukung pariwisata.


Salah satunya keragaman budaya yang dilatari agama, adat istiadat yang unik, dan dan kesenian. Budaya dan tradisi unik masih bisa berkembang dan dilestarikan karena sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi. 


Tradisi unik yang digelar oleh sejumlah tempat di pulau tersebut, menjadi hal yang istimewa untuk dinikmati oleh wisatawan dan memperkenalkannya kepada para wisatawan. Apalagi disaat mereka sedang melakukan liburan di Pulau Dewata dan mendapatkan hal-hal tradisional di zaman modern ini akan mendapatkan pengalaman dan wawasan baru yang tidak ditemukan di daerah lainnya, dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. 


Jadi, tujuan utama perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Adapun macam-macam budaya dan tradisi unik di Pulau Bali ialah: Pemakaman Desa Trunyan: Pada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain dikubur bisa dibakar atau dikremasi langsung, namun demikian suatu tradisi unik dengan budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli. Pada saat meninggal, maka jasadnya hanya diletakkan di bawah pohon menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar, anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut, pemakaman di Trunyan ini melengkapi daftar budaya dan tradisi unik bumi Nusantara – Indonesia. 


Tradisi Mekare-Kare: Mekare-kare ini dikenal juga dengan perang pandan, tradisi unik di pulau Bali hanya dilakukan di desa tradisional Tenganan, Karangasem yang dikenal juga sebagai desa Bali Aga. Perang dilakukan berhadap-hadapan satu lawan satu dengan masing-masing memegang segepok pandan berduri sebagai senjata.

Upacara Melasti: Melasti dilakukan setiap tahun sekali dalam rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali, namun demikian upacara Melasti juga dilakukan pada hari-hari tertentu saat piodalan pada sebuah pura sesuai dengan hari yang ditentukan. Saat Melasti semua pretima, senjata nawa sanga, umbul-umbul dan kober di arak ke sumber air seperti ke laut untuk disucikan dan menghanyutkan segala malaning bumi ataupun kotoran, dimaksudkan juga menghanyutkan segala penderitaan manusia melalui air kehidupan, dan kemudian menyucikan diri dengan angamet (mengambil) tirta amertha, untuk mendapatkan sari-sari kehidupan. Budaya dan tradisi ini menjadi warisan budaya leluhur Bali yang terjaga dengan baik sampai saat ini.


Pawai Ogoh-ogoh: Ini merupakan  tradisi yang sudah tidak asing lagi kita dengar, yakni Tradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali ini digelar tepat sehari sebelum hari Raya Nyepi, sekitar jam 6-6.30 sore Ogoh-ogoh adalah sebuah boneka raksasa yang merupakan simbol dari Bhuta Kala, dibuat dengan wujud menyeramkan atau simbol sebuah kejahatan, yang paling dominan berwujud raksasa menyeramkan, binatang atau bahkan wujud seorang penjahat. 

Hari Raya Nyepi: Siapa pula yang tidak kenal dengan perayaan Hari Raya Nyepi di pulau Bali, hari raya ini digelar sekali dalam setahun sebagai penyambutan tahun baru Isaka yang jatuhnya pada bulan mati (Tilem) sasih Kesanga. Tujuan dari perayaan ini untuk bisa introspeksi diri atau mulat sarira dan merenung dalam suasana hening bisa berkonsentrasi lebih maksimal, seharian tinggal di rumah dan bersembahyang melakukan brata dan meditasi, agar nantinya bisa memulai kehidupan yang lebih baik pada bulan berikutnya pada sasih Kedasa, semua kedas, bersih dan suci untuk memulai lagi kehidupan baru. Budaya dan tradisi ini menjadi salah satu hal unik bagi mereka yang liburan ke Bali.


Paparan diatas merupakan sebagian budaya dan tradisi Bali yang hingga saat ini masih dilestarikannya, tentunya masih banyak lagi budaya dan tradisi yang ada di Pulau Dewata entah dari seni, seperti tari, dan tradisi unik lainnya. Ini merupakan salah satu ajang untuk memperkenal budaya dan tradisi bali kepada para wisatawan yang sedang berlibur ke pulau Bali. Selain itu Bali mendapatkan beberapa julukan seperti Pulau Dewata dikarenakan  kentalnya budaya Hindu, seperti banyaknya sesaji yang dipersembahkan untuk dewata penjaga di berbagai tempat di Bali, dikenal dengan kentalnya budaya Hindu, seperti  ada banyaknya sesaji yang dipersembahkan untuk dewata penjaga di berbagai tempat di Bali. Dewata merupakan dewa yang kedudukan lebih rendah daripada dewa-dewa utama di dalam tradisi umat hindu selain itu juga Bali mendapat julukan Meseum Hidup. Sehingga peranan budaya khusus nya di Pulau Dewata sangat penting sekali, untuk memperkenalkan budaya dan tradisi unik Bali kepada Para Wisatawan berbagai daerah, kota, dan mancanegara. (*)

Senin, 24 Mei 2021

Walau Tanpa Penonton, Sekaa Gong Bala Adhi Kara Desa Dawan Tetap Tampil Maksimal


Bali Kini , Klungkung -
Sekaa Gong Bala Adhi Kara Desa Dawan Kaler terpilih mewakili Kabupaten Klungkung pada Parade Gong Kebyar Dewasa Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII Tahun 2021. Tampil bersama Duta dari Kabupaten Tabanan, Sekaa Gong Bala Adhi Kara tetap tampil maksimal walau tanpa penonton di Panggung Terbuka Ardha Candra Denpasar, Minggu (23/5). Pementasan tersebut dihadiri langsung Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta bersama Ny. Ayu Suwirta, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana, Camat Dawan, I Dewa Gede Widiantara serta undangan terkait lainnya.


Bupati Suwirta sangat mengapresiasi semangat dan kekompakkan yang di tampilkan oleh Sekaa Gong Bala Adhi Kara Desa Dawan Kaler, dimana dalam penampilannya menampilkan Tabuh Kutus Pagongan Kreasi, Tari Kreasi Kakebyaran, dan Tari Kreasi Bebarisan. "Matur suksma Sekaa Gong Bala Adhi Kara Desa Dawan Kaler sebagai Duta Kabupaten Klungkung yang sudah tampil luar biasa," ucap Bupati Suwirta.


Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana adapun tiga tarian yang ditampilkan diantaranya Tari Kreasi Kekebyaran “Samahita Patni”, tarian yang digarap secara berkelompok ini mengisahkan tentang kegigihan kaum perempuan Bali yang memilki keberanian layaknya kaum laki-laki di dalam berperang menghadapi penjajah. Kemudian Tari Baris Pertiwa merupakan tari baris pemendak atau baris prosesi. Sedangkan tabuh Ketus Lelambatan Kreasi “Kalpa Wreksa” sebagai konsep merupakan arti dari pohon kebebasan/kebahagiaan atau keabadian yang digunakan masyarakat Bali dalam sebuah upacara pengeroras yang bertujuan memberikan kebebasan, kesempurnaan dan kebahagiaan kepada sang pencipta


Sementara, Utsawa (Parade) pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII Tahun 2021 ini mengambil sebuah tema Purna Jiwa; Prananing Wana Kerthi (Jiwa Paripurna Nafas Pohon Kehidupan). Utsawa Gong Kebyar Dewasa ini dilaksanakan secara daring, sedangkan rekaman tayang tundanya akan ditayangkan melalui media TVRI Bali dan BaliTV.(puspa/r1). 

Sabtu, 30 Januari 2021

Wawali Jaya Negara Hadiri Persembahyangan Saraswati di Pura Jagatnatha

Bali kini , Denpasar- Perayaan Hari Suci Saraswati di Kota Denpasar tahun sedikit berbeda di bandingkan tahun tahun sebelumnya. Saat ini dalam masa pandemi Covid 19 tata laksana pelaksanaan Puja Saraswati dilakukan sangat terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, kehadiran umat pun sangat terbatas karena yang hadir hanya Sulinggih, Pemangku, Serati Banten dan Tim Penyuluh Agama Hindu Kota Denpasar. 

Persembahyangan Hari Raya Saraswati di Pura Agung Jagatnatha pada tanggal 30 Januari 2021 dimulai pada pukul 10.00 wita, dipuput Ida Pedanda Gede Putra Telaga dari Griya Telaga. Hari Raya Saraswati merupakan hari suci bagi umat Hindu sebagai simbol turunnya ilmu suci dan ilmu pengetahuan.


Persembahyangan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara hadir langsung dalam persembahayangan dan memastikan diterapkannya protokol Kesehatan COVID-19.

Usai melakukan persembahyangan Jaya Negara mengatakan bahwa momentum peringatan Hari Suci Saraswati ini tentunya wajib dimaknai dengan mulat sarira bersama oleh seluruh umat se-Dharma dimanapun berada. Hal ini lantaran Hari Suci Saraswati diperingati sebagai piodalan Sang Hyang Aji Saraswati yang telah menganugrahkan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dalam situasi pandemi covid 19

Ditambahkan  ilmu pengetahuan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Dimana, ilmu merupakan senjata dalam mengarungi kehidupan. Sehingga keberadaan ilmu pengetahuan menjadi penting bagi kehidupan manusia di alam semesta ini.

“Kami segenap jajaran Pemerintah Kota Denpasar mengucapkan selamat Hari Suci Saraswati bagi seluruh umat se-Dharma, semoga momentum hari suci ini dapat kita manfaatkan bersama sebagai ajang interospeksi diri dan meningkatkan sradha bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam prabhawanya sebagai Sang Hyang Aji Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan,” katanya.

Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan bahwa bhakti Saraswati tahun ini dilaksanakan secara sederhana dan kehadiran umat yang sangat terbatas. " Kami berharap umat dan masyarakat bisa melakukan persembahyangan di rumah masing masing, karena saat ini masih dalam masa pandemi Covid 19," kata Raka Purwantara. 

“Melalui Pelaksanaan Hari Raya Saraswati ini diharapkan dapat menjadi momentum perenungan masyarakat Denpasar untuk bersama-sama dengan ilmu pengetahuan suci kita bulatkan tekad untuk bersama berjuang melawan COVID-19 dengan penegakan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.” katanya. (r1)

Minggu, 20 Desember 2020

Tak Hanya Wisata Budaya, Tana Toraja Juga Kaya Akan Wisata Alam

Tak Hanya Wisata Budaya, Tana Toraja Juga Kaya Akan Wisata Alam

BALI KINI ■ Tana Toraja atau yang lebih dikenal oleh penduduk setempat dengan julukan Toraya Maelo, merupakan suatu daerah dengan kekayaan alam dan panorama alam serta budayanya terbilang sangat istimewa. 

Toraya Maelo adalah daerah dengan dua kabupaten yang berada didalamnya, yakni Tana Toraja dengan ibu kota Malake dan Toraja Utara dengan ibu kota Rantepao, yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan.

Selain kekayaan alamnya yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi yang telah dikenal sampai di seluruh negeri, Tana Toraja juga memiliki kekayaan budaya dan wisata alam yang sangat terkenal sampai mancanegara. 

Salah satu kekayaan budaya yang sangat terkenal adalah pesta kematian atau rambu solo, dimana hal tersebut bagi masyarakat Toraja pada umumnya merupakan acara kematian atau melepas orang mati. 

Salah satu guru di SMA Negeri 1 Rantepao, mengatakan bahwa acara rambu solo biasanya dilakukan oleh masyarakat Toraja pada bulan juni, juli dan pada puncaknya dibulan desember. 

"Biasanya acara rambu solo digelar selama 3 hari dan persiapan upacaranya sudah dirancang selama berbulan-bulan, bahkan mereka yang mengadakan acara tersebut sudah harus menabung biaya pemakaman jauh-jauh bulan," ujarnya, pada Minggu (20/12/2020).

Tak Hanya Wisata Budaya, Tana Toraja Juga Kaya Akan Wisata Alam

Dia menambahkan, setelah orang yang meninggal sudah dibungkus kain dan dimasukkan kedalam kuburan batu atau tongkonan, diadakan pemotongan kerbau yang jumlahnya mencapai ratusan bahkan lebih. 

"Selain keunikan budayanya, di Tana Toraja ini ada banyak tempat-tempat wisata yang sangat terkenal, membuat orang penasaran dan merasa rugi saat berkunjung ke Toraja tanpa mengunjungi lokasi destinasi yang ada di Toraja," imbuhnya.

Selain wisata budaya, inilah sebagian tempat yang perlu anda kunjungi saat berada di Tana Toraja, diantaranya Buntu borake, Agrowisata pangopango, Londa, Danau tilanga, Kete kesu, Danau alam limbong, Batutumonga, Bukit ollon. 

Rumah kaca batu tumonga, Gunung singki, Burake hills dan Tongkonan ne' gandeng, Puncak buntu sarira, Bori' kalimbuang serta Lolai yang juga dikenal dengan sebutan negeri diatas awan.

■ Irwan/Hms

Sabtu, 19 Desember 2020

Rumah Topeng Sanur Berawal Dari Kunjungan Tamu Jepang Temui Made Kara

Rumah Topeng Sanur Berawal Dari Kunjungan Tamu Jepang Temui Made Kara

BALI KINI ■ Gelaran Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 kembali menghadirkan mata acara bertajuk Ruang Pusaka. Acara yang digelar untuk kali kedua ini menghadirkan sosok seniman sekaligus pemilik Rumah Topeng, I Made Kara secara virtual, pada Jumat (18/12). 

Dipandu oleh dua orang pembawa acara yakni AA Bagus Mantra dan Joni Agung, Made Kara memaparkan secara detail perjalanan Rumah Topeng Sanur. Dimana, menurut Made Kara, perjalanan Rumah Topeng bermula dari kehadiran Wisatawan asal Jepang untuk melaksanakan perjalanan sepiritual. 

"Karena dia datang kerumah, dan dia merasa bahwa ada aura tertentu dirumah saya, dari sana ingin untuk memahat topeng dengan bahan alakadarnya, saat itu hanya ada kayu Jepun," ujarnya

De Kara bercerita bahwa Seni Topeng diperkirakan aktif dipentaskan di Sanur sejak tahun 1973. Dimana, tokoh topeng yang terkenal kala itu berasal dari Sindu Kaja dengan taksu topeng yang khas. Bahkan dalam pementasanya mampu menyajikan pentas topeng berbahasa inggris. 

"Sehingga ada istilah my name is mister two tut, artinya topengnya ada dua gigi," katanya

Setelah itu, setiap pukul 19.00 malam rutin digelar pementasan di Pura Segara Sanur untuk pariwisata. 

"Disini kita hadir untuk kembali membangkitkan seni di bali, dan selalu menghormati beliau sebagai perintis dan penggerak topeng itu sendiri," jelasnya

Namun seiring perjalanan Made Kara yang juga sempat menjadi Guide Jepang dan Klian Adat ini aktif kembali di dunia seni topeng dan pahat topeng sejak 2015 lalu. Dimana, dalam berkarya membuat topeng tidak pernah menemui kepuasan dan menganggap belum berhasil. Bahkan karena ketidakpuasan itu topeng terus dikerjakan hingga rusak. 

Dari sana muncul keinginan untuk mencari guru. Dimana Ida Bagus Alit Pidada dari Griya Sindu Sanur dipilih untuk menjadi guru. 

"Disana diajarkan tentang gegulak dan sikut. Dari sana banyak karya tapel yang sudah diselesaikan," ujar Made Kara

Made Kara menjelaskan bahwa di wilayah Sanur sangat terkenal dengan seniman pahat, baik pematung maupun seniman pembuat topeng. Dari sana lah muncul keinginan untuk membangkitkan seni pahat di Sanur. 

"Rumah Topeng ini digunakan untuk sanggar, sehingga bebas berekspresi dalam seni pahat topeng. Jadi anak SD dan SMP silahkan belajar, nanti sudah selesai tapelnya dibawa pulang," kata De Kara

Dengan adanya Rumah Topeng ini kita kumpulkan berbagai seniman, baik itu seniman ogoh-ogoh dan seniman lainya. Sehingga mampu menjadi rumah topeng untuk Denpasar kedepanya. 

"Saat ini terus berkarya, namun terkendala bahan baku. Baim ketersediaan dan biaya pembelian. Kayu Pule yang paling baik untuk topeng. Namun untuk yang tidak sakral bisa menggunakan Kayu Suar, dan semoga eksistensi seni pahat di Kota Denpasar dapat terus berlanjut dan lestari," turup De Kara. (Hms/red). 

Jumat, 23 Oktober 2020

Hasil Pemenang Lomba Ogoh-ogoh Tahun Caka 1942

Denpasar ,BaliKini.Net  - Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi kedisiplinan para Yowana dan Krama Bali yang secara sukarela tidak melakukan pengarakan ogoh-ogoh pada pengrupukan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1942 akibat merebaknya pandemi COVID-19. 


Untuk tidak menghilangkan tradisi yang sudah mendarah daging secara meregenerasi, sesuai hasil masukan dan diskusi Gubernur Bali bersama Bupati /Walikota se-Bali serta Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali pada 23 Maret 2020 lomba ogoh-ogoh tetap digelar. 


Hal ini dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap seni / budaya ogoh-ogoh se-Bali sekaligus ruang kreativitas Yowana dan Krama Bali dalam mendedikasikan semangat keagamaannya melalui kreasi Ogoh-ogoh. 


Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Wayan 'Kun' Adnyana, ditemui di Denpasar, Jumat (23/10) serangkaian pengumuman pemenang Lomba Ogoh-Ogoh Se-Bali Tahun 2020 serangkaian Pengrupukan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1942. 


Setelah dilaksanakan penjurian di masing-masing Kabupaten/ Kota, Gubernur Bali menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 486/03-J/HK/2020 Tentang Pemenang Lomba Ogoh-Ogoh Se-Bali Tahun 2020.


1. Kabupaten Gianyar, 

Terbaik I Peserta dari ST.Purwa Jati Kumara Gana, 

Banjar Teges Kanginan, 

Desa Adat Teges Kanginan, 

Kecamatan Ubud

Nilai 1790

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Bawi Mutun 


Terbaik II Peserta dari STT.Eka Yowana Canti

Banjar Pujung Kaja  

Desa Adat Telepud

Kecamatan Tegalalang

Nilai   1745 

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Gamang - Hana Maya 


Terbaik III Peserta dari STT Abra Puspa

Banjar Benawah Kangin 

Desa Adat Benawah 

Kecamatan Gianyar 

Nilai 1730 

Nama/ Judul Ogoh-Ogoh Bawi Serengi.


2. Kabupaten Bangli,

Terbaik I Peserta dari STT.Kertha Giri 

Banjar Pekuwon

Desa Adat Cempaga 

Kecamatan Bangli

Nilai 1659

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Brahmana Keling 


Terbaik II Peserta dari STT Asta Dharma Kerti      

Banjar Tiga

Desa Adat Tiga

Kecamatan Susut

Nilai 1607

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Tarakasura 


Terbaik III Peserta dari ST.Kusuma Giri   

Banjar Surakarma

Desa Adat Kintamani

Kecamatan Kintamani

Nilai 1572

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Ajian Paksha Bhaerawa


3. Kabupaten Badung

Terbaik I Peserta dari ST.Widya Dharma      

Banjar Tengah

Desa Adat Pecatu

Kecamatan Kuta Selatan

Nilai 1864

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Kala Agung 


Terbaik II Peserta dari ST.Bhakti Asih

Banjar Teba

Desa Adat Jimbaran

Kecamatan Kuta Selatan

Nilai1839

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Dorakala 


Terbaik III Peserta dari ST Tunas Remaja     

Banjar Umahanyar

Desa Adat Penarungan

Kecamatan Mengwi

Nilai 1829

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Kama Salah



4. Kota Denpasar

Terbaik I Peserta dari STT.Tunas Muda     

Banjar Dukuh Mertajati

Desa Adat Sidakarya

Kecamatan  Denpasar Selatan

Nilai 89.125

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Pengadangadang 


Terbaik II Peserta dari STT.Dharma Cita     

Banjar Abian Kapas Tengah

Desa Adat Sumerta

Kecamatan Denpasar Timur

Nilai 88.875

Nama/Judul Ogoh-Ogoh 

Katattwaning Smara Reka 


Terbaik III Peserta dari STT.Puta Yasa  

Banjar Pengiasan

Desa Adat Denpasar

Kecamatan Denpasar Barat

Nilai 88,375

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Khrisna Kalya


5. Kabupaten Klungkung

Terbaik I Peserta dari ST.Dharma Buana Karya    

Banjar Tengah Dusun Kawan 

Desa Adat Tohpati

Kecamatan Banjarangkan

Nilai 1941

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Anila 


Terbaik II Peserta dari STT.Giri Mekar Sari    

Banjar Sulang

Desa Adat Sulang

Kecamatan Dawan

Nilai 1787

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Purusadha 


Terbaik III Peserta dari ST.Panji Saraswati     

Banjar Budaga

Desa Adat Budaga

Kecamatan Klungkung

Nilai 1771

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Kala Dungulan


6. Kabupaten Buleleng

Terbaik I Peserta dari STT.Cruti Widya  Sesana

Banjar  Adat Pucaksari

Desa Adat Pucaksari

Kecamatan Busung Biu

Nilai 603

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Kereb Akasa 


Terbaik II Peserta dari STT.Kusa Ananta    

Banjar Dinas Ambengan 

Desa Adat Banjar

Kecamatan Banjar

Nilai 601

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Kala Bhuta Dungulan 


Terbaik III Peserta dari STT Abhirama Devari     

Banjar Adat Liligundi

Desa Adat Buleleng

Kecamatan Buleleng

Nilai 597

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sang Jogor Manik


7. Kabupaten Karangasem

Terbaik I Peserta dari STT.Anom Darsana    

Banjar Kodok Darsana

Desa Adat Karangasem 

Kecamatan Karangsem

Nilai 238.5

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Sri Tattwa Sidhi 


Terbaik II Peserta dari STT. Sorpa

Banjar Kayu Putih  

Desa Adat Bebandem

Kecamatan Bebandem

Nilai 236,11

Nama/Judul Ogoh-ogoh Bawi Srenggi 


Terbaik III Peserta dari ST Eka Buana Bina Ratra     

Banjar Sidakarya

Desa Adat Tabola

Kecamatan Sidemen

Nilai 233,85

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Gringsing Wayang


8. Kabupaten Tabanan 

Terbaik I Peserta dari STT Puspa Kencana     

Banjar Baturiti Tengah

Desa Adat Bale Agung

Kecamatan Kerambitan

Nilai 1714

Nama/Judul Ogoh-Ogot Bawi Srenggi 


Terbaik II Peserta dari STT.Dharma Putra     

Banjar Batunya

Desa Adat Batunya

Kecamatan Baturiti

Nilai 1708

Nama Judul Ogoh-Ogoh Bawi Syati 


Terbaik III Peserta dari STT Tri Tunggal Sari     

Banjar Antap Dajan Sema

Desa Adat  Antap Kaja

Kecamatan Selemadeg

Nilai 1651

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Pamurtining Hyang Ibu


9. Kabupaten Jembrana 

Terbaik I Peserta dari ST.Darma Kerthi

Banjar Cepaka 

Desa Adat Pangyangan 

Kecamatan Pekutatan 

Nilai 1705 

Nama/ Judul Ogoh-Ogoh Dwarapala Murka 


Terbaik II Peserta dari STT Satrya Tri Tunggal  

Banjar Tibutanggang

Desa Adat Giri Utama   

Kecamatan Mendoyo

Nilai 1625

Nama/Judul Ogoh-Ogoh Dewi Kali 


Terbaik III Peserta dari STT Eka Cita

Banjar Menega 

Desa Adat Dauh Waru 

Kecamatan Jembrana 

Nilai 1615

Nama/ Judul Ogoh-Ogoh Wraha Astramaya [*]

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved