-->

Rabu, 02 Juli 2025

Dolanan Anak Mepatung-Patungan Jembrana Pukau Penonton PKB 2025


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt Denpasar 

Jembrana , Bali Kini -   Suasana Panggung Terbuka Ardha Candra Denpasar berubah meriah saat Duta Kabupaten Jembrana, Sekaa Dharma Kerti Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara tampil memukau membawakan garapan Dolanan Mepatung-Patungan dalam ajang Utsawa Gong Kebyar Anak-anak Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025, Selasa (1/7/2025).

Tampil bersama duta Kabupaten Karangasem, penampilan duta Kabupaten Jembrana sukses menyedot perhatian dan decak kagum penonton yang memadati arena pertunjukan. Hadir langsung, Gubernur Bali, Wayan Koster, Forkopimda Jembrana, Kepala OPD dilingkungan Pemkab Jembrana.

Dolanan Mepatung-Patungan sendiri terinspirasi dari perkembangan jaman yang begitu pesatnya. Dimana saat ini banyak anak lebih fokus pada gadget. Hal ini menjadi perhatian karena penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak, serta perkembangan sosial mereka.

Melihat fenomena tersebut maka muncul ide untuk melestarikan permainan Dolanan yang berjudul Mepatung-Patungan. Tarian dolanan ini menggambarkan semangat anak-anak dalam permainan tradisional yang sederhana namun bermakna. 

Geraknya mengasah konsentrasi, raganya ditempa sehat, dan hatinya ditanamkan nilai sportifitas sejati. Dalam derap langkah dan sorak riang, tersirat pesan: tak semua permainan harus digital, ada warisan budaya yang hidup dalam tubuh yang bergerak dan hati yang gembira.

Lebih menariknya lagi, gaya bahasa dialog yang digunakan menggunakan bahasa khas “Negaroa” sehingga tidak sedikit dari penonton yang bersorak ria.

Sebelum menampilkan pertunjukan pamungkasnya, Duta Gong Kebyar anak-anak Kabupaten Jembrana juga menampilkan Tabuh Kreasi yang berjudul Sulaya Sahela dan Tari Kidang Kencana. 

Sulaya adalah perdebatan, sedangkan sahela adalah satu tujuan.

Memaknai konsep paruman, berdebat untuk satu tujuan, yakni mengatur hubungan sosial agar terciptanya jagat kerthi, keharmonisan dalam hubungan sosial. Perdebatan dalam sebuah paruman ini menjadi ide dasar komposisi kreasi kekebyaran yang disusun melalui intuisi, menggambarkan sebuah perdebatan dalam paruman.

Berbagai macam instrumen menggambarkan masyarakat dengan karakter yang berbeda. Dua jenis pukulan  on beat dan off beat  merupakan simbol perbedaan yang menuju satu tujuan, dengan rel alur melody sebagai landasan. 

Penonjolan pola reong, suling, kendang, serta kotekan merupakan penggambaran masukan dalam sebuah paruman. Sementara itu, permainan bersama menunjukkan tercapainya sebuah kesepakatan.

Tari Kidang Kencana merupakan salah satu tarian yang berasal dari Bali. Tari Kidang Kencana "merekam" keceriaan sekawanan kijang di keluasan belantara raya. Saat purnama bersinar penuh, satwa bertanduk indah itu menumpahkan kegembiraannya. Berlari, melompat dan saling bercengkerama sambil bermandi cahaya bulan. 

Namun, keceriaan mereka mendadak berubah gaduh lantaran ada seekor kijang bertingkah yang berujung pada kesalah pahaman. Teman-temannya sepakat untuk mencelakainya. Beruntung, kesalah pahaman itu cepat teratasi dan mereka kembali rukun. 

Pesona satwa kijang itu sukses ditransformasikan ke dalam "bahasa" gerak yang ritmis, dinamis dan estetis. Tari ini diciptakan pada tahun 1983 oleh I Gusti Agung Ngurah Supartha yang dipermanis dengan iringan gamelan gong kebyar yang ditata artistik oleh I Wayan Beratha dan sentuhan gegerongan oleh IGB Arsaja.

Sementara itu, Bupati Kembang Hartawan yang didampingi Ny. Ani Setiawarini mengapresiasi penampilan duta gong kebyar anak-anak Kabupaten Jembrana pada PKB tahun ini.

”Penampilan yang disuguhkan anak-anak Jembrana sangat luar biasa sekali. Para penonton sangat terhibur sekali. Penampilan Sekaa Dharma Kerti Desa Tegal Badeng Timur dari Jembrana dalam garapan Dolanan Mepatung-Patungan mempertegas peran anak-anak Bali sebagai pelestari budaya di ajang PKB 2025,” tutupnya

Jumat, 27 Juni 2025

Rekasedana Kesenian Topeng Gases Bali Sukses Pukau Penonton PKB XLVII,

 


Ket foto : Penampilan Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII yang sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center pada Kamis (26/6) malam.
 

Angkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana Sebagai Puncak Penyempurnaan. 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini -Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center pada Kamis (26/6) malam. Dengan mengangkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana, sajian pementasan ini sukses memanjakan penonton dengan sajian topeng khas Kota Denpasar. 

Hadir langsung memberikan dukungan dalam kesempatan tersebut, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Anggota DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Kourator PKB XLVII, Prof. Dr. I Made Bandem, serta seluruh penonton yang antusias hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center. 

Sajian pementasan diawali dengan penampilan Topeng Panglembar yakni Topeng Keras dan Topeng Tua. Dilanjutkan dengan Topeng dengan penokohan Penasar, Wijil, Dalem Arsa Wijaya, Punakawan, Parekan, Patih serta Topeng Dalem Sidakarya.

Kordinator Sekehe Topeng Gases Bali, Ketut Indra Wijaya mengatakan, dalam tradisi Hindu Bali, Nyenuk berasal dari kata nyukat yang bermakna mengukur dan menakar. Upacara ini merupakan ritual sakral yang menjadi puncak penyempurnaan rangkaian yadnya. 

"Upacara ini melambangkan keseimbangan Tri Hita Karana, yakni ketaatan pada dewata atau parahyangan, harmoni sesama manusia  atau pawongan, dan penghormatan pada alam atau palemahan. Nyenuk adalah wujud ritual sebelumnya dimurnikan sebelum persembahan naik ke khayangan," ujarnya. 

Dikatakan Indra Wijaya, ketika Ida Dalem Waturenggong beserta para abdi dan masyarakat sedang melakukan yadnya di Pura Basukian yang di barengi oleh Ida Dalem Sidakarya dalam suasana penuh khidmat. Dimana, masyarakat bersatu dalam semangat ngayah mempersiapkan segala sarana upacara dari banten, gamelan, hingga tari-tarian suci. 

Dikatakannya, rangkaian ritual ini diwarnai dengan pementasan tarian sakral yang ditampilkan pada saat-saat khusus. Ida Dalem Sidakarya hadir sebagai simbol pemurnian dan penutup dari seluruh prosesi, membawa berkat, serta mengusir segala bentuk kekotoran dan energi negatif. 

"Cerita ini di garap dalam sebuah pementasan seni ini bukan sekadar hiburan, tetapi merupakan wujud rasa syukur mendalam ke hadapan Sang Pencipta atas kelancaran upacara dan kehidupan yang diberkahi. Dalam tarian itu, tersirat doa-doa, harapan, dan penghormatan kepada para dewata, alam semesta," ujarnya. 

"Upacara Nyenuk ritual yang mengukur kesempurnaan yadnya melalui seni dan spiritualitas. Pementasan ini adalah refleksi Nyastra-Nyagini dengan seni sebagai ritual masyarakat Bali. Topeng Sidakarya dihidupkan bukan sebagai tontonan, melainkan tirta yadnya air suci yang mengalirkan dharma melalui gerak, nada, dan makna," ujarnya. 

Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekaa Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada PKB XLVII yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  

Alit Wiradana mengaku bangga dengan penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar yang mengutamakan regenerasi dan sekehe sebunan dalam satu desa. Pihaknya juga optimis Duta Kota Denpasar dapat memperoleh hasil yang maksimal pada lomba tahun ini. 

“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, bahkan sukses mengundang gelak tawa penonton, semoga kesenian Topeng di Kota Denpasar tetap ajeg dan lestari,” ujar Alit Wiradana

Kamis, 26 Juni 2025

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara Budaga Tampil Memukau di PKB 2025


Laporan Reporter : Tim lpt Denpasar 

Denpasar , Bali Kini - Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara, Desa Adat Budaga, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung tampil memukau dalam Parade Gong Kebyar Anak-anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025 di panggung terbuka Arda Candra Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Minggu (22/6/2025). 

Penampilan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara Budaga ini mendapat apresiasi dari Bupati Klungkung yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Administrasi Umum (Asisten 3) Pemkab Klungkung Dewa Gde Darmawan, dan dihadiri Asisten 1 dan Kepala OPD Pemkab Klungkung beserta jajarannya. 

Tampil bersama Duta Kabupaten Bangli, Sekaa Gong Anak-anak Panji Gita Semara, Desa Adat Budaga, menyuguhkan 3 (tiga) penampilan dihadapan ribuan penonton dikalangan Terbuka Arda Candra. Diawali dari penampilan Tabuh Kreasi “Budha Aga” Buda Aga sebuah karya tabuh kreasi yang coba direpresentasikan oleh penanta, dengan menggambarkan perjalanan spiritual dan intelektual manusia menuju puncak kedewasaan batin. Buda berarti akal pikiran, dan Aga berarti tempat atau puncak. Gabungan keduanya mencerminkan sebuah tempat sakral bernama Budaga, sebuah simbol ruang perenungan, di mana akal budi dan pikiran manusia diuji, ditempa, dan dimurnikan.

Garapan ini merepresentasikan transformasi manusia dari kebimbangan dan kekacauan pikiran menuju keseimbangan dan kebijaksanaan. Alur musikal berkembang dari dinamika yang kompleks dan penuh ketegangan, mencerminkan pergolakan batin, menuju pola-pola ritmis yang lebih harmonis sebagai simbol pencapaian kedewasaan spiritual.

Buda Aga juga bisa dimaknai sebagai figur pendeta yang menjaga dan menetap di suatu wilayah suci. Sosok ini menjadi penjaga nilai-nilai luhur, penuntun generasi menuju terang pikiran dan kejernihan hati. Dalam semangat itu, garapan ini tidak hanya menjadi ekspresi musikal, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap warisan kebijaksanaan lokal yang terus hidup dalam denyut budaya Bali, khususnya diwilayah desa Adat Budaga. 


Penanggung Jawab: Bupati Klungkung

Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung

Bendesa Adat Budaga Penasehat: Prajuru Adat Budaga Komposer: Putu Andre Prayuda. 

Penampilan kedua menampilkan tari “Tari Cilinaya” di dalam tradisi Bali, Cili adalah lambang kecantikan. Tarian ini melukiskan sekelompok wanita cantik dengan gerakannya yang lemah gemulai, sedang menari-nari sambil bersukaria mempertontonkan kecantikannya. Berbeda dengan banyak tari Bali lainnya yang lebih menonjolkan delik mata yang tajam, tarian ini dibawakan secara riang gembira dan penuh dengan senyuman. Tarian ini juga menonjolkan sisi keanggunan gerakan dari para penarinya. Terinspirasi dari ornamen “cili” yang terdapat pada lamak Bali yang digunakan tatkala ada upacara adat atau agama. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Dibia dengan Pembina Tari: Agung Putra Dalem dan Pembina Tabuh: Gung Agus Putu Andre.

Penampilan memukau yakni Dolanan "Tung Tang Tung Ting" yang Ibaratkan kertas putih, sebuah proses pembelajaran pada sekolah untuk membentuk kualitas dan juga jati diri anak-anak tergantung pada sistem pendidikan, pengajar, dan juga karakter anak itu sendiri. Kesalahan konsep pendidikan akan menentukan bagaimana hasil daripada pendidikan tersebut. Begitu juga sebaliknya, karakter anak-anak yang memang sedang berada dalam lingkungan negatif dan pengaruh yang tidak baik juga menentukan hasil daripada pendidikan tersebut. Pentingnya pengawasan orang tua ketika anak-anak berada di luar jam sekolah juga sangat menentukan sebuah hasil dari semua tujuan itu.

Pengembangan dalam satu bidang, fokus dalam satu bakat yang dimiliki oleh anak-anak akan menentukan jati diri dan masa depan anak itu sendiri. Seperti Desa Adat Budaga. Sampai saat ini, kesenian, budaya, dan tradisi yang masih sangat ajeg mempengaruhi karakter, minat, dan bakat anak-anak di lingkungan Desa Adat Budaga untuk masih bergelut dan menggemari kesenian tradisional warisan leluhur, untuk dipelajari dan dilakoni agar tetap ajeg dan lestari. Dengan Penata Tari: Wah Lanyuk dan Yuda Pramada, Penata Tabuh: Agung Arys Prayoga dan Koordinator: Kadek Alit Ratmaja.

Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra Duta Denpasar Tampil Apik di PKB XLVII


Ket foto : Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menyaksikan penampilan Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat sebagai Duta Kota Denpasar pada Utsawa Gong Kebyar Anak PKB XLVII di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Rabu (25/6) malam.

Digawangi Anak-Anak, Dolanan Bertajuk Memedi-Median Sukses Undang Gelak Tawa Penonton. 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Duta kesenian Kota Denpasar menunjukan penampilan apiknya pada minggu awal gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025. Sebagai Duta Kota Denpasar pada Utsawa Gong Kebyar Aanak-Anak, Sekehe Gong Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat sebagai Duta Kota Denpasar sukses membawakan seluruh materi pementasan dengan baik di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Rabu (25/6) malam.

Tampil mebarung dengan Gong Kebyar Anak-anak Sanggar Seni Manik Uttara, Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Sekehe Gong Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sukses memukau ribuan pasang mata yang hadir. Sebanyak tiga materi turut dibawakan, yakni Tabuh Kreasi Baru Pepanggulan berujul Tapa Rare, Tari Merak Angelo dan Tari Dolanan Memedi-median yang berhasil mengundang sorak sorai, tepuk tangan hingga gelak tawa penonton. 

Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana, serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. 

Kordinator Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, I Ketut Sumarna mengaku bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar meski pada akhir pementasan turun hujan. Dimana, pihaknya mengaku telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun untuk membina anak-anak guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Anak-Anak. 

Lebih lanjut dijelaskan, pada pementasan kali ini, Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi. Yakni Tabuh Kreasi Baru Pepanggulan berujul Tapa Rare, Tari Merak Angelo dan Tari Dolanan Memedi-median.

Dikatakannya, Tapa Rare yang merupakan judul Tabuh Kreasi Pepanggulan bermakna Tapa Rare bermakna konsekuensi anak-anak dari pikiran dan perilaku yang dilakukannya. Dunia anak-anak yang kreatif dan penuh imajinasi yang muncul dari pola meniru sesuatu yang mereka amati. Selanjutnya untuk Tari Merak Angelo merupakan karya tari yang mengekspresikan Burung Merak Jantan yang memamerkan bulu ekornya yang Panjang berwarna - warni yang begitu indah untuk menarik perhatian Burung Merak Betina.

Dan sebagai persembahan pamungkas turut ditampilkan Tari Dolanan Memedi-Median. Garapan ini terinspirasi dari nilai luhur "Vasudhaiva Kutumbakam", yang berarti “Seluruh dunia adalah satu keluarga”. Melalui permainan tradisional Memedi-Median yang menjadi pesan universal tentang pentingnya menjaga keharmonisan alam semesta.

“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar, meski ada kendala cuaca sedikit, namun secara menyeluruh sudah sangat maksimal,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya ekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sebagai Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  

Alit Wiradana mengaku bangga dengan penabuh anak-anak yang juga tak kalah hebat dengan penabuh dewasa dalam memainkan gambelan gong kebyar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema. Sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik.

“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih dolanan yang luar biasa membuat penonton tertawa, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh anak-anak Denpasar juga sangat luar biasa,” jelasnya.

Selasa, 24 Juni 2025

Tampil heroik dipanggung , Sanggar Seni Kumara Widya Suara Sekaa Jegog Jembrana bawakan lima garapan tari di PKB 2025


Laporan Reporter : Ajn / Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini - Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara, Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Duta Kabupaten Jembrana tampil heroik di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, Senin (23/6).

Tampil di Kalangan Madya Mandala komplek Art Center Denpasar, sekaa jegog berhasil menyedot antusias masyarakat untuk menyaksikan salah satu kesenian khas Jembrana tersebut.

Penampilan duta kesenian asal Jembrana ini membawa lima garapan tabuh dan tarian. Diantaranya Tabuh Petegak  "Goak Ngolol", Tabuh Kreasi Jegog " Rotation Of Galaxy", kemudian Tari "Luihing Paksi", Tabuh Teruntungan dan yang terakhir Tari Kreasi Jejangeran "Semara Madu".

Tabuh Goak Ngolol ingin menuangkan ke dalam sebuah garapan tabuh petegak jegog klasik dengan komposisi cah cah pangi yang bernuansa cepat, keras dan dinamis dengan ornamentasi selangkitan dan oncang-oncangan yang menggambarkan keceriaan dan energiknya burung gagak ketika mendapatkan mangsanya.

Begitupula andalan tabuh teruntungan berjudul "Pabuan" yang merupakan simbol yang digunakan dalam upacara Hindu di Bali. Buah, base, pamor, mako, gambir diyakini mampu memberikan kekuatan dan mengolah energi sebagai sumber kehidupan.

Selanjutnya, Tabuh Kreasi Jegog "Rotation Of Galaxy“ yang mengandung makna sebuah naluri pencipta dalam memvisualkan bentuk galaksi bima sakti yang saat ini masih berputar diatas kita.

Melalui karya ini, diharapkan dapat mencerna bagaimana kemajuan musik pada gamelan jegog saat ini telah berkembang. Secara musikalitas penggambaran elemen di atas akan sangat jelas terlihat melalui permainan pola- pola yang telah di formulasi sesuai dengan sistem masif yang berada pada putaran galaksi yang bergantung pada gerak gravitasi dan tata surya.

Tari Luihing Paksi yang merupakan garapan tari karya I Gede Arya Mayasa, S,Sn sebagai penata tari dan I Nyoman Sutama S.Skar sebagai penata tabuh menggambarkan burung Jalak Putih yang mahardika terbang kesana kemari menikmati kehidupan dan alam di sekitarnya.

Sebagai sajian pamungkas, Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara membawakan tari kreasi jejangeran "Semara Madu". Sebuah karya tari yang terilhami dari tari Jegog Tempoe Doloe, serta mengadopsi pola gerak-gerak pada tari janger yang telah dikembangkan.

Tari ini  merupakan sebuah karya tari pergaulan yang menggambarkan dinamika dan harmonisasi romantisme para remaja putra dan putri. Tari diciptakan dan pertama kali dipentaskan pada tahun 2013 diajah HUT Kota Negara, di Jembrana.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupten Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara mengungkapkan, Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara, Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring telah dipersiapkan secara maksimal untuk bisa memberikan hiburan bagi para penonton yang hadir di PKB tahun ini.

“Astungkara, penampilan sekaa jegog ini bisa menghibur. Animo penonton juga terlihat sangat antusias menyaksikan duta kabupaten Jembrana,” ucapnya. 

Sabtu, 21 Juni 2025

Pemkab Jembrana Santuni Keluarga PMI asal Samblong Jembrana meninggal di Jepang.


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini – Wujud kepedulian, Pemerintah Kabupaten Jembrana serahkan santunan sebesar Rp. 5 Juta, kepada keluarga Pekerja Migran Indoneisa (PMI) asal Jembrana, Alm. Ni Kadek Ari Dwi Riyandini, yang meninggal dunia di Jepang.

Bantuan ini diserahkan langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, I Ketut Armita, mewakili Bupati Jembrana kepada Keluarga Korban di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Jembrana, Sabtu (21/6)

“ Kami mewakili Bupati Jembrana menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum kadek diberikan tempat yang layak disisinya. Kehadiran juga serahkan santunan dari karyawan-karyawati Pemkab Jembrana, untuk ikut meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh kadek yang merupakan seorang PMI yang meninggal di Jepang, “ ucap I Ketut Armita kepada keluarga korban.

Lebih lanjut, I Ketut Armita menjelaskan Pemkab Jembrana telah berpartisipasi dalam penjemputan jenazah di Bandara Ngurah Rai Denpasar. Rasa  duka cita mendalam juga sebelumnya ikut disampaikan Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan saat melayat disampaikan  langsung kepada pihak keluarga.

“  dalam rangka penjemputan jenazah di bandara Ngurah Rai Denpasar, kita memfasilitasi 1 unit ambulan, kemudian 1 mobil untuk mengajak keluarga almarhum untuk ikut menjemput jenazah, “ imbuhnya

Untuk diketahui, Kadek Ari mengembuskan napas terakhir di Jepang pada Minggu (25/5/2025) sekitar pukul 00.20 waktu setempat. Ia diketahui berangkat ke Negeri Sakura pada 2022 melalui jalur resmi dengan kontrak kerja selama tiga tahun dan visa kategori Technical Intern Training.

Namun, belum genap dua tahun, Kadek Ari memutuskan kabur dari tempat kerjanya itu. Ia lantas memutuskan menjadi pekerja ilegal di sektor pertanian di Prefektur Ibaraki, Jepang.

Setelah menjadi pekerja ilegal, kondisi kesehatan Kadek Ari mulai menurun. Kadek Ari menderita asam lambung yang kemudian berkembang menjadi komplikasi. Lantaran berstatus ilegal, ia tidak memiliki asuransi atau jaminan kesehatan hingga kesulitan mendapatkan perawatan medis yang memadai. 

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved