-->

Kamis, 14 Agustus 2025

TPA Ditutup, Warga Karangasem Temukan Cara Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

TPA Ditutup, Warga Karangasem Temukan Cara Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar

 


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Ditengah persoalan sampah yang terasa tak berujung, terlebih setelah penutupan dua Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bali Timur, yakni TPA Linggasana dan TPA Butus, sebuah komunitas pecinta lingkungan hadir menawarkan solusi. Mereka turun langsung ke masyarakat untuk membantu mengatasi masalah sampah dengan cara sederhana namun efektif.

Pada Kamis (14/8/2025), dalam pameran HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Lapangan Candra Buana, salah satu stan yang mencuri perhatian adalah “Karangasem Bisa, Bumi Lestari Bebas Sampah”. Stan ini digagas oleh beberapa organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, seperti Bank Sampah Bali Pertiwi, PAKIS, KPK (Kelompok Pemulung Karangasem), Yayasan Bali Kumara dan lainnya. 

Nyoman Arya, Owner Bank Sampah Bali Pertiwi menjelaskan jika tujuan stand tersebut berdiri ialah untuk sosialisasi ke masyarakat bagaimana mengelola sampah dengan cara sederhana. Langkah ini diharapkan mampu mendukung peran pemerintah dalam mengurangi timbunan sampah.

“Kami tawarkan solusi sederhana. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk melalui bio pori, komposting, eco enzym, atau teba modern. Sementara sampah anorganik bisa dibawa ke bank sampah. Dengan cara ini, yang benar-benar berakhir di TPA hanya residu,” ujarnya.

Salah satu inovasi yang dipamerkan adalah mesin destilasi sampah plastik. Mesin ini dirancang untuk mengolah plastik kecil yang sulit didaur ulang, seperti potongan plastik tipis, menjadi bio-solar. Prosesnya menggunakan sistem an-aerob tanpa asap, di mana api dari bawah memanaskan plastik sehingga uapnya terkondensasi menjadi minyak.

“Minyak yang dihasilkan bisa digunakan kembali, misalnya untuk bahan bakar mesin pemotong rumput atau menghidupkan api di dalam mesin itu sendiri. Dari 5 kg plastik, bisa dihasilkan sekitar 50 ml bio-solar dalam waktu dua jam,” jelas Arya.

Mesin sederhana ini memerlukan biaya pembuatan sekitar Rp6 juta dan diharapkan dapat menjadi solusi tambahan dalam pengelolaan sampah, sekaligus mengurangi beban TPA di Karangasem. 

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved