Senin, 21 April 2025
Minggu, 20 April 2025

Tohlangkir Muay Thai Undang Masyarakat Saksikan KRFF 2025, Aksi Seru Para Petarung Siap Menggelegar di GOR Gunung Agung!
Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini – Tohlangkir Muay Thai yang bermarkas di Jalur 11, Jalan Veteran, Karangasem, mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan menyaksikan gelaran akbar Karangasem Ring of Fire Fight (KRFF) yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 26 April 2025, bertempat di GOR Gunung Agung. Gate akan dimulai dari pukul 08.00 WITA.
Event ini akan menjadi panggung bagi para petarung Muay Thai Karangasem, termasuk atletyang telah memenangkan pertarungan di Makassar Fight Event, yang turut ambil bagian sebagai salah satu peserta. Pertarungan sengit dan atraksi bela diri spektakuler dipastikan akan menghibur dan membakar semangat para penonton.
Sebagai bentuk promosi sekaligus pemanasan menjelang KRFF, sejumlah atlet Muay Thai dai Tohlangkir Muay Thai dari tampil dalam Car Free Day (CFD) pada Minggu, 20 April 2025. Aksi mereka sukses menyedot perhatian masyarakat Karangasem yang tampak antusias dan memberikan apresiasi hangat. Pertunjukan ini diharapkan mampu meningkatkan minat dan partisipasi warga untuk datang menyaksikan KRFF secara langsung.
"Tohlangkir Muay Thai sendiri telah mempersiapkan para atlet terbaiknya untuk bertanding tidak hanya di KRFF, tetapi juga dalam ajang kejuaraan Muay Thai tingkat Porjar yang akan digelar pada bulan Mei 2025 mendatang," Tandas Coach Ariawan. Persiapan intensif terus dilakukan demi membawa nama Karangasem ke level yang lebih tinggi di dunia olahraga bela diri.
KRFF 2025 menjadi momen penting untuk memperkenalkan Muay Thai sebagai olahraga yang tidak hanya penuh teknik dan kekuatan, tetapi juga membentuk kedisiplinan dan karakter para atlet.
Catat Tanggalnya!
Karangasem Ring of Fire Fight (KRFF)
Sabtu, 26 April 2025
GOR Gunung Agung, Karangasem
Open gate: 08.00 WITA.

Ketua DPRD Karangasem Ucapkan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan
Laporan tim: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini – Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, I Wayan Suastika, ST, menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan kepada seluruh umat Hindu di Bali dan seluruh Nusantara.
Pada tahun 2025, Hari Raya Galungan jatuh pada Rabu, 23 April, sedangkan Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelahnya, yakni pada Sabtu, 3 Mei 2025.
"Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan hari suci yang sangat penting bagi umat Hindu, sebagai peringatan terciptanya alam semesta beserta isinya, serta sebagai simbol kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan)," ujar Suastika.
Ia menambahkan bahwa pada hari suci tersebut, umat Hindu, khususnya di Bali, melaksanakan persembahyangan secara serentak kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa beserta seluruh manifestasi-Nya, sebagai wujud syukur dan bhakti atas anugerah, rahmat, dan keselamatan yang telah diberikan.
Melalui momen suci ini, Suastika mewakili segenap Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Karangasem turut mendoakan agar seluruh umat Hindu senantiasa diberikan kerahayuan (kedamaian dan keselamatan).
“Om Ano Bhadrah Krattawoyantu Wistawah – Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan, dumogi sareng sami manggih kerahayuan,” tutupnya.
Sabtu, 19 April 2025

Jembrana fokuskan dana PHR Tiga Kabupaten untuk infrastruktur
Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana
Bali Kini – Enam kabupaten di Bali, termasuk Kabupaten Jembrana, resmi menandatangani Naskah Kesepakatan Bersama untuk mendukung percepatan pembangunan proyek strategis provinsi. Penandatanganan ini berlangsung di Gedung Kertha Sabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jumat (18/4), dipimpin langsung oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, dan didampingi Wakil Gubernur, I Nyoman Giri Prasta.
Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, turut hadir dan menandatangani langsung naskah tersebut menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada tiga daerah di Bali, yakni Kabupaten Badung, Kota Denpasar, dan Kabupaten Gianyar, yang secara resmi mulai hari ini memberikan minimal 10 persen dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari Pajak Hotel dan Restoran (PHR) kepada enam kabupaten/kota lainnya di Bali, termasuk Kabupaten Jembrana.
Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebagai wujud nyata semangat kebersamaan dan pemerataan pembangunan antardaerah di Bali.
"Suksma kepada Kabupaten Badung, Denpasar, dan Gianyar atas dukungan dan kepeduliannya. Ini adalah langkah konkret untuk memperkuat solidaritas antardaerah,"ujar Bupati Kembang
Kesepakatan ini mencakup pemberian Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masing-masing kabupaten, yang akan dialokasikan untuk mendanai proyek strategis provinsi, pembangunan infrastruktur, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengembangan objek wisata unggulan.
Sebanyak 50 persen dari dana BKK akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur strategis dan prioritas di masing-masing kabupaten/kota. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mempercepat pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh Bali.
Menurut Gubernur Koster, BKK ini dibiayai dari alokasi 10 persen Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) dari sektor jasa perhotelan dan makanan/minuman yang berasal dari Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Gianyar. Dana tersebut disalurkan kepada enam kabupaten penerima, termasuk Jembrana.
“Mekanisme BKK ini telah diatur dalam Peraturan Gubernur. Dana tersebut diprioritaskan untuk mendukung program strategis provinsi, khususnya pembangunan infrastruktur yang menjadi kebutuhan utama di berbagai wilayah,” ujar Koster.
Penandatanganan naskah ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antarwilayah demi Bali yang lebih maju, merata, dan berkelanjutan.

Gelas Kertas Jadi Paradoks Dalam Euforia Hijau
Laporan Reporter : Tim Lpt Denpasar
Bali Kini - Penggunaan gelas kertas menjadi paradoks ditengah meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, sebagai alternatif populer untuk menggantikan plastik sekali pakai. Setiap hari, jutaan orang beralih ke gelas kertas, yang dianggap sebagai simbol gerakan "euforia hijau". Namun, di balik popularitasnya, terdapat paradoks yang perlu dicermati lebih dalam.
Akademisi Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi, Universitas Warmadewa, I Nengah Muliarta mengungkapkan gelas kertas sering dipandang sebagai solusi ramah lingkungan, menawarkan harapan untuk mengurangi limbah plastik yang mencemari lingkungan. "Konsumen berbondong-bondong beralih dari gelas plastik ke gelas kertas, percaya bahwa langkah kecil ini akan membuat perbedaan besar," kata Muliarta saat ditemui di Denpasar pada Sabtu (19/4/2025).
Muliarta menjelaskan bahwa meskipun gelas kertas terbuat dari bahan yang dapat terurai, proses produksinya memerlukan bahan baku signifikan, termasuk kayu, air, dan energi. Proses pembuatan yang intensif ini mengurangi sumber daya alam dan berkontribusi pada deforestasi, Banyak gelas kertas juga dilapisi dengan polimer plastik untuk menjaga ketahanan dan mencegah kebocoran, yang membuatnya sulit untuk didaur ulang.
Muliarta menyebutkan sebuah penelitian berjudul “Microplastics and other harmful substances released from disposable paper cups into hot water” yang dipublikasikan pada jurnal Journal of Hazardous Materials tahun 2021 menyebutkan bahwa gelas kertas sekali pakai dengan film hidrofobik yang terbuat dari plastik (polietilen) atau kopolimer dapat melepaskan mikroplastik, ion, dan logam berat ke dalam air panas, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Hasil penelitian lainnya dilakukan yang ditulis dalam artikel berjudul “Nanoplastics from disposable paper cups and microwavable food containers” dan dipublikasikan di Journal of Hazardous Materials tahun 2024 mengungkapkan bahwa gelas kertas sekali pakai berlapis low-density polyethylene (LDPE) melepaskan hingga 26 kali lebih banyak nanoplastik daripada gelas yang dilapisi polylactic acid (PLA).
Temuan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang apakah euforia hijau yang diharapkan justru menciptakan lebih banyak limbah daripada yang ingin dikurangi. Penggunaan gelas kertas yang berlebihan dapat mengaburkan tujuan awal pengurangan sampah plastik.
Muliarta juga menyoroti perilaku konsumen yang sering kali merasa bahwa penggunaan gelas kertas adalah tindakan sepenuhnya ramah lingkungan. "Euforia hijau ini menciptakan ilusi bahwa kita dapat menggunakan gelas kertas secara berlebihan tanpa dampak negatif," jelasnya.
Guna mencapai keberlanjutan yang sejati, diperlukan inovasi dalam teknologi daur ulang dan peningkatan kesadaran tentang praktik keberlanjutan. Masyarakat perlu dididik tentang dampak lingkungan dari semua jenis kemasan. Selain itu, Muliarta merekomendasikan penggunaan gelas yang dapat digunakan kembali, seperti gelas stainless steel atau kaca, yang menawarkan solusi lebih berkelanjutan dalam jangka panjang.
Pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendorong perubahan melalui kebijakan yang mendukung keberlanjutan. Penerapan pajak pada produk sekali pakai dan insentif bagi perusahaan yang menggunakan kemasan ramah lingkungan dapat menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk produk yang lebih berkelanjutan.
Paradoks gelas kertas ini mengingatkan bahwa mencari solusi untuk masalah lingkungan memerlukan kehati-hatian agar tidak terjebak dalam euforia yang menyesatkan. Euforia hijau bukan sekadar tren, tetapi panggilan untuk bertindak secara bijaksana. Memahami kompleksitas yang ada memungkinkan langkah-langkah lebih efektif dalam melindungi planet.
“Dengan langkah-langkah yang tepat dan kesadaran yang lebih besar, masa depan lingkungan dapat lebih berkelanjutan, memastikan bahwa kita tidak hanya beralih dari satu masalah ke masalah lainnya” paparnya.
Rabu, 16 April 2025

Pemkot Denpasar Ngaturang Bhakti Penganyar Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih
Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede serta jajaran Pemkot Denpasar saat ngaturang Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4).
Laporan Reporter : Agus
Denpasar, Bali Kini - Jajaran Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4). Pelaksanaan Bhakti Penganyar dipimpin Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede beserta Anggota DPRD Kota Denpasar.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar tampak ngayah mesolah topeng wali. Turut hadir Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.
Silih berganti pemedek datang di kawasan Penataran Pura Agung Besakih untuk ngaturang bhakti sejak Puncak Karya pada Purnama Kedasa, Sabtu (12/4) lalu. Pelaksanaan Bhakti Penganyar Pemkot Denpasar diawali dengan pengilen Tari Rejang Renteng, Wayang Lemah dan Topeng Wali. Merdu suara tetabuhan Gong Gede, kekidungan serta denting genta menambah khidmat suasana. Rangkaian prosesi diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Talikup, Griya Kawolubiau Muncan.
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Walikota, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih ini merupakan momentum bagi seluruh umat Hindu untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Selain itu, momen ini juga baik dimanfaatkan sebagai ajang mulatsarira. Sehingga keseimbangan alam semesta beserta isinya dapat tercipta.
"Tentu ini merupakan momentum bagi kita bersama untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta memohon asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa," jelasnya
Jaya Negara menambahkan, pelaksanaan Bhakti Penganyar juga bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar atas kelancaran dalam menjalankan swadharma membangun daerah. Dimana, rasa persatuan (menyama braya) umat Hindu harus terus dipupuk agar yadnya sebagai wujud syukur dapat terus kita laksanakan guna meningkatkan sradha dan bakti umat sesuai dengan swadarma menuju keseimbangan alam semesta.
"Melalui Bhakti Penganyar ini diharapkan mampu memberikan energi Dharma yang dapat memberikan hal positif bagi jagat Bali untuk membersihkan dan menetralisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya," imbuhnya
Untuk diketahui, rangkaian untuk pelaksanaan upacara Ida Batara Turun Kabeh, berlangsung selama 21 hari. Untuk puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh jatuh pada Purnama Sasih Kedasa pada 12 April lalu. Setelahnya, pada tanggal 13 April sampai dengan 2 Mei dilaksanakan upacara penganyar dari seluruh kabupaten/kota se-Bali, dan juga dari panitia karya upacara Pura Agung Besakih. Untuk panyineban karya akan dilaksanakan pada 3 Mei 2025.

1 WIKITHON PARTISIPASI PUBLIK-WISYA WISATA
Denpasar, Bali Kini - Setelah sukses menyelenggarakan Lomba Wikithon Partisipasi Publik: Bali Lestari dan merumuskan hasilnya menjadi policy brief (risalah kebijakan) melalui Dialog Kebijakan, BASAbali Wiki kembali mempertemukan pemuda dengan stakeholder untuk berpartisipasi dalam isu publik melalui Dialog Kebijakan #1 Wikithon Wisya Wisata, (15/4). Pada Wikithon Bali Lestari sebelumnya, dua sesi Dialog Kebijakan yang digelar BASAbali Wiki berhasil mengangkat karya pemenang Wikithon Bali Lestari menjadi policy brief yang disusun bersama pemuda, pemerintah, praktisi, akademisi, dan komunitas lingkungan. Policy brief tersebut menjadi dasar pembuatan Pangeling-eling Panca Pamahayu Pura di Pura Ulun Danu Batur serta Pangeling-eling Catur Pamahayu Pura di Desa Kubutambahan dan Pura Agung Besakih. Implementasi ini selaras dengan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2025 tentang Tatanan bagi Pamedek/Pengunjung saat Memasuki dan Berada di Kawasan Suci Pura Agung Besakih selama Pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh. Selain itu, BASAbali Wiki juga berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih “Malasti Resik” yang dilaksanakan bertepatan dengan prosesi malasti dalam rangkaian upacara IBTK 2025 di Pura Agung Besakih sebagai bentuk nyata kolaborasi antar generasi dan institusi.
Tidak berhenti pada isu lingkungan, BASAbali Wiki sebagai organisasi yang bertujuan memperkuat peran pemuda dalam menyikapi isu publik melalui platform digital berbahasa Bali, kembali menggugah kesadaran publik melalui Lomba Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata yang berfokus pada isu pariwisata di Bali. Kompetisi ini berlangsung pada 18 Februari–21 Maret 2025 dengan mengajak pemuda untuk menyampaikan gagasannya melalui pendapat singkat berbahasa Bali dan infografis yang menjawab tantangan “Bagaimana cara mendetoksifikasi racun pariwisata di Bali?”. Sebanyak 306 karya Wikithon berhasil diunggah pada laman basabaliwiki.org dengan peserta dari kalangan SMA/SMK/Sederajat, mahasiswa, hingga masyarakat umum. Karya-karya tersebut dinilai oleh 3 dewan juri ternama dan pakar dalam bidang pariwisata, yakni Tjokorda Bagus Pemayun (Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali), Ni Luh Djelantik (DPD RI Dapil Bali), dan Putu Diah Sastri Pitanatri (Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pariwisata Bali). Sebagai bagian dari rangkaian Lomba Wikithon Wisya Wisata, BASAbali Wiki juga menyelenggarakan webinar daring berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali serta lokakarya ke sekolah dan komunitas pemuda di daerah Denpasar, Badung, dan Gianyar, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemuda dalam pemahaman dan empati isu, penulisan persuasif, desain grafis, dan literasi digital.
Director of Program & Engagement BASAbali Wiki, K. L. Herdayatamma menyatakan bahwa “Wikithon ini bukan hanya menjadi kompetisi biasa yang berhenti pada level gagasan, tetapi juga mendorong sampai ke level implementasi.” Melalui Dialog Kebijakan, BASAbali Wiki mempertemukan pemuda dengan para pemangku kepentingan untuk menyampaikan gagasan mereka secara langsung. Proses ini memberikan ruang bagi peserta muda untuk mendapatkan masukan berharga dari berbagai perspektif, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, hingga komunitas, sehingga gagasan yang mereka hasilkan dapat dipertajam, dikonkretkan, dan siap untuk diimplementasikan secara nyata.
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Bahasa Provinsi Bali ini, mengundang 60 peserta dari pemuda dan stakeholder terkait seperti pemerintah, pelaku pariwisata, akademisi, media, dan komunitas untuk membahas isu pariwisata Bali secara setara, terbuka, dan kolaboratif. Para peserta dialog dibagi menjadi 4 pos yang membahas tema berdasarkan hasil pemetaan potensi implementasi karya pemenang Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata. Melalui dialog ini, peserta bersama-sama mengembangkan solusi inovatif terhadap isu pariwisata Bali dan membuka ruang diskusi yang konstruktif dan aman. Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun konsensus di antara pemangku kepentingan, mendukung kebijakan yang akan diimplementasikan, dan memberi kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan kapasitas dalam perumusan kebijakan publik.
Kegiatan Dialog Kebijakan ini dihadiri oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Balai Bahasa Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar, Akademisi Poltekpar Bali dan UHN IGB Sugriwa Denpasar, Kasi Kes. Sos Kelurahan Ubud, Bendesa Desa Adat Canggu, Penyarikan Desa Adat Sanur, Manggala Utama Pasikian Yowana Bali, Forkom Desa Wisata, Praktisi pariwisata dari Finns Beach Club dan Manajemen Monkey Forest Ubud, Dewan Juri Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata, Duta Bahasa Provinsi Bali, Jegeg Bagus Bali, Duta Pariwisata Provinsi Bali, Media Harian Nusa Bali, guru-guru dari SMAN 4 Denpasar, SMKN 5 Negara, SMKN 1 Manggis, SMAN 2 Sukawati, dan SMAN 1 Bebandem, Yowana Abhinaya BASAbali Wiki, serta seluruh pemenang Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata.
Pada Dialog Kebijakan ini, para peserta merumuskan berbagai rekomendasi aksi yang berfokus pada pemerataan dan pengelolaan pariwisata Bali secara lebih berkelanjutan. Beberapa di antaranya adalah pemetaan, pembaruan, dan pelengkapan informasi destinasi wisata yang belum populer melalui kolaborasi antara pemuda, BASAbali Wiki, dan UPT SPBE Diskominfo Provinsi Bali selaku pengelola lovebali.baliprov.go.id, serta kerja sama dengan Perumda Kerthi Bali Sejahtera untuk mendukung pariwisata digital berbasis budaya. Selain itu, peserta juga mengusulkan edukasi publik melalui media sosial, penyusunan kartu panduan do’s and don’ts bagi wisatawan, serta advokasi kepada pemangku kebijakan. Upaya promosi destinasi wisata alternatif seperti Alas Utama Medewi dan Lembu Putih Desa Taro yang akan dimulai dengan pelatihan kapasitas SDM lokal. Rekomendasi lainnya mencakup sosialisasi dan pelatihan terkait pengelolaan kelompok sadar wisata (pokdarwis), pembuatan video promosi, hingga podcast tentang desa wisata seperti Desa Kendran Gianyar, sebagai bentuk kampanye kreatif dari generasi muda.
Usai menggelar Dialog Kebijakan, BASAbali Wiki memberikan penghargaan kepada para pemenang Wikithon Partisipasi Publik-Wisya Wisata. Lomba kategori Pendapat Singkat Berbahasa Bali tingkat SMA/SMK se-Bali diraih oleh Cokordaa dari SMAN 4 Denpasar sebagai juara satu, Marsyayunda5 dari SMAN 1 Bebandem sebagai juara dua, dan Malqikadek dari SMAN 2 Sukawati sebagai juara tiga. Lomba kategori Pendapat Singkat Berbahasa Bali tingkat Mahasiswa dan Umum diraih oleh AyuIntan dari Universitas Dhyana Pura yang berhasil meraih juara satu dan Rendrayahya32 dari Takalar Sulawesi Selatan sebagai juara dua. Lomba kategori Infografis Berbahasa Bali dimenangkan oleh WindiPutri dari FKMGMP Bahasa Bali, Premasanthi87 dari SMKN 5 Negara sebagai juara kedua, dan Baskara dari Yowana Desa Adat Canggu sebagai juara ketiga. Kategori Juara Favorit dengan jumlah vote sebanyak 166 diraih oleh Niputri8527 dari SMKN 1 Manggis.
Kepala Sub Bagian Umum Balai Bahasa Provinsi Bali, I Nyoman Sutrisna, S.S., M.Hum., mengatakan, sangat mengapresiasi dan mendukung program BASAbali Wiki dalam melestarikan bahasa, sastra, dan budaya Bali serta program partisipasi publik yang melibatkan pemuda, pemerintah, dan stakeholder terkait. Program & Engagement Director BASAbali Wiki, K. L. Herdayatamma menegaskan bahwa, Dialog Kebijakan #1 ini mengusung pendekatan diskusi setara (egalitarian discussion), yaitu metode dialog yang menempatkan semua peserta tanpa memandang latar belakang, usia, jabatan, atau status sosial, sebagai mitra sejajar dalam proses pertukaran gagasan dan pengambilan keputusan. Melalui pendekatan ini, peserta dialog diharapkan terus berkomitmen untuk terlibat aktif, merasa memiliki atas solusi yang dirumuskan bersama, dan bersama-sama mengawal implementasinya dengan para pemangku kepentingan. Policy brief sebagai jembatan antara kajian ilmiah dan pengambilan kebijakan publik. Risalah ini akan memuat sejumlah opsi bagi para pengambil keputusan untuk menanggapi isu overtourism di Bali secara kontekstual dan intervensional. Dialog Kebijakan #1 menjadi langkah awal yang akan dilanjutkan ke Dialog Kebijakan #2 guna menyempurnakan dan mencapai konsensus terhadap policy brief sebelum diimplementasikan secara kolaboratif oleh semua pihak.*
Selasa, 15 April 2025

Lomba Balita Sehat Untuk Hari Kartini
Laporan Reporter : Jro Ari
Denpasar , Bali Kini - Desa Sumerta Kelod Denpasar Timur dalam menyambut peringatan hari Kartini, menggelar lomba Balita Sehat. Dengan mengambil tempat di kantor desa, Selasa (15/4) diikuti 10 Banjar dengan masing banjar 2 peserta balita.
Di sela kegiatan berlangsung, Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, mengapresiasi kegiatan ini dan mengatakan setiap orang tua pasti menginginkan anak yang sehat dan cerdas. Tentunya hal ini tidak mudah dicapai tanpa upaya dan pengasuhan yang benar sejak anak masih di dalam kandungan.
Pola pengasuhan dan pemantauan pertumbuhan serta perkembangan sangat diperlukan bagi anak terutama di dua tahun pertama kehidupannya," kata Ny. Antari Jaya Negara.
Sementara itu, Perbekel Desa Sumerta Kelod, Gusti Ketut Anom Suardana menjelaskan, perlombaan ini diikuti oleh 20 balita, yang berasal dari 10 Banjar di lingkungan Desa Sumerta Kelod. Adapun kategori terbagi menjadi dua yakni, Kategori A 6-20 bulan dan Kategori B 24-50 bulan.
Kriteria penilaian sendiri meliputi penilaian fisik, seperti berat badan, tinggi badan, kondisi kesehatan gigi, status Ibu apakah menggunakan kontrasepsi KB atau tidak, dan juga kesejahteraan orang tua termasuk didalamnya latarbelakang pendidikan orang tua.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram