Balikini.net- Terminal Pesiapan merupakan terminal terbesar yang ada di Kabupaten Tabanan. Selain berfungsi sebagi terminal, dalam kesehariannya juga dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Tabanan untuk tempat berdagang berdagang kebutuhan hidup sehari-hari. Nyatanya pula selain dua fungsi tadi Terminal Pesiapan sejak lama juga menyimpan bisnis birahi atau bisnis esek-esek. Terkait dengan fungsinya yang terakhir tersebut mendapat komentar keras dari anggota Komisi IV DPRD Tabanan, I Gusti Komang Wastana, S.Pd.
“Ya, “habisi” saja bisnis esek-esek yang terjadi selama ini di Terminal Pesiapan”, ungkapnya, belum lama ini.
Wastana mengatakan, ia melihat kenyataan pahit yang terjadi di masyarakat yakni banyaknya kini kasus HIV yang merebak di Tabanan. Termasuk pula inveksi HIV yang terjadi dikalangan remaja dan perempuan atau ibu-ibu. Dalam resesnya di bulan Maret 2016 lalu ia juga mendapat aspirasi dari kalangan pemuda bahwa bisnis esek-esek yang terjadi di Terminal Pesiapan selayaknya ditutup.
Politikus PDIP ini juga mengatakan konstribusi Terminal Pesiapan terhadap merebaknya kasus HIV di Tabanan ini terjadi karena ia melihat adanya kesan pembiaran. Kesan pembiaran ini terlihat dari lemahnya sistem pengawasan terhadap keberadaan dari terminal tersebut. Bahkan iapun menuding bahwa masih adanya bisnis esek-esek di Terminal Pesiapan ini dikarenakan adanya oknum-oknum yang membekinginya.
Mantan Perbekel Desa Dauh Peken Tabanan ini menambahkan, ketika dirinya dulu duduk sebagai perbekel, upaya penutupan bisnis esek-esek ini pernah dilakukan disekitar tahun 2010 silam. Namun tidak lama kemudian bisnis tersebut kembali bergeliat. Dalam kenyataannya, bisnis esek-esek ini ternyata lebih banyak merugikan masyarakat dibandingkan dampak keuntungan yang didatangkannya.
“Saya melihat tidak ada keuntungan apapun yang didatangkan dari bisnis esek-esek yang terjadi di Terminal Pesiapan. Sehingga sekali lagi saya tegaskan “habisi” saja bisnis esek-esek yang terjadi di terminal tersebut”, tegasnya.
Berbicara “menghabisi” terminal pesiapan, Wastana mengatakan bahwa hal tersebut sejatinya pekerjaan yang mudah. Ia memberi contoh, Ibu Risma (Walikota Surabaya) mampu menutup bisnis esek-esek di Dolly dan Ahok (Gubernur DKI Jakarta) mampu menutup “bisnis lendir” di Kali Jodo. Baginya, keberhasilan Risma dan Ahok menutup lokalisasi diwilayah yang dipimpinnya tersebut modalnya sangat sederhana. Yakni kemauan dan keseriusan.
Lebih jauh lagi Wastana mengatakan bahwa dalam upaya meminimalisir kasus HIV di Tabanan, sasaran tembaknya tidak hanya pada Terminal Pesiapan. Baginya, ada tempat-tempat lain yang juga sangat berpeluang dalam menyebarkan virus HIV. Tempat lain yang dimaksudkannya adalah kafe remang-remang dan beberapa panti pijat yang kini berdiri di Tabanan.
“Keberadaan kafe remang-remang dan beberapa panti pijat berpotensi dalam menyebarkan virus HIV. Ini harus segera diantisipasi dengan cara meninjau proses perijinannya dan menutup bisnis tersebut apabila memang terbukti didalamnya terjadi bisnis esek-esek”, sebutnya.
Wastana berharap sekaligus memberikan sebuah solusi. Yakni setelah nantinya bisnis esek-esek di Terminal Pesiapan ditutup, harus dilanjutkan dengan penataan ulang. Terutama untuk menghilangkan kesan kumuhnya. Setidaknya, selain sebagai terminal, ditempat tersebut juga dibangun ruang terbuka hijau. Sehingga masyarakat Tabanan memiliki tempat hiburan alternatif yang murah ditengah minimnya ruang-ruang publik yang dimiliki Tabanan. (Rah/r7)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram