-->

Kamis, 18 Februari 2021

Dewan Provinsi Sambut Baik Soal Bantuan Bibit Babi ke Peternak

Dewan Provinsi Sambut Baik Soal Bantuan Bibit Babi ke Peternak

BaliKini,Denpasar - African Swine Fever (ASF) atau Flu babi Afrika yang kini mewabah membuat para peternak babi di Bali kelimpungan. Disinyalir jumlah yang mati hampir setengah dari total populasi babi di Bali.

Mengatasi populasi babi yang berkurang itu, Pemerintah Provinsi Bali akan memberikan bantuan 1.700 bibit babi kepada peternak pada tahun ini. Bantuan bibit babi ini sudah dialokasikan anggarannya dalam APBD Induk 2021 sebesar Rp2,04 Miliar. 


"Tahun 2021 ini dari APBD 2021 sudah disetujui bantuan ternak babi kepada khususnya peternak-peternak yang awal 2020 banyak mati babinya," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali IB Wisnuardhana dan menegaskan jika bantuan ini masih terbatas. "Karena itu, bantuan diprioritaskan kepada peternak di daerah yang banyak babinya mati," imbuhnya.


 

Wakil Ketua Komisi II DPRD Bali Utami Dwi Suryadi menyambut baik rencana pemberian bantuan bibit babi tersebut, walaupun jumlahnya masih kurang. "Sebenarnya sangat kurang karena kemarin babi yang mati kena penyakit 200 ribu lebih. Tapi berapapun itu patut disyukuri karena bantuan ternak lain juga ada berupa sapi maupun ayam," kata Utami.


Srikandi partai Demokrat ini meminta Pemprov agar bibit babi yang akan dibagikan kepada peternak nanti harus benar-benar dalam kondisi sehat. "Semoga dalam pemberian bibit babi melalui seleksi yg ketat agar tidak tercemar penyakit lagi," kata Utami.


Sekretaris Perkumpulan Peternak Hewan Monogastrik Indonesia (PHMI) Putu Ria Wijayanti mengingatkan Pemprov Bali agar tidak mendatangkan bibit babi dari luar Bali untuk mencegah kemungkinan penularan virus ASF. 


"Kami menolak rencana pemerintah yang akan mendatangkan bibit babi dari luar bali dalam rangka pemberian batuan 1.700 bibit babi kepada peternak. Saat ini tidak aman mendatangkan bibit luar. Bila pemerintah ingin memberikan bantuan bibit, hendaknya bibit yang diberikan berasal dari peternak babi di Bali, bukan dari luar Bali," tegas Ria.


Kekawatiran itu langsung dijawab Wisnuardhana bahwa Pemprov Bali memastikan bibit babi tidak didatangkan dari luar Bali karena adanya ancaman penularan virus ASF. Pihaknya akan membeli bibit babi dari beberapa peternakan besar di Bali. "Di sini ada peternakan-peternakan besar, swasta. Ada delapan peternakan besar swasta. Di sanalah kita akan cari bibitnya," katanya.


Untuk diketahui, populasi babi di Bali berkurang karena 292 ribu ekor babi  mati akibat suspect virus ASF pada tahun 2020. Babi yang mati ini hampir setengah dari populasi babi di Bali yang jumlahnya 690.379 ekor. 


Kematian terbanyak terjadi di Buleleng sebanyak 79.612 ekor, disusul Tabanan (60.844), Gianyar (57.305), Badung (55.490), Bangli (12.242), Denpasar (9.954), Jembrana (8.582), Klungkung (5.201) dan Karangasem (2.858). Akibat kematian babi ini, peternak mengalami kerugian hampir Rp 876 Miliar.[ar/r5]

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved