-->

Kamis, 15 September 2022

Warga Desa Seraya Alami Kesulitan Air Bersih

 Warga Desa Seraya Alami Kesulitan Air Bersih


Karangasem, Bali Kini -
  Musim kemarau panjang tiba, warga di Desa Seraya Timur, Kecamatan/Kabupaten Karangasem mulai  kekeringan dan kesulitan mendapatkan air bersih. Tahun inipun mereka mengalami hal yang sama, penyebabnya ialah stok air yang ditampung dalam cubang saat musim hujan telah habis dan kering kerontang. 


Warga Bukit Catu, Desa Seraya Timur berbondong-bondong membawa ember besar dikepalanya, mendaki bukit curam dengan jurang yang dalam sedalam ratusan meter berjalan kaki untuk sampai pada sumber air bersih, yakni Bukit Jumas yang merupakan satu-satunya sumber air bersih. 


Sungguh tangguh, para warga ini. Bayangkan, tak hanya sekali, Hal ini mereka lakukan setiap hari, demi penuhi air untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, memasak juga mencuci. Setiap hari mereka harus mendaki bukit curam yang berada di ketinggian 2300 MDPL ini, ditambah lagi cuaca yang panas dan jarak tempuh yang lumayan jauh. 



Beberapa orang warga mengantri bergiliran mengisi air di ember besar mereka. Antrian bahkan bisa sampai berham-jam karena saking kecilnya curah air yang mengucur di pegunungan tersebut. Jika dilihat, sumber air tersebut berasal dari rembesan air dari akar pohon di tebing diatasnya. 


Ni Ketut Sari salah satu warga Dusun Bukit Catu yang ikut mengantri mengatakan jika satu ember besar air tersebut baru terisi penuh setelah 40 menit lamanya. "Disini tidak ada sumber mata air lagi jadi cuman ini saja yang ada. Saya berangkat dari jam enam pagi, perjalanan dua jam hingga sampai disini. Untuk menunggu giliran bisa sampai empat jam baru dapat. Perjalanan pulang juga ditempuh dalam waktu dua jam," Tandasnya. 


Ni Wayan Sulendri yang juga warga yang mengambil air di tempat tersebut, bahkan terpaksa mengajak kedua anaknya untuk mendaki menuju sumber air. "Walaupun sebenarnya takut juga mengajak anak-anak, tapi saya tidak punya pilihan lain," Katanya.


Sementara, Kadus Bukit Catu, I Made Kari pada Rabu (14/9/2022) mengatakan ada 170 KK yang bergantung pada sumber mata air yang debit airnya sangat kecil itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari mereka. "Kami berharap pememrintah pusat, provinsi dan daerah bisa mencarikan solusi untuk mengatasi masalah kesulitan air bersih yang dihadapi warga kami ini, dimana masalah ini sebenarnya sudah ada bertahun-tahun lamanya, namun belum ditangani dengan serius," Tandasnya. ( Ami)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved