Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini – Rangkaian Upacara Baligia Utama di Puri Agung Karangasem pada Senin (21/7/2025) dilanjutkan dengan digelarnya Resi Bojana, sebuah upacara persembahan sebagai ungkapan terima kasih kepada Ide Pedande Sulinggih Siwa-Buda, baik lanang maupun istri, yang telah menjadi pemuput upacara. 100 sulinggih lanang dan istri yang telah memuput acara hadir dalam momen sakral ini.
Resi Bojana tak hanya menjadi bentuk penghormatan kepada para sulinggih, tetapi juga menandai berakhirnya rangkaian upacara Baligia secara harmonis dan penuh rasa syukur. Kehadiran para sulinggih suci dimaknai sebagai simbol kesucian dan keseimbangan spiritual.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula para undangan, terdiri dari Tokoh masyarakat, Kerabat keluarga Besar Puri dari seluruh Bali hingga raja Nusantara, berbagai tokoh penting lainnya seperti budayawan, tokoh etnis, tokoh politik, tokoh pariwisata, hingga tokoh nasional lainnya. Kehadiran mereka membangkitkan kembali suasana mewah khas kerajaan dalam balutan nuansa spiritual dan adat Bali yang kuat.
Beberapa tokoh yang turut hadir di antaranya: Ni Luh Djelantik, aktivis yang tengah naik daun, I Ketut Putra Ismaya Jaya, tokoh politik Bali, Ibu Ayu Heni Losan, istri dari Menteri BUMN Erick Thohir. KGPAA Mangkunegoro X, pemimpin Mangkunegaran. Paduka YM SPDB Pangeran Edward Syah Pernong selaku Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan ke-23 Kepaksian Pernong Lampung, yang juga dalam kesempatan tersebut menyampaikan pidatonya.
Tak hanya para tokoh nasional dan adat, pejabat tinggi negara juga tampak menghadiri acara ini.
Sementara itu, pengusaha Kaori Wini yang hadir menjadi undangan, menyoroti pentingnya pelestarian makna dari upacara Baligia. Ia menyebut bahwa generasi muda harus mengetahui dan memahami nilai-nilai yang tersirat dalam upacara ini, bukan hanya melihat sisi kemewahan atau keramaian semata. “Baligia adalah tatanan sakral. Pertanyaannya: apakah dari tahun ke tahun ada peran aktif dari masyarakat dan desa adat? Ini yang harus dijaga agar warisan ini tetap hidup,” ujarnya.
Upacara Baligia tidak hanya menjadi ritual adat, tapi juga momentum spiritual dan budaya yang mempersatukan seluruh elemen masyarakat Bali dan Nusantara, sekaligus menjadi refleksi akan pentingnya menjaga warisan leluhur secara bermakna.
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram