-->

Selasa, 23 Juli 2024

Jajaran Pemkab Tabanan Laksanakan Bhakti Penganyar di Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo


Tabanan , Bali Kini  -
Jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan melaksanakan persembahyangan Bhakti Penganyar sekaligus tingkatkan sradha bhakti sebagai umat beragama di Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur pada Minggu, (21/7) dan Pura Mandara Giri, Semeru Agung, Lumajang, Jawa Timur pada Senin, (22/7). Yang mana rombongan Nganyarin tersebut dipimpin langsung Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE., MM., bersama Istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya.



Turut hadir, Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan beserta Istri, beberapa anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda, para Asisten beserta Istri dan Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Tabanan beserta staf, Jajaran TP PKK Tabanan, Instansi Vertikal dan BUMD di Tabanan, Forum Perbekel se-Kabupaten Tabanan serta undangan terkait lainnya. Rangkaian persembahyangan saat itu berlangsung dengan khidmat dan lancar.



Perjalanan Sanjaya beserta rombongan diawali dengan mengikuti pujawali di Pura Luhur Giri Salaka yang terletak di tengah areal Taman Nasional Alas Purwo, dimana Pujawali ini dilaksanakan setiap 210 hari sekali dan puncaknya jatuh pada Rabu 17 Juli 2024 sebelumnya yang bertepatan dengan rahina Pagerwesi. Bupati Sanjaya menyambut baik pelaksanaan pujawali tersebut sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta ajang meningkatkan spiritualitas diri sebagai umat beragama.



Di hari berikutnya, rombongan kemudian melanjutkan menghaturkan bhakti penganyar dalam rangkaian karya Panca Wali Krama di Pura Mandara Giri Semeru Agung, dimana Karya Panca Wali Krama di pura yang menjadi salah satu Pura penting di Kabupaten Lumajang tersebut mencapai puncaknya pada, Sabtu, 20 Juli 2024 sebelumnya, yang bertepatan dengan Purnama Kasa, dan akan diakhiri dengan upacara nyineb pada 4 Agustus 2024. Persembahyangan di pura tersebut juga berlangsung dengan penuh khidmat dengan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat umat sedharma dari berbagai daerah.



Melalui momentum tersebut, Bupati Sanjaya menyampaikan rasa syukurnya karena bisa bersama-sama jajaran Pemkab Tabanan melaksanakan bakti di dua Pura suci tersebut.  Bahkan di Pura Alas Purwo, Bunda Rai beserta Jajaran TP PKK Tabanan sempatkan Ngayah Nari Rejang, begitu juga di Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Uniknya juga, Pimpinan nomor satu di Kabupaten Tabanan dan Bunda Rai juga sempatkan ngayah megambel bersama sekaa gong wanita Pemkab Tabanan dalam rangkaian upacara persembahyangan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung.  



"Jadi kami sangat bersyukur sekali kembali bisa hadir menghaturkan bakti, juga ngaturang ayah di Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo dan Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang. Ini adalah bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Tabanan dalam upaya pelestarian tradisi, adat, agama dan budaya sekaligus menjaga hubungan spiritual dan mempererat tali persaudaraan antar umat sedharma. Semoga kegiatan ini membawa berkah dan manfaat positif serta kedamaian bagi kita semua," harap Sanjaya. 



Bunda Rai juga menambahkan, bahwa kegiatan ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai spiritual, tetapi juga mampu mempererat ikatan kebersamaan. "Saya merasa sangat senang dapat ikut serta menghaturkan bakti dan ngayah Nari Rejang bersama jajaran TP PKK Tabanan di Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo dan Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang. Ini adalah momen yang sangat berarti bagi kita semua untuk bersama-sama memanjatkan doa dan memohon asung kerta wara nugraha dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa," imbuhnya. 



Terkait kehadiran Bupati Tabanan beserta rombongan dalam Bhakti Penganyar ini, Ketua PHDI Kabupaten Lumajang dalam kesempatan tersebut menyambut baik Bupati beserta rombongan di Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Pihaknya sampaikan ucapan terima kasihnya kepada Bupati Sanjaya beserta rombongan yang telah hadir menghaturkan Bhakti Penganyar dan terus memberikan dukungan pada umat sedharma khususnya di Lumajang. "Sekali lagi saya haturkan terima kasih yang tinggi atas dukungan yang telah diberikan dalam persiapan Upakara Panca Wali Krama di Pura Mandara Giri, Semeru Agung dan dukungannya pada umat disini," pungkasnya. [jem]

Senin, 22 Juli 2024

Nyepi Desa Adat Kesimpar, Dijaga Ketat Pecalang


Karangasem, Bali Kini -
Desa Adat Kesimpar, Abang menyelenggarakan Nyepi Adat rangkaian upacara Usaba Dodol Pura Desa, Senin (22/7/2024). Penjagaan ketat dilaksanakan pecalang Desa Adat Kesimpar, didampingi oleh Bhabinkamtibmas setempat. 


Penjagaan diadakan di setiap perempatan jalan yang ada di 4 wilayah yakni; Desa Abang, Desa Pidpid,Desa Kesimpar dan Desa Nawakerti yang berada dalam naungan Desa Adat Kesimpar.  Tiap-tiap jalan menuju desa ditutup, kecuali jalan nasional. Setiap pengendara yang ingin memasuki atau melewati jalan di Desa tersebut tidak diperbolehkan untuk masuk atau berhenti di wilayah Nyepi. Mereka langsung dialihkan ke jalan lain, atau diharuskan putar balik. 


Penjagaan Nyepi Adat di Desa Abang, sama ketatnya dengan penjagaan Nyepi Nasional. Menurut Pengurus Pecalang Desa Adat Kesimpar, Nyoman Arya mengatakan jika belum ada aturan tertulis terkait sanksi oleh pelanggar, namun dipastikan akan mendapat hukum adat. 


"Selama ini sih belum ada yang melanggar, kami antisipasi dengan melakukan peringatan terlebih dahulu, tapi sanksi adat bagi para pelanggar itu ada," Katanya. 


Nyepi adat ini dilaksanakan start dari pukul 07.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita. Dimana catur brata penyepian tetap dilaksanakan seperti pada umumnya, hingga batas waktu yang ditentukan. Seluruh fasilitas umum seperti Kantor pos, kantor Camat, Kantor Desa atau instansi, sekolah, pasar dan para pedagang tutup dan diliburkan. Sementara, pengamanan oleh polisi tetap berjalan. (Ami)

Bupati Tamba Sebut TPI Pengambengan Bakal Menjadi Destinasi Wisata Perikanan


Jembrana, Bali Kini
- Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan dengan potensi yang tinggi serta telah masuknya investasi, Pelabuhan Perikanan  Pengambengan ( PPI ) dikecamatan Negara bakal menjadi destinasi wisata perikanan di Jembrana. Keberadaan pelabuhan perikanan juga akan mendukung pengembangan wisata bahari di Kabupaten Jembrana . Dengan masuknya investasi , diyakini akan dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

 Optimisme itu Ia sampaikan saat menghadiri tasyukuran Petik Laut, Sabtu (20 /7) dipadati Ribuan masyarakat di TPI Pengambengan.

"Selamat kepada masyarakat pengambengan,  ada investasi disini masuk. Mudah-mudahan ditahun ini bisa groundbreaking . Nilainya sangat besar Rp 1,7 Triliun. Tentunya  masuknya investasi dan dibangunnya pelabuhan ikan pengambengan , kita ingin masyarakat mendapat manfaat ,"  ungkap Bupati Tamba dalam sambutannya. 

Sebelumnya ,  Menparekraf Sandiaga Uno juga sempat berkunjung ke Jembrana untuk  meninjau Pelabuhan Pengambangan Jembrana yang Direncanakan Jadi Destinasi Wisata Bahari

Menparekraf Sandiaga mengatakan, rencana PPN Pengambengan ini diharapkan menjadi suatu tujuan destinasi wisata baru di Kabupaten Jembrana dan diharapkan dapat memeratakan wisatawan ke kawasan Bali Barat, mengingat sampai saat ini wisatawan memusat di Bali Selatan.

Mendukung kesiapan itu, Bupati Tamba juga menghimbau dan mengajak  warga yang secara langsung memanfaatkan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Selat Bali dan sepanjang pantai Kabupaten Jembrana untuk ikut menjaga.

Dengan turut melindungi dan melestarikan alam itu  membantu terpeliharanya daya dukung dan kualitas lingkungan secara seimbang dan berkelanjutan. 

"Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Jembrana akan selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan serta kapasitas para nelayan dengan berbagai program / kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan, " tandasnya. 

Dukungan itu salah satunya melalui acara Petik Laut, Bupati Tamba memaknai sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkap yang melimpah.

Rasa syukur nelayan atas hasil yang  didapat dari laut. 

"Saya juga berdoa setelah sleesainya acara ini, semoga tuhan yang maha kuasa melimpahkan rejekinya dan melimpah limpah kepada nelayan di pengambengan dan seluruh nelayan yang ada di kabupaten jembrana, " ucapnya. 

Kegiatan petik laut ini diisi dengan berbagai kegiatan, salah satunya Larung Sesaji yang dilakukan di tengah laut, sekitar 13 Perahu dan 80 viber sudah di hias untuk ikut serta dalam acara tersebut. Kegiatan ini menjadi tradisi masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari hasil laut  tiap memasuki bulan muharam

Sementara itu, Kepala Desa Pengambengan Kamaruzzaman menjelaskan, Kegiatan Petik Laut ini dilaksanakan dari tanggal 14 sampai 20 Juli puncaknya. 

"Dapat kami laporkan kepada bapak bupati dari 13 perahu yang berjejer disini di sebelah selatan juga ada 80 viber yang sudah di hias untuk ikut serta melarung ke laut, " jelasnya.

Kamaruzzaman juga menegaskan kegiatan ini diadakan Pemerintah Desa bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jembrana dibawah naungan bupati Jembrana yang turut memberikan  bantuan. 

"Hari ini saya ucapkan terimakasih kepada bapak bupati telah hadir ditengah-tengah masyarakat kami disini, kami merasa bangga, dan kami merasa disayangi, " pungkasnya. ( Hum)

Hadiri Lomba Jukung Memeriahkan Petik Laut Desa Air Kuning, Bupati Tamba Dukung penguatan tradisi


Jembrana , Bali Kini
- Puluhan Peserta ikuti Lomba Jukung Layar Bupati CUP I dalam acara Petik Laut, Pada Minggu, 21 Juli 2024 di Desa Air Kuning, yang sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat pesisir. 

Tasyakuran petik laut ini serangkaian Peringatan Tahun Baru Islam / Asyura Tahun 1446 H, yang juga dilaksanakan setiap memasuki bulan Muharram. 

Dibuka secara langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba, Petik Laut sebagai upaya melestarikan tradisi masyarakat pesisir, dan ungkapan rasa syukur atas hasil tangkap yang melimpah. 

"Terimakasih kepada seluruh nelayan yang telah ikut berperan aktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat jembrana, khususnya dalam penyediaan ikan, " ungkap Bupati Tamba dalam sambutannya. 

Bupati Tamba mengatakan dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten Jembrana juga selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan serta kapasitas para nelayan dengan berbagai program/kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan, maupun dari anggaran. 

" Untuk penguatan  tradisi senantiasa kita dukung . Petik laut dari tahun ketahun sudah kita bantu .

Hari ini anggarannya kita gunakan dari kecamatan  dan desa senilai 100 juta mudah-mudahan bisa dipergunakan dengan baik, " ujarnya. 


Saat itu, Bupati juga menjelaskan terkait Irigasi yang rencananya akan menjadi program prioritas di tahun 2025. 

"Masalah irigasi bapak bupati ditahun 2025 akan fokus ke masalah irigasi kita untuk memperbaiki bendungan-bendungan, memperbaiki juga saluran-saluran irigasi, parit-parit atau dam-dam kecil sebagai salah satu yang menopang untuk kesejahteraan petani kita, " ucap Bupati Tamba. 


Lebih lanjut, program Irigasi ini nantinya sebagai salah satu sarana pendukung bagi para Petani Kabupaten Jembrana untuk menyambut Jembrana Emas 2026.

"Jadi kita menyambut jembrana emas ini semua kita siapkan, pertaniannya juga kita siapkan, karena pada saat  Jembrana menjadi kunjungan wisata nanti jangan sampai kita tidak punya sayur, tidak punya buah. Sayur buah harus dari kita untuk dimakan oleh wisatawan yang datang ke Jembrana, " tandasnya. 


Sementara Perbekel Desa Air Kuning Samsudin mengatakan terkait Lomba Jukung Layar diikuti oleh 50 peserta perwakilan dari 5 Banjar yang masing-masing Banjar 10 peserta. 

"Untuk Juara I nantinya akan mendapat hadiah 1,5 juta, juara II 1juta, juara III 750 ribu, dan juara IV 500 ribu, peserta yang belum beruntung juga akan kita berikan hadiah apresiasi 200 ribu kepada masing-masing peserta, " jelasnya. 


Samsudin juga mengucapkan trimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Jembrana yang telah mendukung anggaran dalam acara Petik Laut sebagai bentuk melestarikan tradisi. 

"Trimakasih kepada pemerintah kabupaten jembrana khsusnya bapak bupati yang selalu mendukung acara kami, " pungkasnya.( Ari bisma )


Jumat, 19 Juli 2024

Kerja Sama Kolaboratif PHDI Pusat dengan Kemenag RI


Jakarta , Bali Kini
- Kementerian Agama RI melalui Badan Litbang dan Diklat melakukan kunjungan ke Sekretariat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Jakarta pada Jumat, (19/7/2024). Kunjungan tersebut dalam rangka inisiasi dan membahas rancangan Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pengelolaan Rumah Ibadat, Pengelolaan Lembaga Artha, Pengelolaan Pitra Yadnya, dan Manusia Yadnya.  


Rombongan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dipimpin oleh Efa Ainul Falah, Pejabat Fungsional Kemenag RI, yang didampingi Siti Mukzizatin, Widyaiswara Litbang, serta Dhanu S. Sementara itu Pengurus Harian PHDI Pusat yang menerima rombongan Kemenag RI adalah Ketua Bidang Hukum dan HAM Yanto Jaya, Ketua Bidang Keagamaan Astono Chandra Dana, Ketua Bidang Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan I Wayan Kantun Mandara. Juga turut mendampingi Sekretaris Bidang Pendidikan dan SDM, Ketut Budiawan, Sekretaris Bidang Kebudayaan dan Kearifan Lokal Budiana Setiawan, Bendahara Umum Made Sumadi Arta, dan Kepala Sekretariat PHDI Pusat Wayan Suyasa.


Efa Ainul Falah selaku Ketua Tim menyampaikan bahwa tujuan kunjungan tersebut adalah untuk menjalin kolaborasi Kementerian Agama RI dan PHDI selaku Majelis Tertinggi Agama Hindu dalam program pengembangan SDM demi kemajuan umat Hindu sebagai warga bangsa.  


Pada kesempatan tersebut, Yanto Jaya menyampaikan apresiasi atas kunjungan rombongan Tim Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Hal itu dinilai sebagai bentuk langkah nyata Kementarian Agama dalam memberi pelayanan kepada organisaasi dan lembaga keagamaan, khususnya yang bernafaskan Hindu.


"Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kehadiran Bapak dan Ibu semua mewakili Kementerian Agama RI," ujarnya.


Dalam pertemuan itu tim Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dan tim PHDI Pusat berhasil merumuskan rancangan Nota Kesepahaman, yang selanjutnya akan ditandatangani Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Amin Suyitno, dan Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Wisnu Bawa Tenaya. 


Pada kesempatan yang sama, Astono mengatakan PHDI berkomitmen dan memastikan kesepakatan kerja sama kolaboratif PHDI Pusat dengan Libang Kemenag RI dapat dilaksanakan dengan baik. 


 "Dengan keberadaan PHDI di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan ada yang sampai tingkat desa, kami siap bekerja sama, berkolaborasi, dan menyukseskan isi Nota Kesepahaman ini," terangnya mewakili Pengurus PHDI Pusat.


Sebagai informasi, sebelumnya PHDI Pusat juga telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dalam mengelorakan Revolusi Mental. Kemudian kerja sama kolaboratif antara  Kementerian Agama RI dan PHDI Pusat dalam pengembangan SDM ini dinilai sebagai kejelasan sikap dan pengakuan pemerintah terhadap lembaga keagamaan Hindu khususnya PHDI Pusat.[tim/r2]

Ny. Antari Jaya Negara Buka Pelatihan Banten Pulegembal Desa Dangin Puri Kangin


Denpasar, Bali Kini -
Pelatihan membuat banten Pulegembal di Desa Dangin Puri Kangin, secara resmi dibuka Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara bersama Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, di Pura Swagina Taman Sari, Jalan Angsoka, Desa Dangin Puri Kangin, pada Jumat (19/7). 


Pada kesempatan sore itu, nampak antusiasme warga setempat sangat tinggi, utamanya para kalangan wanita Hindu, yang ingin mengetahui makna dan cara membuat banten sesuai dengan sastra agama. 


Di sela kegiatan berlangsung, Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara mengatakan, pelatihan membuat banten ini merupakan program yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman wanita Hindu mengenai makna dan filosofi upakara yang terkandung dalam sarana upakara. 


"Salah satunya pelatihan membuat banten Pulegembal selain untuk meningkatkan pemahaman krama agar bisa membuat sesuai dengan sastra, juga untuk memperkenalkan bahwa membuat banten tidak rumit, terutama bagi pemula," ujarnya.



Salah satu narasumber pelatihan, Ni Wayan Sukerti menjelaskan, Banten Pulegembal yakni adalah Banten yang terdiri dari jajan/jaje suci yang dibuat/dibentuk menyerupai simbol-simbol Alam Semesta/Bhuana Agung.


 "Jenis banten ini merupakan perlengkapan upakara panca yadnya seperti Manusa Yadnya, Bhuta Yadnya, Pitra Yadnya, Resi Yadnya dan Dewa Yadnya yang mempunyai tujuan yang sama untuk permohonan kepada Sang Hyang Ganapati yang merupakan dewa kemakmuran. Banten ini di pakai untuk melengkapi Dapetan/Ayaban Tumpeng 21," jelas Nyoman Sukerti.(esa)

Bupati Sanjaya Laksanakan Persembahyangan di Pura Luhur Besikalung dan Pura Luhur Batu Lumbung, Penebel


Tabanan , Bali Kini 
- Tingkatkan Sradha Bhakti, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya,S.E.,M.M, menghadiri sekaligus melaksanakan Persembahyangan Upacara Pujawali Piodalan Ida Bhatara ring Pura Luhur Besikalung Jajar Kemiri Kahyangan Jagat Bali Luhur Batukau, Desa Babahan serta melaksanakan Persembahyangan Karya Pemelaspasan Ratu Nyoman, Dalem Sugih lan Bale Pamuja ngelanturang Pujawali ring Kahyangan Jagat Pura Luhur Batu Lumbung (Gedong Simpen Merta Sedana), Desa Adat Soka, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Tabanan, Jumat, (19/7).


Turut mendampingi Sanjaya di Pura Luhur Besikalung, Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga, Sekda, Asisten II dan Kepala Perangkat Daerah terkait, serta di Pura Kahyangan Batu Lumbung didampingi Sekda, Asisten II dan Kepala Perangkat Daerah terkait serta di dua kesempatan itu turut sertai Perbekel, Bendesa Adat dan tokoh masyarakat setempat. Dimana dalam kesempatan tersebut, Sanjaya berbaur dengan krama melaksanakan persembahyangan bersama. 


Selain sebagai wujud bhakti kehadapan Ida Bhatara yang berstana di pura tersebut, Kehadiran Sanjaya beserta jajaran juga merupakan wujud sinergi pemerintah untuk hadir ditengah-tengah masyarakat sekaligus sampaikan dukungan dan komitmennya untuk meringankan beban masyarakat dalam mewujudkan pembangunan khususnya upaya pelestarian adat, tradisi, agama seni dan budaya di Kabupaten Tabanan. 


“Maka dari itu, saya dalam mewujudkan visi misi Kabupaten Tabanan untuk mencapai Tabanan yang Aman Unggul dan Madani, bagaimana menciptakan masyarakat yang sejahtera melalui sebuah proses. Maka tiang di Pemerintah menjalankan yang namanya pelestarian adat, agama dan seni budaya. Ketika masyarakat tiang ingin membangun, pasti titiang dampingi, ikut meringankan beban, baik melalui prosesnya, baik kunjungannya dan ngupasaksi, juga ikut berkontribusi dalam karya,” tegas Sanjaya. 


Sanjaya yang didampingi jajaran saat itu juga berikan apresiasinya terhadap semangat gotong-royong dan kebersamaan krama/masyarakat dalam membangun Yadnya. “Begitu luar biasa semangat gotong-royong dan kebersamaan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada. Hal ini tentunya sejalan dengan konsep kita, yaitu Tri Hita Karana yang mengatur hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan sesama manusia. Kalau 3 hal itu saja sudah dijaga, saya yakin Jagat Bali dan Tabanan akan tentram dan bahagia,” imbuh Sanjaya.


Mewakili krama Desa Adat Soka, I Wayan Esiawan, yang juga selaku Ketua Panitia Karya dan Bendesa Adat menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas kehadiran Bupati dan jajaran yang senantiasa memberikan perhatian dan dukungan kepada pihaknya, begitu juga selalu menunjukan sinergi mewujudkan pembangunan yang dilakukan krama. “Terima kasih kepada Bapak Bupati, atas semua bantuan dan dukungan yang telah diberikan untuk warga kami," pungkasnya. [r2]

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Serangkaian Karya Atma Wedana dan Mepandes



 Ket. Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang berkesempatan ngayah Nyangging serangkaian Karya Atma Wedana dan Mepandes Kinambulan yang digelar untuk ke enam kalinya oleh Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, bertempat di Pemelisan Desa Adat Sesetan, Kamis (18/7).

Denpasar, Bali Kini -
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah "Nyangging" serangkaian Karya Atma Wedana dan Mepandes Kinambulan yang digelar untuk ke enam kalinya oleh Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, bertempat di Pemelisan Desa Adat Sesetan, Kamis (18/7).


Terlihat sejak pagi ratusan warga sudah tampak memadati areal Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara Metatah Massal Kinambulan. Di mana dari prosesi upacara mepandes massal ini, dari 20 Sangging yang akan bertugas mengasah gigi para peserta tampak diantaranya, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang berkesempatan ngayah Nyangging dan diakhiri dengan penyerahan punia kepada panitia.

Disela-sela Karya Mepandes, Walikota Denpasar, I Gusti NgurahJaya Negara mengatakan, bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan.

“Dalam agama Hindu Mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah Sad Ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.

Selebihnya dikatakan, menetralisir Sad Ripu yang meliputi, Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).


Sementara Bendesa Adat Sesetan, Made Widra mengungkapkan, pihaknya di Desa Adat Sesetan telah memiliki program metatah massal. Program ini sejatinya sudah ada sejak lama yang dirancang setiap tiga tahun sekali sebagai wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, serta membantu sesama umat di Desa Adat Sesetan.


Program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban, sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya. Selain metatah massal dalam rangkaian upacara ini juga dilaksanakan kegiatan Atma Wedana yang di ikuti sebanyak 141 sawa.


“Mepandes massal kali ini diikuti 174 orang peserta dari warga Desa Adat Sesetan dengan melibatkan 20 orang sangging, serta upacara ini nantinya akan terus kami adakan secara rutin kedepannya," ungkapnya.


Disampaikan pula, ucapan terima kasih kepada Pemkot Denpasar terutama Bapak Walikota karena sudah hadir dan memberikan stimulan kepada karya ini, semoga upacara ini bisa terus kami laksanakan untuk masyarakat kedepannya. (/ays).

Rabu, 17 Juli 2024

Bupati Tamba Hadiri Pujawali di Pura Dang Kahyangan Jati


Jembrana , Bali Kini
- Serangkaian Piodalan di Pura Dang Kahyangan Jati di Banjar Ketapang Muara, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Istri Ny. Candrawati Tamba menghadiri sekaligus melaksanakan persembahyangan, Selasa (16/7) malam.


Piodalan Pura Dang Kahyangan Jati digelar setiap enam bulan sekali yakni, pada hari soma pon sinta, atau disebut juga soma ribek, dua hari sebelum rerahinan Pagerwesi.


Dihadapan pemedek, Bupati Tamba menyampaikan bahwa ia dipercaya oleh Kementrian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan transmigrasi RI menjadi pembicara pada seminar nasional inovasi dan tekhnologi untuk pembangunan Desa berkelanjutan.


Kepercayaan itu atas suksesnya program Jembrana Satu Data Dari Desa (JSDDD) dan telah mendapat pengakuan dari Pemerintah Pusat dengan penghargaan sekian kalinya sebagai program inovasi yang kreatif dan berdampak positif dari daerah.


“Penghargaan ini sangat luar biasa, kita akan sempurnakan lagi di Tahun 2025. Dan ini akan menjadi tempat kunjungan daripada birokrasi se Indonesia” ucapnya.


Dalam kesempatan tersebut, Bupati Tamba juga menghaturkan punia senilai Rp. 10 Juta. Pihaknya pun mengapresiasi umat dalam melaksanakan yadnya, dengan dilandasi semangat gotong royong dan tulus ikhlas.


“Dengan didasari rasa tulus ikhlas dalam beryadnya, niscaya upacara ini akan berjalan labda karya,” ujar Bupati Tamba.


Mantan anggota DPRD Provinsi Bali itu juga mengajak para pemangku agar senantiasa ngerestiti (mendoakan) agar jagat ini selalu diberikan keselamatan dan ketentraman.


“Kepada jero mangku agar tidak pernah henti mendoakan jagat agar selalu diberikan kerahayuan, karena kita akan menuju Jembrana Emas, astungkara bisa kita capai. Untuk itu, kedepannya jika Jembrana Emas sudah kita capai, astungkara untuk pembiayaan-pembiayaan seperti upakara piodalan ida betara sareng sami nenten malih keweh, “pungkasnya. (Gusadi/h)

Senin, 15 Juli 2024

Bupati Sanjaya, Apresiasi Kekompakan Warga Desa Adat Nyatnyatan Dalam Melaksanakan Yadnya


Tabanan , Bali Kini 
– Sebagai bagian dari upaya pelestarian tradisi, adat, agama, seni dan budaya, sekaligus hadir sebagai Murdaning Jagat, Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,SE.,M.M, Ngupasaksi dan Menandatangani Prasasti Karya Ngenteg Linggih, Mupuk Pedagingan, Caru Balik Sumpah, Mepedudusan Alit di Pura Dalem Desa Adat Nyatnyatan, Desa Gadung Sari, Selemadeg Timur Tabanan, Senin (15/7)

Acara dipuput oleh Ida Pedanda Gede Keniten Saking Griya Gede Jumpung Lebah, Timpag, di mana terselenggaranya upacara ini didasari atas gotong-royong dari warga sejumlah 84 KK, dan telah berjalan selama 5 tahun. Hal ini tentu mendapat apresiasi penuh dari Bupati Tabanan beserta jajaran. Turut hadir saat itu, perwakilan Anggota Komisi IV DPR RI, Ketua DPRD Provinsi Bali, N. Adi Wiryatama, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, I Made Dirga dan salah satu anggotanya, Sekda dan Para Kepala OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan,  Perbekel, Bendesa Adat dan Tokoh masyarakat setempat. 

Ngenteg Linggih merupakan bagian integral dari serangkaian upacara Dewa Yadnya dalam kepercayaan Hindu Dharma. "Bagi umat Hindu, prosesi ini sangat dimuliakan dan diharapkan, karena menunjukkan dedikasi dan pengabdian yang sungguh-sungguh kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa," ujar Sanjaya saat itu yang menurutnya juga, keberhasilan penyelenggaraan Ngenteg Linggih adalah bukti nyata dari tingginya tingkat shradda bhakti atau penghormatan spiritual umat khususnya di Tabanan yang sangat komitmen melestarikan nilai-nilai adat dan agama.

Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya  juga tidak lupa menyampaikan dukungan yang tinggi atas kerjasama dan gotong-royong yang ditunjukkan krama. “Saya atas nama Pemerintah, salut dan luar biasa memberikan apresiasi atas kekompakan, gotong-royong ini, melestarikan adat, agama dan seni budaya dalam rangka upakara Ngenteg Linggih dan urunannya serta gotong royongnya sangat luar biasa. Tugas pemerintah adalah mendampingi dan kontribusi, sehingga yadnya ini bisa terselenggara dengan baik,” tegasnya.

I Nyoman Sudimampir selaku Ketua Panitia penyelenggara yang saat itu mewakili masyarakat Desa Adat Nyatnyatan, sampaikan ungkapan terima kasihnya atas kehadiran Bupati beserta jajaran, Ngupasaksi sekaligus meresmikan Prasasti Pura Dalem Desa Adat Nyatnyatan. “Kami mewakili krama Desa Nyatnyatan sampaikan terima kasih, khususnya atas kehadiran Bapak Bupati, yang selalu memberikan perhatian dan dukungan terhadap karya yang dilakukan masyarakat. Kami juga berkomitmen untuk terus memperkuat kebersamaan dan gotong-royong dalam membangun Tabanan kedepannya,” ungkapnya. [tb]

Minggu, 14 Juli 2024

Bupati Sanjaya, Apresiasi Karya Dewa Yadnya Warga Desa Meliling dan Pohgending


Tabanan , Bali Kini  -
Rentetan kegiatan keagamaan yang berlangsung di sepanjang penghujung minggu, dilanjutkan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, saat pihaknya kembali hadir sebagai murdaning jagat dalam serangkaian upacara yang menandai kegiatan Karya Agung di Desa Meliling dan Desa Adat Pohgending. Acara yang dihadiri oleh jajaran pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat ini mendapat sorotan positif karena kerja keras dan gotong-royong masyarakat dalam menjaga dan memelihara tradisi, adat, budaya dan keagamaan di Tabanan.

Seperti halnya kali ini, Minggu (14/7), Bupati Sanjaya menghadiri Uleman Ngupasaksi Karya Ngenteg Linggih, Mendem Pedagingan, Pedudusan Alit, Caru Wrespati Kalpa Ring Pura Panti Pangeran Mas Banjar Meliling Kawan, Desa Meliling, Kerambitan, Tabanan. Upacara ini tidak hanya menjadi momen keagamaan tetapi juga menunjukkan kesatuan dan semangat gotong-royong masyarakat setempat dalam mendukung pelaksanaan ritual adat yang penting bagi kehidupan spiritual Bali.

Selanjutnya, Bupati Sanjaya dan rombongan meneruskan kunjungannya dengan menghadiri Undangan Ngupasaksi dan Muspayang Karya Agung Mamungkah, Ngenteg Linggih, Tawur Balik Sumpah Madya Ring Pura Dalem Desa Adat Pohgending, Desa Pitera, Kecamatan Penebel, Tabanan. Acara ini dipuput oleh Ida Peranda Gede Made Putra Yoga dari Griya Tegeh Tunjuk Marga dan serangkaian upacara ini menegaskan kembali pentingnya tradisi keagamaan dalam membentuk karakter dan moralitas masyarakat Hindu Bali.

Sebagai figur pemerintah dan Murdaning Jagat, Bupati Sanjaya memberikan apresiasi yang tinggi terhadap semangat gotong-royong dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang ada. Sanjaya sangat menggarisbawahi pentingnya konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan masyarakat Hindu Bali, yang mengatur hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan sesama manusia.

“Kalau 3 hal itu saja sudah dijaga, saya yakin Jagat Bali dan Tabanan akan tentram dan bahagia. Ini salah satu kebahagiaan orang Bali ketika mengamalkan hubungan dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa, ketika mengamalkan hubungan dengan sesama, kita ini saling asah, asih, asuh, begitu juga dengan alam lingkungan kita," jelas Sanjaya sembari menekankan hal ini sangat penting untuk selalu dijalankan. 

Selain itu, sinergitas dan kerjasama juga dikatakan Sanjaya sangat penting ditingkatkan agar mampu membawa Tabanan untuk mencapai visi misi Tabanan, salah satunya melalui Karya yang satwika. “Saya ngaturang suksema pisan (mengucapkan terimakasih banyak), karena ritual yadnya ini adalah bagian dari visi misi besar kita, yakni dalam bidang pelestarian tradisi, adat, agama dan budaya. Kalau bukan kita umat Hindu sedharma menjaga ritual yadnya seperti ini, lalu siapa lagi,” tegasnya. 

Sementara itu, I Putu Adi Supraja selaku Ketua Panitia Karya di Desa Adat Pohgeding, mewakili krama menyampaikan ungkapan terima kasihnya atas kehadiran Bupati dan jajaran yang senantiasa memberikan perhatian dan dukungan serta selalu bersinergi mewujudkan pembangunan yang dilakukan krama. “Terima kasih kepada Bapak Bupati atas semua bantuan yang telah diberikan untuk warga di sini," pungkasnya [tb/r5]

Minggu, 07 Juli 2024

Wali Kota Jaya Negara Hadiri Karya di Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Pemogan.


 Ket foto : Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat menghadiri Karya Piodalan Padudusan Alit Melaspas Lan Pasupati Pelawatan Ida Bhatara Ring Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Pemogan, pada Minggu (7/7).


Denpasar, Bali Kini - Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri Karya Piodalan Padudusan Alit Melaspas Lan Pasupati Pelawatan Ida Bhatara Ring Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Pemogan, pada Minggu (7/7). Upacara tersebut diharapkan dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti masyarakat, utamanya krama pengempon. 

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Plt. Camat Denpasar Selatan, Ketut Sri Karyawati, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, IB Alit Surya Antara, serta tokoh masyarakat setempat. 

Wali Kota Denpasar,  IGN Jaya Negara mengatakan, pelaksanaan Karya Piodalan Padudusan Alit Melaspas Lan Pasupati Pelawatan Ida Bhatara Ring Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Pemogan ini diharapkan dapat terus meningkatkan sradha dan bhakti masyarakat, utamanya krama pengempon. 

Selebihnya Jaya Negara mengatakan pelaksanaan Yadnya ini tentu sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Diharapkan upacara Yadnya ini dapat memberikan energi Dharma yang dapat memancarkan hal positif bagi Jagat Bali, khususnya Kota Denpasar serta menetralisir hal- hal negatif.

“Ini adalah bagian dari dharmaning agama dan dharmaning negara. Tentunya kami berharap dengan upacara ini dapat memberikan manfaat baik secara sekala dan niskala bagi masyarakat dan umat,” ungkap Jaya Negara. 

Sementara Manggala Karya, I Wayan Barita dalam kesempatan tersebut mengatakan pelaksanaan Karya Piodalan Padudusan Alit Melaspas Lan Pasupati Pelawatan Ida Bhatara Ring Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Pemogan ini telah dimulai sejak tanggal 24 Juni 2024 lalu yang diisi dengan upacara Matur Piuning, Maguru Piduka, Nyukat Genah, Nuasen Nanceb Panggang, dan Mejaya-jaya. 

Lebih lanjut dikatakannya, adapun yang di pasupati saat ini yaitu Sesuhunan Ratu Bagus Banaspati, Ratu Ayu, Ratu Rarung, Ibu Gumi sesuunan Desa Puseh sareng Prasanak-prasanak Ida, serta Nyuciang yang dilaksanakan di Setra Desa Adat Pemogan. Dan saat upacara penyineban yang jatuh pada tanggal 17 Juli 2024 mendatang juga akan dilaksanakan sesolahan Calonarang. 

"Kami turut mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Walikota Jaya Negara beserta jajarannya atas kehadiran dan dukungannya. Dan kami berharap dengan dilaksanakannya upacara ini dapat mendukung eksistensi budaya serta seluruh krama khususnya yang berada di Desa Adat Pemogan dianugrahi keselamatan dan kesejahteraan,” pungkas Wayan Barita. (Arm)

Bupati Tabanan Resmikan Masjid Agung Al-Muhajidin Tabanan


Tabanan , Bali Kini - Bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam 1446 Hijriah, Minggu (7/7) Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M hadiri sekaligus meresmikan Masjid Agung Al-Muhajidin Tabanan yang berlokasi di Jl. Kamboja No. 14, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan tersebut.

Peresmian turut dihadiri oleh para Ustad, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Jajaran Forkopimda Tabanan, Sekda, Pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan dan Camat Tabanan serta Ketua Yayasan Masjid Agung Al Mujahidin Tabanan. Turut hadir Ketua Nahdatul ulama dan Ketua FKUB Tabanan beserta undangan terkait lainnya memenuhi Masjid Agung yang baru direnovasi tersebut.

Dalam momentum hari suci umat Islam tersebut, Sanjaya sampaikan apresiasi dan ucapan selamatnya atas peresmian masjid Agung tersebut. “Pertama-tama, sebagai Bupati Tabanan, saya atas nama pemerintah Kabupaten Tabanan, mengucapkan selamat atas peresmian Masjid Al-Mujahidin hari ini. Semoga tempat suci ini akan mampu menjadi episentrum segala gerak keagamaan saudara kita yang beragama muslim di Kota Tabanan,” ujar Sanjaya.

Sanjaya yang lahir dan besar di kota Tabanan, tentunya telah mengetahui persis sejarah keberadaan masjid ini. Masjid ini kemudian mampu menarik orang-orang penting di negeri ini untuk berkunjung, salah satunya adalah Bapak Taufik Kiemas dan Bapak Joko Widodo. Kedatangan tokoh-tokoh tersebut, seakan memberikan legacy, bahwa masjid ini menjadi masjid yang memiliki sejarah panjang dan patut diabadikan sebagai masjid pertama yang ada di Kabupaten Tabanan.

Atas hal tersebut, Sanjaya sangat mengharapkan pihak yayasan nantinya dapat membuat sebuah narasi yang mampu memberikan gambaran sejarah yang utuh kepada anak cucu kedepannya. "Hal ini penting, untuk memberikan pemahaman bahwa para leluhurnya dari dahulu telah mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai toleransi yang begitu mengakar serta komitmen bersama untuk nindihin gumi Tabanan dengan prinsip dasar jele melah gumi gelah, jele melah nyame gelah. Inilah spirit yang telah kita wariskan dari jaman dahulu,” imbuh Sanjaya.

Keberadaan Masjid Agung ini dikatakan unik oleh Sanjaya karena berdekatan dengan Balai Banjar adat Delod Rurung. “Kenapa saya katakan unik, karena dalam setiap momen keagamaan, keduanya seperti saling melengkapi. Jika terdapat kegiatan di masjid, tidak pernah mengganggu kegiatan yang ada di balai banjar, demikian juga sebaliknya, ketika di balai banjar ada kegiatan seperti pembuatan ogoh-ogoh dan latihan megambel, semuanya berjalan harmonis. Inilah sejatinya toleransi dalam aksi nyata. Inilah sejatinya persatuan yang sering dikumandangkan oleh Bung Karno. Inilah roh masyarakat kita di Tabanan, raket, rukun dan guyub,” tegasnya.

Selaku Ketua Yayasan Masjid Agung Al Mujahidin, Muammad Jaya Rachmat sampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak Bupati yang telah memberikan dukungannya serta meresmikan langsung Masjid Agung tersebut. "Masjid ini milik masyarakat Tabanan baik masyarakat yang seiman maupun tidak. Karena inilah Tabanan dianugerahi Harmony Award. Keharmonisan umat di Tabanan sudah terbukti dan harus selalu dijaga kedepannya," pungkasnya. [tb/r4]

Kamis, 04 Juli 2024

Sekehe Gong Mekar Sari Duta Denpasar Ngelawang di Arena PKB XLVI

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menyaksikan penampilan Sekehe Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Kelurahan Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Parade Ngelawang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 di Arena PKB XLVI, Taman Budaya Art Center Denpasar pada Kamis (4/7). 


Denpasar, Bali Kini - Sekehe Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Kelurahan Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Parade Ngelawang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 sukses memberikan penampilan apiknya di Arena PKB XLVI, Taman Budaya Art Center Denpasar pada Kamis (4/7). Mengambil start di depan Kalangan Ayodya, Ngelawang Duta Kota Denpasar berhasil menghibur penonton yang hadir dengan garapan bertajuk "Taksu Rare". 


Turut hadir menyaksikan dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Plt. Camat Denpasar Selatan, Ketut Sri Karyawati serta undangan lainya. Bahkan Walikota Jaya Negara bersama Sekda Alit Wiradana serta undangan dan penonton yang hadir turut memberikan sesari ngelawang. 


Sebanyak tiga lokasi menjadi titik sentral pementasan, mulai dari Kawasan Kalangan Ayodya, bergerak ke arah barat menuju Panggung Gedung Kriya, dan berakhir di Panggung Terbuka Gedung Ksirarnawa. Ngelawang kali ini sengaja dikemas sebagaimana tradisi ngelawang biasanya berlangsung di masyarakat. Tampak iring-iringan kober, bebandrangan, Tari Telek, Tari Jauk, Barong Ket, Rangda dan Rarung. Tampak pula Pasukan Ngunying dan Barong dari Tikar Lontar.


Koordinator Sekehe Gong Mekar Sari, Banjar Kangin Panjer, Ngurah Krisna Murti menjelaskan, berbagai persiapan terus dilaksanakan guna mendukung optimalnya pementasan. Dimana, proses latihan dan pembinaan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari. 


Lebih lanjut dijelaskan, pada Parade Ngelawang kali ini pihaknya mengangkat judul garapan bertajuk Taksu Rare. Dimana, Taksu merupakan spirit yang mempunyai kekuatan secara spritual dan Rare merupakan sebutan untuk anak-anak kecil di Bali yang selalu mendapat perlindungan dari Shanghyang Kumara.  


Pria yang akrab disapa Ngurah Inak ini menuturkan bahwa Ngelawang sebagai permainan tradisional yang digandrungi anak - anak dari Banjar Kangin, Panjer yang mayoritas anak petani. Dimana, pada saat itu kurang lebih dua abad yang lalu, anak - anak yang sering bermain menduplikasikan apa dilihat pada saat Ida Bhatara Mapajar ditarikan kembali di tanah lapang Kawasan Tukad Penyampuhan Panjer. 


"Dengan berkreasi dari bahan bahan alam yang didapatkan sehingga tatanan pagelaran yang disajikan menyerupai pertunjukan aslinya sampai akhirnya benar benar terjadi trans/kerauhan (Ketaksu)," tutur Rah Inak


Menyikapi situasi tersebut, lanjutnya, orang tua dan penglingsir yang mengetahui kejadian tersebut menyampaikan ke Pemangku Barong (Ratu Ayu). Pemangku dan Para Penglingsir memutuskan dengan petunjuk niskala untuk memberikan ruang langsung anak –anak tersebut ikut terlibat dan belajar dari sejak dini. Hal ini utamanya untuk mengetahui pakem gerak tari dan tabuh yang benar sampai mereka benar benar terlibat dalam Mepajar sebagai suatu aktivitas seni yang melibatkan beberapa jenis tarian seperti, tari Barong Ket, Sandaran atau Telek, Jauk serta tari Rangda dan Rarung seperti yang terdapat di Banjar Kangin, Desa Adat Panjer. 


"Hal ini sebagai salah satu wujud “Jana Kerthi Pramaguna Wikrama” dimana memiliki makna Harkat Martabat Manusia Unggul. Yang telah kami wujudkan dengan terus melestarikan kesenian sakral secara turun temurun beregenerasi melalui kegiatan yang positif sampai saat ini di Sekaa Gong Mekar Sari , Banjar Kangin, Desa adat Panjer, Kota Denpasar," ujar Rah Inak. 


Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Mekar Sari, Banjar Kangin, Kelurahan Panjer sebagai Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  


Jaya Negara mengaku bangga dengan penabuh anak-anak yang juga tak kalah hebat membawakan materi ngelawang sebagai sebuah tradisi. Sehingga kedepan ngelawang dapat terus ajeg dan lestari di Kota Denpasar dengan berbagai keceriaan, pakem serta ciri khasnya. 


“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, garapan yang ditampilkan juga sangat apik, semoga tradisi ngelawang tetap ajeg dan lestari di Kota Denpasar,” jelasnya. (Ags/H).

Rabu, 03 Juli 2024

Walikota Jaya Negara Ngayah Nyangging Serangkaian Metatah Massal

 Ket. Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara saat ngayah "Nyangging" serangkaian Karya Mepandes/Metatah Massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, bertempat di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7). 






Denpasar, Bali Kini -
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah "Nyangging" serangkaian Karya Mepandes/Metatah Massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, bertempat di Balai Banjar Desa Adat Sanglah, bertepatan dengan Buda Umanis Dukut, Rabu (3/7). 

Terlihat sejak pagi puluhan warga sudah tampak memadati areal Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara Metatah Massal. Di mana dari prosesi upacara mepandes massal ini ada yang menarik perhatian masyarakat, yakni dari 6 Sangging yang akan bertugas mengasah gigi para peserta tampak diantaranya Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara yang berkesempatan ngayah Nyangging.

Disela-sela Karya Mepandes, Walikota Denpasar, I Gusti NgurahJaya Negara mengatakan, bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan.

“Dalam agama Hindu Mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan enam sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah sad ripu atau enam musuh dalam diri manusia,” ujarnya.

Selebihnya dikatakan, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kelod, Nengah Suartha mengatakan, upacara metatah massal  pertama kalinya di adakan oleh Desa Dauh Puri Kelod.


“Di mana metatah massal ini diikuti oleh 35 orang peserta dari warga Desa Dauh Puri Kelod dengan melibatkan 6 orang sangging, serta upacara ini nantinya akan terus kami adakan secara rutin setiap tahunnya," ungkapnya.


Lebih lanjut dikatakan, kegiatan ini merupakan sebuah program dari Desa Dauh Puri Kelod yang juga serangkaian peringatanulang tahun desa. Yang mana program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat kurang mampu, sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya.


"Pelaksanaan Mepandes massal tidak dipungut biaya,  dan kami berharap upacara Mepandes sebagai bagian dari tradisi turun temurun diwariskan dari generasi ke generasi mampu mempertahankan keberlangsungan budaya dan kearifan lokal," ujarnya.  (ays).

Bupati Tabanan Rangkaian Ngenteg Linggih di Pura Subak Abian Batur Dayang Kebonjero,


Tabanan , Bali Kini
- Pelestarian tradisi, adat, agama dan seni budaya telah menjadi salah satu bidang prioritas yang terus digencarkan Pemerintah Kabupaten Tabanan di bawah kepemimpinan Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya.,S.E.,M.M, dalam upaya mewujudkan pembangunan yang menyeluruh di Kabupaten Tabanan. Pada Selasa, (2/7), Bupati Sanjaya hadir dalam undangan Ngupasaksi upacara Ngenteg Linggih, Mapedudusan alit, lan Mupuk Pedagingan, di Pura Subak Abian Batur Dayang Kebonjero, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan.

Ikut serta hadir dan menghaturkan bhakti dalam kesempatan tersebut, perwakilan Anggota legislatif, Asisten 2, jajaran pimpinan OPD terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Camat Pupuan dan tokoh masyarakat setempat yang mendapat sambutan hangat dari tokoh adat beserta krama adat Kebonjero dengan semangat gotong-royong tinggi membangun yadnya.

Upacara Dewa Yadnya yang puncaknya jatuh pada Rabu, 3 Juli mendatang ini dipuput oleh Ida Sri Mpu Nabe. Sanjaya beserta jajaran yang hadir bertepatan pada rangkaian upacara melasti tersebut, menyampaikan apresiasinya pada seluruh pengempon pura Subak Abian Batur Dayang yang terdiri dari 325 KK atas kekompakan, kerjasama dan gotong-royong dalam membangun yadnya, yang dilakukan dengan penggalian dana dan melalui urunan sejumlah Rp. 500.000,- / KK.

“75 (Tujuh Puluh Lima) persen masyarakat kita adalah masyarakat pertanian/agraris, yang sudah sejak dulu dari masa kerajaan sampai saat ini. Semua memiliki potensi kearifan lokal yang sangat luar biasa, semua dipegang teguh, ini yang sangat membanggakan di Kabupaten Tabanan. Semangat gotong-royong membangun yadnyanya sangat luar biasa, tepuk tangan buat masyarakat kita,” seru Sanjaya.

Melalui pelaksanaan upacara Ngenteg Linggih sebagai wujud syukur dan terima kasih kepada Ida Betara yang berstana di areal pura Subak Abian Batur tersebut, Sanjaya menekankan kembali utamanya mewujudkan yadnya yang satwika, dimana yadnya yang utama tidaklah dinilai bersarkan besarnya materi yang dihabiskan, tetapi tidak terlepas dari tiga elemen dasar yang telah dilengkapi.

“Yadnya yang satwika, yadnya yang utamaning utama menurut sastra yang termuat dalam lontar dan kitab suci kita, ritatkala yadnya kawangun sangkaning lascarya (dibangun atas dasar tulus ikhlas) oleh krama. Kapuput olih dane Sang Sulinggih, baik sang sulinggih yang ma-eka jati ataupun madwi jati, dan kaupasaksi oleh murdaning jagat, guru wisesa (Pimpinan Daerah). Tiga hal yang hadir ini disebut dengan yadnya yang satwika, yang baik, utamaning utama pisan,” imbuh Sanjaya.

Di kesempatan yang sama, Bendesa Adat Kebonjero, I Putu Suka Arta, mewakili masyarakat adat Desa Munduktemu, mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas kehadiran Bapak Bupati beserta jajaran yang telah hadir di Desa Adat Munduktemu menyaksikan langsung rangkaian upacara Ngenteg Linggih selaku Murdaning Jagat Tabanan. Juga atas bantuan dan dukungan yang diberikan dengan ikut serta gotong-royong bersama masyarakat dalam membangun yadnya.

Lebih lanjut pihaknya berharap agar kedepannya Pemerintah Kabupaten Tabanan dibawah kepemimpinan Bupati Tabanan tetap mendampingi dan membantu meringankan beban masyarakat dalam menjalankan berbagai pelaksanaan upacara yadnya serta pembangunan dalam pelestarian adat, agama, tradisi dan budaya serta di bidang lainnya. Seraya menegaskan, pihaknya bersama masyarakat siap mendukung program-program pemerintah dalam membangun Tabanan kedepan [tb]

Bupati Sanjaya Hadiri Pujawali di Merajan Agung Puri Kukuh


Tabanan , Bali Kini  -
Pemerintah Kabupaten Tabanan tunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pelestarian adat, agama dan tradisi di Kabupaten Tabanan, salah satunya dengan turut hadir dan berikan dukungannya dalam pelaksanaan upacara yadnya di masyarakat. Pada Rabu (3/7) Bupati Tabanan hadiri langsung pelaksanaan upacara pujawali, piodalan di Merajan Agung, Puri Kukuh, Banjar Dinas Tengah, Desa Kukuh, Kecamatan Marga.


Kehadiran Sanjaya selaku murdaning jagat Tabanan yang dalam kesempatan tersebut turut didampingi oleh Jajaran Pimpinan Perangkat Daerah terkait dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Kepala Bagian dilingkungan Setda, Camat Marga, Penglingsir Puri Kukuh, beserta tokoh Puri Kukuh disambut baik oleh para pengempon merajan Agung Puri Kukuh.


Piodalan di Merajan Agung Puri Kukuh ini dipuput oleh Ida Sang Sulinggih saking Griya Gede Belayu dengan diempon oleh 120 KK. Rangkaian upacara Dewa Yadnya yang puncaknya jatuh pada sehari sebelumnya, yaitu Selasa, 2 Juli tersebut mendapatkan apresiasi positif dari Bupati Sanjaya . "Pelestarian adat dan tradisi bukan hanya tanggung jawab masyarakat, tetapi juga pemerintah. Kita harus bekerja sama untuk memastikan nilai-nilai luhur ini tetap hidup dan berkembang," ujarnya.


Kehadirannya selaku murdaning jagat merupakan bagian dari mewujudkan yadnya yang satwika. “Yadnya yang satwika dapat terwujud apabila dilaksanakan dengan tulus ikhlas. Dengan dipuput oleh Sang Sulinggih, baik yang sudah diupacarai eka jati ataupun dwi jati, dan disaksikan oleh murdaning jagat ataupun guru wisesa, ketiga hal tersebutlah yang menjadikan yadnya menjadi Satwika, utamaning utama,” tegasnya.


Melalui momentum upacara pujawali ini diharapkan juga dapat memperkuat sinergitas antar pemerintah dan masyarakat dalam memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal. Dalam hal ini pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen untuk terus hadir dan mendukung berbagai kegiatan pelestarian adat, agama dan tradisi di masyarakat untuk mewujudkan pembangunan Tabanan Era Baru yang Aman Unggul dan Madani (AUM). [tb/r4]

Jumat, 28 Juni 2024

Karya Melaspas dan Ngenteg Linggih, upacara Rsi Bojana digelar di Pura Majapahit


Jembrana , Bali Kini -
Panitia Karya Melaspas dan Ngenteg Linggih Pura Majapahit menggelar Rsi Bojana di Bale Pesandekan Pura Majapahit, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Selasa (25/6).

Rsi Bojana dipersembahkan kepada tujuh sulinggih. Setiap sulinggih yang hadir dipersembahkan satu kemasan banten sayut darma wiku, sayut sida karya, dan bojana.

Rsi Bojana dihadiri juga Sekda I Made Budiasa didampingi sejumlah Kepala OPD dilingkungan Pemkab Jembrana, Ketua MDA (Majelis Desa Adat) Jembrana, I Nengah Subagia, para pemangku, dan krama pengempon Pura Majapahit.

Rsi Bojana dipuput oleh, Ida Pandita Mpu Rasta Prabu Wibawa, dari Griya Giri Anggrek Amertha, Munduk Anggrek, Negara.

Saat puncak prosesi Rsi Bojana, seluruh sulinggih mapuja selanjutnya menikmati bojana yang telah dipersembahkan oleh panitia karya. 

Ida Pandita Mpu Rasta Prabu Wibawa, dari Griya Giri Anggrek Amertha mengatakan, Rsi Bojana sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada para sulinggih yang telah menyukseskan karya. 

“Kita sebijaknya bersyukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan kepada sulinggih yang telah memberkati karahayuan sehingga jalannya upacara labda karya,” jelasnya.

Prawartaka Karya, I Komang Wiasa menambahkan, seluruh sulinggih yang sempat katuran muput upacara selama rangkaian Karya Melaspas dan Ngenteg Linggih Pura Majapahit.

Ia mengatakan, Rsi Bojana merupakan persembahan kepada orang suci Hindu yang telah melancarkan seluruh rangkaian upacara besar. “Kami wajib memberikan kehormatan melalui Rsi Yadnya dalam bentuk Rsi Bojana,” ungkapnya. 

Sementara itu, Sekda I Made Budiasa ditemui usai persembahyangan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terkhusus krama pengempon Pura Majapahit yang terdiri dari 5 desa adat.

"Matur suksme, antuk ayah-ayahan krama semuanya, dari awal rangkaian karya sampai nanti prosesi penyineban. Astungkara dengan semangat ayah-ayahan yang dilandasi rasa tulus ikhlas, Ida Bhatara-Bhatari yang berstana di Pura Majapahit ini memberikan waranugraha untuk kita semua," ucapnya.

Pihaknya juga berharap dengan selesainya pemugaran dan seluruh rangkaian upacara di Pura Majapahit ini, krama masyarakat semua dapat menjaga kelestarian keberadaan pura ini

"Kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga kelestarian pura. Termasuk kelestarian dari Pura Majapahit," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, rangkaian Karya Melaspas dan Ngenteg Linggih Pura Dang Kahyangan Majapahit sudah dimulai sejak sejak bulan Mei hingga nanti akhir Juni mendatang.

Puncak karya pemelaspasan dan ngenteg linggih telah dilaksanakan pada rahina Saniscara, Sabtu (22/6) dan dipuput oleh 7 (tujuh) Sulinggih. Sementara prosesi penyineban dilaksanakan pada, Selasa (25/6).

Selama karya ini berlangsung, krama masyarakat yang melaksanakan ayah-ayahan berasal dari 5 (lima) desa adat pengempon pura yakni Desa Pakraman Baluk, Baler Bale Agung, Banyubiru, Kaliakah Kauh dan Kaliakah Kangin. (Ari/H)

Senin, 24 Juni 2024

Gong Kebyar Anak-Anak Kumara Dharma Duta Laksana Duta Denpasar Tampil Apik di PKB XLVI

 


Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menyaksikan penampilan Sekehe Gong Kebyar Anak Kumara Dharma Duta Laksana, Banjar Kepisah, Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan sebagai Duta Kota Denpasar pada Utsawa Gong Kebyar Anak PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Minggu (23/6) malam.


Dolanan Berjudul Nyikep Yang Digawangi Anak-Anak Sukses Undang Gelak Tawa Penonton, 


Denpasar, Bali Kini - Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 kembali menunjukan penampilan apiknya. Setelah sebelumnya Sekehe Gong Kebyar Wanita,  kini Sekehe Gong Kebyar Anak-anak Kumara Dharma Duta Laksana, Banjar Kepisah, Kelurahan Pedungan sebagai Duta Kota Denpasar sukses membawakan seluruh materi pementasan dengan baik pada Utsawa Gong Kebyar Wanita PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Minggu (23/6) malam. 


Tampil mebarung dengan Gong Kebyar Anak-anak, Sanggar Warnas Bangli, Duta Kabupaten Bangli, Sekehe Gong Kebyar Anak Kumara Dharma Duta Laksana Duta Kota Denpasar sukses memukau ribuan pasang mata yang hadir. Sebanyak tiga materi turut dibawakan, yakni Tabuh Kreasi Baru Kekebyaran yang berjudul Arunika, Tari Tenggek dan Tari Dolanan Nyikep yang berhasil mengundang sorak sorai, tepuk tangan hingga gelak tawa penonton. 


Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Gusti Putu Budiarta, dan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana. Tampak hadir pula Ketua Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. 


Kordinator Sekehe Gong Kebyar Anak Kumara Dharma Duta Laksana, Komang Jaya Juliawan mengaku bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Dimana, pihaknya mengaku telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun untuk membina anak-anak guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Anak-Anak. 


Lebih lanjut dijelaskan, pada pementasan kali ini, Sekehe Gong Kebyar Anak Kumara Dharma Duta Laksana sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi. Yakni Tabuh Kreasi Baru Kekebyaran yang berjudul Arunika, Tari Tenggek dan Tari Dolanan Nyikep. 


DikatakanJaya Juliawan, Arunika yang merupakan judul Tabuh Kreasi Kekebyaran bermakna cahaya mentari pagi yang dimaknai sebagai cahaya harapan baru khususnya bagi generasi muda, dengan spirit dan semangat disertai ketegaran. Gambaran tersebut diimplementasikan kedalam sebuah komposisi Tabuh Kreasi Baru Kekebyaran, dibentuk dengan estetika kompleksitas teknik permainan yang aktraktif dan polagarap yang dinamis, serta olahan unsur-unsur musical sebagai jiwa dari wujudnya secara utuh.


Selanjutnya untuk Tari Tenggek merupakan merupakan sebuah Tari Maskot Fauna Kota Denpasar yang diciptakan pada tahun 2013. Ide ini dicetuskan oleh Walikota Denpasar yang mendapat sambutan dan apresiasi dari para seniman Kota Denpasar. Kedis Tenggek (Burung Raja Udang) merupakan burung pemangsa yang kesehariannya hidup di hutan mangrove terletak di pesisir pantai selatan Kota Denpasar.


Dan sebagai persembahan pamungkas turut ditampilkan Tari Dolanan Nyikep. Garapan ini terinspirasi dari pasukan perang kerajaan yakni pasukan sikep yang berarti pasukan sigap dan siap dalam bertempur. Kesigapan ini dikuasai betul oleh Cokorda Mantuk Ring Rana atau yang dikenal dengan sebutan I Gusti Ngurah Made Agung. Kesigapan dan kecerdasan tersebut membuat anak-anak berkeinginan untuk memainkan sebuah permainan yang dinamakan nyikep, memiliki arti yakni mesikep-sikepan.


“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya. 


Dalam kesempatan tersebut, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Kebyar Anak Kumara Dharma Duta Laksana, Banjar Kepisah, Kelurahan Pedungan sebagai Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  


Jaya Negara mengaku bangga dengan penabuh anak-anak yang juga tak kalah hebat dengan penabuh dewasa dalam memainkan gambelan gong kebyar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema. Sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik.


“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih dolanan yang luar biasa membuat penonton tertawa, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh anak-anak Denpasar juga sangat luar biasa,” jelasnya. (Ags).

Baleganjur Cittha Gurnita Kanti Duta Denpasar Tampilkan Garapan Bertajuk Wala Tanda, Angkat Sosok Ida Pedanda Made Sidemen Pada Lomba Baleganjur PKB XLVI


 Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, dan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menyaksikan penampilan Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat pada Lomba Baleganjur PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Jumat (21/6) malam. 


Denpasar, Bali Kini - Gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 kembali menghadirkan lomba bergengsi yang diikuti oleh duta Kabupaten/Kota se-Bali. Kota Denpasar melalui Duta Kesenian yang diwakili oleh Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat ini tampil optimis dengan garapan bertajuk Wala Tanda pada Lomba Baleganjur PKB XLVI di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Jumat (21/6) malam. 

Tampil dihadapan ribuan pasang mata yang hadir, Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh dengan mengangkat sosok Ida Pedanda Made Sidemen. Dirangkai dengan olah karawitan dan gerak yang apik, tak ayal silih berganti tepuk tangan hingga sorak sorai penonton memberikan semangat sejak awal hingga akhir penampilan. 

Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede, dan Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana. Tampak hadir pula Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Sutama, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Perbekek Desa Dauh Puri Kauh, I Gusti Made Suwandi serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar.

Kordinator Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, A.A Ngurah Tresna Adnyana saat diwawancarai disela pementasan menjelaskan, secara umum garapan karya tabuh Baleganjur yang dibawakan menceritakan sosok Ida Pedanda Made Sidemen sebagai sosok sastrawan besar di abad ke-20 yang mempunyai komitmen tinggi dalam usaha mengedukasi masyarakat, guna menguasai dan mendalami Seni, Budaya, Adat dan Agama di Bali. Hal ini utamanya atas komitmen beliau yang terkenal dengan Nandurin Karang Awak dengan penguasaan segala aktifitas masyarakat yang diistilahkan dengan Wala Tanda. 

Lebih lanjut dijelaskan, cerita tersebut dikemas dengan judul Wala Tanda. Dimana, istilah Wala sebutan untuk Walaka atau masyarakat kebanyakan, sedangkan Tanda merupakan pelafalan dari Tandawa yaitu penggabungan dari dinamika, ritme dan melodi yang menghasilkan mantra atau lagu, dengan Mudra yang berupa gerak. 

Dikatakannya, Tandawa menjadi acuan dalam membangun sebuah karya seni karawitan baleganjur, aktifitas yang dikuasai oleh Ida Padanda Made Sidemen yang dibatasi oleh Dharma Pandita yakni Guna Sastra, Guna Undagi dan Guna Tani yang menjadi batasan-batasan dalam berkarya agar tetap terbingkai dalam Satyam Siwam Sundaram. 

“Wujud dari ragam pukulan, dinamika, ritme, melodi yang dipadukan dengan gerak yang ditata harmonis menghasilkan sebuah karya seni balaganjur dengan judul Wala Tanda yang dibawakan Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh sebagai Duta Kota Denpasar,” ujarnya.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekaa Balaganjur Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh sebagai Duta Kota Denpasar pada Lomba Baleganjur PKB XLVI yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  

Jaya Negara mengaku bangga dengan penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar yang mengutamakan regenerasi dan sekehe sebunan dalam satu desa. Jaya Negara juga optimis Duta Kota Denpasar dapat memperoleh hasil yang maksimal pada lomba tahun ini. 

“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, pakian yang digunakan serta garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih dibawakan oleh sekehe sebunan, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, harapan kita bisa menjadi yang terbaik dan juara,” ujar Jaya Negara. (Ags).

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved