-->

Rabu, 02 Juli 2025

Dolanan Anak Mepatung-Patungan Jembrana Pukau Penonton PKB 2025


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt Denpasar 

Jembrana , Bali Kini -   Suasana Panggung Terbuka Ardha Candra Denpasar berubah meriah saat Duta Kabupaten Jembrana, Sekaa Dharma Kerti Desa Tegal Badeng Timur, Kecamatan Negara tampil memukau membawakan garapan Dolanan Mepatung-Patungan dalam ajang Utsawa Gong Kebyar Anak-anak Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025, Selasa (1/7/2025).

Tampil bersama duta Kabupaten Karangasem, penampilan duta Kabupaten Jembrana sukses menyedot perhatian dan decak kagum penonton yang memadati arena pertunjukan. Hadir langsung, Gubernur Bali, Wayan Koster, Forkopimda Jembrana, Kepala OPD dilingkungan Pemkab Jembrana.

Dolanan Mepatung-Patungan sendiri terinspirasi dari perkembangan jaman yang begitu pesatnya. Dimana saat ini banyak anak lebih fokus pada gadget. Hal ini menjadi perhatian karena penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental anak, serta perkembangan sosial mereka.

Melihat fenomena tersebut maka muncul ide untuk melestarikan permainan Dolanan yang berjudul Mepatung-Patungan. Tarian dolanan ini menggambarkan semangat anak-anak dalam permainan tradisional yang sederhana namun bermakna. 

Geraknya mengasah konsentrasi, raganya ditempa sehat, dan hatinya ditanamkan nilai sportifitas sejati. Dalam derap langkah dan sorak riang, tersirat pesan: tak semua permainan harus digital, ada warisan budaya yang hidup dalam tubuh yang bergerak dan hati yang gembira.

Lebih menariknya lagi, gaya bahasa dialog yang digunakan menggunakan bahasa khas “Negaroa” sehingga tidak sedikit dari penonton yang bersorak ria.

Sebelum menampilkan pertunjukan pamungkasnya, Duta Gong Kebyar anak-anak Kabupaten Jembrana juga menampilkan Tabuh Kreasi yang berjudul Sulaya Sahela dan Tari Kidang Kencana. 

Sulaya adalah perdebatan, sedangkan sahela adalah satu tujuan.

Memaknai konsep paruman, berdebat untuk satu tujuan, yakni mengatur hubungan sosial agar terciptanya jagat kerthi, keharmonisan dalam hubungan sosial. Perdebatan dalam sebuah paruman ini menjadi ide dasar komposisi kreasi kekebyaran yang disusun melalui intuisi, menggambarkan sebuah perdebatan dalam paruman.

Berbagai macam instrumen menggambarkan masyarakat dengan karakter yang berbeda. Dua jenis pukulan  on beat dan off beat  merupakan simbol perbedaan yang menuju satu tujuan, dengan rel alur melody sebagai landasan. 

Penonjolan pola reong, suling, kendang, serta kotekan merupakan penggambaran masukan dalam sebuah paruman. Sementara itu, permainan bersama menunjukkan tercapainya sebuah kesepakatan.

Tari Kidang Kencana merupakan salah satu tarian yang berasal dari Bali. Tari Kidang Kencana "merekam" keceriaan sekawanan kijang di keluasan belantara raya. Saat purnama bersinar penuh, satwa bertanduk indah itu menumpahkan kegembiraannya. Berlari, melompat dan saling bercengkerama sambil bermandi cahaya bulan. 

Namun, keceriaan mereka mendadak berubah gaduh lantaran ada seekor kijang bertingkah yang berujung pada kesalah pahaman. Teman-temannya sepakat untuk mencelakainya. Beruntung, kesalah pahaman itu cepat teratasi dan mereka kembali rukun. 

Pesona satwa kijang itu sukses ditransformasikan ke dalam "bahasa" gerak yang ritmis, dinamis dan estetis. Tari ini diciptakan pada tahun 1983 oleh I Gusti Agung Ngurah Supartha yang dipermanis dengan iringan gamelan gong kebyar yang ditata artistik oleh I Wayan Beratha dan sentuhan gegerongan oleh IGB Arsaja.

Sementara itu, Bupati Kembang Hartawan yang didampingi Ny. Ani Setiawarini mengapresiasi penampilan duta gong kebyar anak-anak Kabupaten Jembrana pada PKB tahun ini.

”Penampilan yang disuguhkan anak-anak Jembrana sangat luar biasa sekali. Para penonton sangat terhibur sekali. Penampilan Sekaa Dharma Kerti Desa Tegal Badeng Timur dari Jembrana dalam garapan Dolanan Mepatung-Patungan mempertegas peran anak-anak Bali sebagai pelestari budaya di ajang PKB 2025,” tutupnya

Jumat, 27 Juni 2025

Rekasedana Kesenian Topeng Gases Bali Sukses Pukau Penonton PKB XLVII,

 


Ket foto : Penampilan Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII yang sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center pada Kamis (26/6) malam.
 

Angkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana Sebagai Puncak Penyempurnaan. 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini -Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII sukses memukai penonton yang hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center pada Kamis (26/6) malam. Dengan mengangkat Tradisi Nyenuk Sudamala Bhuana, sajian pementasan ini sukses memanjakan penonton dengan sajian topeng khas Kota Denpasar. 

Hadir langsung memberikan dukungan dalam kesempatan tersebut, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Anggota DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Kourator PKB XLVII, Prof. Dr. I Made Bandem, serta seluruh penonton yang antusias hadir di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center. 

Sajian pementasan diawali dengan penampilan Topeng Panglembar yakni Topeng Keras dan Topeng Tua. Dilanjutkan dengan Topeng dengan penokohan Penasar, Wijil, Dalem Arsa Wijaya, Punakawan, Parekan, Patih serta Topeng Dalem Sidakarya.

Kordinator Sekehe Topeng Gases Bali, Ketut Indra Wijaya mengatakan, dalam tradisi Hindu Bali, Nyenuk berasal dari kata nyukat yang bermakna mengukur dan menakar. Upacara ini merupakan ritual sakral yang menjadi puncak penyempurnaan rangkaian yadnya. 

"Upacara ini melambangkan keseimbangan Tri Hita Karana, yakni ketaatan pada dewata atau parahyangan, harmoni sesama manusia  atau pawongan, dan penghormatan pada alam atau palemahan. Nyenuk adalah wujud ritual sebelumnya dimurnikan sebelum persembahan naik ke khayangan," ujarnya. 

Dikatakan Indra Wijaya, ketika Ida Dalem Waturenggong beserta para abdi dan masyarakat sedang melakukan yadnya di Pura Basukian yang di barengi oleh Ida Dalem Sidakarya dalam suasana penuh khidmat. Dimana, masyarakat bersatu dalam semangat ngayah mempersiapkan segala sarana upacara dari banten, gamelan, hingga tari-tarian suci. 

Dikatakannya, rangkaian ritual ini diwarnai dengan pementasan tarian sakral yang ditampilkan pada saat-saat khusus. Ida Dalem Sidakarya hadir sebagai simbol pemurnian dan penutup dari seluruh prosesi, membawa berkat, serta mengusir segala bentuk kekotoran dan energi negatif. 

"Cerita ini di garap dalam sebuah pementasan seni ini bukan sekadar hiburan, tetapi merupakan wujud rasa syukur mendalam ke hadapan Sang Pencipta atas kelancaran upacara dan kehidupan yang diberkahi. Dalam tarian itu, tersirat doa-doa, harapan, dan penghormatan kepada para dewata, alam semesta," ujarnya. 

"Upacara Nyenuk ritual yang mengukur kesempurnaan yadnya melalui seni dan spiritualitas. Pementasan ini adalah refleksi Nyastra-Nyagini dengan seni sebagai ritual masyarakat Bali. Topeng Sidakarya dihidupkan bukan sebagai tontonan, melainkan tirta yadnya air suci yang mengalirkan dharma melalui gerak, nada, dan makna," ujarnya. 

Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekaa Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar pada PKB XLVII yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  

Alit Wiradana mengaku bangga dengan penampilan Baleganjur Duta Kota Denpasar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar yang mengutamakan regenerasi dan sekehe sebunan dalam satu desa. Pihaknya juga optimis Duta Kota Denpasar dapat memperoleh hasil yang maksimal pada lomba tahun ini. 

“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, bahkan sukses mengundang gelak tawa penonton, semoga kesenian Topeng di Kota Denpasar tetap ajeg dan lestari,” ujar Alit Wiradana

Kamis, 26 Juni 2025

Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara Budaga Tampil Memukau di PKB 2025


Laporan Reporter : Tim lpt Denpasar 

Denpasar , Bali Kini - Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara, Desa Adat Budaga, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung tampil memukau dalam Parade Gong Kebyar Anak-anak pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025 di panggung terbuka Arda Candra Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, Minggu (22/6/2025). 

Penampilan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Panji Gita Semara Budaga ini mendapat apresiasi dari Bupati Klungkung yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Administrasi Umum (Asisten 3) Pemkab Klungkung Dewa Gde Darmawan, dan dihadiri Asisten 1 dan Kepala OPD Pemkab Klungkung beserta jajarannya. 

Tampil bersama Duta Kabupaten Bangli, Sekaa Gong Anak-anak Panji Gita Semara, Desa Adat Budaga, menyuguhkan 3 (tiga) penampilan dihadapan ribuan penonton dikalangan Terbuka Arda Candra. Diawali dari penampilan Tabuh Kreasi “Budha Aga” Buda Aga sebuah karya tabuh kreasi yang coba direpresentasikan oleh penanta, dengan menggambarkan perjalanan spiritual dan intelektual manusia menuju puncak kedewasaan batin. Buda berarti akal pikiran, dan Aga berarti tempat atau puncak. Gabungan keduanya mencerminkan sebuah tempat sakral bernama Budaga, sebuah simbol ruang perenungan, di mana akal budi dan pikiran manusia diuji, ditempa, dan dimurnikan.

Garapan ini merepresentasikan transformasi manusia dari kebimbangan dan kekacauan pikiran menuju keseimbangan dan kebijaksanaan. Alur musikal berkembang dari dinamika yang kompleks dan penuh ketegangan, mencerminkan pergolakan batin, menuju pola-pola ritmis yang lebih harmonis sebagai simbol pencapaian kedewasaan spiritual.

Buda Aga juga bisa dimaknai sebagai figur pendeta yang menjaga dan menetap di suatu wilayah suci. Sosok ini menjadi penjaga nilai-nilai luhur, penuntun generasi menuju terang pikiran dan kejernihan hati. Dalam semangat itu, garapan ini tidak hanya menjadi ekspresi musikal, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap warisan kebijaksanaan lokal yang terus hidup dalam denyut budaya Bali, khususnya diwilayah desa Adat Budaga. 


Penanggung Jawab: Bupati Klungkung

Dinas Kebudayaan Kabupaten Klungkung

Bendesa Adat Budaga Penasehat: Prajuru Adat Budaga Komposer: Putu Andre Prayuda. 

Penampilan kedua menampilkan tari “Tari Cilinaya” di dalam tradisi Bali, Cili adalah lambang kecantikan. Tarian ini melukiskan sekelompok wanita cantik dengan gerakannya yang lemah gemulai, sedang menari-nari sambil bersukaria mempertontonkan kecantikannya. Berbeda dengan banyak tari Bali lainnya yang lebih menonjolkan delik mata yang tajam, tarian ini dibawakan secara riang gembira dan penuh dengan senyuman. Tarian ini juga menonjolkan sisi keanggunan gerakan dari para penarinya. Terinspirasi dari ornamen “cili” yang terdapat pada lamak Bali yang digunakan tatkala ada upacara adat atau agama. Tarian ini diciptakan oleh I Wayan Dibia dengan Pembina Tari: Agung Putra Dalem dan Pembina Tabuh: Gung Agus Putu Andre.

Penampilan memukau yakni Dolanan "Tung Tang Tung Ting" yang Ibaratkan kertas putih, sebuah proses pembelajaran pada sekolah untuk membentuk kualitas dan juga jati diri anak-anak tergantung pada sistem pendidikan, pengajar, dan juga karakter anak itu sendiri. Kesalahan konsep pendidikan akan menentukan bagaimana hasil daripada pendidikan tersebut. Begitu juga sebaliknya, karakter anak-anak yang memang sedang berada dalam lingkungan negatif dan pengaruh yang tidak baik juga menentukan hasil daripada pendidikan tersebut. Pentingnya pengawasan orang tua ketika anak-anak berada di luar jam sekolah juga sangat menentukan sebuah hasil dari semua tujuan itu.

Pengembangan dalam satu bidang, fokus dalam satu bakat yang dimiliki oleh anak-anak akan menentukan jati diri dan masa depan anak itu sendiri. Seperti Desa Adat Budaga. Sampai saat ini, kesenian, budaya, dan tradisi yang masih sangat ajeg mempengaruhi karakter, minat, dan bakat anak-anak di lingkungan Desa Adat Budaga untuk masih bergelut dan menggemari kesenian tradisional warisan leluhur, untuk dipelajari dan dilakoni agar tetap ajeg dan lestari. Dengan Penata Tari: Wah Lanyuk dan Yuda Pramada, Penata Tabuh: Agung Arys Prayoga dan Koordinator: Kadek Alit Ratmaja.

Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra Duta Denpasar Tampil Apik di PKB XLVII


Ket foto : Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menyaksikan penampilan Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat sebagai Duta Kota Denpasar pada Utsawa Gong Kebyar Anak PKB XLVII di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Rabu (25/6) malam.

Digawangi Anak-Anak, Dolanan Bertajuk Memedi-Median Sukses Undang Gelak Tawa Penonton. 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Duta kesenian Kota Denpasar menunjukan penampilan apiknya pada minggu awal gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025. Sebagai Duta Kota Denpasar pada Utsawa Gong Kebyar Aanak-Anak, Sekehe Gong Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, Kecamatan Denpasar Barat sebagai Duta Kota Denpasar sukses membawakan seluruh materi pementasan dengan baik di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Rabu (25/6) malam.

Tampil mebarung dengan Gong Kebyar Anak-anak Sanggar Seni Manik Uttara, Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Sekehe Gong Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sukses memukau ribuan pasang mata yang hadir. Sebanyak tiga materi turut dibawakan, yakni Tabuh Kreasi Baru Pepanggulan berujul Tapa Rare, Tari Merak Angelo dan Tari Dolanan Memedi-median yang berhasil mengundang sorak sorai, tepuk tangan hingga gelak tawa penonton. 

Hadir langsung untuk memberikan dukungan ditengah-tengah penoton, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana, serta Pimpinan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. 

Kordinator Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, I Ketut Sumarna mengaku bersyukur pementasan hari ini berjalan dengan lancar meski pada akhir pementasan turun hujan. Dimana, pihaknya mengaku telah melaksanakan persiapan panjang sejak awal tahun untuk membina anak-anak guna memberikan yang terbaik sebagai Duta Kota Denpasar untuk Gong Kebyar Anak-Anak. 

Lebih lanjut dijelaskan, pada pementasan kali ini, Sekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sebagai Duta Kota Denpasar membawakan tiga materi. Yakni Tabuh Kreasi Baru Pepanggulan berujul Tapa Rare, Tari Merak Angelo dan Tari Dolanan Memedi-median.

Dikatakannya, Tapa Rare yang merupakan judul Tabuh Kreasi Pepanggulan bermakna Tapa Rare bermakna konsekuensi anak-anak dari pikiran dan perilaku yang dilakukannya. Dunia anak-anak yang kreatif dan penuh imajinasi yang muncul dari pola meniru sesuatu yang mereka amati. Selanjutnya untuk Tari Merak Angelo merupakan karya tari yang mengekspresikan Burung Merak Jantan yang memamerkan bulu ekornya yang Panjang berwarna - warni yang begitu indah untuk menarik perhatian Burung Merak Betina.

Dan sebagai persembahan pamungkas turut ditampilkan Tari Dolanan Memedi-Median. Garapan ini terinspirasi dari nilai luhur "Vasudhaiva Kutumbakam", yang berarti “Seluruh dunia adalah satu keluarga”. Melalui permainan tradisional Memedi-Median yang menjadi pesan universal tentang pentingnya menjaga keharmonisan alam semesta.

“Kita bersyukur mampu memberikan penampilan maksimal pada hari ini, sehingga latihan dan pembinaan yang kami laksanakan dapat memberikan hasil yang maksimal, kita bersyukur dapat memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar, meski ada kendala cuaca sedikit, namun secara menyeluruh sudah sangat maksimal,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya ekehe Gong Kebyar Anak-Anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir sebagai Duta Kota Denpasar yang hari ini sukses memberikan penampilan terbaik dan luar biasa.  

Alit Wiradana mengaku bangga dengan penabuh anak-anak yang juga tak kalah hebat dengan penabuh dewasa dalam memainkan gambelan gong kebyar. Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku kagum dengan ide dan konsep berkesenian seniman Denpasar. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep, pola tabuh dan tari serta penggunaan properti yang disesuaikan dengan tema. Sehingga garapan yang dibawakan dapat dinikmati penonton dengan baik.

“Tadi kita saksikan penampilanya sudah maksimal dan luar biasa, garapan yang ditampilkan juga sangat apik, terlebih dolanan yang luar biasa membuat penonton tertawa, selain makna yang mendalam sesuai dengan tema, pementasan juga memberikan semangat sebagai pembuktian bahwa penabuh anak-anak Denpasar juga sangat luar biasa,” jelasnya.

Selasa, 24 Juni 2025

Tampil heroik dipanggung , Sanggar Seni Kumara Widya Suara Sekaa Jegog Jembrana bawakan lima garapan tari di PKB 2025


Laporan Reporter : Ajn / Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini - Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara, Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Duta Kabupaten Jembrana tampil heroik di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, Senin (23/6).

Tampil di Kalangan Madya Mandala komplek Art Center Denpasar, sekaa jegog berhasil menyedot antusias masyarakat untuk menyaksikan salah satu kesenian khas Jembrana tersebut.

Penampilan duta kesenian asal Jembrana ini membawa lima garapan tabuh dan tarian. Diantaranya Tabuh Petegak  "Goak Ngolol", Tabuh Kreasi Jegog " Rotation Of Galaxy", kemudian Tari "Luihing Paksi", Tabuh Teruntungan dan yang terakhir Tari Kreasi Jejangeran "Semara Madu".

Tabuh Goak Ngolol ingin menuangkan ke dalam sebuah garapan tabuh petegak jegog klasik dengan komposisi cah cah pangi yang bernuansa cepat, keras dan dinamis dengan ornamentasi selangkitan dan oncang-oncangan yang menggambarkan keceriaan dan energiknya burung gagak ketika mendapatkan mangsanya.

Begitupula andalan tabuh teruntungan berjudul "Pabuan" yang merupakan simbol yang digunakan dalam upacara Hindu di Bali. Buah, base, pamor, mako, gambir diyakini mampu memberikan kekuatan dan mengolah energi sebagai sumber kehidupan.

Selanjutnya, Tabuh Kreasi Jegog "Rotation Of Galaxy“ yang mengandung makna sebuah naluri pencipta dalam memvisualkan bentuk galaksi bima sakti yang saat ini masih berputar diatas kita.

Melalui karya ini, diharapkan dapat mencerna bagaimana kemajuan musik pada gamelan jegog saat ini telah berkembang. Secara musikalitas penggambaran elemen di atas akan sangat jelas terlihat melalui permainan pola- pola yang telah di formulasi sesuai dengan sistem masif yang berada pada putaran galaksi yang bergantung pada gerak gravitasi dan tata surya.

Tari Luihing Paksi yang merupakan garapan tari karya I Gede Arya Mayasa, S,Sn sebagai penata tari dan I Nyoman Sutama S.Skar sebagai penata tabuh menggambarkan burung Jalak Putih yang mahardika terbang kesana kemari menikmati kehidupan dan alam di sekitarnya.

Sebagai sajian pamungkas, Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara membawakan tari kreasi jejangeran "Semara Madu". Sebuah karya tari yang terilhami dari tari Jegog Tempoe Doloe, serta mengadopsi pola gerak-gerak pada tari janger yang telah dikembangkan.

Tari ini  merupakan sebuah karya tari pergaulan yang menggambarkan dinamika dan harmonisasi romantisme para remaja putra dan putri. Tari diciptakan dan pertama kali dipentaskan pada tahun 2013 diajah HUT Kota Negara, di Jembrana.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupten Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara mengungkapkan, Sekaa Jegog dari Sanggar Seni Kumara Widya Suara, Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring telah dipersiapkan secara maksimal untuk bisa memberikan hiburan bagi para penonton yang hadir di PKB tahun ini.

“Astungkara, penampilan sekaa jegog ini bisa menghibur. Animo penonton juga terlihat sangat antusias menyaksikan duta kabupaten Jembrana,” ucapnya. 

Sabtu, 21 Juni 2025

Pemkab Jembrana Santuni Keluarga PMI asal Samblong Jembrana meninggal di Jepang.


Laporan Reporter : Ajb / Tim Lpt 

Jembrana , Bali Kini – Wujud kepedulian, Pemerintah Kabupaten Jembrana serahkan santunan sebesar Rp. 5 Juta, kepada keluarga Pekerja Migran Indoneisa (PMI) asal Jembrana, Alm. Ni Kadek Ari Dwi Riyandini, yang meninggal dunia di Jepang.

Bantuan ini diserahkan langsung oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, I Ketut Armita, mewakili Bupati Jembrana kepada Keluarga Korban di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Jembrana, Sabtu (21/6)

“ Kami mewakili Bupati Jembrana menyampaikan turut berduka cita, semoga almarhum kadek diberikan tempat yang layak disisinya. Kehadiran juga serahkan santunan dari karyawan-karyawati Pemkab Jembrana, untuk ikut meringankan beban keluarga yang ditinggalkan oleh kadek yang merupakan seorang PMI yang meninggal di Jepang, “ ucap I Ketut Armita kepada keluarga korban.

Lebih lanjut, I Ketut Armita menjelaskan Pemkab Jembrana telah berpartisipasi dalam penjemputan jenazah di Bandara Ngurah Rai Denpasar. Rasa  duka cita mendalam juga sebelumnya ikut disampaikan Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan saat melayat disampaikan  langsung kepada pihak keluarga.

“  dalam rangka penjemputan jenazah di bandara Ngurah Rai Denpasar, kita memfasilitasi 1 unit ambulan, kemudian 1 mobil untuk mengajak keluarga almarhum untuk ikut menjemput jenazah, “ imbuhnya

Untuk diketahui, Kadek Ari mengembuskan napas terakhir di Jepang pada Minggu (25/5/2025) sekitar pukul 00.20 waktu setempat. Ia diketahui berangkat ke Negeri Sakura pada 2022 melalui jalur resmi dengan kontrak kerja selama tiga tahun dan visa kategori Technical Intern Training.

Namun, belum genap dua tahun, Kadek Ari memutuskan kabur dari tempat kerjanya itu. Ia lantas memutuskan menjadi pekerja ilegal di sektor pertanian di Prefektur Ibaraki, Jepang.

Setelah menjadi pekerja ilegal, kondisi kesehatan Kadek Ari mulai menurun. Kadek Ari menderita asam lambung yang kemudian berkembang menjadi komplikasi. Lantaran berstatus ilegal, ia tidak memiliki asuransi atau jaminan kesehatan hingga kesulitan mendapatkan perawatan medis yang memadai. 

Rabu, 18 Juni 2025

Ribuan Warga Padati PKB XLVII Kabupaten Tabanan 2025


Bupati Sanjaya : “Seniman Kita Tampil Dulu di Rumah Sendiri" 

Laporan Reporter : Arna / Tim Lpt 

Tabanan , Bali Kini  – Suasana semarak dan penuh antusiasme menyelimuti Panggung Terbuka Garuda Wisnu Singasana, area Taman Bung Karno, Tabanan, Selasa (17/6), saat Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tingkat Kabupaten Tabanan Tahun 2025. Ribuan masyarakat sangat antusias memadati area pertunjukan, menyambut ajang tahunan ini. Pembukaan dilakukan langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., yang hadir bersama Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya.

Turut hadir, Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, beserta istri, Ny. Budiasih Dirga, Tjokorda Anglurah Tabanan, jajaran Forkopimda Tabanan, Anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda dan istri, para asisten Setda, pimpinan OPD, serta tokoh-tokoh seni dan budaya Tabanan. Acara ini juga dihadiri para penabuh, penari, pembina seni, dan tentunya masyarakat dari berbagai penjuru Tabanan yang ingin menyaksikan kemegahan seni budaya daerah mereka.

PKB Tahun 2025 mengusung tema, "Jagat Kerthi Lokahita Samudaya Harmoni Semesta Raya" yang bermakna, semangat pelestarian dan pemuliaan alam semesta melalui seni dan budaya dengan menekankan nilai kebersamaan yang berakar pada filosofi kehidupan masyarakat Bali yang sarat dengan nilai-nilai spiritual kearifan lokal untuk kesejahteraan dunia demi terciptanya harmoni semesta

Berbagai penampilan seni dari seniman-seniman lokal memeriahkan pembukaan, mulai dari Gong Kebyar Anak-anak oleh Sanggar Seni Kembang Bali Banjar Tunjuk Kelod, Gong Kebyar Dewasa dari Sekaa Gong Satyaning Kebo Taruna Yowana Desa Adat Bedha, hingga Gong Kebyar Wanita dari Sekaa Gong Dahayu Singasana, Desa Dajan Peken. Ketiganya mencerminkan semangat regenerasi dan pelestarian seni budaya yang terus hidup di Tabanan.

Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya menyampaikan pelaksanaan PKB di Tabanan menjadi bagian penting untuk memberi ruang kepada seniman lokal tampil dan mengasah mental sebelum mewakili daerah di tingkat provinsi. “Tiap tahun kita ikut PKB di Provinsi Bali. Tahun ini saya dan jajaran sepakat agar PKB kita semarakkan lebih dahulu di Tabanan. Ini bukan hanya hiburan bagi masyarakat, tetapi juga momen mengapresiasi karya seniman kita sendiri. Ini juga menjadi ajang uji mental bagi para seniman sebelum tampil di Provinsi,” ungkapnya.

Ia juga menekankan, bahwa pagelaran ini tak hanya penting secara budaya, tetapi juga berdampak positif pada ekonomi masyarakat. “Dengan tampilnya seniman lokal, kita juga mendongkrak sektor UMKM. Ekonomi kerakyatan kita akan berputar, ini kekuatan Tabanan. Kita juga memberi penghormatan kepada leluhur dan maestro seni kita, termasuk seniman yang mendunia kala itu yaitu bapak I Ketut Marya, yang mewakili Tabanan di kancah dunia bahkan sebelum Indonesia merdeka. Kita berikan apresiasi bagi leluhur dan seniman kita di Tabanan yang semakin menggeliat setiap tahunnya,” tambah Sanjaya.

Pesta Kesenian Bali tingkat Kabupaten ini menunjukkan Tabanan tidak hanya kaya akan seniman berbakat, tetapi juga memiliki infrastruktur dan dukungan pemerintah yang kuat terhadap dunia seni. Masyarakat yang hadir pun memberikan apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan PKB kali ini. Selain menjadi wadah pelestarian budaya, ajang ini juga menjadi hiburan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat, terutama karena mampu menghadirkan semangat kebersamaan dan kebanggaan terhadap identitas budaya lokal.

Dengan penyelenggaraan yang meriah dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah, PKB XLVII Tingkat Kabupaten Tabanan 2025 menjadi simbol kuat kebangkitan seni, budaya, dan ekonomi kerakyatan di Bumi Lumbung Beras Bali ini. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Made Yudiana, turut menyampaikan rasa syukur dan harapan besarnya terhadap PKB tahun ini.“Kami berharap pelaksanaan PKB Tabanan mampu membangkitkan kreativitas para seniman lokal. Ini menjadi bagian dari upaya memperkokoh Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani (AUM),” ujarnya.

Lebih lanjut, Yudiana menjelaskan bahwa duta Kabupaten Tabanan akan mengikuti 14 materi dalam PKB Provinsi, yang terdiri dari 8 parade dan 6 kategori lomba. “Pelaksanaan PKB Provinsi akan digelar mulai 21 Juni hingga 19 Juli 2025 di Taman Budaya Art Center Denpasar. Kami mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada Bapak Bupati dan Ny. Rai Wahyuni Sanjaya selaku Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, atas dukungan dan pendanaan yang telah memungkinkan terselenggaranya PKB Tabanan dengan meriah tiap tahun,” ungkapnya.

Senin, 09 Juni 2025

Pemkot Denpasar Usulkan 2 WBTB Untuk Ditetapkan Secara Nasional,

 


Ket foto : Foto Gending Ancag-Ancagan Br. Cerancam Kesiman, dan Baris Gede Telek Br. Belong Sanur.

Gending Ancag-Ancagan Br. Cerancam Kesiman, dan Baris Gede Telek Br. Belong Sanur.

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar, Bali Kini - Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan, Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman kembali mengusulkan sebanyak 2 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) untuk ditetapkan secara nasional. Hal tersebut dilaksanakan guna mendukung dan melindungi karya budaya serta warisan budaya tak benda yang berada di Kota Denpasar. 

Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara didampingi Kepala Bidang Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Ni Wayan Sri Witari saat dijumpai di Denpasar pada Senin (9/6) menjelaskan bahwa  Tahun 2025 ini, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan resmi mengusulkan untuk dilakukan kajian sebanyak 2 Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) yang saat ini sedang berproses untuk verifikasi oleh Tim Ahli WBTB pusat. Keduanya yakni yakni Gending Ancag-Ancagan Br. Cerancam Kesiman, dan Baris Gede Telek Br. Belong Sanur.

Dikatakannya, setelah diusulkan  dan dilaksanakan verifikasi, selanjutnya akan dilakukan penetapan oleh Menteri terkait sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia setelah mendapatkan rekomendasi dari Tim Ahli.

"Rencanannya, sidang penetapan akan berlangsung Bulan Agustus mendatang, semoga dua WBTB Denpasar ini bisa lolos menjadi WBTB Indonesia," ujarnya. 

Dikatakannya, usulan penetapan dua tradisi dan kebudayaan asli Denpasar ini sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2025 merupakan angin segar bagi inventarisir dan pelestarian seni dan budaya di Kota Denpasar. Sehingga, kedepanya tidak ada lagi klaim sepihak atas seni budaya asli Indonesia khususnya yang berasal dari Bali dan Kota Denpasar. 

“Usulan ini merupakan salah satu upaya melindungi seni, budaya, warisan budaya dan tradisi di Denpasar agar tidak di klaim negara lain dan mengindari hal-hal yang tidak diinginkan dengan mendaftarkan seni dan budaya Denpasar dalam portal inventaris nasional,” paparnya.

Ditambahkannya, langkah yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar sejak tahun 2019 dalam proses penetapan WBTB Indonesia ini adalah dimulai dengan kegiatan inventarisasi karya budaya sekaligus penyusunan kajian akademis dan pembuatan video/film dokumenter. Selanjutnya, setelah penentuan karya budaya yang akan diusulkan lengkap sesuai persyaratan, dilanjutkan dengan pengusulan form pencatatan, setelah berhasil tercatat baru mulai disusun form usulan penetapan karya budaya yang dilengkapi dengan kajian akademis dan video/film dokumenter. 

“Semoga langkah-langkah ini tetap bisa terus dilaksanakan sebagai upaya pelestarian byek pemajuan kebudayaan di Kota Denpasar dalam langkah pelindungan dan pengembangan,” jelasnya.

Jumat, 16 Mei 2025

Sekaa Gong Kebyar Duta Bangli 2025 Pentas Di Alun Alun Bangli


Laporan Reporter : Tim Lpt Bangli 

Bali Kini ,  Tiga sekaa gong kebyar yang menjadi duta Kabupaten Bangli pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 Tahun 2025 ikut memeriahkan  perayaan HUT Kota Bangli ke-821 , pada Kamis, 15 Mei 2025 bertempat di Alun alun Bangli. Adapun  tiga Sekaa Gong Kebyar yang tampil pada hari ini yaitu Sekaa Gong Kebyar Dewasa dari Sanggar Siman Art, Banjar/Desa Lumbuan, Kecamatan Susut. Sekaa Gong Kebyar Wanita dari Sanggar Nirtya Mandala, Banjar Sukajiwa, Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, dan satu lagi Sekaa Gong Kebyar Anak-anak dari Sanggar Swara Padma Buana, Desa Undisan, Kecamatan Tembuku. Selain untuk memeriahkan HUT Kota Bangli, pentas ini juga sebagai ajang uji coba sebelum tampil di PKB nanti. 


Sekaa Gong Kebyar Wanita dari Sanggar Nirtya Mandala pertama tampil dengan Membawakan Tabuh Lelambatan Tira Kusuma dimana ini Adalah Garapan tabuh lelambatan kreasi baru yang digarap seorang seniman yang ada di Kabupaten Bangli Tabuh lelambatan kreasi ini tetap mengacu dalam pola tradisi yang di kembangkan berdasarkan intuisi estetika penggarap Mengacu kepada Spirit Bangli Jengah. Dengan Penata tabuh Gede lolak, Pembina tabuh Darmo, Mangadi, Delon, Koordinator Luh Ketut Alit Andriyani, SST.Par,Penanggung Jawab Nyoman Gede Nuada, SH


Dan Sekaa Gong Kebyar Anak-anak dari Sanggar Swara Padma Buana, yang menampilkan tabuh Kreasi "Tritaka" dimana ini merupakan Penyatuan parahyangan, palemahan, pawongan dalam menyelaraskan semesta keseimbangan Bhuana Alit dan Bhuana Agung. Bhuana Alit dan Bhuana Agung tiada lain adalah alam semesta raya. Konsep ini menjadi landasan bagi penata untuk menyajikan sebuah karya seni tabuh kreasi Tritaka. Komposisi ini merupakan karya yang memadukan unsur pembentuk musik yang ditata dan diolah mengunakan pola tradisi yang ditonjolkan dan dikembangkan melalui pengolahan melodi, kotekan, hitungan dan ritma, sehingga menjadi keselarasan jalinan sebuah karya seni yang utuh. Dengan Penata Tabuh Dewa Made Merta. Serta tari megoak-goakan dimana tari ini  merupakan refleksi budaya lokal Kabupaten Buleleng yang merepresentasikan warisan luhur etnisitas Bali Utara. Tarian ini terinspirasi dari permainan tradisional megoak-goakan yang dicetuskan oleh Raja Buleleng, Ki Barak Panji Sakti, pada tahun 1660 M di Desa Panji, Kecamatan Sukasada. 


Mengusung tema kepahlawanan, tarian ini sarat nilai kemanusiaan, artistik, dan filosofis, serta memegang peranan penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Dengan Penata Tari Prof. Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd, Anak Agung Mayun Artati, S.ST., M.Sn, Dr. I Nyoman Cerita, S.ST., MFA, Nyoman Arya Suryawan, S.ST


Serta penampilan dari Sekaa Gong Kebyar Dewasa dari Sanggar Siman Art, yang menampilkan  garapan  berjudul Sajining. Sebuah persembahan yang sarat makna dan tradisi, telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya hindu di pulau dewata.Terminologi dari kutipan ini, Sajining yang artinya persembahan yang tulus, ning Nirmala memberikan sebuah ide dasar dalam penggarapan tabuh nem periring sebagai ungkapan rasa syukur persembahan yang tulus terhadap dunia alam semesta dan dunia seni karawitan khususnya. Dengan Komposer Anak Agung Gede Dalem Kardinata, S.Sn. Pembina Sang Komang Martahadi, S.Sn.


Serta menampilkan Tari Kreasi mabuang. Mabuang berasal dari kata Nabuhan yang berarti mempersembahkan, yang bertujuan untuk meminta keselamatan dan menetralisir hal hal negatif. Ritual ini dilaksanakan di desa lumbun dan sulahan yang di lakukan oleh para pemuda di desa tersebut. Penata terinspirasi dan mengambil esensi dari ritual Mabuang tersebut yang kemudian dituangkan kedalam karya tari kreasi kekebyaran yang menonjolkan ritual, semangat dan rasa syukur pemuda dalam melakukan ritual dengan memadukan gerak gerak unik yang berada di dua desa tersebut. Dengan Penata tari Agus jentot, S.Sn.


Di akhir acara PJ Sekda Kabupaten Bangli I Made Ari Pulasari  terlihat membagikan Uang pembinaan kepada ke tiga seka gong kebyar yang tampil pada malam ini di alun-alun kota Bangli. Terlihat juga yang hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangli, Anggota DPRD Bangli Dapil Tembuku serta undangan lain nya.

Kamis, 15 Mei 2025

RUMAH WARGA DI KARANGASEM TERSAMBAR PETIR, BPBD SEGERA LAKUKAN ASESMEN DAN BANTUAN


Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih

Karangasem, Bali Kini – Sebuah rumah milik warga atas nama I Nengah Danta di Banjar Dinas Bhuana Kusuma, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem mengalami kerusakan akibat sambaran petir pada Rabu dini hari, 14 Mei 2025 pukul 02.30 WITA. Kejadian ini dipicu oleh hujan deras disertai petir yang melanda wilayah tersebut.


Berdasarkan laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Karangasem daru Perbekel setempat, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Karangasem langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan asesmen.


Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, pihaknya telah melaksanakan  asesmen, yang menunjukkan bahwa sambaran petir menyebabkan beberapa kerusakan. Atap bangunan rumah, kasur, dan televisi mengalami kerusakan. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini. Rumah yang terdampak dihuni oleh satu keluarga dengan total 3 jiwa.


"Potensi bencana lanjutan yang teridentifikasi adalah kebakaran akibat korsleting listrik, sehingga diperlukan upaya mitigasi dan kewaspadaan dari masyarakat," Katanya, Kamis, (15/5/2025). 


Sebagai bentuk tanggap darurat, BPBD Karangasem memberikan bantuan langsung berupa dua buah matras, dua selimut, dua sarung, satu paket kebersihan, dan satu paket sandang kepada keluarga terdampak. Estimasi kerugian materiil akibat kejadian ini diperkirakan mencapai sekitar Rp10 juta.


Penyerahan bantuan dan pelaksanaan asesmen dilakukan dengan pendampingan langsung oleh Kepala Dusun Bhuana Kusuma. BPBD Karangasem mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama saat curah hujan tinggi disertai petir. 

Senin, 12 Mei 2025




Laporan Reporter : Jero Ari 

Kuta . Bali kini - Umat Budha melakukan persembahyangan dalam menyambut Hari Trisuci Waisak 2569 BE 2025, Senin (12/5) di Vihara Buddha Dharma Bali, Kuta. Tampak sejumlah umat sudah berdatangan sejak pagi dan melakukan rangkaian upacara salah satunya Pemandian Rupang Buddha kecil.

Memandikan rupang Buddha atau bayi Siddharta menjadi salah satu ritual dalam perayaan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Dharma, di Jalan Sunset Road Kuta, Badung, Bali. 

Ritual pemandian rupang Buddha dilakukan setelah kebaktian atau pembacaan paritta oleh Bhikku. Sebagai simbolik, dua buah patung Buddha kecil tampak di pintu masuk aula utama siap untuk menjalani ritual pemandian dengan air bunga. 

Setelah Bhikku membacakan doa, dan memandikan rupang Buddha, kemudian secara bergilir umat di Vihara tersebut melakukan hal serupa.

Wagub Bali dan Walikota Denpasar Hadiri Upacara Pemelaspasan Pura Telaga Waja


 Ket. Foto : Kehadiran Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta bersama Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dalam pelaksanaan Upacara Pemelaspasan, Mendem Dasar, dan Mendem Pedagingan yang dirangkaikan dengan Mecaru Rsi Gana Majempong Asu di Pura Telaga Waja, Pura Kahyangan Badung, Desa Adat Denpasar, Senin (12/5).

Laporan Reporter : Pur 

Denpasar, Bali Kini - Upacara Pemelaspasan, Mendem Dasar, dan Mendem Pedagingan yang dirangkaikan dengan Mecaru Rsi Gana Majempong Asu dilaksanakan dengan khidmat di Pura Telaga Waja, Pura Kahyangan Badung, Desa Adat Denpasar, bertepatan dengan Hari Purnama Jiyestha, Senin (12/5).

Hadir dalam upacara ini Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta Anggota DPRD Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya dan Anak Agung Istri Paramita Dewi. Juga hadir Bendesa Adat Denpasar Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, pimpinan OPD Pemkot Denpasar, para penglingsir Puri Denpasar dan Pemecutan, serta tokoh masyarakat setempat. 

Sementara Prawantaka Karya, I Wayan Suwitra dalam sambutannya menyampaikan, upacara ini merupakan rangkaian penyucian kembali pasca musibah tumbangnya pohon kepuh pada 28 Desember 2024, yang mengakibatkan kerusakan pada beberapa bangunan pelinggih di areal pura. 

"Renovasi pun dilaksanakan secara gotong royong yang total menghabiskan dana sebesar Rp. 1.506.915.100,-. Pemerintah Kota Denpasar memberikan bantuan sebesar Rp750 juta, serta turut membantu proses pembersihan pohon tumbang dan area pura. Bantuan juga datang dari berbagai tokoh masyarakat dan krama adat," ujarnya

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyampaikan terima kasih atas kehadiran Wakil Gubernur Bali dan seluruh undangan, serta mengapresiasi semangat kebersamaan dalam pelaksanaan upacara ini. “Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Wakil Gubernur dan seluruh pihak yang telah mendukung renovasi serta upacara ini. Semoga menjadi momentum untuk memperkuat sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa,” ujarnya.

Dalam prosesi upacara, Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, melaksanakan mendem dasar di pelinggih Telaga Waja, sementara Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, melaksanakan mendem pedagingan di Palinggih Tajuk.

Sebagai penutup upacara, dilakukan penandatanganan prasasti serta penyerahan dana punia oleh Wagub Bali dan Walikota Denpasar, yang kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan bersama seluruh krama dan undangan yang hadir. 

Walikota Jaya Negara Hadiri Upacara Pedudusan, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih


Laporan Reporter : Ayu 

Denpasar, Bali Kini -  Proses pemugaran seluruh pelinggih Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, telah usai dilaksanakan. Kali ini bertepatan dengan Purnama Jiyestha, Senin (12/5) Pengempon Pura 

Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih, Puseh Kanginan, Desa Adat Pedungan, menggelar upacara Pedudusan, Ngenteg Linggih, dan Mecaru Rsi Gana di pura setempat.

Rangkaian acara dihadiri langsung Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, serta berkesempatan meninjau persiapan upacara,  dan menandatangani prasasti Penabeng Pura sebagai tanda peresmian hasil pemugaran.

Dalam kesempatan tersebut, Jaya Negara menyampaikan apresiasinya terhadap hasil pemugaran yang dinilai sangat baik.

“Dengan dilaksanakannya upacara ini, semoga para pengempon dan krama Desa Adat Pedungan selalu diberikan kerahayuan,” ungkapnya.

Sementara Ketua Panitia Karya, I Nyoman Kertajaya, menjelaskan bahwa seluruh pelinggih telah diperbaiki secara menyeluruh. Beberapa pelinggih yang dipugar antara lain, pelinggih Taman, Pertiwi, Tajuk, Taksu, Menjangan Sliwah, Gunung Agung, Gunung Rata, Ratu Mayun Kembar, Batu Selem, Kuri Agung, Pemayun Bagus, Gedong Batu, Gedong Pratima, Pengadang-ngadang, dan Bale Gong.

Seluruh pembiayaan pemugaran, yang mencapai kurang lebih Rp 400 juta, berasal dari dana swadaya keluarga besar Arya Wang Bang Pinatih Banjar Puseh, Desa Adat Pedungan.

"Semoga dengan memperbaiki pura ini dan menggelar upacara dengan tulus, para pengempon dan masyarakat mendapatkan kerahayuan," tambah Kertajaya.

Secara historis, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih memiliki nilai spiritual tinggi. Berdasarkan babad, pura ini didirikan dari kisah leluhur keluarga Arya Wang Bang Pinatih yang menikah ke Dalem Kepala dan memiliki keturunan yang kemudian menikah ke Pura Puseh Kawan, Desa Pakraman Pedungan. Dalam perjalanan hidupnya, leluhur tersebut sempat hendak kembali pulang setelah diminta berbagi pasangan (dimadu), namun dilarang oleh anak beliau. Akhirnya, beliau bersedia tetap tinggal dengan syarat dapat hidup berdampingan dengan keluarganya. Kisah ini menjadi dasar berdirinya pura dan diwariskan secara turun-temurun oleh para pengempon.

"Dengan rampungnya pemugaran dan suksesnya pelaksanaan upacara, Pura Pererepan Ratu Ayu Dalem Penatih diharapkan menjadi pusat spiritual yang semakin kokoh, sekaligus warisan budaya yang tetap lestari bagi generasi mendatang," ujarnya. 

Kamis, 08 Mei 2025

Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun Siap Berikan Yang Terbaik.


 Ket foto : Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Pembinaan Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Wimbakara Barong Ket PKB XPVII di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang. 

Jadi Duta Denpasar Pada Lomba Barong PKB, 

Laporan Reporter : Agus 

Denpasar , Bali Kini - Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 terus melaksanakan persiapan. Tak terkecuali Sekeha Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong yang dipastikan siap pentas dan memberikan sajian terbaik pada event seni tahunan Provinsi Bali ini. Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan Pembinaan oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang. 


Tampak hadir langsung untuk memberikan dukungan dan semangat, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Made Oka Cahyadi Wiguna, Ketua Bapemperda DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Darsa, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Tim Pembina Seni dan Konsultan Seni Kota Denpasar. 


Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong. 


Dikatakannya, secara umum sekehe ini telah menunjukan penampilan yang optimal. Meski demikian, tentunya persiapan harus terus dioptimalkan pada sisa waktu yang tersedia. Sehingga nantinya saat pentas penampilan sekeha Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer ini dapat lebih maksimal. 


“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB terus berlatih untuk memberikan hasil yang terbaik, optimalkan sisa waktu yang tersedia, astungkara memberikan hasil maksimal nantinya dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.


Bendesa Adat Panjer, AA Ketut Oka Adnyana mengatakan, beragam persiapan terus dioptimalkan guna memaksimalkan penampilan Duta Barong Kota Denpasar ini. Dimana, latihan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan kini memasuki tahapan pematangan materi. 


Dikatakannya, Barong Ket merupakan salah satu kesenian Bali yang erat hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Dalam konsep keagamaan barong diartikan menjadi dua kata yaitu “Bar atau Bor” yang berarti poros dan “Ong” adalah aksara suci yang memiliki simbul Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). 


“Mohon dukungan semoga Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya.

Selasa, 06 Mei 2025

Pemkab Bangli Laksanakan Persembahyangan Dalam Rangka Hut Kota Bangli


Laporan Reporter : Arn & Tim Lpt Bangli 

Bali Kini – Bupati Bangli SN Sedana Arta beserta Ny. Sariasih Sedana Arta didampingi Wakil Bupati I Wayan Diar memimpin persembahyangan bersama yang dilaksanakan di Pura Kehen pada Selasa, (6/5/2025). Acara ini merupakan salah satu rangkaian penting dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bangli yang ke-821.


Persembahyangan yang dihadiri oleh Forkompinda, Pj. Sekretaris Daerah, jajaran Kepala Perangkat Daerah, ASN, tokoh masyarakat, pemuka agama, dan masyarakat umum ini bertujuan untuk memohon keselamatan, kedamaian, dan kemajuan bagi Kota Bangli serta seluruh warganya. Suasana penuh kekhusyukan terasa saat lantunan doa dan mantra mengalun diiringi dengan persembahan tulus dari para peserta.


Disela waktu setelah melakukan persembahyangan, Bupati yang baru baru ini mendapatkan penghargaan peringkat tertinggi untuk Prestasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah tersebut menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada Kota Bangli selama ini. 

Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai peringatan HUT kota ini sebagai momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan, serta meningkatkan semangat gotong royong dalam membangun Bangli yang lebih baik.


Rangkaian perayaan HUT Kota Bangli ke-821 sendiri telah dimulai dari tangal 02 mei hingga 17 Mei 2025 dan akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti Lomba Penjor, Parade Kolosal, Pameran, Konser, serta kegiatan lainnya. Puncak acara peringatan akan dilaksanakan pada Tanggal 10 Mei 2025.

Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat semakin memeriahkan dan mensukseskan seluruh rangkaian acara HUT Kota Bangli tahun ini.

Senin, 05 Mei 2025

Duta Denpasar dalam Lomba Baleganjur PKB XLVII Tahun 2025

 


Ket. Foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri pembinaan Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Banjar Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, sebagai Duta Kota Denpasar dalam Lomba Baleganjur Remaja serangkaian PKB XLVII Tahun 2025 yang dilaksanakan di Jaba Pura Dalem Manik Penataran Agung Lemintang, Kamis (1/5) petang. 

Walikota Jaya Negara Hadiri Pembinaan Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Lumintang

Denpasar , Bali Kini - Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menghadiri pembinaan Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Banjar Lumintang, Desa Dauh Puri Kaja, sebagai Duta Kota Denpasar dalam Lomba Baleganjur Remaja serangkaian PKB XLVII Tahun 2025 yang dilaksanakan di Jaba Pura Dalem Manik Penataran Agung Lemintang, Kamis (1/5) petang. 

Berbagai upaya terus dilaksanakan Duta Kota Denpasar dalam rangka menyongsong perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025. Sebelum memasuki pelaksanaanya yang direncanakan dibuka pada bulan Juni mendatang, seluruh peserta wajib mengikuti pembinaan oleh Tim Pembina Kota Denpasar. Pada pembinaan tersebut diserahkan bantuan uang pembinaan dari Pemkot Denpasar kepada Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Banjar Lumintang yang diserahkan oleh Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara. 


Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Anggota DPRD Provinsi Bali, AA Istri Paramita Dewi, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Denpasar, Ketut Suteja Kumara, Kapolsek Denpasar Utara, Iptu I Wayan Juwahyudi, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Camat Denpasar Utara, I Wayan Yusswara serta seluruh Pembina Kesenian Kota Denpasar.


Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara  disela-sela kegiatan menekankan, bahwa pembinaan ini merupakan tahapan untuk memantapkan penampilan pada ajang Pesta Kesenian Bali. Tentunya ajang ini wajib menjadi bahan evaluasi bagi seluruh sekeha. Sehingga penampilan yang ditunjukan nantinya dapat maksimal dan sesuai dengan kriteria yang telah disepakati.

Lebih lanjut Jaya Negara  mengatakan, perhelatan seni secara umum tidak saja menjadi ajang kompetisi semata, namun bagaimana kita mampu melestarikan seni tersebut sebagai sebuah kekayaan kebudayaan Bali. 

"Pada pembinaan ini para seniman muda Kota Denpasar sudah tampil baik dan maksimal, sekarang hanya bagaimana kita menyesuaikan dengan kriteria, dan pembinaan ini merupakan ajang evaluasi untuk penampilan yang lebih baik saat tampil di PKB XLVII Tahun 2025 sebagai Duta Kota Denpasar," ujar Jaya Negara. 


Sementara Koordinator Sekaa Gong Gita Jaya Semara, Kadek Indra Kusuma Jaya mengatakan bahwa latihan ini sudah dilakukan dari bulan Januari lalu dan seluruh persiapan penampilan  hingga saat ini telah dilaksanakan dengan maksimal.


Lebih lanjut, adapun judul yang dibawakan kali ini Daiwi Sampad, yaitu menceritakan sifat manusia yang dipadukan dengan spiritualitas kehidupan. 

"Dan pada pembinaan kali ini apapun yang menjadi catatan dari tim pembina akan kami koreksi dan menjadi bahan evaluasi. Sehingga dapat menampilkan karya seni taman penasar yang terbaik untuk Kota Denpasar pada gelaran PKB XLVII Tahun 2025 nanti," pungkas Indra Kusuma.

Minggu, 04 Mei 2025

Bupati Kembang Hadiri Karya Ngenteg Linggih Pura Amertha Sari Yehembang Kauh


Laporan Reporter : Tim Lpt Jembrana 

Bali Kini - Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan Menghadiri Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Nyatur Rebah, Padudusan Alit, Wraspati Kalpa lan Ngusaba di Pura Amertha Sari, Br. Adat Gianyar, Desa Adat Yehbuah, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Minggu (4/5)

Rangkaian acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan prasati oleh Bupati Kembang serta penyerahan

Punia senilai Rp. 5 juta dan Pemberian Jasa Kesenian senilai Rp. 10 juta kepada Prawartaka Karya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Jembrana periode 2010-2021, I Putu Artha, Anggota Dewan Provinsi Bali, I Gusti Agung Bagus Suryadana, Kapolres Jembrana, AKBP Kadek Dewi Suparwati, dan Kasdim 1617 Jembrana, Mayor Inf Har I Wayan Yudana.

Dalam sambutannya, Bupati Kembang mengungkapkan rasa bahagia selain bisa turut mengikuti persembahyangan juga bisa bertemu langsung dengan masyarakat setempat.

"Pada hari yang baik ini puji syukur kita panjatkan kepada Ida Sanghyang Parama Wisesa, Ida Betara Sesuhunan di Prahyangan ini. Saya merasa bahagia bisa datang pada upacara hari ini dan bisa bertemu dengan semeton Krama Banjar adat Gianyar, desa adat Yeh Buah," ucapnya.

Pihaknya mengajak krama banjar adat untuk tetap bisa melestarikan nilai-nilai adat, budaya dan tradisi yang telah diwariskan sejak dulu sehingga harmonisasi kehidupan selalu terjaga.

"Saya meminta agar kita sebagai umat sedarma bisa melestarikan tatwa, susila dan upacara agama Hindu berdasarkan filsafat Tri Hita Karana yang sudah dijalankan sejak dulu dan melestarikan dresta adat dan budaya Bali," imbuhnya.

Bupati Kembang juga mengapresiasi rasa persaudaraan dan kekeluargaan krama banjar adat Gianyar yang menjalankan Yadnya dengan tulus ikhlas sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat.

"Kekeluargaan seperti ini agar tetap bisa kita jaga sebagai dasar dalam melaksanakan Panca Yadnya," ujarnya.

Sementara itu, Prawartaka Karya Br. Adat Gianyar, I Gusti Made Lasia, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Jembrana, atas bantuan yang diberikan

“Adapun puncak karya Ngenteg Linggih di Pura Amertha Sari ini, telah dilangsungkan kemarin Sabtu (3/5) dan nyineb sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu (10/5),” pungkasnya

Selasa, 29 April 2025

Pemkab Klungkung Gelar Apel Peringati Hari Puputan & HUT Kota Semarapura


Laporan Reporter : Tim Lip Klungkung 

Bali Kini - Pemerintah Kabupaten Klungkung menggelar apel memperingati Hari Puputan Klungkung ke-117 dan HUT Kota Semarapura ke-33, di Alun-Alun Ida Dewa Agung Jambe, Senin (28/4). Peringatan tahun ini mengusung tema “Adera Sewaka Mahottama” Mengabdi untuk Kehormatan Ksatria Mahottama. 


Bupati Klungkung I Made Satria menjadi pemimpin apel ini dan turut dihadiri Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom, Forum komunikasi Pimpinan Daerah, DPRD Provinsi Bali Dapil Klungkung, Anggota DPRD Klungkung, kepala OPD dan ASN dilingkungan Pemkab Klungkung, TNI dan Polri, serta Organisasi masyarakat. 


Bupati Satria menyampaikan selamat Hari Puputan ke-117dan HUT Kota Semarapura ke-33. Peringatan ini bukan sekedar seremonial belaka, namun peringatan peristiwa bersejarah yang mengandung berbagai makna yang saling bertautan “Peringatan Puputan hari ini untuk mengenang jasa Pahlawan Ida Dewa Agung Jambe dengan semangat juang yang beliau tanamkan bisa diwarisi kepada generasi muda,” ujar Bupati satria usai memimpin apel


Bupati satria berharap masyarakat Klungkung bersama sama pemerintah tetap ikut bahu membahu membangun Klungkung demi meningkatkan kesejahteraan seluruh warga masyarakat Klungkung, sehingga terwujudnya klungkung mahottama. “Semangat juang puputan itu tiada lain bagaimana kita bekerja keras dengan tulus iklas, mengabdi untuk kehormatan dan berkontribusi untuk memajukan klungkung yang Mahottama” ungkap Bupati Satria 


Sambutan Gubernur Bali yang dibacakan Bupati Satria mengatakan, dengan semangat Puputan mampu berperan aktif meningkatkan dan mendorong pembangunan ekonomi masyarakat sebagai fasilitator, regulator, dinamisator, inovator, dan katalisator. Kesemua peran tersebut harus dapat dijalankan secara optimal agar mampu menciptakan pola hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan mendorong peran serta masyarakat dalam turut menyukseskan program-program yang diperuntukkan bagi masyarakat di Kabupaten Klungkung.


Diakhir Apel Peringatan Hari Puputan Klungkung ke-117dan HUT Kota Semarapura ke-33 diisi dengan pragmentari Puputan Klungkung.

Bhakti Penganyar IBTK Pemerintah Kabupaten Tabanan di Pura Agung Besakih


Laporan Reporter : Tim Lpt Tabanan 

Bali Kini  – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama istri sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya dan jajaran, menghadiri pelaksanaan Bhakti Penganyar Karya Ida Bhatara Turun Kabeh yang berlangsung di Pura Agung Besakih, Desa Adat Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Selasa (29/4). Kehadiran pasangan pemimpin Tabanan ini sebagai wujud sradha bhakti terhadap pelaksanaan yadnya suci tersebut.

Rombongan dari Kabupaten Tabanan yang hadir terdiri dari unsur anggota DPRD Kabupaten Tabanan, Sekda beserta istri, serta para pimpinan Perangkat Daerah dan pegawai di lingkungan Pemkab Tabanan. Setibanya di lokasi, rombongan langsung menuju dapur suci, yang diawali dengan mesandekan katuran boga alit sebagai simbol persembahan tulus ikhlas dari Pemerintah Kabupaten Tabanan.

Dalam suasana yang penuh kekhidmatan, seluruh peserta rombongan menunjukkan kekompakan dan ketulusan dalam menjalani setiap tahapan upacara. Tak hanya hadir untuk bersembahyang, Bupati Sanjaya dan Bunda Rai dan jajaran juga aktif ngayah sebagai bentuk dukungan spiritual terhadap pelaksanaan karya agung tersebut.

Khususnya Bunda Rai, saat itu tampil bersemangat mewakili srikandi Tabanan. Pihaknya turut ngayah nabuh/megambel dan menari rejang bersama para Ibu-ibu PKK Kabupaten Tabanan, menunjukkan sinergi antara seni budaya dan peran perempuan dalam kehidupan sosial keagamaan di Bali. Kegiatan ini disambut antusias oleh warga yang hadir, menambah semarak suasana persembahyangan.

“Hari ini kami semua bersembahyang, mengikuti Bhakti Penganyar, kami memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara Sesuhunan ring Pura Agung Besakih, semoga seluruh masyarakat Bali, khususnya Tabanan, senantiasa diberi kerahayuan, kesejahteraan, dan keselamatan,” ujar Bupati Sanjaya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga warisan budaya dan spiritual sebagai pondasi kehidupan masyarakat Bali.

Ny. Rai Wahyuni Sanjaya juga menyampaikan harapannya, agar kegiatan ngayah seperti ini terus dilestarikan dan menjadi ajang penguatan spiritual sekaligus pemberdayaan perempuan di Bali. “Ngayah bukan hanya sekadar kewajiban adat, tetapi juga menjadi wujud cinta kita terhadap budaya dan persatuan masyarakat. Saya bangga bisa menari dan megambel bersama Ibu-ibu PKK Tabanan,” ungkapnya.

Sebagaimana diketahui bersama, Bhakti Penganyar ini merupakan bagian dari rangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh yang dilaksanakan secara rutin di Pura Agung Besakih. Upacara ini menjadi momentum penting bagi umat Hindu di Bali untuk meningkatkan sradha dan bhakti, serta mempererat tali persaudaraan lintas wilayah dan generasi. Kehadiran para pimpinan daerah, termasuk dari Kabupaten Tabanan, menjadi bukti nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya dan kehidupan spiritual masyarakat Bali. 

Kamis, 24 April 2025

Bupati Sanjaya dan Bunda Rai Sembahyangan Saat Pujawali di Pura Luhur Batukau


Laporan Reporter  : Tim Lpt Tabanan 

Bali Kini – Suasana khidmat menyelimuti Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Tabanan saat Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., memimpin persembahyangan Pujawali, Kamis (24/4), bertepatan dengan Wraspati Umanis Dunggulan atau Manis Galungan. Bersama istri, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, Bupati Sanjaya turut hadir didampingi Wakil Bupati, I Made Dirga dan istri, Ny. Budiasih Dirga, Ketua DPRD Tabanan dan beberapa anggota, Sekda dan jajaran perangkat daerah Pemkab Tabanan.


 


Persembahyangan berlangsung penuh kekhusyukan, dengan seluruh rombongan memanjatkan doa guna memohon kerahayuan dan kelestarian jagat Bali, khususnya Kabupaten Tabanan. Dalam perjalanan menuju Beji Batukau, Bupati Sanjaya juga melakukan kegiatan simbolis dengan memberi makan ikan dan melepas burung perkutut. Hal ini mencerminkan keselarasan manusia dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Karya Pujawali tersebut, puncaknya berlangsung mulai hari ini hingga 27 April 2025 mendatang, nyejer selama tiga hari.


 


“Persembahyangan ini bukan sekadar rutinitas seremonial, tetapi merupakan perwujudan komitmen spiritual dan budaya kita. Ini bagian dari menjaga kearifan lokal, serta memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Tabanan,” ujar Bupati Sanjaya di sela kegiatan persembahyangan.


 


Di kesempatan yang sama Ny. Rai Wahyuni Sanjaya yang juga sebagai Bunda PAUD dan Bunda Literasi Kabupaten Tabanan, meninjau Ruang Ramah Anak di areal Pura Luhur Batukau. Ruang tersebut diinisiasi langsung oleh Bunda Rai sebagai bentuk perhatian beliau terhadap kenyamanan anak-anak yang mengikuti orang tua melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Batukau.


 


“Jadi pada kesempatan hari ini bertepatan pujawali di Pura Luhur Batukau, yang jatuh pada Umanis Galungan, saya sekaligus mengunjungi Ruang Ramah Anak. Ini saya bentuk dengan pertimbangan, bahwa di sini ada suatu kearifan lokal, bahwa anak-anak yang belum ketus gigi belum boleh nangkil ikut ke luhur. Jadi berkenaan dengan hal tersebut, saya memiliki ide untuk membuatkan suatu ruang anak-anak,” jelas Bunda Rai.


 


Ia juga menambahkan, sebagai bentuk dukungan, Bunda Rai juga memberikan alat permainan edukatif serta buku-buku bacaan. Sehingga anak-anak tidak bosan menunggu dan para orang tua pun nyaman meninggalkan anaknya sembahyang. “Tujuan saya membuat ruang ramah ini agar orang tua bisa melaksanakan persembahyangan dengan khusyuk, sementara anak-anak merasa nyaman, tidak bosan, tidak rewel. Saya berharap ini akan menjadi role model bagi Pura lain untuk menyediakan ruang seperti ini,” harap Bunda Rai.


 


Lebih lanjut karena telah tersedianya ruang ramah anak di Pura Luhur Batukau, Bunda Rai menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir membawa anak-anak saat persembahyangan. “Bagi para orang tua yang belum mengetahui, sekarang sudah ada ruang ramah anak, jadi bisa dititipkan anak-anak untuk bermain. Saya juga mengajak masyarakat yang memiliki buku atau mainan lebih untuk membantu melengkapi fasilitas ini agar lebih variatif,” imbuhnya.


 


Di akhir kunjungan, Bunda Rai berharap ke depan ruang ini dapat diperluas menjadi taman bermain yang lebih lengkap, termasuk ruang baca yang lebih memadai. Begitupun dengan Bupati Sanjaya, Wabup Dirga dan jajaran sangat mengapresiasi adanya ruang ramah anak di Pura Luhur Batukau. “Berkenaan dengan suasana hari raya, saya mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, dumogi sami rahajeng,” tutup Bunda Rai dengan penuh harapan. 


 


Menyambut kedatangan rombongan, Bendesa Adat Wongaya Gede, I Ketut Sucipto menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada Bunda Paud sekaligus Bunda Literasi Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, atas inisiasinya menghadirkan Ruang Ramah Anak di kawasan suci Pura Batukau. “Kami mewakili seluruh masyarakat mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas perhatian Bunda Rai dalam menciptakan ruang ramah anak ini, lengkap dengan fasilitas permainan edukatif dan buku bacaan. Semoga keberadaannya memberi manfaat nyata bagi anak-anak yang tangkil bersama orang tua ke Pura Batukau,” ujarnya siang itu

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved