Laporan reporter: Gusti Ayu Purnamiasih
Karangasem, Bali Kini — Di tepi hamparan sawah terasering Tirtagangga yang selalu berhasil memanjakan mata, berdirilah Warung De Sadia—sebuah warung makan sederhana yang tumbuh dari pengalaman panjang, kerja keras keluarga, dan keberanian mengambil langkah baru.
Warung ini bukan sekadar tempat makan. Ia lahir dari perjalanan Komang Sudirta, mantan chef kapal pesiar yang memutuskan pulang kampung dan membangun impian bersama keluarganya. Berbekal tabungan hasil bekerja di laut lepas, Komang menggandeng ayahnya, Gede Sadia—penjual bakso kawakan yang bertahun-tahun mengais rezeki di kantin sekolah SMP hingga kemudian membuka warung bakso tepi jalan. Dua generasi ini mempunyai satu cita-cita, punya usaha kuliner yang berkarakter.
Warung De Sadia, resmi dibuka pada 6 Oktober 2025. Warung ini mengusung konsep view sawah yang jarang dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku kuliner di wilayah tersebut. Menu utamanya jelas tidak jauh dari identitas keluarga: bakso. Ada bakso babi balung, bakso ayam ceker, hingga mi ayam bakso. Tapi Komang Sudirta tak berhenti di situ. Menyadari ragam wisatawan yang datang ke Tirtagangga, ia menyediakan pilihan halal seperti aneka camilan—kentang goreng, pisang goreng ataupun menu western seperti Pizza dan hamburger serta minuman ringan seperti Kopi ataupun es kelapa muda dan lainnya yang bisa dinikmati siapa saja. Menunya pun tergolong ramah di kantong, utamanya untuk kalangan wisatawan domestik. Harga bakso mulai dari Rp.10.000 saja.
Hal utama yang dijual, dimana pengunjung bisa menikmati hidangan sambil menatap lanskap sawah bertingkat yang hijau dan sejuk, atau terasering.
Komang Sudirta menjelaskan bahwa meski baru dibuka, respons pengunjung sudah cukup menggembirakan. “Warung De Sadia menawarkan view sawah terasering. Kami buka sejak 6 Oktober 2025. Saat ini kunjungan rata-rata 20 orang per hari, termasuk 2–3 orang wisatawan mancanegara,” ujarnya. Adakalanya, Warung De Sadia kewalahan. “Pasca Hari Raya Galungan–Kuningan, warung kami diserbu wisatawan domestik. Hari itu kami sampai menerima sekitar 200 pengunjung, benar-benar krodit,” tambahnya, Jumat (12/12/2025).
Warung De Sadia memiliki kapasitas cukup, yakni sekitar 50 orang. Tempat duduknya pun dibuat fleksibel: area bawah dengan kursi lipat dan payung taman yang nyaman dan santai, atau area atas yang lebih elegan dengan kursi kayu panjang. Dua suasana berbeda, tapi menawarkan pemandangan yang sama: sawah yang adem, tenang, dan jadi pelarian murah dari hiruk-pikuk.
Warung De Sadia kini menjadi salah satu UMKM yang tengah mendapat perhatian dari Diskoperindag Karangasem untuk dikembangkan lebih jauh, terutama karena potensinya sebagai titik singgah wisatawan. (Ami)
FOLLOW THE BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram