-->

Selasa, 04 Desember 2018

ANJANGSANA TAMAN NUSA

Gianyar,Balikini.Net -  Seni, budaya dan tradisi sudah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang dilestarikan dan dikemas dalam bentuk seni musik, seni tari, seni rupa maupun seni pertunjukan 
Dalam rangka mendorong milenial pengunjung Taman Nusa untuk tetap mengaktifasi dan melestarikan seni, budaya dan tradisi maka penguatan pegelolaan obyek wisata budaya dalam pemajuan kebudayaan menyasar komunitas musik ethnic, indie band dan penggiat kuliner tradisional untuk diangkat, dikenal dan diketahui masyarakat luas. Kegiatan ini “Anjangsana” dibuka pada Minggu 2 /12/ 18 yang merupakan kegiatan rutin setiap Weekend pada jam 5 sore – 7 malam. 

Menampilkan 10 band musik ethnic dan Indie yang akan melantunkan lagu karya terbaik mereka serta lagu lagu Nusantara sambil menikmati keindahan alam, teras sering di atas sungai melangit. Pengunjung diberikan gratis masuk area Anjangsana. Kegiatan “Anjangsana” ini bertujuan sebagai sarana untuk mengangkat sekaligus meningkatkan potensi seni dari komunitas seni serta sekolah sekolah di Bali Setiap daerah di Indonesia menyimpan keunikan tersendiri, seperti bahasa daerah, pakaian adat, makanan khas, maupun tradisi. 
Dan saat ini masih tentang Papua, Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Papua memiliki salah satu bentuk cara masak, sebuah tradisi masak yang sangat unik yaitu Bakar Batu. Ini merupakan cara masak tradisional yang sangat papuler di kehidupan sehari-hari masyarakat Papua. Tujuannya ialah untuk menunjukkan rasa syukur, menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kematian, serta sebagai bentuk kebersamaan. Dan tentunya pengunjung anjangsana akan berdiskusi langsung sama teman-teman kita dari Papua. Sebuah pengalaman yang sangat menarik dan mengesankan bisa menyaksikan proses Bakar Batu langsung di Anjangsana Taman Nusa Pada panggung Anjangsa selain musik ethnic dan Band Indie akan ditampilkan Tari Tubuh Papua Papua Body. 

Alam adalah tubuhku dan jiwa adalah alamku. Sungai, sampan dan sagu merupakan satu kesatuan yang tidak bisa lepas dari kehidupanku, kemana arah kaki berpijak Dunia terasa sempit dengan tidak merasakannya, aku membutuhkannya sebagai lambang Kemakmuran dan Kesuksesaan. Tubuhku masih bergetar dengan sendirinya. Simbol dari Keperacayaan ku adalah Kekuatan Kehidupan, kekuatan Tubuh dan Kekuatan Jiwa. Tulang dan Darah adalah satu dalam tubuh yang melekat pada Dunia ini. Diinginkan atau tidak aku akan tetap sampaikan kepada mereka di Negeri ini, bahwa aku memiliki harapan untuk bangkit. Tulang dan darah menembus pilu untuk keluar mengatakan sesuatu kepada Dia, kepada Mereka dan kepada Semua orang bahwa tubuhku adalah tubuh suku Kamoro yang tidak akan pernah habis dan selalu akan ada untuk menyinari cakrawalah ini. 

Sambil menyaksikan seni musik dan pertunjukkan serta tradisi bakar batu, tidaklah lengkap kalau belum mencoba kuliner tradisional yang disajikan pada pondokan pondokan kuliner dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari penganan, jajan pasar, aneka gorengan, bakso, sate ayam, aneka kerupuk, keripik, rujak, nasi jingo serta minuman segar dan minuman tradisional yang menyertai pengunjung untuk beranjangsana. Kedepannya akan dilakukan kerjasama kemitraan dengan penggiat kuliner khas nusantara serta kerajinan tradisional di Bali Kami sangat berterimakasih kepada Prog World, Komunitas Seni dan Fans, Media, Praktisi Pariwisata dan Budaya, Pemerintah, Pihak Keamanan serta rekanan sales Taman Nusa seperti travel agent, freelance, tourist information, hotel dan villa atas dukungannya sehingga event Ajangsana Taman Nusa lancar dan sukses Selain terkenal dengan objek wisata alamnya, Bali juga terkenal dengan wisata budayanya. Seni musik, seni tari dan tradisi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau Bali. [rls/r6]


Senin, 19 Maret 2018

Gangguan Jiwa dan Kasus Bunuh Diri Tinggi, Ini Langkah Koster

Denpasar, Balikini.Net - Tingginya angka pengidap gangguan jiwa di Bali, mendapat perhatian serius dari Calon Gubernur Bali nomor urut 1 Wayan Koster. Data dari Suryani Institut for Mental Health (SIMH), angka gangguan jiwa sudah mencapai 900 orang dari 2,3 per seribu penduduk di Bali, dan diperkirakan angka tersebut terus meningkat hingga saat ini. Pasangan dari Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) ini, menilai gangguan jiwa adalah masalah serius yang harus ditangani, tidak ada pada upaya pengobatan akan tetapi pencegahaannya sedini mungkin.

Keseriusan Koster mencari formula mengatasi masalah gangguan jiwa di Bali dengan meminta masukan Direktur SIMH Prof. Dr Luh Ketut Suryani, yang selama ini memang sangat konsen dengan permasalahan dan penanganan gangguan jiwa di Bali. Tak segan-segan, Koster datang langsung ke kediaman Guru Besar Universitas Udayana untuk meminta gambaran kondisi pengidap gangguan jiwa di Bali, yang akan diformulasikan menjadi sebuah kebijakan pemerintah jika dirinya dipercaya memimpin Bali kedepan. “Masalah gangguan jiwa di Bali adalah sangat serius, terlebih dari data jumlahnya mengalami peningkatan setiap tahunnya,”ujar Koster di Denpasar, Minggu (18/3). 

Koster membenarkan telah berdiskusi dan meminta masukan dari LK Suryani mengenai penanganan pengidam gangguan jiwa, serta kasus bunuh diri di Bali. Menurutnya, pemerintah selain memaksimalkan perangkat daerah terkait, juga memberdayakan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah tersebut. Dari hasil dialog singkat diketahui, peranan masyarakat sekitar, termasuk keluarga sangat besar dalam menentukan kesembuhan pengidap gangguan jiwa, jadi tidak semata-mata hanya melalui pengobatan di Rumah Sakit Jiwa. Artinya, pengidap gangguan jiwa bisa sembuh tanpa obat.

Gangguan jiwa lanjut dia, diketahui juga sebagai salah satu penyebab bunuh diri, selain akibat deprese, hubungan yang tak baik, penyakit fisik serta permasalahan ekonomi. Koster juga sangat miris dengan tinggi angka bunuh diri di Bali. Penanganan permasalahan-permasalahan Ini harus dilaksanakan sedini mungkin, salah satunya melalui dunia pendidikan, agar SDM Bali  berkarakter, beretika dan memiliki moral yang baik, sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Hindu. 

Pendidikan ini bisa dilaksanakan melalui kegiatan non formal dengan menggunakan fasilitas balai banjar, dimana anak-anak akan diajarkan kegiatan-kegiatan kesenian, seperti menari, menabuh, membaca sloka, dan kegiatan yang bernafaskan keadaamnya. Sehingga akan terbentuk SDM berkulitas, memiliki intergitas moral, etika, kesantunan, karakter dan jiwa yang dibangun berdasalkan nilai-nilai Agama Hindu, seni, adat, dan kearifan lokal masyarakat Bali.[ALT/R4]

Sabtu, 20 Januari 2018

Saksikan, Pertujukan Kolosal 'Smile Bali Smile' di Bajra Sandi, Renon

Denpasar, Balikini.Net - Grup band legendaris Crazy Horse mempromosikan pariwisata Bali terkait erupsi Gunung Agung dengan menyelenggarakan "Smile Bali Smile (SBS)" pada 21 Januari 2018.

Vokalis Crazy Horse, Benny di Denpasar, Jumat, mengatakan keprihatian tersebut akibat dampak erupsi Gunung Agung, karena itu pihaknya ingin menyelenggarakan konser musik sebagai bukti bahwa Bali masih layak dikunjungi wisatawan.

"Dalam kegiatan SBS tersebut selain musik juga diselenggarakan kesenian Bali, antara lain tari Panyembrahma kolosal, tari Barong, marching band, tari Kecak, dan beragam pertunjukkan lain," katanya.

Ia mengatakan melalui kegiatan ini berharap kunjungan wisatawan ke Bali tidak merasa khawatir dan takut mengunjungi objek-objek wisata di Pulau Dewata.
"Keberadaan Gunung Agung sangat jauh dari objek wisata vital di Pulau Dewata. Oleh karena itu saya berharap wisatawan tetap datang ke Bali. Apalagi pemerintah telah memberi jaminan jika terjadi meletus gunung tetinggi di Pulau Dewata itu," ucapnya.

Ketua Panitia SBS Ida Bagus Alit Widiantara mengatakan kegiatan ini murni sebagai wujud kepedulian dan keprihatinan di tengah terjadinya erupsi Gunung Agung, sehingga berdampak pada sektor pariwisata.

"Kegiatan pada 21 Januari itu baru awal saja. Dari acara tersebut sebuah kegiatan yang menunjukkan kepada dunia mengenai kondisi Bali. Karena di luar negeri pemberitaannya seolah-olah Bali ditenggelamkan lahar. Padahal kita tetap bisa senyum dan beraktivitas masing-masing," ujarnya.

Seorang panitia SBS Bagus Mantra menambahkan acara tersebut diselenggarakan di Lapangan Niti Mandala Renon, Kota Denpasar serta di dukung sedikitnya 40 band lintas genre dan generasi.

"Kegiatan ini murni persembahan untuk Pulau Dewata tidak ada kaitannya dengan hajatan politik. Semua gotong-royong, dan saling menyumbang. Acara tersebut dengan spirit serta modal semangat bergotong-royong," katanya. [AN/r5]


Sabtu, 04 November 2017

Kedux Garage, Kreator Denpasar Yang Menginspirasi Banyak Generasi Muda

Denpasar, Balikini.Net - Kedux yang memiliki nama asli Nyoman Gede Sentana Putra merupakan pemilik dari rumah modifikasi motor Kedux Garage. Dimana Motor hasil garapannya beberapa kali menjadi juara di sejumlah even kontes motor nasional maupun mancanegara. Tidak terlepas dari nama NK13, yang begitu lekat dengan Pulau Dewata, Kedux merupakan salah satu creator muda asal Denpasar yang kini banyak menginspirasi generasi muda Bali untuk bisa menjadi mandiri dan berkreasi tanpa harus takut dengan namanya sebuah kegagalan.

Saat Tim Humas Kota Denpasar menemui sang creator Kedux di rumah modifikasinya yang beralamat di Jalan Nangka Selatan, Gang. 2 No. 7, Denpasar, Sabtu (4/11). Tim Humas berbincang-bincang sejenak dengan Kedux mengenai bagaimana awal mula dia merintis usaha sebagai seorang creator modifikasi motor.

“Saya mengawali aktivitas di dunia motor sebagai builder dan melukis pinstripe di sebuah bengkel Harley dekat rumah pada tahun 2006. Sedikit demi sedikit saya belajar mendesain motor, sampai kemudian seseorang disana meminta saya untuk belajar pinstripe. Segala macam majalah mengenai modifikasi motor saya lihat, sambil belajar menggambar pinstripe”, ungkap Kedux. Berawal dari sana, Kedux mulai menguasai keahlian mengenai pinstripe dan pada 2008 ia memulai usaha kecilnyanya sendiri dirumahnya dengan membuka sebuah bengkel cat motor dengan pinstripe custom seadanya. Dengan bermodal uang 600 ribu rupiah, Kedux memulai usahanya dan menghasilkan uang dari usaha yang dibuatnya sendiri dengan mendesain helm seorang customer, dan dibayar 700 ribu yang pengerjaan semuanya masih serba manual dengan menggunakan kuas. Dari hasil uang itulah ia mulai membeli perlengkapan bengkelnya sedikit demi sedikit seperti oven, airbrush, dan lain-lain. Dari sanalah awal berdirinya Kedux Garage sampai saat ini.

“Awalnya hanya bermodal nekat saya meminjam uang di bank dan mulai mencoba sebuah membangun motor, karena di cat dan painstrip saja sudah kurang menantang bagi saya. Saya terus belajar dan mencoba hal-hal yang baru dengan tingkat tantangan yang meningkat, saya mencoba hal baru dan sampai akhirnya membuat sebuah motor custom. Dimana motor-motor yang saya buat dengan tangan saya sendiri mulai disukai oleh teman-teman saya yang ada di komunitas kreatif NK13, dan mulai memesan untuk membuat sebuah motor custom. Dan saya juga rajin mengikuti event-event acara custom bike dari awal even di Bali, Indonesia sampai sekarang di Jepang. Dan hasil karya motor-motor custom bike sudah banyak disukai para pecinta motor custom”, ungkap Kedux. Selain motor, Kedux juga memproduksi sebuah merchandise dengan nama Clothing NK13 yang sudah menyasar pasaran internasional di luar Negeri sana, seperti di Amerika, Calivornia, dan Jepang. Ini merupakan salah satu usaha kerasnya yang ia rintis dari bawah dan berani mencoba sesuatu hal yang baru. Dengan awal merintis dengan modal 600 ribu rupiah, kini Kedux memiliki omset mencapai ratusan juta.

Dan Kedux berharap para generasi muda yang ada di Bali, khususnya generasi muda Denpasar untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan sesuai dengan minat serta keahlian yang kalian punya. Jangan takut mencoba sesuatu yang menurut kalian bagus dan berguna untuk kalian, walaupun kalian di cemooh pada awalnya, karena ukuran kesuksesan itu tidak akan didapat secara instan, perlu banyak proses yang dilalui walaupun itu menyakitkan dan berat. Asalkan jangan lupa akan jati diri kalian sebagai orang Bali yang memiliki budaya. “Dan kepada Pemerintah Kota Denpasar, saya berharap Pemerintah terus mendukung para generasi muda didalam bidang kreatifnya serta pemerintah bisa memberikan akses dan peluang seperti bagaimana mempromosikan kreasi yang sudah dihasilkan. Selain itu juga, Pemerintah tidak monoton didalam membuka ruang kreatif bagi para generasi muda dan lebih bisa memberi ruang gerak yang luas selain yang sudah disediakan saat ini, karena pemerintah merupakan orang tua bagi kami generasi muda untuk bisa maju dan terus berkreasi”, ujar Kedux. (ays’/r7)

Senin, 01 Agustus 2016

Bisnis Narkoba Freddy Budiman Berakhir

(VOA/Fathiyah Wardah)
JAKARTA  Balikini.net - Freddy Budiman sudah dieksekusi mati di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, karena keterlibatannya dalam kasus narkoba. Namun cerita tentang Freddy tidak berhenti begitu saja.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar mengungkapkan dugaan keterlibatan aparat dalam bisnis narkotik Freddy Budiman. Haris mengaku mendapatkan cerita tersebut ketika mengunjungi Freddy di Lembaga Pemasyarakatan Besi, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 2014.

Haris mengungkapkannya saat ini karena pengakuan Freddy yang ditulisnya dalam bentuk surat dan dikirimkan kapada juru bicara Presiden Johan Budi tidak mendapatkan tanggapan.

Menurut Haris, Freddy mengaku kepadanya bahwa dia bukanlah bandar narkotika melainkan operator penyelundupan. Bosnya ada di China. Setiap kali akan membawa barang masuk ke Indonesia kata Haris , Freddy selalu menghubungi aparat kepolisian, Badan Narkotika Nasional (BNN) serta petugas bea dan cukai. [VOA/BK}

Kamis, 28 Juli 2016

Biogas Simantri : Harapan Ketahanan Energi Petani Bali

RI 2 yusup kala /pastika
Balikini.Net Pemerintah Provinsi Bali diharapkan melakukan evaluasi terhadap pengembangan biogas pada program sistem pertanian terintegrasi (Simantri) agar berjalan dengan optimal. Optimalisasi pengembangan biogas menjadi penting dalam upaya mewujudkan ketahanan energi dan ketersediaan energi bagi petani di Bali. Harapan tersebut disampaikan peneliti senior dari Fakultas Pertanian - Universitas Udayana, Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P, M. Agr dalam keteranganya di Denpasar sebelumnya .

Alit Susanta berpandangan cukup banyak petani anggota Simantri yang memiliki kemampuan untuk mengolah kotoran ternak menjadi biogas. Kenyataanya cukup sedikit yang mengolah menjadi biogas. Begitu juga pengolahan kotoran ternak menjadi biogas oleh petani anggota kelompok Simantri hanya dinikmati oleh beberapa anggota kelompok. “instalasi yang ada sekarang susah menjangkau rumah tangga, apalagi kalau kandang sapi jauh dari perumahan” ujar Alit Susanta.

Menurut Alit Susanta, harus diakui petani belum merasakan mendapatkan manfaat dari pengembangan biogas Simantri. Manfaat baru dirasakan oleh segelintir petani yang pemukimanya berdekatan dengan kandang sapi yang menjadi tempat pengolahan biogas. Petani yang tempat tinggalnya jauh dari kandang menjadi malas untuk terlibat dalam pengolahan kotoran ternak menjadi biogas.

Teknologi biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna untuk mengolah limbah peternakan yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah lingkungan. Pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas juga menjadi upaya mengurangi efek pemanasan global sebagai dampak dari emisi gas metan. Teknologi biogas kedepan juga diharapkan mampu menyediakan energi yang murah dan ramah lingkungan bagi keluarga petani secara swadaya.

Anggota Komisi III DPRD Kota Denpasar I Wayan Suadi Putra, ST mengungkapkan biogas Simantri seharusnya menjadi bagian dari program ketahanan energi di tingkat petani di Bali. Dengan memanfaatkan kotoran ternak menjadi biogas seharusnya kebutuhan petani akan energi alternatif dapat terpenuhi. Permasalahannya Pengembangan biogas masih dalam skala mikro dan itu juga belum dapat dinikmati oleh seluruh anggota kelompok simantri. “Kadang juga masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di lokasi pengelolaan biogas” tegas Anggota DPRD Kota Denpasar dari Fraksi PDI-P tersebut.

Suadi Putra menegaskan evaluasi pengembangan biogas Simantri harus dilakukan dengan cepat dan terencana. Mengingat jika kemudian diberikan sentuhan teknologi tentu prospek bisnisnya akan sangat bagus. “apabila kedepan prospek bisnisnya bagus bisa dikemas dalam tabung, ini menjadi peluang ditengah fluktuasi harga gas elpiji 3 kg” ujarnya.

Mengemas biogas kedalam tabung LPG menjadi peluang baru dalam pengembangan dan pemasaran biogas di Bali. Tantanganya biogas mengandung gas hydrogen sulfida (H2S) yang tinggi pula yang berpotensi mencemari lingkungan. Gas hydrogen sulfide dapat menyebabkan korosi pada bahan besi seperti kompor gas dan tabung gas.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Simantri 355 Gapoktan Giri Lestari, Desa Baturiti, Tabanan menyampaikan dalam upaya mengatasi dampak kandungan sulfur pada biogas telah dikembangkan Kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer. Hilangnya kandungan sulfur pada biogas akan mengurangi korosi pada peralatan yang memanfaatkan biogas tersebut.

Perangkat kantung penampung biogas dan desulfizer hasil temuan Prof. Cokorda Tirta Nindia, Ketua riset Fakultas Teknik Mesin Udayana tersebut juga bisa disambungkan langsung dengan genset berkapasitas 1000Kwh karena sudah merupakan gas murni dan zero emisi. “setelah diolah dengan peralatan ini, kandungan sulfur pada biogas yang sudah dihasilkan Simantri akan hilang. Sehingga kendala selama ini yang dialami, yakni peralatan cepat rusak akibat korosi bisa ditangani, jadi kompor, lampu dan lainnya akan lebih awet” papar Pastika.

Menurut Pastika, dengan teknik booting, biogas non sulfur tersebut juga bisa ditampung kedalam tabung ukuran 12 kg. Dengan ditampung dalam tabung akan lebih efektif untuk dipindah-pindah. “Kalau sudah ditampung ke dalam tabung, akan efektif, karena nantinya tinggal dibawa kerumah masing-masing untuk dimanfaatkan untuk memasak, sehingga tidak perlu membeli gas lagi,” imbuh Pastika.

Pastika mengakui kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer, kini dalam proses uji coba. Uji coba sebelumnya sudah dilakukan  di beberapa Simantri yang tersebar di Bali. Pada tahap selanjutnya akan dikembangkan guna melengkapi peralatan di masing-masing unit Simantri.

Ketua Simantri 125 Gapoktan Sawo Kabeh Desa Dawan Klod Kecamatan Dawan Klungkung Wayan Sumerta mengakui belum mengetahui terkait uji coba mengakui kantung Penampung Biogas dan Desulfurizer. Menurutnya permasalahan utama dalam pengelolaan kotoran ternak menjadi biogas adalah terbatasnya anggota Simantri yang bersedia turut serta. Kondisi ini terjadi karena hanya anggota yang rumahnya berdekatan dengan tempat pengolahan yang dapat menikmati dan memanfaatkan biogas. “pengolahan biogas hanya dilakukan seminggu dua kali, dan itu juga yang terlibat hanya anggota yang menikmati biogas” ujar Wayan Sumerta.

Sumerta menyampaikan permasalahan lain dalam pengolahan biogas yaitu keterbatasan daya tampung bak pengolahan biogas yang hanya mampu maksimal menampung 25 meter kubik. Sedangkan jumlah kotoran sapi cukup banyak, sehingga tidak keseluruhan kotoran sapi dapat diolah dan dimanfaatkan. Jika disimpan tidak ada tempat penyimpanan yang memenuhi standar. Sehingga kotoran sapi yang tidak terolah hanya dikeluarkan dari kandang dan dibiarkan ditumpuk di ruang terbuka. “kotoran yang lebih terpaksa hanya ditumpuk dan dibiarkan hingga kering, setelah kering baru diolah menjadi kompos” papar Sumerta.

Berdasarkan hasil penelitian I Nyoman Adijaya dan I M. R. Yasa dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali pada tahun 2012 diketahui bahwa Rata-rata limbah padat segar dan urin yang dihasilkan seekor induk sapi dengan berat 225 kg -250 kg adalah 14,87 kg dan 5,94 liter per hari. Sedangkan menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali, hingga akhir 2015 jumlah kelompok Simantri di Bali mencapai 547 unit. Dimana tiap kelompok minimal memiliki 20 ekor ternak sapi. Jika memakai hitungan kasar maka 547 unit Simantri dikalikan dengan 20 ekor sapi dan 14,87 Kg kotoran sapi, maka dalam satu hari di Bali terdapat jumlah kotoran sapi yang berpotensi diolah menjadi biogas mencapai 162.677,8 Kg. Jumlah tersebut belum termasuk kotoran ternak sapi yang ada dikandang-kandang milik petani.

Dosen Fakultas Teknik UIKA Bogor,  M. Hariansyah dalam tulisanya yang berjudul “Pemanfaatan Kotoran Hewan (Ternak Sapi) Sebagai Penghasil Biogas” menyebutkan Setiap 1 ekor ternak sapi/kerbau dapat dihasilkan ±2 meter kubik biogas per hari. Potensi ekonomis biogas adalah sangat besar, hal tersebut mengingat bahwa 1 meter kubik biogas dapat digunakan setara dengan 0,62 liter minyak tanah. 1 meter kubik biogas  juga dapat disetarakan dengan 0,46 kg LPG atau 0,62 liter minyak tanah. Selain itu 1 meter kubik biogas juga dapat disetarakan dengan 0,52 liter minyak solar atau 0,80 liter bensin atau 3,5 kg kayu bakar.

Dalam buku berjudul “Petunjuk Praktis Manajemen Umum Limbah Ternak Untuk Kompos Dan Biogas” yang disusun oleh Kaharudin Farida dan Sukmawati M dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB disebutkan bahwa untuk ukuran rumah tangga dengan jumlah ternak 2 – 4 ekor atau suplai kotoran sebanyak kurang lebih 25 kg/hari cukup menggunakan tabung reaktor berkapasitas 2500 – 5000 liter yang dapat menghasilkan biogas setara dengan 2 liter minyak. Jika harga eceran minyak tanah Rp. 3.500/liter maka penggunaan biogas dapat mengurangi biaya rumah tangga sebesar Rp 2.500.000/tahun. Satu reaktor biogas kapasitas 2500 liter membutuhkan biaya Rp. 3.500.000 dengan umur penggunaan berkisar 10 tahun. Dengan demikian penggunaan biogas secara nyata menurunkan biaya rumah tangga tani untuk membeli minyak tanah.

Tiga dosen dari  Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Yasinta Fajar Saputri, Teguh Yuwono,  dan Syariffuddin Mahmudsyah dalam artikel yang berjudul “Pemanfaatan Kotoran Sapi untuk Bahan Bakar PLT Biogas 80 KW di Desa Babadan Kecamatan Ngajum Malang” menyebutkan bahwa energi yang terkandung dalam 1 meter kubik biogas sebesar 4,7 kWh atau dapat digunakan sebagai penerangan 60 – 100 watt selama 6 jam. Dengan asumsi kasar di Bali saat ini terdapat 547 unit simantri dengan 20 ekor sapi tiap Simantri dan setiap ekor sapi mampu menghasilkan 2 meter kubik biogas perhari maka dalam satu hari Bali memiliki potensi biogas sebesar 21.880 meter kubik biogas. Jumlah tersebut setara dengan 10.064,8 Kg LPG atau setara juga dengan 102.837 KWH energi listrik.(Muliarta)

Senin, 25 Juli 2016

UBUD VILLAGE JAZZ FESTIVAL 2016.

Balikini.net -Ubud Village Jazz Festival ke 4, akan diadakan pada tanggal 12-13 Agustus 2016 di ARMA Museum dan Resort, ubud dan menampilkan jejeran musisi bertaraf dunia.  Menjunjung tinggi kebersamaan dalam perbedaan dan keunikan musisi jazz itu sendiri, merupakan sub tema UVJF dimana komitmen festival adalah menghasilkan serangkaian pertunjukan jazz yang unik dan berkarakter, dengan melibatkan artist pendatang baru, musisi legendaris dan sekelompok murid.

Musisi  jazz legendaries dari Indonesia seperti Margie Segers, Oele Pattiselano, Glen Dauna, (yang akan tampil sebagai The Daunas bersama anaknya Rega dan Indra), Jeffrey Tahalele dan Arief Setiadi. Reuben Rogers, pemain bass kelas dunia yang telah bekerja sama dengan Wynton Marsalis, Roy Hargrove, Joshua Redman, dan Dianne Reeves, akan tampil bersama Peter Bernstein, salah satu guitarist jazz yang paling disegani dan menjadi inspirasi bagi banyak musisi. Bernstein, seorang guitarist jazz yang paling impresif menurut Jim Hall, sebagain  yang pertama kali “menemukan” Peter Bernstein.

LOUIS! Project dari Belanda, sebuah program music tentang Louis Amstrong yang akan membawa tiap penonton ke era swing, lengkap dengan atmosfir  blues dan improvisasi vocal, yang membuat kita serasa di daerah asal Jazz, New Orleans. Dan untuk pertama kalinya di Indonesia, Youn Woo Park Trio (Korea Selatan) akan turut meramaikan UVJF. Ian Sionti Trio, yang merupakan kerjasama dari Accion Cultural Espanola dan UVJF, akan menampilkan music jazz bercampur flamenco, music tradisional Spanyol.

Julian Banks trio dari Australia, yang merupakan kerjasama dengan konsulat Australia di Bali, akan tampil unik dengan komposisi bass, drum, saxophone dana kendang Sunda.
Tidak ketinggalan yaitu Yuko Shirota dari Jepang juga akan menampilkan music Jazz dengan gaya musiknya yang khas. Mia Samira, Salamander Big Band (Bandung), Bali Gypsi Fire, Joyfe Jazz Quintet dan East West Jazz Ensemble feat Gregory Gaynair (Jerman) akan memuaskan dahaga “jazz” setiap penonton selama dua hari.

Ubud Village Jazz Festival bukan hanya tentang pertunjukkan music, tetapi juga tersedia 26 booth makanan,  minuman dan handycraft khas Bali. Juga tersedia program 1 jam Gratis Minum Wine yang disponsori oleh Plaga Wine.
Tersedia 3 panggung pertunjukkan yang mengusung tema yang berbeda tiap panggungnya. Panggung Padi, diinspirasi oleh tradisi pertanian  Bali, Panggung Giri, untuk melambangkan kebesaran Gunung Agung, dan Subak, melambangkan system pengairan Bali yang terkenal.(Angga /r6)

© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved