-->

Sabtu, 27 Mei 2023

Peternak Kambing Wanagiri Diminta Olah Kulit Kopi Jadi Pakan Alternatif


BALIKINI.NET | BULELENG — Peternak kambing di Desa Wanagiri, Buleleng diminta untuk mulai memanfaatkan dan mengolah limbah kulit kopi yang dihasilkan menjadi pakan ternak kambing. Upaya pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit kopi menjadi pakan ternak kambing menjadi salah satu upaya dalam mengimplementasikan ekonomi sirkular dalam industry kopi di Bali. Apalagi saat masa panen kopi limbah kulit kopi sangat melimpah dan dapat menimbulkan permasalahan lingkungan jika tidak diolah

“Kulit kopi juga biasanya dikeringkan dan kemudian diberikan pada ternak kambing sebagai tambahan pakan, tanpa ada perlakuan khusus. Kulit kopi kering sangat tinggi kandungan selulosanya, ini dapat menurunkan daya cernanya. Maka perlu setuhan teknologi pengolahan melalui fermentasi” kata akademisi Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. Ni Ketut Mardewi, M.P saat dikonfirmasi di Desa Wanagiri, Buleleng disela-sela monitoring Program Kemitraan Masyarakat pada Jumat (26/5). 

Menurut Mardewi, melalui teknologi fermentasi kandungan selulosa atau serat kasar dari kulit kopi akan lebih rendah, daya cernanya meningkat dan masa simpan lebih lama. Kulit kopi fermentasi dapat dijadikan sebagai sumber konsentrat bagi ternak kambing.

Mardewi mengungkapkan produksi kulit kopi dapat mencapai 40-50% dari volume panen, dan
biasanya akan ditumpuk di bawah pohon kopi dengan maksud sebagai pupuk, namun kulit kopi  sangat mudah ditumbuhi jamur karena kandungan airnya tinggi dan ini sangat berbahaya bagi tanaman kopi. 

Mardewi menyatakan berdasarkan beberapa kajian kebutuhan pakan hijauan untuk seekor kambing dalam sehari adalah 10 % dari bobot badannya dan penting pula memberikan pakan konsentrat sebanyak 1% dari bobot badan sebagai pakan penguat. Artinya pada 1 kandang dengan jumlah kambing 25 – 50 ekor dan bobot badan rata – rata  25 kg, peternak harus menyediakan hijauan sekitar 75 – 125 kg  setiap hari.

Ia mengakui upaya pemanfaatan dan pengolahan limbah kulit kopi sebagai pakan melalui fermentasi telah disosialisasikan kepada Kelompok Ternak  Sami Mupu Desa Wanagiri. Pakan dari olahan kulit kopi dapat menjadi pakan alternatif saat peternak mengahadapi keterbatasan pakan hijauan. Begitu pula pada saat ada upacara keagamaan peternak menghadapi masalah berkaitan dengan penyediaan pakan hijauan untuk ternaknya karena waktu yang terbatas dan pada musim hujan dapat menghambat peternak untuk mencari hijauan pakan menyebabkan hijauan yang didapatkan terbatas, hijauan menjadi basah dan kandungan airnya tinggi. 

“Hal ini tentu merugikan peternak karena kambing akan kekurangan pakan akibat persediaan terbatas dan hijauan yang basah bila dimakan oleh kambing akan menyebabkan kembung perut” ujar Mardewi.

Selasa, 31 Januari 2023

Alihkan Unit Kendaraan Jaminan Tanpa Persetujuan, Berpotensi Pidana


BALIKINI.NET | BULELENG — Petugas Kementerian Hukum dan HAM Bali, Subbidang Pelayanan AHU melakukan advokasi pemberian keterangan ahli di Polres Buleleng dalam perkara jaminan fidusia. 

Perkara jaminan fidusia yang saat ini ditangani pihak penyidik dimaksud adalah advokasi yang menggunakan dan menerapkan ketentuan pasal 36 Undang-Undang No 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dimana objeknya telah dialihkan tanpa dilakukan persetujuan tertulis dari pihak penerima fidusia selaku kreditor yang dalam hal ini PT BPR KANAYA. 

Berdasarkan kronologi dari kasus tersebut Ni Made Krisnasari,S.H selaku Kepala Sub Bidang Pelayanan Administrasi Hukum Umum menjelaskan dari permasalahan kasus Fidusia dapat di jerat dengan Undang – Undang jaminan Fidusia dan bisa di lakukan pemeriksaan yang selanjutnya akan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
"Kami memberikan keterangan ahli sesuai dengan fakta fakta dan kronologi yg disampaikan penyidik dan selalu berdasarkan Undang undang no 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia, sepenuhnya kewenangan dari majelis hakim" imbuh Gede Prima Praja.

Aipda Nyoman Sukanida selaku Penyidik menanggapi penjelasan yang telah disampaikan oleh Saksi Ahli dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali terkait perkara ini yang nantinya akan di lanjutkan ke proses hukum yang lebih tinggi. 

"Saya berharap apabila dalam proses kasus ini masih dibutuhkan keterangan ahli diharapkan Tim Advokasi Kantor Wilayah berkenan membantu dalam memberikan keterangan lebih lanjut" ujar Aipda Nyoman Sukanida.

Penanganan ini menandakan bahwa Undang-Undang Jaminan Fidusia masih diperlukan untuk proses sosialisasi kepada masyarakat yang tidak memahami proses jaminan fidusia hingga penegakan hukumnya terhadap terjadinya peristiwa pelanggaran pasal 23 ayat 2 dan dapat di kenakan sanksi pidana pasal 36 UU no 42 tentang Jaminan Fidusia.

Minggu, 01 Januari 2023

TIM Dosen FP Unwar Dampingi Anak Kurang Mampu Kembangkan Produk Susu Kedelai


BALIKINI.NET | BULELENG — Tim Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa mendampingi anak-anak kurang mampu yang bernaung pada Yayasan Ananda Seva Dharma, di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan –Singaraja dalam mengembangkan produk susu berbahan dasar kedelai dan jagung. Pendampingan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan memanfaatkan bahan lokal. 

“Susu kacang mengandung nutrisi yg tinggi, protein, karbohidrat, lemak dan beberapa mineral. Susu kacang kedele dan susu jagung manis dapat sebagai minuman fungsional, dapat menggantikan susu sapi bagi yang intoleran terhadap susu sapi” kata Dr. Ni Made Ayu Suardani Singapurwa, STP., M.Si., selaku Ketu Tim Dosen di dampingi anggota tim Ir. I Made Kawan, MP., Ir. I Gusti Made Arjana, MP., dan Ir. Luh Suariani, MS disela-sela pelatihan di Buleleng pada Kamis (29/12).

Menurut pengelola Yayasan Ananda Seva Dharma, I Ketut Somiyasi, anak-anak sangat perlu diberi keterampilan membuat susu dari kacang-kacangan, agar mereka dapat menjual produk susu kacang-kacangan ini sebagai salah satu kegiatan kewirausahaan.

Ketut Somiyasi mengungkapkan bahwa anak-anak kurang mampu di Yayasan Ananda Seva Dharma telah banyak memiliki keterampilan dalam bidang pertanian, perikanan, dan peternakan.  Icon produk pertanian mereka beri nama Bionic.   Dibidang pertanian, mereka membuat pupuk organic dengan proses fermentasi.

Mereka juga untuk pemeliharaan ternak kambing mereka memberikan pakan yang sudah difermentasi, dari hasil-hasil tanaman di sekitarnya.  “Anak-anak juga sudah terlatih dalam mengolah hasil pertanian menjadi beberapa produk yang diawetkan dan diolah menjadi produk pangan.  Proses pengawetan yang telah dilakukan adalah membuat teh rosella, dan pengawetan cabe menjadi bubuk cabai” jelas Somiyasi.  

Bahkan mereka telah bisa memasarkan produk mereka di pasar-pasar terdekat dan membuat sesuai pesanan.  Pengolahan pangan membuat produk roti-rotian, beberapa jenis minuman juga telah mereka kuasai.  Namun anak-anak belum pernah membuat susu kedele dan susu jagung manis.

Kamis, 22 Desember 2022

FP-Unwar Rekomendasikan Petani Wanagiri Olah Limbah Kulit Kopi Jadi Pupuk Hayati


BALIKINI.NET | BULELENG — Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Universitas Warmadewa (FP-Unwar) merekomendasikan petani kopi di Desa Wanagiri, Buleleng untuk mengolah limbah kulit kopi menjadi pupuk hayati. Pupuk hayati merupakan bahan yang mengandung sel hidup atau mikrob yang memiliki kemampuan untuk menambat nitrogen, melarutkan kalium, penghasil hormon pertumbuhan maupun melarutkan fosfor (P) yang sukar larut.

“Sebagai Produsen kopi Desa Wanagiri menghasilkan limbah kulit kopi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah kulit kopi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembawa dalam  pupuk hayati” kata Akademisi Prodi Agroteknologi, FP_Unwar, Dr. Desak Ketut Tristiana Sukmadewi., S.Si., M.Si saat memberikan sosialisasi serangkaian kegiatan pengabdian internasional kerjasama FP-Unwar dengan Fakulti Sains Gunaan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia di Desa Wanagiri, Buleleng pada Rabu (21/12).

Sukmadewi menyampaikan cara pembuatan  pupuk hayati dengan memanfaatkan limbah kulit kopi tergolong cukup serderhana yaitu dengan melakukan pengeringan terhadap kulit kopi, kemudian kulit kopi diblender agar ukurannya menjadi lebih kecil. Kulit kopi yang telah diblender kemudian diayak sampai halus. Kulit kopi yang sudah halus kemudian ditambahkan kapur (dolomit), untuk meningkatkan pH, setelah itu dilanjutkan dengan proses sterilisasi. 

Sukmadewi mengungkapkan sterilisasi sederhana dapat dilakukan dengan pemanasan melalui proses pengukusan. Kulit kopi yang sudah sterill kemudian ditambahkan dengan agen hayati atau mikrob yang dapat meningkatkan ketersediaan dalam tanah.

Ia menambahkan penggunaan pupuk hayati memanfaatkan mikrob akan membantu mempercepat proses mikrobiologi untuk meningkatkan ketersediaan hara sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Mutu pupuk hayati sangat ditentukan berdasarkan proses formulasi menggunakan bahan pembawa yang tepat dengan mikrob yang digunakan.

Produsen Kopi di Bali Diingatkan Ancaman Akrilamida


BALIKINI.NET | BULELENG — Produsen kopi di Bali diingatkan akan ancaman akrilamida saat melakukan proses sangrai. Proses penyangraian merupakan tahapan pengolahan sekunder yang sangat berpengaruh dalam pembentukan warna, aroma dan citarasa kopi.

“Penyangraian juga berpengaruh terhadap mutu dan hilangnya komponen aroma atau citarasa serta berkontribusi terhadap pembentukan senyawa akrilamida yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan kanker” kata Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar), Dr. Ir. I Gede Pasek Mangku, MP saat sosialisasi dalam kegiatan pengabdian internasional kerjasama FP-Unwar dengan Fakulti Sains Gunaan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia di Desa Wanagiri, Buleleng pada Rabu (21/12). 

Pasek Mangku menyampaikan dalam proses penyangraian beberapa faktor yang mempengaruhi adalah suhu, waktu, kualitas biji kopi dan jenis serta spesifikasi mesin yang digunakan. Penggunaan suhu dan waktu sangrai harus diperhatikan dengan baik dan dikontrol karena jika suhu yang digunakan terlalu tinggi akan dapat menyebabkan aroma dan flavor kopi menjadi hilang. Senyawa-senyawa penting seperti asam klorogenat, asam organik yang bermanfaat bagi kesehatan akan ikut hilang akibat penggunaan suhu tinggi.

Menurutnya, penggunaan suhu yang tinggi di atas 120 °C juga dapat memicu terbentuknya senyawa baru yang berbahaya yaitu akrilamida yang dapat menyebabkan kanker sehingga produk kopi menjadi kurang aman untuk dikonsumsi. Proses penyangraian yang baik adalah dengan menggunakan suhu sedang/medium (light-medium roasting). Suhu sangrai yang digunakan yaitu antara 150-200 °C selama 35-20 menit dan tergantung juga dari jenis dan spesifikasi mesin yang digunakan.

Pasek Mangku merekomendasikan guna mencegah kehilangan aroma dan citarasa pada kopi akibat menguapnya senyawa volatil (mudah menguap) dan mempertahankan mutu serta mengurangi terbentuknya senyawa berbahaya maka proses sangrai lebih baik menggunakan metode penyangraian dengan suhu rendah dan waktu lama atau dikenal dengan Low Temperature Long Time (LTLT) dari pada metode penyangraian suhu tinggi waktu singkat atau High Temperature Short Time (HTST). Dalam proses pengolahan kopi sekunder, penyangraian merupakan kunci dari proses produksi kopi bubuk. Selama proses penyangraian kopi terdapat tiga tahapan reaksi fisik dan kimia yaitu penguapan air, penguapan senyawa volatil, dan proses pirolisis.

Kopi merupakan salah satu hasil komoditas perkebunan Desa wanagiri yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi dikenal sebagai pangan fungsional karena mengandung senyawa antioksidan dan mempunyai aktivitas penangkal senyawa radikal (radical scavenger). Indonesia merupakan negara pengekspor kopi terbesar ke empat setelah Brazil, Vietnam, dan Colombia

Akademisi FP Unwar Dorong Peternak Kambing Produksi “Complete Feed” Sebagai Pakan Cadangan


BALIKINI.NET | BULELENG — Peternak kambing didorong untuk memproduksi pakan komplit (Complete Feed) sebagai upaya antisipasi keterbatasan ketersediaan pakan hijauan saat musim kering. Apalagi ternak kambing selain memerlukan hijauan sebagai pakannya juga memerlukan bahan pakan lain untuk melengkapi kebutuhannya.

“Ketersediaan hijauan melimpah pada musim hujan, sehingga diperlukan sebuah teknologi untuk menyimpan atau mengawetkan hijauan pakan. Maka dilakukan inovasi dengan pebuatan complete feed “ kata Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar) yang juga sekaligus Kaprodi Peternakan, FP-Unwar Ir. Luh Suariani, M.Si saat memberikan sosialisasi kepada peternak kambing di Desa Wanagiri, Buleleng serangkaian program pengabdian internasional dengan melibatkan Universitas Teknologi MARA ( UITM ) pada Rabu (22/12).

Menurut Suariani, produksi Complete Feed dapat dibuat dengan mudah oleh peternak dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selain itu bahan lain yang diperhunakan untuk menyusun komplit feed ini adalah dedak padi, jagung halus, limbah kopi, molases, feed aditif, dan juga fermentor yang dalam hal ini digunakan bioster.

Ia menyampaikan cara pembuatannya juga sangat sederhana yaitu dengan cara melarutkan molase dan fementor serta tripi ke dalam air, kemudian menyemprotkan secara merata kepada campuran rumput atay hijauan lain serta bahan bahan lain. Setelah diaduk merata pakan dapat langsung diberikan kepada ternak atau disimpan ke dalam tong fermentasi sebagai cadangan pakan.

Suariani menambahkan bahwa kandungan complete feed ini adalah Protein Kasar 14 – 16%, sdan serat kasar maksimal 18%. Jika pakan ini difermentasikan dalam keadaan kedap udara , dapat disiman sampai lebih dari 6 bulan. Kelebihan dari komplit feed ini, petani pada masa sibuknya, tidak usah mencari pakan lagi untuk ternaknya, tinggal memberikannya cadangan pakan yang telah dibuat.
© Copyright 2021 BALIKINI.NET | BERIMBANG, OBYEKTIF, BERBUDAYA | All Right Reserved